Ngabuburit Bareng Hanum Salsabiela Rais di Togamas Gejayan

Togamas sore ini (08 Juli 2014) pukul 16.00 wib lebih ramai daripada biasanya, maklum sore ini ada acara Bedah Novel “Bulan Terbelah di Langit Amerika” yang ditulis oleh Hanum Rais, beliau adalah sosok perempuan yang mungkin sebagian besar kalangan kenal karena karya novel “99 Cahaya di Langit Eropa”. Novel ini adalah karya yang keempat dia selama terjun menjadi penulis.

Bedah Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika, di Togamas, Gejayan

Beliau bercerita banyak tentang novel “Bulan Terbelah di Langit Eropa”. Ditekankannya bahwa novel ini adalah sambungan dari novel sebelumnya “99 Cahaya di Langit Eropa”. Menurut Mbak Hanum, Novel yang sekarang dibedah adalah bagian dari Novel 99 Cahaya di Langit Eropa. Novel yang sebenarnya pembuatannya jauh lebih dulu daripada 99 Cahaya di Langit Eropa, tapi sempat terbengkalai dan akhirnya selesai juga.

Novel Bulan Terbelah di Langit Amerika dibuat terkait cerita tragedi 11 September 2001 yang mengguncang Amerika, sehingga warga Amerika seakan-akan menjadi Islamuphopia; Sebuah ketakutan tentang orang-orang Islam setelah tragedi tersebut. Beliau juga pernah mewawancari keluarga korban tragedi 11-9-2001, dimana narasumber tersebut sangat membenci Islam, dan dia tidak tahu kalau mbak Hanum beragama Islam (waktu belum berjilbab). Dengan beraninya mbak Hanum bilang “Saya Islam”.

Foto bareng Mbak Hanum Rais

Menurut bincang-bincang tadi sore, aku bisa sedikit paham kenapa novel kali ini bergambar bulan. Dari keterangan ibunda Mas Rangga (Mertua Mbak Hanum), beliau mengatakan “Bulan selalu menyaksikan apa yang ada di bumi, layaknya sebuah matahari.”

Tidak banyak yang bisa aku catat dari perbincangan dengan Mbak Hanum, tetapi ada beberapa kutipan/perkataan yang tidak pernah aku lupakan. Perkataaan-perkataan itu aku tulis di notes hp, kemudian aku salin diblog ini.

“99 Cahaya di Langit Eropa adalah cerita awal dan akhir, sedangkan tengah-tengahnya adalah cerita di novel Bulan Terbelah di Langit Amerika – Hanum Rais”

Ketika aku bertanya tentang “Passion” ketika memantapkan hati untuk terjun ke dunia menulis, beliau menjawab dengan mantap. “Ada 3 hal yang harus kita lakukan untuk menyakinkan diri kita terjun ke bidang tertentu. (1) Kita yakin bisa atau kita tidak bisa, (2) Kita suka atau tidak, dan (3) Selalu ada yang kita harapkan dari passion kita.”

“Bekerjalah dengan sesuatu yang kamu sukai, maka kamu seakan-akan tidak sedang bekerja – Hanum Rais”

Beliau lanjut berkata “Tentukan apa passion-mu sekarang, sehingga kamu dapat mengetahuinya.”

“Ide itu tidak ada yang baru, semua sudah pernah dilakukan oleh hampir sebagian besar orang. Hanya saja kamu harus pintar untuk mengemasnya menjadi sesuatu yang berbeda – Hanum Rais.”

Dari sini, aku kembali belajar dari para penulis bagaimana proses seorang penulis untuk menghasilkan sebuah karya (buku). Percampuran antara pengalaman, dibalut dengan cerita fiksi, dibumbui dengan hasil riset dan pengamatan, serta ditambahi ide-ide yang imajiner. Sehingga kita bisa menghasilkan sebuah karya yang berbeda, karya yang bisa diterima oleh sebagian besar pembaca.

Tandatangan dari penulis, Hanum Rais

Diary doorprize dari acaha bedah novel

 Aku ucapkan terima kasih untuk mbak Hanum yang telah mau berbagi ilmu, mau diajak berfoto bareng, menandatangai salah satu novelnya yang aku koleksi. Dan yang pasti mau memberikan motivasi ke para peserta yang hadir diacara Bedah Novel. Terima kasih juga dari sponsor atas hadiah diarinya, aku pastikan hadiah itu tidak akan sia-sia, aku pasti pergunakan diari itu untuk menulis ide yang kadang datang secara tidak sengaja. Terima kasih untuk semua, dan sukses untuk kita semua.

Baca juga postingan yang lainnya 

Bukber & Kopdar Grup Bara-bere 2014

Ikutan Tampil di “ALUS Speak Up”

Dapat Hadiah Novel Gratis PlusTandatangan Penulisnya

Review Qwords Roadshow di Yogyakarta 2014

Perjuangan LO BN2013