Pembalasan Sariman Bagian Kedua - Nasirullah Sitam

Pembalasan Sariman Bagian Kedua

Share This
Lagi-lagi Sariman bikin ulah. Kalau bulan kemarin aku pernah menceritakan dosa-dosa Sariman saat melakukan pembalasan dengan kami berhubungan dengan perut/makanan. Kali ini Sariman kembali bikin ulah. Sebenarnya Sariman ini jenius sih, hanya saja kejeniusannya tidak bisa dimaksimalkan. Alhasil dia sering merasa teraniaya oleh teman-teman kos. Walau aku tak menampik kata “menganiaya” Sariman, tapi ya mau gimana lagi. Sariman kan paling kangen dikerjai sama anak kos
.
“Karma pasti berlaku, bang. Tunggu pembalasanku (selanjutnya),” Itulah kalimat yang sering Sariman ucapkan ke kami. Kami pun hanya menanggapi ancaman Sariman layaknya kentut, baunya sesaat saja, setela itu hilang terbawa angin. Namun tidak dengan Sariman, dia selalu mempunyai rencana yang kadang tidak kami ketahui. Raut wajah antara polos dan pura-pura lugu pun kadang kami lupakan.
Ini pembalasanku!!
Ilustrasi: Ini pembalasanku!! (gambar: http://izismile.com/)
Pernah suatu malam kami kelaparan, dan sepeda motor dipakai Sariman keluar. Kami pun berinisiatif mengirimkan pesan ke Sariman untuk dibelikan makanan saat dia pulang. Dia pergi sejak sore, ini artinya waktu tengah malam adalah saat dia balik kandang kos.

“Man, belikan kami empat bungkus nasi Ayam, ya. Nanti uangnya aku ganti,” Kukirim ke Sariman.

Tak lama kemudian, dia membalas. “Sori bang, tulisan pesanmu ngeblur. Nggak bisa terbaca,” Jawabnya ditambah ikon jawah sedang tertawa.

Kuabaikan jawaban Sariman, mungkin dia sedang ingin bercanda. Mana mungkin kirim pesan WA kok tulisannya ngeblur, nggak terbaca. Kecuali kalau Sariman tidak bisa baca, baru aku nggak perlu kirim pesan. Selang setengah jam, Sariman pun datang.

“Mana nasi kami, Man?” Todongku.

“Kan aku bilang, Bang. Tulisannya ngeblur, nggak terbaca. Mungkin karena efek uangku habis,” Jawabnya tertawa tanpa dosa.

“Behgggghhhh!!” Pengen rasanya kami mutilasi itu anak.
*****

Cerita pembalasan Sariman pun berlangsung beberapa minggu kemudian. Kali ini Tambor kebingungan motornya dipakai Sariman. Sementara pagi ini dia harus berangkat ke kampus. Melihat motor tidak digarasi, dan dari dinihari dipakai Sariman ke Warnet buat download film. Tambor pun menelpon ke Sariman.

“Woe, Man. Cepat balik, motor mau aku pakai kuliah pagi.”

“Sori bang, suaramu nggak kedengeran, speakerku rusak,” Jawab Sariman lalu dimatikan teleponnya.

Mendengar jawaban Sariman, Tambor pun menulis pesan di WA. Tak lama kemudian, Sariman membalas pesan.

“Sori bang, nggak bisa balas pesanmu. Pulsaku habis,” Jawab Sariman via WA.

Jawaban tersebut membuat Tambor mencak-mencak. Kami yang pagi itu duduk santai di depan kamar Mius tak bisa menahan tawa membaca jawaban Sariman. Kejam banget kau, Man. Balas pesan kok bilang nggak ada pulsa.
*****

Itulah sedikit dosa-dosa pembalasan dari Sariman ke kami. Bisa dibayangkan siapa sebenarnya  Sariman. Sosok yang menyamar menjadi anak kos sok lugu, padahal kalau membalas, balasannya jauh lebih kejam ke kami. Ada ide dari kalian bagaimana caram membalas dendam ke Sariman? Aku dan anak kos siap menampung ide tersebut. Tunggu pembalasan dari kami, Man!!
Baca juga cerita lainnya 

14 komentar:

  1. Baru tau mas, Sariman ilustrasi seperti The Simpson wakakakak... Gak ada pulsa tapi jawab WA, ya pake WA aja napa... bener bener tuh sariman.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku sendiri bingung kalau liat tingkah Sariman :-(

      Hapus
  2. terimakasih kepada Sariman yang telah juga membalaskan sakit hatiku pada dia yang telah menghianatiku hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sepertinya sedang kongkalikong dengan Sariman :-D

      Hapus
  3. Nanti kalau sariman pulang ke kosan jangan bukakan pintu saja mas biarkan dia tidur diluar mungkin itu pembalasan yang sangat BIASAAAA :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sariman punya banyak kamar *nginap di kamar teman :-D

      Hapus
  4. rupanya sariman butuh agen pulsa. sariman masih saudaraan sama sarimie yak

    BalasHapus
  5. hahaha, asyik tuh gayanya sariman, kerjain terus tuh temen2 mu, termasuk mas nasir :)

    ntar kalo sariman butuh pinjem motor lagi, suruh aja ke rental atau panggil gojek

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pinjam motor teman itu biar gratis hahahhahah, :-D

      Hapus

Pages