Memanfaatkan Waktu Luang di Warung Baca Jepara - Nasirullah Sitam

Memanfaatkan Waktu Luang di Warung Baca Jepara

Share This
“Salah satu cara yang tepat membuang rasa bosan adalah membaca buku. Ketika kita terlelap asyik menikmati setiap alur cerita di buku bacaan, tanpa disadari waktu akan berlalu dengan cepat, dan kita masih terus ingin membaca buku sampai tuntas.”
Taman Baca di Alun-alun Jepara
Taman Baca di Alun-alun Jepara
Aku tidak tahu pasti berapa panjang jarak antara Perpustakaan Daerah Jepara menuju Alun-alun Kota Jepara. Namun aku sudah terbiasa menyusurinya dengan jalan kaki. Berbekal informasi dari mas Rois di Perpusda Jepara yang memberitahu kalau Warung Baca di dekat Alun-alun buka, aku langsung bergegas ke sana. Terik mentari siang membuatku bermandikan keringat, apalagi badanku tertutup dengan jaket tebal berwarna hitam.

Sebenarnya ke Alun-alun Jepara bisa menaiki Angkot, tapi aku memutuskan untuk jalan kaki saja. Tepat di Alun-alun Jepara, sebuah tugu menjulang tinggi tepat di tengah jalan. Patung Garuda tepat berada dipuncaknya. Dari sini disisi kanan adalah Pendopo Bupati dan Kantor Bupati, sementara sisi kiriku adalah Masjid Agung Jepara. Aku menyusuri jalan menuju arah Pecinan dan berhenti di pajangan majalah dinding yang berisi berita dari media cetak yang dipasang tiap hari.
Kawasan di sekitar Alun-alun Jepara siang hari
Kawasan di sekitar Alun-alun Jepara siang hari
Kawasan di sekitar Alun-alun Jepara siang hari
Menarik mengenai tempat ini, tak jauh dari sini sebenarnya ada bekas bioskop Jepara. Bioskop Mutiara yang entah sudah mati atau masih berjalan. Tak jauh dari sini pun banyak orang duduk santai berbincang satu dengan lainnya. Aku menuju sebuah bangunan kecil yang bertuliskan “Warung Baca Aloon-aloon Jepara”, di sini ada banyak koleksi buku yang disediakan oleh pihak Perpusda Jepara. Di dalam bangunan tak besar ini terlihat koleksi terjejer di rak yang menempel dinding sebelah barat. Sebagian besar koleksi yang disediakan adalah buku cerita.

Sementara dinding lainnya didesain model meja kursi yang merapat pada tiap dinding. Sebuah kipas angin membuat dalam ruangan tak terlalu gerah, untungnya di sini juga terdapat slot colokan listrik. Aku mengeluarkan charger hp dan mengisi baterai hp yang sudah mulai berkurang. Tepat di samping pintu masuk, ada satu petugas dari Perpusda yang menjaga Warung Baca ini secara bergiliran. Sebelumnya, aku masuk serta mengisi buku tamu yang tersedia.
Koleksi yang tersusun di rak Warung Baca Alun-alun Jepara
Koleksi yang tersusun di rak Warung Baca Alun-alun Jepara
Koleksi yang tersusun di rak Warung Baca Alun-alun Jepara
Bu Nilap, semoga saja tidak salah namanya; beliau yang bertugas jaga pada hari sabtu ini. Aku berbincang banyak dengan beliau, bahkan kita sama-sama lulus pada tahun 2006. Banyak teman bu Nilap di SMEA adalah temanku, bahkan suami beliau pun bekerja di salah satu tempat bersama temanku juga.

“Berapa banyak koleksi buku di sini, bu?”

“Duh berapa ya mas, hehheheh,” Bu Nilap tertawa.

“Sekitar seribuan eksemplar sepertinya, mas,” Ujar beliau lanjut.

Aku mengambil salah satu koleksi dan membacanya. Oya, bangunan Warung Baca ini berdiri pada tahun 2008 dan sampai sekarang masih berjalan dengan baik. Sebenarnya tak hanya Warung Baca saja, di sini juga disediakan wifi; hanya saja dalam beberapa waktu sedang rusak. Semoga pihak Perpusda dapat memperbaiki Wifi dan kembali dapat digunakan para pengunjung.

“Kalau pas wifinya hidup banyak yang berkunjung, mas,” Terang Bu Nilap.

Ya kita tahu jika fasilitas Wifi sudah menjadi kebutuhan primer para pengunjung. Seperti halnya Perpus Kota Jogja; setiap pemustaka bisa mengakses wifi dengan meminta kupon untuk login pada petugas. Cukup dengan menulis di buku, lalu pemustakan mendapatkan kupon untuk menggunakan Wifi. Yang aku tahu, beberapa tahun lalu di sini malah free, jadi kita bisa langsung login tanpa menggunakan password.

Selama kami berbincang, di dalam Warung Baca hanya ada tiga orang; aku, Bu Nilap dan seorang pengunjung yang asyik membaca Koran. Tak lama berselang  berdatangan empat siswi yang masuk ke sini. Sepertinya mereka sudah terbiasa berkunjung, selesai antri menulis di buku tamu; mereka langsung memilih koleksi yang ingin dibaca. Aku melirih salah satu koleksi bacaan yang dibawa siswi tersebut, dia membaca sebuah buku cerita.
Para pengunjung Warung Baca Alun-alun Jepara
Para pengunjung Warung Baca Alun-alun Jepara
Para pengunjung Warung Baca Alun-alun Jepara
Tak lebih satu jam aku membaca sebuah novel terjemahan, aku pun menutup novel tersebut dan berpamitan ke Bu Nilap untuk melanjutkan perjalanan. Sebelumnya, aku menuju Masjid Agung Jepara menunaikan shoat dhuhur. Masih ada satu tempat lagi yang harus aku kunjungi sesuai dengan catatan pada kertas. Seperti sebelumnya, niatku menuju tempat tersebut tetap jalan kaki. Walau lokasinya lumayan jauh dijangkau dengan jalan kaki, apalagi pada saat terik seperti ini.

Tuntas sudah rasa penasaran untuk berkunjung ke Perpusda Jepara dan Warung Baca di Alun-alun Jepara, serta menepati janji pada teman-teman di Jepara untuk berkunjung. Semoga Perpusda Jepara terus mempunyai terobosan-terobosan lebih bagus dalam menggalakkan minat baca di Jepara. Targetnya sudah jelas, anak-anak sekolah adalah ladang basah yang dapat ditulari virus membaca. *Kunjungan ke Warung Baca Jepara pada hari Sabtu, 13 Februari 2016.
Baca juga ulasan lainnya 

35 komentar:

  1. Owalah tak kira warung makan yang ada fasilitas perpustakaannya mas, ternyata,,,,
    Hahaha,,,, mungkin kalau aku berkunjung kesitu banyak ngakses internetnya mas, memanfaatkan fasilitas wifinya,,, :-)
    Keren - keren Aloon - aloon Jepara :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahahah di sini yang kenyang informasinya mas, bukan perutnya :-D

      Hapus
  2. Tempatnya bagus kang, sangat nyaman sekali untuk santai2 sambi baca2 buku.
    Kang itu teh perpustakaanya gratis apa bayar kang ?
    Sangat beda jauh kang sama alun-alun di kota saya, belum sekeren dan sehebat alun-alun kota jepara ..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Serharusnya banyak tempat yang trategis bisa diberi seperti ini :-)

      Hapus
  3. Whaa iyaa emang waktu luang emang paling enak buat baca buku. Setujuuu..
    Kalau yang biasanya ada jelajah masjid, ini mas rullah jelajah perpus ya ceritanya hehee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahahha, kalau jelajah masjid bingung buat ceritanya, mbak. Kalau perpustakaan kan kayak biasa aja ceritanya :-D

      Hapus
  4. koleksi buku warung baca alun-alun Jepara cukup menggoda untuk ikut membaca di warung baca itu ya...udahcukup lama nggak baca buku, kecuali nyari bahan artikel blog.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heee, kalau saya malah baca buku pas lagi males nulis blog, kang :-D

      Hapus
  5. Rumah bacanya memang tampak sederhana. Tapi yang lebih penting kan justru isi dalamnya ya Mas :hihi. Di antara ribuan buku itu pasti ada yang asyik untuk dibaca, ah saya jadi ikut penasaran juga, ingin baca beberapa koleksinya. Mudah-mudahan ada buku-buku sejarah lama yang bisa jadi sumber penelitian untuk kisah berikutnya :hihi.
    Terima kasih buat rekomendasinya, Mas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo koleksi di sini tidak banyak, mas. Kalau di Jepara pengen yang tentang budaya dll ada lokasinya di Rumah Kartini.

      Hapus
  6. wah keren y bikin ginian dl temen ngajakin buat giniah, papahnya yg minta buat tpi proyek terhenti mas hehe papahnya keburu meninggal.. kini lost contact sama temen itu jadi sedih keren dah... dunia tanpa membaca itu hampa....

    BalasHapus
  7. Yg gini musti dibanyakin harusnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. dan di tempat-tempat yang jauh dari keramaian kota harus dibuatkan :-)

      Hapus
  8. Warung Baca Aloon-aloon Jepara, berarti bacanya pelan-pelan ya gan! Heheheh

    BalasHapus
  9. Jadi inget belum kesampean melaksanakan wisata pustaka di seputaran Bogor, hehehe. Dan biasanya di tempat2 kecil sperti warung baca ini suka terselip satu-dua buku langka lho ;)

    BalasHapus
  10. cakep ni tempat. harusnya yang beginian dibanyakin di seluruh nusantara

    BalasHapus
  11. Kalo denger alon2 jepara, otak gw langsung ke museum RA kartini hahaha

    BalasHapus
  12. kalau wifi jalan = ramai
    mungkin hanya numpang mau online sebentar terus baca2 buku .. mudah2-an sih begitu ya mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekarang wifi memang sudah jadi fasilitas yang dicari, kang. Semoga banyak juga yang baca buku :-D

      Hapus
  13. Kalo suatu daerah punya perpustakaan daerah seperti ini makin majulah anak negeri. Nanti tinggal menimbulkan minat baca.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Minat baca menjadi lebih tinggi kalau fasilitasnya ada :-D

      Hapus
  14. diriku bisa 3-4 kali seminggu ke perpustakaan, suasanannya enak buat baca dan mencari inspirasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wooh rajin banget mas, keren. Aku seminggu aja kadang nggak ke sana :-D

      Hapus
  15. aku bisa betah ga pulang2 kalo udh nemu tempat yg bisa baca sampe puas gini :).. di rumahku sendiri ada perpustakaan mini, soalnya memang penyuka buku :D.apalagi buku2 fiksi tentang misteri, wah, ga inget jam kalo udh baca gitu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kudu pulang mbak, ntar dicariin orang rumah kalo nggak pulang :-D

      Hapus
  16. Mas tiap ke sini aku selalu terpana dengan template blog mu rapiiii
    Fotonya juga bening, huaaa donlod dimana ya template n pengaturannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih mbak, hehehehe. Ini template gratisan kok. Waktu itu adekku yang otak-atik template ini. Nanti coba asya tanyakan ya :-D

      Hapus
  17. dulu saya sangat suka sekali membaca buku , tapi skrng sepertinya gk sempat ni ... karena keasyikan browsing terus di dunia maya /........:)

    BalasHapus

Pages