Kopi dan Keramahan Barista Kopi Ketjil Jogja - Nasirullah Sitam

Kopi dan Keramahan Barista Kopi Ketjil Jogja

Share This
“Suatu ketika aku pernah duduk sendirian di sebuah tempat kopi. Menikmati segelas kopi hasil racikan barista dan mendengarkan lantunan lagu dengan suara merdu. Tanpa ada keriuhan suara pengunjung lain seperti halnya di tongkrongan. Di Kopi Ketjil ini, aku dihampiri seorang barista, dan dia berkata; kamu tidak akan pernah minum kopi sendirian di sini.”
Al sedang membuat kopi untuk pengunjung Kopi Ketjil Jogja
Al sedang membuat kopi untuk pengunjung Kopi Ketjil Jogja
Ungkapan mas Aqil yang mengatakan kamu tidak akan pernah menikmati kopi sendirian di sini mungkin terinspirasi dari kalimat yang selalu dinyanyikan fans Liverpool. Liverpudlian/ The Kops hampir tiap di Anfield menyanyikan lagu You’ll Never Walk Alone. 

Bahkan kalimat tersebut banyak diubah oleh teman-teman pesepeda yang menggantinya dengan kata “You’ll Never Bike Alone.” Ternyata banyak juga yang mengubah kalimat tersebut disesuaikan dengan minat masing-masing.

Sebelumnya, aku masih di seberang jalan Demangan menantikan jeda kendaraan yang berlalu-lalang di depanku. Tepat di tempat para kios pembuat duplikat kunci yang tak jauh dari gerbang Sekolah De Britto aku berdiri. Di seberang sana sebuah tempat kopi mungil sedang buka. 

Dari luar tampak beberapa orang di dalam. Tempat kopi ini tak luas, diapit sebuah gedung sedikit lebih tinggi dan sebuah tempat duplikat kunci dan pembuatan plat motor. Kopi Ketjil (dibaca; Kopi Kecil) adalah tujuanku kali ini. 

Lokasinya di Jl. Demangan Baru No.8, Kec. Depok, Kabupaten Sleman. Hanya beberapa ratus meter saja dari tempat kosku. Tak berapa lama, aku sudah di depan pintu. Pintu terbuka, di sana sudah berkumpul lima orang yang sudah terlebih dulu mengunjungi Kopi Ketjil.
Memasuki ruangan Kopi Ketjil Jogja
Memasuki ruangan Kopi Ketjil Jogja
Memasuki ruangan Kopi Ketjil Jogja
“Selamat datang mas, pesan kopi apa?” Itulah sapaan pertama yang dilontarkan mas Aqil. Seorang barista yang berasal dari Kalimantan.

“Gayo ada?” Tanyaku kembali.

Sayangnya Kopi Gayo sedang habis. Aku pun mendengarkan secara rinci keterangan stok kopi yang tersedia. Ada kopi Toraja, Bajawa, Papua, dan beberapa kopi dari Indonesia lainnya. Aku sudah menikmati kopi Papua waktu di Angkringan Kopdar, kali ini sengaja ingin menikmati kopi lainnya.

“Kalau di sini paling banyak orang milih Kopi Toraja mas. Kami punya empat varian, terlebih pemilih tempat ini berasal dari Toraja,” Terang Mas Aqil.

Aku jadi tertarik mengetahui lebih detail mengenai Kopi Ketjil. Mas Aqil yang bertugas sebagai Barista mulai meracik kopi pesananku. Di sampingnya seorang cewek cantik menemaninya. Al, itulah sapaan cewek satu ini. kalau tidak salah waktu berkenalan tadi namanya Alesia atau siapa. Aku masih berbincang dengan mas Aqil.
Stok Kopi di Kopi Ketjil Jogja
Stok Kopi di Kopi Ketjil Jogja
Stok Kopi di Kopi Ketjil Jogja
Kopi Ketjil dibuat pada akhir 2014. Pemilik tempat ini adalah seorang dari Toraja. Dulunya pemilik Kopi Ketjil dua orang, tapi beberapa waktu terakhir salah satunya sudah melepaskan Kopi Ketjil. Di sini baristanya ada lima. Setiap malam biasanya ada dua barista yang bekerja dibantu satu orang untuk keperluan lain. Malam ini salah satu Barista-nya sedang keluar, sehingga tinggal mas Aqil dibantu Al.

Kenapa penamaannya Kopi Ketjil? Awalnya aku belum sempat menanyakan seperti itu, tapi mas Aqil lebih dulu menceritakan tentang Kopi Ketjil. 

“Intinya, Kopi Ketjil ini adalah untuk membuat kita sadar bahwa ada sesuatu yang lebih besar, dan kami di sini (Kopi Ketjil) masih kecil dan muda. Seiring dengan itu, kami di sini berusaha berbaur dengan pengunjung yang menikmati kopi. Mengajaknya ngobrol agar kami bisa berinteraksi, dan mereka yang datang sendirian tidak akan merasa kesepian.”
Aku menikmati kopi ditemani buku
Aku menikmati kopi ditemani buku
Dan itu terjadi pada diriku. Baru berkunjung sekali di Kopi Ketjil, aku merasa seperti bersua dengan teman-teman lama yang baru ketemu. Di sini kami berbincang tanpa sekat, membicarakan banyak hal. Tak hanya tentang kopi, tapi tentang tema-tema lainnya. Beruntunglah waktu aku ke sini ada salah satu food blogger keren yang tiap harinya berkunjung ke Kopi Ketjil.

Saking keasyikan ngobrol, tahu-tahu Kopi Toraja yang kupesan sudah jadi. Aku lupa mengabadikan proses pembuatannya hingga sampai sudah disajikan. Beruntunglah aku, tak lama berselang ada pengunjung yang memesan kopi. Proses penyajiannya kali ini menggunakan V60. Di sini mas Aqil mengarahkan Al untuk menyajikan kopi pesanan pengunjung. 

Aku mengabadikannya beberapa saat. Aku memilih kopi Toraja dengan brewing (proses penyajian kopi) Chemex. Sengaja memilih Chemex agar lebih bisa menikmati sensasi rasanya. Sebenarnya aku masih awam tentang kopi. Di sini sedikit-demi sedikit mas Aqil menerangkannya padaku. 

Dari sini juga aku mengetahui beberapa alat seduh kopi. Alat seduh kopi ada banyak macam; sedikit yang aku ketahui dari beberapa bacaan yang pernah kubaca. Espresso Maker, Vietamdrip, Chemex, French Prees, Aeropress V60, Syphon, dan lainnya.
Ada yang mau belajar menjadi meracik Kopi?
Ada yang mau belajar menjadi meracik Kopi?
Ada yang mau belajar menjadi meracik Kopi?
Ruangan di Kopi Ketjil tak luas, sedikit memanjang ke belakang. Ukuran antara 3 x 11 meter. Di bagian belakang ada kamar mandinya. Sementara meja yang disediakan hanya dua saja. Setiap meja diisi enam kursi, dan tersedia colokan listrik. Jangan khawatir bagi kalian yang ingin nyambi mengakses internet. 

Di sini sudah disediakan Wifi, dan aksesnya pun cepat. Tak hanya meja saja, ada sebuah rak yang berisi beberapa buku. Kalian bisa membaca buku tersebut. Aku sendiri suka dengan pencahayaan ruangannya. Tak terlalu terang memang, namun temaram lampu ini membuat suasana menjadi lebih santai. Terlebih, disertai lantunan lagu yang diputar pelan.
Suasana di dalam Kopi Ketjil Jogja
Suasana di dalam Kopi Ketjil Jogja
Kualihkan pandangan menuju tempat duduk yang ada di depan barista. Di sana ada tiga orang pengunjung. Sebenarnya ketiga orang ini adalah teman akrab para barista di Kopi Ketjil. Seperti yang dikatakan mas Gilang (Kopi Kopdar), dan disambung mas Sindu (Barista Kopi Ketjil) yang sempat menemaniku ngobrol selama di sini, jika setiap barista mempunyai hubungan akrab sehingga satu dengan lainnya saling berkomunikasi. 

Cewek yang diujung adalah pengunjung tetap Kopi Ketjil, bahkan dia berencana untuk belajar meracik kopi di sini. Pemuda yang tengah adalah mas Bhisma; pemilik Garansi Roastery (salah satu tempat kopi yang sudah ada didaftar kunjunganku). Dan paling kanan adalah food blogger Jogja. Aku sempat bersamalaman tapi lupa namanya. Ada beberapa pengunjung lain yang tak terabadikan di sini.
Penungjung tetap Kopi Ketjil Jogja
Penungjung tetap Kopi Ketjil Jogja
Aku berkali-kali mengabadikan momen di sini. Sampai akhirnya aku duduk santai menikmati segelas Kopi Toraja. Di sini aku ditemani mas Sindu (Barista Kopi Ketjil) yang sedang tidak bertugas. Kami berbincang panjang lebar mengenai kopi. Senang rasanya mas Sindu memberikan informasi beberapa tempat kopi di Jogja yang dia rekomendasikan untuk dikunjungi.

 Aku mencatat beberapa lokasi tersebut. Malahan dia juga memberikan bocoran tempat kopi yang ada di laur Jogja. Katanya, siapa tahu suatu saat aku berkunjung ke kota tersebut.

“Menurutmu bagaimana rasa kopi ini?” Tanya mas Sindu seraya menunjuk Kopi Toraja yang kupesan.

“Aku bingung jawabnya mas. Aku anak baru yang mulai menyukai kopi. Takutnya aku salah dalam menilai rasa kopi ini,” Jawabku.

Mas Sindu tertawa, dia mengatakan jika sebagai orang awam tak perlu khawatir mengenai penilaian rasa kopi. Jika kamu merasa enak dan ingin terus menikmatinya berarti itu bagus. Yang bahaya malah orang barista; jika dia mengatakan kopi ini tidak enak, maka dia harus bisa membuat kopi yang lebih enak untuk dijadikan perbandingan. Dan itu menjadi tantangan terbesar bagi setiap Barista.

Masih ingat ucapan yang mengatakan bahwa menikmati kopi di Kopi Ketjil ini kamu nggak bakal sendirian? Sedikit momen yang kuabadikan adalah polah salah satu pengunjung di sini. Dia sengaja berpose seakan-akan minum air dan minta agar kuabadikan. Seluruh mata tertuju padanya, tak ketinggalan tamu bule yang sejatinya ingin menikmati kopi juga. 

Kami tertawa karena tingkahnya. Oya, keberuntungan memihak padaku; di sini secara kebetulan seorang teman dari Kopi Ketjil sedang merayakan seusai pendadaran dengan membeli dua Pizza Jumbo. Aku pun tak luput dari traktiran makan Pizza bersama. Kami benar-benar berbaur menjadi satu dan tak sadar kalau aku baru kali pertama berkunjung ke sini. Sebuah kesan yang menurutku sangat baik.
Lihatlah kegokilan mereka selama di Kopi Ketjil
Lihatlah kegokilan mereka selama di Kopi Ketjil
Menjelang pukul 20.00 WIB datang lagi seorang cewek. Bisa jadi dia salah satu barista yang ada di sini. Kemudian dia disibukkan meracik kopi. Aku hanya mengabadikan sesaat sebelum kebali melanjutkan obrolan dengan mas Sindu. Mengenai Kopi Ketjil, tempat ini buka setiap hari mulai pukul 10.00 WIB – 22.00 WIB. Last order-nya adalah pukul 21.00 WIB. 

Sebenarnya jika ingin bersantai dan menikmati waktu lebih sunyi di sini, aku merekomendasikan kalian datang ke sini pada awal buka sampai sore hari. Di jamin di sini pengunjungnya agak lebih sepi. Pada hari-hari biasa, dalam seharian buka pengunjung mencapai 50 orang. 

Memang tak dipungkiri, kawasan Demangan ada beberapa hotel dan distro, sehingga secara tidak langsung lokasi tempat kopi di Demangan sangat strategis. Untuk harga kopi antara 10 ribu – 30 ribu. Harga yang cukup terjangkau di kantong orang Jogja.
Bocoran harga di Kopi Ketjil waktu aku ke sini
Bocoran harga di Kopi Ketjil waktu aku ke sini
Malam semakin larut, tepat pukul 20.30 WIB aku berpamitan. Aku menyalami para pengunjung yang sudah cukup akrab selama beberapa jam. Kemudian mengambil sepeda yang terparkir berjejeran dengan kendaraan lainnya. Jika kalian datang ke Kopi Ketjil, aku sarankan lebih baik menggunakan kendaraan roda dua. Jalan di Demangan cukup ramai dan tidak luas. 

Sementara tempat parkir di Kopi Ketjil hanya bagian depannya saja sehingga tak dapat menampung kendaraan roda empat. Kopi Ketjil menjadi salah satu tempat yang nantinya akan kukunjungi lagi. Aku merasa suasana di sana cukup nyaman dan tidak membosankan. Jadi kapan kita ngopi bareng di Kopi Ketjil? *Kunjungan ke Kopi Ketjil Jogja pada hari Jum’at; 15 Juli 2016.

Kopi Ketjil Jogja
Alamat : Demangan Baru No. 8a, Yogyakarta 
Jam Buka: Pukul 10.00 WIB – 21.00 WIB (Last Order)
Harga: 9K – 30K
Facebook: Kopi Ketjil Official
Twitter: @kopiketjiljogja
Instagram: @kopiketjil

80 komentar:

  1. Boleh juga ini Kopi Ketjil dicoba, ruangnya juga kecil imut. Demangan itu deket kampus SanataDharma bukan, Sitam? Omong-omong jadi penasaran deh siapa food blogger yang dimaksud, nggak ada di foto kah? Barangkali aja sok kenal hahaha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas. Ini malah lokasinya dekat jalan Solo (kalau diruntut depan Halte Transjogja Wanitatama). Itu yang food blogger yang mas plontos hehhhe

      Hapus
    2. Duh, jaman aku kuliah belum seasyik ini perkembangan Sleman, Yogya. Rada ngiri deh, secara daerah seputar Gejayan, Demangan dan jalan Solo itu bisa dibilang ruteku tiap hari

      Hapus
    3. Enaknya dulu adalah kita ngak kenal istilah macet, dans ekarang macet di mana-mana. Jadi kalau mau ke kedai pilih yang dekat-dekat saja :-D

      Hapus
  2. harga kopi nya masih ramah di kantong. jadi kapan kita ngopi bareng?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayoo mas hehehhe. Saya kalau ngopi biasanya akhir pekan :-D

      Hapus
  3. waahh seru juga ya mas bisa melihat pembuatan kopi secara lebih dekat. jadi kapan kita ngopi bareng?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di Jogja kedai kopi sudah mulai menggeliat :-D :-D
      Hayukk agendakan :-D

      Hapus
  4. Saya nih termasuk yg doyan minum tapi kalau ditanya rasanya gimana, bingung... Karena tempatnya kecil jadi lebih memudahkan untuk berinteraksi dengan barista. Jadi kesannya gak basa basi ya seperti di tempat yang lebih besar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau saya yang penting perut nggak rewel berarti cocok. Kalau mau tau lebih enak mana emang kudu paham mengenai rasa tiap kopi sendiri :-D

      Benar, tempat kecil membuat kita bisa berinteraksi dengan orang-orang di dalam.

      Hapus
  5. kopi sekarang bener2 lagi naik daun ..
    sampai2 saya lihat beberapa tempat yang membuka kelas barista
    ayok daftar mas sitam .. biar lebih menghayati masalah perkopian :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya sepertinya nggak bakat jadi Barista kang. Cukup jadi penikmat kopi saja hahahahh

      Hapus
  6. Imut ya baristanya,,, *eh tempatnya maksudnya :v

    BalasHapus
  7. Kalau saya malah belum pernah ke tempat2 ngopi begituan, ngopinya cuman di rumah, baristanya ya mbok'e dewe :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heeee, kalau saya di rumah malah bikin sendiri :-D

      Hapus
    2. Buatnya memang buat sendiri, cuman dari proses masih biji - nggoreng - ndeplok itu yang memerankan si mbok

      Hapus
    3. Wahh itu malah josss. Harusnya diliput loh hahaha

      Hapus
  8. Aku hobby ngopi, tapi nggak pernah sekalipun lihat cara ngeracik kopi mas...tempatnya enak kayaknya ya

    BalasHapus
  9. Mas aqil aku bacanya mas aqid wkwk
    Aku belum doyan kopi.
    *kopinang dengan bismillah*

    Tapi sukaa ketika di ruang sempit orang orang berinteraksi hangat, akrab begitu. Susah ditemukan di mall mall yang meskipun sama sama mengusung kopi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbak Dwi mau dipinang sama siapa? Kan tinggal milih toh, banyak fans kok bingung :-D

      Hapus
  10. weuih kirain kopi kimtjil, heuheuheu

    favoritku tuh, kopi diproses pake v60....

    btw mbaknya unyu juga...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huahuahuahua, kalo sempat namanya seperti itu mesti tambah rame yang datang mas *eh

      Hapus
  11. Asik juga ngopi di tempat yang gak begitu ramai. Apalagi semua pengunjung bisa akrab walau baru pertama ketemu.
    Bolehlah jadi referensi kalau ke Yogya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa dikunjungi mas, lokasinya dekat dengan kota kok *promosi heheheeh

      Hapus
  12. aku juga ga gitu ngerti kopi mas.. tapi sesekali ya minum kopi.. masih penasaran, bener ga sih, seorang barista itu bkl tersinggung kalo tamu yg memesan kopinya minta supaya kopinya diksh gula :D.. dari yg aku baca, itu sbnrnya kyk penghinaan kalo kita minta kopi pakai gula.. krn rasa kopinya jd g kluar :D

    tapi gimana yaaa, aku g bisa nikmatin kopi pahit ;p.. walo kata pecinta kopi, after taste kopi itu bermacam2, ada yg asam, ada yg trasa seperti coklat , tapi aku g nemu tuh mas.. ttp aja pahit ;p.. memang bukan lidah pecinta kopi kali yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heee, biasanya memang sudah ada gula yang disiapkan. Kalau tidak suka pahit juga bisa bilang ke Baristanya kalau tidak suka yang terlalu pahit hehehehe.

      Kalau tidak ada rasa pahitnya berarti bukan kopi dong hahahhaha. Aku juga belum lama menyukai kopi tanpa gula :-D

      Hapus
  13. Ternyata di sleman ada daerah bernama depok hihi
    Kupikir depok jabar loh mas

    BalasHapus
  14. Mas mas aku mau ke Yogya lagi neh, ajaking ngupi ke sini dong, eh tapi aku gak suka kopi, ada susu gak di situ :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayoo hahahha, di sini kan ada banyak teman blogger mas. Aman deh.
      Pesan coklat pun ada hahahhah

      Hapus
  15. Mantap agan kopi indonesia memang termantap

    BalasHapus
  16. kopi ketjil memang top deh kalau soal keramahannya ;)

    BalasHapus
  17. jadi pengen tau gimana suasanya aslinya

    BalasHapus
  18. kopi juga termasuk resep bersantai bagi kebanyakan orang, lebih enak lagi kalau ada camilannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar, selain Teh, Kopi juga memang minuman yang tepat untuk bersantai

      Hapus
  19. wah aku suka banget nongkrong di kedai kopi kalo lagi traveling dan kopi kesukaanku itu kopi hitam tanpa gula biar tahu rasa asli kopinya mas, kopi Arabica dan Torabica beda di rasa asamnya mas, kalau Arabica lebih asam kalo gak salah tapi tergantung cara pengolahan juga sih makanya kopi gak begitu baik diminum sama yg ada sakit maag. waktu ke vietnam aku beli kopi + alat vietnamdrip nya untuk oleh2 ke diri sendiri bukan postcard atau magnet kulkas. pernah minum kopi bajawa di kedai kopi sukses gak bisa tidur semaleman, setiap cangkir kopi membawa ceritanya sendiri jd biasa aja mas kalo ke kedai kopi sendiri nanti dapet temen kok

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kamu emang pecinta kopi mbak. Kalau aku baru beberapa tahun ini baru suka ngopi. Dulu seringnya minum teh. Sekarang di Jogja banyak kedai kopi, jadi tak pusing bagi pecinta kopi untuk menikmatinya. Bahkan orang yang baru mulai suka kopi seperti aku pun merasa mudah kalau berkonsultasi mengenai kopi ke baristanya. Dan makin tahu beberapa jenis kopi :-)

      Hapus
  20. Kalau dilihat dr tempatnya klasik gitu ya.
    Wah seepertinya tempat kopinya menyediakan berbagai kopi dari nusantara .
    Jadi pengen coba

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tempatnya kecil dan menyenangkan mbak. Ada banyak jenis kopi di sini, dan kita bisa berkonsultasi juga mengenai kopinya.

      Hapus
  21. Wah, pernah lewat situ dan liat kedai nya, tapi belum buka, pagi-pagi soalnya, hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mampir aja kalau lewat mas. Pasti seru loh, suasananya juga menyenangkan :-)

      Hapus
  22. seru gitu ya bisa lihat langsung eh tp emang gara2 film AADC itu jd mkain hits ya perkopian di Yogya walau dlu udah ramai juga sih ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya benar banget mbak. Efek dari film tersebut memang terasa. Bahkan lokasi yang dikunjungi di film tersebut menarik banyak peminat untuk berkunjung

      Hapus
  23. wah sambil laptopan, nulis blog plus ngopi, seger tenan den

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener mas heheheh. Kadang malah lupa mau nulis apa ahahhah

      Hapus
  24. Demangan? Aku belom pernah ke daerah ini, Bang. Hiks. :'

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kasian kau ya, Beb. Besoklah main Jogja. Jangan ngendon aja di Jakarta hahahha

      Hapus
  25. ra seneng ngopi je mas, salam kenal yoo mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iso pesen coklat kok ms hehehehhe. Salim sama suhu :-D

      Hapus
  26. Tulisannya agak panjang, tapi enak dan nyaman dibaca.
    Mungkin karena aku juga suka kopi ya.

    Btw, masih suka ke sana mas?

    BalasHapus
  27. Keren juga tagline dari kopi ketjil ya kang.

    Btw masih suka kesana?

    BalasHapus
  28. keren nih coffe shopnya, kalau ada wifi kecepatan penuh pasti ramai :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada wifinya kok. Tapi kalau menurutku malah lebih keren dikonsep tanpa wifi ahahha. Jadi benar-benar menikmati kopi :-D

      Hapus
  29. Nice story mas, salam kenal.
    Tempat ngopi seperti ini yang saya suka dan impikan untuk saya miliki. Interaksi yang kuat, pengunjung tidak pernah merasa datang sendirian. Hanya saja, mungkin saya akan menambahkan alat untuk pengacak sinyal, jadi no gadget/internet allowed.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga bisa tercapai mas. Benar banget mas, jika memang mas punya konsep serti itu nantinya hanya orang-orang yang memang ingin bercengkerama yang datang. Idemu bagus banget mas :-D

      Hapus
  30. biasanya saya ngopi diwarung atau dirumah aja ....:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya pun demikian, tapi pas ke sini memang sedang ingin mengunjungi kedai kopi.

      Hapus
  31. kualitas cafe harga kaki lima nih kedainya... starbuk mah lewaat..

    BalasHapus
  32. minum kopi enaknya dibarengi sama nyemil panganan kue bolu :D
    lagi penasaran nih sama kopi yang after tastenya rasa cokelat, karena gabisa minum kopi yang terlalu asam :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heheheh bener juga dibarengi dengan ngemil bolu kalau yang gak suka asam :-D

      Hapus
  33. keknya enak tuh, seenap kopi jos jogja heheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beda mas. Kalau kopi jos itu lebih menawarkan sensasinya. Kalau kedai kopi seperti ini menawarkan bagaimana racikannya :-)

      Hapus
  34. Kopi minuman favorite saya nih :) I like it .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehhe, kopi emang menyenangkan diminum waktu senggang

      Hapus

Pages