Melihat Keseruan di Festival Layang-layang Yogyakarta - Nasirullah Sitam

Melihat Keseruan di Festival Layang-layang Yogyakarta

Share This
Kuambil buluh sebatang
Kupotong sama panjang
Kuraut dan kutimbang dengan benang
Kujadikan layang-layang

Bermain berlari
Bermain layang-layang
Berlari kubawa ke tanah lapang
Hatiku riang dan senang
(Lirik Lagu Layang-layang)
Festival Layang-layang di Pantai Parangkusumo, Bantul, DI Yogyakarta
Festival Layang-layang di Pantai Parangkusumo, Bantul, DI Yogyakarta
Terakhir aku berkunjung ke Pantai Parangkusumo adalah tahun 2009. Kala itu aku dan beberapa teman sempat mengadakan acara di sekitar pantai tersebut. Saat itu juga Gumuk Pasir belum dilirik oleh wisatawan untuk berfoto seperti ini. Sudah lama benar aku tak berkunjung ke pantai ini, lagipula aku biasanya berkunjung ke Pantai Parangtritis, Pantai Depok, atau malah pantai lainnya yang sederetan di selatan. Salah satu pantai di sana yang belum pernah aku kunjungi juga adalah Pantai Cemoro Sewu. Lokasinya antara Pantai Parangkusumo – Pantai Depok.

Menjelang siang hari, sebuah pesan BBM kuterima. Ajakan Charis melihat Festival Layang-layang di pantai Parangkusumo langsung kuiyakan. Karena ajakannya sore, aku sudah merencanakan sekalian mengabadikan sunset. Senja di pantai selatan tak kalah indah jika cuaca mendukung. Festival Layang-layang ini selama dua hari, Sabtu dan Minggu. Aku lebih antusias ke sana karena adek sepupuku (Antok; sosok yang mengurusi blogku) ternyata berpartisipasi mengikuti festival tersebut. Malahan, beberapa warga yang dikenalnya menjadi panitia.

“Sore nanti aku ke sana. Mau lihat layang-layang sekalian nunggu sunset,” Pesan kukirim ke Antok.

Tepat pukul 15.50WIB aku sudah sampai di Pantai Parangkusumo. Membayar area masuk Pantai Parangtritis sebesar 10k, ditambah parkir sepeda motor 3k. Kulihat ada banyak layang-layang kecil yang dipajang dan dijual. Sebagian anak-anak kecil tentu tertarik untuk memiliki dan menerbangkan di hamparan pasir luas. Terlebih angin di pantai sangat kencang, sehingga akan sangat mudah bagi layang-layang untuk membumbung tinggi. Aku mulai berburu foto, mencoba mengabadikan beberapa aktifitas para peserta festival layang-layang.
Sebagian layang-layang sudah terbang, sebagian lagi sedang persiapan terbang
Sebagian layang-layang sudah terbang, sebagian lagi sedang persiapan terbang
“Tadi sudah lomba kategori tradisional dan kategori dua dimensi. Setelah ini sepertinya Rokkaku Challenge-nya,” Ujar Antok.

“Lah kalau yang bentuk naga seperti tahun kemarin nggak ada ya?” Celetukku.

“Kalau itu besok pagi. Lebih meriah besok sepertinya. Tapi sore sudah selesai,” Terang Antok lagi.
Gambar layang-layangnya keren
Gambar layang-layangnya keren
Kembali aku menapaki hamparan pasir yang terasa hangat. Biasanya aku bermain air jika di pantai, tapi kali ini layang-layang mengalihkan pikiranku. Berkali-kali festival layang-layang diadakan di pantai Parangkusumo, tapi baru kali ini aku bisa menyambanginya. Kubidik aktifitas para peserta yang sibuk mengurusi layang-layangnya. Layang-layang ukuran besar tak bisa diterbangkan sendirian. Untuk ukuran tanggung minimal dua orang yang menaikkan; satu memegang senar/tali, dan satunya memegang layang-layang. Jika ukuran lebih besar, bisa lebih dari lima orang yang terlibat untuk menerbangkannya. Aku sempat mencoba menarik salah satu tuas tali layang-layang yang berukuran sedang. Tarikannya berat banget, jika hembusan angin lebih kencang, pasti aku bakalan pontang-panting tak sanggup menarik tuas talinya.

Lomba selanjutnya adalah Rokkaku Challenge. Berhubung aku tak mengerti apa itu Rokkaku Challenge, segera kubuka hp dan mencari informasi mengenainya. Kalau diinformasi yang kudapatkan adalah perlombaan ini dikhususkan untuk layang-layang yang mempunyai bentuk segi enam. Warna-warni ceria pada tiap layang-layang yang siap dilombakan. Aku bersemangat sekali untuk melihat bagaimana serunya lomba tersebut.
Warna-warni layang-layang cukup meriah
Warna-warni layang-layang cukup meriah
Warna-warni layang-layang cukup meriah
Sekitar 20an layang-layang disiapkan. Suara lantang panitia sibuk mengarahkan agar para pelayang ini siap ketika komando diteriakkan. Temanku (kelompoknya Antok) pun ikut serta. Sebuah layang-layang segi enam bercorak lima warna; hijau, orange, merah, kuning, dan biru sudah siap diterbangkan. Mereka menunggu komando selanjutnya.

Lomba kali ini sangat seru. Jadi lombanya itu seperti kalau kita mengadu layang-layang di atas. Jika biasanya ada dua/tiga layang-layang diadu sampai tuas talinya putus. Kali ini ada lebih dari 20 layang-layang yang ikut bertarung. Begitu panitia berteriak angka tiga, puluhan layang-layang tersebut berterbangan di angkasa. Gegap-gemita para penonton bersorak menyemangati layang-layang temannya. Aku melihat bagaimana reaksi para pemegang tuas tali. Mereka berusaha melepaskan layang-layangnya dari duel semerawut di atas.
Para pengendali layang-layang sibuk mengendalikan layang-layangnya
Para pengendali layang-layang sibuk mengendalikan layang-layangnya
Satu demi satu layang-layang ada yang putus ataupun mendarat ke tanah. Sementara itu para pelayang masih berteriak kencang seraya menjaga agar layang-layangnya terus bisa terbang. Duel berkecamuk di atas, sangat seru. Tak lebih dari 10 menit, di atas menyisakan 5 layang-layang. Alhasil, layang-layang tim Antok masih aman. Karena harus dicarikan pemenang, maka panitia kembali mengulagi duel kedua untuk lima layang-layang. Akhirnya putus juga layang-layang tim yang aku dukung. Layang-layang tersebut terbang diterpa angin dan tersangkut di salah satu pohon Cemara.
Sewaktu layang-layang bertarung di angkasa
Sewaktu layang-layang bertarung di angkasa
Sebelum keriuhan lomba Rokkaku Challenge, aku sudah berkeliling ke beberapa peserta lomba. Aku mengabadikan tiga layang-layang dua dimensi. Kudekat salah satu kelompok layang-layang dua dimensi yang asyik menjaga layang-layangnya. Tiap senar layang-layang diberi pemberat karung beras seberat 25kg dan diisi pasir penuh. Kemudian ujungnya ditalikan pada tuas layang-layang. Tujuannya agar layang-layang tersebut tidak harus dipegangi pemiliknya.

“Berapa habis dana untuk mebuat satu layang-layang, mas?” Tanyaku sembari ikut duduk di samping mereka.
Layang-layang ini biaya produksinya satu juta rupiah
Layang-layang ini biaya produksinya satu juta rupiah

“Kalau yang ini hanya habis 300 saja mas. Kalau yang itu habisnya 1000,” Terang bapak di sampingku.

Sebagian orang di Jawa (khususnya Jawa Tengah dan Jogja) lebih sering mengatakan ratusan ribu dengan kata “ratus”. Sedangkan untuk jumlah jutaan, mereka cenderung mengucapkan “ribuan” saja. Jadi ketika mereka mengatakan 1000, itu artinya dana yang dihabiskan adalah satu juta rupiah.

“Wah mahal juga ya, pak,” Celetukku.

“Namanya juga hobi mas,” Jawab yang lain tertawa.
Kalau layang-layang yang ini biayanya Rp.300.000
Kalau layang-layang yang ini biayanya Rp.300.000
Sedikit informasi yang kudapat dari kelompok bapak ini. Layang-layang yang dananya 300k itu bahannya kain tapi coraknya hanya dilukis saja. Jadi ketika nanti dicuci akan luntur. Sedangkan layang-layang yang menghabiskan dana 1000k itu warna coraknya asli warna kain. Jadi mereka harus detail menjahit kain parasut  dengan corak yang dibutuhkan. Selain dana, membuat layang-layang seperti ini juga menghabiskan waktu. Nggak kebayang kan berapa dana yang dihabiskan tiap kelompok jika membuat layang-layang raksasa.
Hayo ini gambar apa layang-layangnya?
Hayo ini gambar apa layang-layangnya?
Perlombaan hari ini telah usai. Sebagian peserta mulai menurunkan layang-layangnya. Aku tertarik melihat bagaimana perjuangan sebuah kelompok yang berusaha keras menurunkan layang-layang berukuran besar. Layang-layang ini berbentuk ular kobra, panjangnya lebih dari 5 meter. Warna corak dominan kuning dan terlihat meliuk-liuk terkena hempasan angin kencang. Ada empat orang yang berusaha menarik dan menurunkan layang-layang, begitu layang-layang mendarat di pasir, salah satu yang tadi menarik langsung berlari menuju layang-layang dan melipat bagian tengah. Sementara itu sebagian anak-anak  kecil yang tadinya mengamati dari kejauhan ikut memegang bagian ujung ekor layang-layang.
Proses penurunan layang-layang raksasa pun sangat sulit
Proses penurunan layang-layang raksasa pun sangat sulit
Ada layang-layang yang menurutku asyik dimainkan. Bentuknya seperti untuk paralayang. Dikendalikan menggunakan dua tuas tali yang diikat tiap ujung kanan dan kiri, dan juga dikendalikan dengan dua tangan. Layang-layang model ini dapat bermanuver dengan cepat. Meliuk-liuk cekatan mengikuti arahan pemiliknya. Kadang pemilik layang-layang ini iseng, seperti yang sempat kuabadikan. Seorang anak ingin memegang layang-layang yang terbang tersebut. Sengaja layang-layang tersebut mendekati sang anak, namun ketika tangan anak ingin memegang, dengan cepat layang-layang tersebut bermanuver menghindari sang anak. Dan ketika sang anak seakan-akan diam tak berniat memegang, layang-layang tersebut mendarat di belakangnya. Aku tertawa melihat sang anak dijahili pemilik layang-layang.
Anak kecil dan layang-layang
Anak kecil dan layang-layang
Menjelang magrib, langit malah mendung. Rencana sekalian ingin melihat senja gagal. Kami langsung mengendarai kendaraan pulang, sengaja melewati jalan menuju Pantai Depok. Dari sini aku dapat melihat bagaimana keramaian wisatawan yang memenuhi Gumuk Pasir. Aku dan Charis tak ada niat berhenti di Gumuk Pasir lalu melewati arah ke Pantai Cemoro Sewu, kami merencanakan jika cuaca esok bagus bisa ke sini sekalian berburu sunset. Cuaca memang tak dapat diprediksi, kami terkena hujan ketika berada di area Pantai Depok. Hujan tak rata, di area jalan parangtritis km 18 – km 8 tidak hujan. Begitu mendekati ringroad, hujan deras. Aku pun basah kuyup sampai kos. *Festival Layang-layang di Pantai Parangkusumo berlangsung selama dua hari; Sabtu – Minggu (20 – 21 Agustus 2016). Dokumentasi yang aku abadikan pada hari sabtu sore.
Baca juga tulisan Wisata Umum lainnya 

51 komentar:

  1. Balasan
    1. Ku kepanjangane opo yo? Yah aku rak dijak (mungkin) ahhahaha

      Hapus
    2. Yoaa.. Singkatan anyar XD wkwkwkwk

      Hapus
    3. Kudu dimasukke neng KBBI hahahhah

      Hapus
  2. Tahun ini ga bisa nonton...aku ke sananya tahun kemarin mas.
    Dan tahun kemarin bisa dapat sunset bagus pas festival berlangsung.
    Eh tapii kalau liat layang layang jadi inget tarik ulur yak :'D

    Mas kok ga mampir? Kan kalau basah kuyup bisa pinjem baju ganti :p *bajuku muat kan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sik. Tak mbayangke Om Sitam make bajune Mbak Dwi..

      Hapus
    2. Dwi; Gimana mau mampir, lah kamu nggak nongol di WA kakakakakka.
      Tom: Lah kui, aku rep bayangke wae wes mumet hahahahaha

      Hapus
    3. Aku hari itu sedang sibuk acara 17n kampung wkwk hape tak tinggal mas.
      Lha gimana? Kalau masih minat aku punya baju kembang kembang pink

      Hapus
    4. Makasih loh Dwi, kamu baik banget. Kalau ada sekalian satu lemari ya biar aku jual :-D

      Hapus
  3. Wingi sepedaan jelajah sudirman yo nglewati Cemowo Sewu karo Gumuk Pasir Grenjen, podo mandek kono tapi aku langsung neng paris lha ngeleh...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Koyoke rek nunggu sunset neng kono sambil dolan selancar neng Gumuk seru, dab hahahah

      Hapus
  4. Wah gokil nih. Dari dulu pengen banget liat ginian, sayang nasib tinggal di kalimantan, kayak ginian gak ada nih. Btw, paling suka layangan gatot kaca tuh, keren. Harganya juga lumayan. Tapi kalo hobi mah, segitu masih termasuk murah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga baru kali ini bisa ke sini mas. Padahal festival layang-layang ini tiap tahun ada di Jogja.

      Hapus
  5. keren banget mas, aku sebenarnya pengen datang, hanya kebetulan ada rapat sampai sore :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mas Jarwadi juga sibuk abis ikut playon kemarin ehehehhe. Tahun depan ada lagi biasanya mas :-D

      Hapus
  6. Aku cuma pernah ke Parangtritis. Sisanya belum pernah kujamah. Semoga lain kali ada kesempatan kesana pas festival layang-layang berlangsung ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sederatan ada banyak pantai mbak. Dari Parangtritis sampai pantai Glagah, atau malah ke arah pantai Gunungkidul. Agendakan ke sini mbak :-D

      Hapus
  7. keceee banget nie, ngajak anak pasti seneng

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yakin deh mas kalau ngajak anak bakalan senang banget :-D

      Hapus
  8. Pengen banget liat even2nya Bantul tapi kok ya mesti barengan acara, bagus2 ya layang2 nya mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biasa mbak, emang bersamaan terus agendanya hahahaha

      Hapus
  9. Udah lupa kapan terakhir main layang-layang, rasanya pas SMP dulu deh...layang-layangnya keren bnget, bikin yng biasa aja susah apalagi yang ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehehe, aku kalau musim layang-layang masih main. Walau layang-layangnya beli yang seharga 2 ribuan :-D

      Hapus
  10. Wuih layangannya canggih-canggih, terutama yang bergambar Gatotkaca, wayang (entah siapa itu), dan Nyi Blorong. Hebat system tali setimbangnya, kalau aku sih paling bisa membuat yang bentuk standard aja. Btw kalau diingat-ingat udah lama juga gak main layangan :-D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pas hari kedua malah keren lagi mas. Layang-layangnya tiga dimensi. Ada yang model naga dan sepanjang 100 meter :-)

      Hapus
  11. wow layang-layangnya unik bener mas :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi ingat waktu dulu sering main layang-layang toh mas? :-D

      Hapus
  12. Anjaii. ada festival layang2 toh. Kemarin pas di festival ciletuh salah satu rangkaiannya jg ada lomba layang2. tapi minim peminat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harusnya kalau Festival layang-layang kudu berkomunikasi dengan para pelayang, Nif. Jadi antusiasnya bakal terasa semarak.

      Hapus
  13. asyiknya kalau ada di sana , kbayang melihat banyak bentuk layangan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di langit seperti dipenuhi layag-layang berbagai bentuk dan warna :-D

      Hapus
  14. wah seru juga ya acara festival layang2nya, btw pantai parangkusomo itu sebelah mana pantai parangtritis ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seru banget mas hehehhe. Pantai Parangkusumo itu sebelah baratnya pas pantai parang tritis. Kalau jalan kaki pun bisa, yang ada gumuk pasir sekarang itu area pantai parangkusumo, mas.

      Hapus
  15. Ternyata festivalnya udah lewat ya? Hiks. Mbiyen tahu nonton festival layang-layang di sana juga. Asli keren, pantai jadi berubah kece apalagi langitnya penuh warna-warni gitu. Tahun depan colek daku kalo mau nonton festival layang-layang lagi ya om Sitam :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tak kira mas sibuk banget je hehehhe. Siap mas, besok kalau ada event lain lagi aku kabari :-D

      Hapus
  16. Seru juga di Jogja ada Festival Layang-Layang begini ya, mas. Udah lama banget aku ngga main ke Jogja lagi. Itu model layang-layangnya lucu-lucu, serius itu harganya nyampe 300 ribuan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seru banget mbak heheheh. Wah ayo main-main ke Jogja lagi mbak.
      Benar mbak, bahkan katanya ada yang sampai habis jutaan untuk membuat sebuah layang-layang :-)

      Hapus
  17. Hari Minggu aku mau nonton festival ini tapi ga jadi, udah sampai Sleman padahal. Seru juga ya mas :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kamu kayaknya sering banget main ke Jogja hehehhehe. Mbok kabar-kabar bisa kopdaran bareng teman-teman di Jogja :-D

      Hapus
  18. Layanganya bagus bagus banget...main layangan emang seru

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya hehehhehe. Benar-benar seru main layang-layangnya :-D

      Hapus
  19. Kamu kok naik sepeda motor ngak sepeda pancal aja ??? ih kamu ngak konsisten #laluDigampar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Capek om kalau naik sepeda ontel terus. Sesekali mnaik motor boleh lah, biar nggak kagok kalau naik motor hahahaha

      Hapus
  20. nah ini nih yang belum ada di lombok..
    semoga ke depannya ada festival layang layang juga
    heuheuheu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga aja ada mas. Seru banget loh kalaua da festival layang-layang di pantai. Bakalan memikat para pengunjung pantai unk kesana.

      Hapus
  21. wuuhh seru juga ya mas... kayaknya asik tuh... mantap dah...

    BalasHapus
  22. kalo bukan hoi agak gila sih buat layangan seharga 1 juta 😑😑

    BalasHapus
  23. banyak sekali ya festival-festival yang di selenggarakan di yogyakarta, menarik sekali untuk di kunjungi..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau mau lihat, akhir pekan ini ada festival layang-layang di Cilacap.

      Hapus

Pages