Keliling Danau Andeman di Desa Wisata Sanankerto Malang - Nasirullah Sitam

Keliling Danau Andeman di Desa Wisata Sanankerto Malang

Share This
Keliling Danau Andeman di Desa Wisata Sanankerto Malang
Keliling Danau Andeman di Desa Wisata Sanankerto Malang
Desa Wisata Sanankerto terus memperlihatkan potensi wisatanya. Aku sudah terkesima dengan pemandangan Boonpring Andeman, Anyaman Bambu, dan hasil karya lainnya. Nyatanya di sini masih ada destinasi wisata yang menarik perhatian, khususnya bagi wisatawan yang datang bersama keluarga.

Mentari sudah menyingsing, cahaya menyusup di antara lebat daun bambu. Rombongan blogger kembali menuju area parkir kendaraan, di sini kita tidak langsung balik ke homestay, namun berkumpul di Danau Andeman. Sebelumnya kami diarahkan menuju sebuah mata air yang tidak pernah surut walau kemarau datang.

“Mata air ini pernah ingin dibeli salah satu pabrik air mineral kemasan. Tapi kami tolak,” Terang Pokdarwis Desa Wisata Sanankerto.

Mata air sudah diberi pipa mengeluarkan semburan air bersih layaknya pancuran. Air tersebut meluber dan mengalir di tanah sekitar. Bisa jadi danau yang di tengahnya ada semacam pulau itu terbentuk juga karena semburan air di sini.

Aku dan beberapa teman blogger mendekat ke arah mata air. Sempat kuminum langsung airnya. Glek! Segar rasanya. Berkali-kali kubasuh wajah dengan air bersih dan segar ini. Desa Wisata Sanankerto memang menggoda untuk dieksplor.
Memotret pantulan pohon bambu dan rakit
Memotret pantulan pohon bambu dan rakit
Pemandangan indah tersaji di sini. Aku dan Mas Ghozali berjalan lebih dulu, dan menyempatkan memotret pantulan pemandangan di air. Berkali-kali kami mengabadikan sebuah rakit yang tertambat. Ada niat ingin menaiki rakit, namun kutangguhkan karena takut tidak bisa berdiri seimbang di atasnya.

Semacam ada pulau kecil yang dikelilingi danau serta jembatan kecil berwarna kuning kusam menjadi fasilitas penyeberangan. Aku dan rombongan berkumpul di ujung pintu masuk jembatan. Di sana bertuliskan Pulau Putri Sekarsari. Inilah danau Andeman yang menarik perhatianku.

“Jika berkenan jembatannya dicat ulang dengan warna cerah agar terlihat lebih indah,”Kata salah satu teman pada pokdarwis.

“Iya mbak, itu sudah kami agendakan. Rencananya akan kami ganti dengan warna merah. Biar bayangannya di air terlihat lebih jelas.”
Jembatan di Danau Andeman Sanankerto
Jembatan di Danau Andeman Sanankerto
Kami tidak serta-merta menyeberangi Pulau Sekarsari. Rombongan malah diajak Pokdarwis menelusup di antara rimbunnya semak-semak sisi kiri danau. Delapan batang bambu dijadikan titian menuju lahan yang masih banyak semak-semak. Aku masuk ke dalam, di sana lahan milik warga yang belum terurus.

“Nantinya kami berencana membuat Museum Bambu di area sini,”Terang Pokdarwis.

Niat bulat Pak Sukur selaku kepala desa benar-benar patut diapresiasi. Niatan beliau beserta warga desa wisata Sanankerto untuk membuat sebuah Museum Bambu bukan isapan jempol. Lahan sudah siap, beberapa bibit bambu pun sudah ada. Sebagian besar bibit jenis bambu didapatkan dari Boonpring.

“Semoga cepat terealisasikan pak,”Ucap kami sembari mengamini ucapan tersebut.

Disela-sela obrolan, Mas Halim mengeluarkan kantung plastik besar, lalu dibagikan ke beberapa teman. Di sini kami memunguti sampah yang tercecar di sekitaran Danau Andeman. Kegiatan ini sebenarnya sempat dibincangkan oleh Mas Halim kala ngerumpi di grup, dan kali ini terealisasikan.
Memunguti sampah yang tercecer di area Danau Andeman
Memunguti sampah yang tercecer di area Danau Andeman
Di sisi danau sudah ada banyak tempat sampah tersedia, bahkan tong-tong sampah tersebut diberi corak warna warni agar terlihat mencolok. Namun tidak semua pengunjung dengan mudah membuang sampah pada tempatnya, sampah-sampah plastik seperti bungkus camilan, air mineral, dan lainnya masih ada yang tercecar. 

Kami bersepuluh menyempatkan memunguti sampah-sampah dan menaruhnya di tong sampah yang tersedia. Gundukan tanah ini membentuk sebuah pulau kecil di tengah-tengah danau. Di tengah pulau tersebut sudah ditata rapi berbagai bunga. 

Jika dilihat secara detail, rencananya tempat ini akan dijadikan sebuah taman. Sudah disediakan jalan setapak, dan terdapat sangkar burung merpati berbentuk rumah kecil yang terpaku di sebuah pohon.
Jalan masuk menyeberang ke Pulau Sekarsari
Jalan masuk menyeberang ke Pulau Sekarsari
Burung Merpati berterbangan kala kami masuk ke dalam pulau Sekarsari. Tidak hanya jenis bunga yang ditaman, namun akan menjadi pemandangan menarik jika bunga-bunga tersebut dirawat dengan baik. beberapa tempat sampah pun sudah disediakan, tinggal merias saja agar siap menjadi tempat wisata altenatif.

Pulau Sekarsari ini dibuka menjadi destinasi wisata sejak tahun 2013. Saat itu Pak Subur (Kepala Desa sekarang) dilantik menjadi kepala desa. Untuk memasuki Pulau Sekarsari, setiap wisatawan dikenai biaya masuk sebesar Rp. 5000.

Pohon besar menjulang di tepian danau, tak banyak daunnya. Malah lebih banyak dedaunan tersebut berguguran. Menurut warga ini adalah Pohon Luh. Pohon besar ini mempunyai cerita mistis di dalamnya. Menurut cerita warga setempat, pohon ini dihuni sosok perempuan. Ya, sebuah cerita mistis pasti ada di setiap tempat.
Jalan setapak di Pulau Sekarsari
Jalan setapak di Pulau Sekarsari
Danau Andeman sudah cukup terkenal di Malang. Tidak sedikit wisatawan domestik yang singgah ke sini. Portal penarikan tiket sudah terpasang, namun jalan yang tidak lebar menjadi kendala tersendiri kala pengunjung ramai. Danau Andeman akan sangat ramai ketika lebaran. Banyak wisatawan datang ke sini bersama keluarganya.

Tanah lapang di dekat danau dijadikan lahan parkir. Di tepian danau, tertambat perahu warna-warni yang bisa disewa untuk mengelilingi danau. Selain perahu ada juga perahu modif (bebek-bebekan) yang bisa disewa untuk mengelilingi Pulau Sekarsari. Harga sewa perahu bermesin Rp. 20.000, dan untuk perahu modif (bebek-bebekan) sebesar Rp.10.000.

“Biar seru kita naik perahu mengelilingi danaunya.”

Rombongan blogger menaiki perahu bermesin warna putih. Aku dan dan Mas Halim sengaja tidak ikut naik. Kali ini aku menggantikan posisi Mas Ghozali yang biasanya menjadi seksi dokumentasi. Air yang tenang membuat perahu berjalan lancar tanpa ada goyangan ombak. Hanya menyisakan riak kecil di tepian danau.
Perahu-perahu tertambat dan siap disewa keliling pulau
Perahu-perahu tertambat dan siap disewa keliling pulau
Air Danau Andeman jernih, kita bisa melihat dasar air di bagian sisi. Bagian yang dalam hanya terlihat gelap saja. Ada beberapa jenis ikan yang hidup di dalamnya, namun di sini tidak diperbolehkan untuk memancing. Menurut penuturan salah satu pokdarwis, jika beruntung kita dapat melihat satwa liar seperti Biawak yang menyeberangi danau.

Perahu makin menghilang dibalik rerimbunan pepohonan. Suara mesin terdengar kencang tanpa ada saingan. Sayup-sayup terdengar pula keriuhan para penumpang kapal. Jelas yang membuat suasana gaduh ramai adalah Mas Alid. Perahu hanya menempuh waktu kurang dari sepuluh menit sudah kembali sandar, aku mengabadikan mereka kala berada di bawah jembatan.
Raut wajah ceria teman-teman blogger dari atas perahu
Raut wajah ceria teman-teman blogger dari atas perahu
Menyenangkan melihat raut teman-teman yang ceria ketika turun dari kapal. Celetukan terlontar dirasa waktu mengelilingi pulaunya kurang lama. Kami tidak serta-merta bergegas meninggalkan lokasi. Malah di sini aku bertemu dengan sekelompok pesepeda yang menuju danau. Rasanya Danau Andeman menjadi salah satu destinasi alternatif bagi para pesepeda.

Tidak jauh di sana, kami menuju sebuah makam. Konon sosok yang dimakamkan di sana adalah pembuka desa Sanankerto. Di dekatnya lagi terdapat sebuah kolam beserta tempat MCK. Kolam ini hanya setinggi pinggang orang dewasa, airnya murni dari mata air yang mengalir. Kolam renang inilah yang menggaet para keluarga untuk bermain saat liburan.
Kolam mandi anak-anak menggunakan air langsung dari mata air
Kolam mandi anak-anak menggunakan air langsung dari mata air
Suasana asri dan air dingin nan segar membuat anak-anak makin suka berenang. Saat awal-awal dibuka, di sini tidak dimintai retribusi. Sejak tahun 2015 barulah ada retribusi masuk di area Danau Andeman. Aku sempat bermain air di sana, berhubung siang harus bertandang ke Desa Wisata Pujon Kidul, kutangguhkan bermain air. Sebenarnya aku sengaja menangguhkan karena tidak tahan dingin.

Menjelang siang aku beserta rombongan meninggalkan Danau Andeman menuju homestay masing-masing. Di sana kami sarapan, lalu berkemas menuju kantor kelurahan. Sebuah kunjungan yang singkat, namun mendalam. Ada banyak kenangan indah kala di Desa Wisata Sanankerto yang tersimpan. Mungkin suatu saat aku akan kembali ke sini, beserta teman yang sama atau datang sendiri.
*Rangkaian kegiatan Travel Blogger Explore Desa Wisata Malang (Tagar #EksplorDeswitaMalang) dipersembahkan oleh Forkom Desa Wisata Malang 14 - 17 April 2017.

Danau Andeman Sanankerto, Turen, Kab. Malang

Alamat: Jalan Kauman RT 5, Sanankerto – Turen
Telp: 0838-4882-4802 (Mas Rudi)/ 08533-167-4242 (Mas Wahyudi)

36 komentar:

  1. ijo ijo, fotonya bikin adeeem....

    keren ya, ada pulau di tengah danau...

    BalasHapus
  2. wew foto refleksinya apik mas. adem ya liatnya. kalo liburan ke malang terutama dari surabaya pasti bakal kena macet. nah mending ke desa sanankerto ini ngadem malah asyik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hhahahahha, tetap dikeramaian pun ada keseruan mas.

      Hapus
    2. Malang itu memang mengasyikkan. yang engga asyik transportasinya itu, lho :(

      Aduh, jadi pengin piknik

      Hapus
    3. Hehehehhe, masa transportasinya nggak mengasyikkan? Hampir semua tempat masalah yang sulit terjangkau memang transportasi.

      Hapus
  3. asik bgt suasananya.. pagi2 mesti seger bgt

    BalasHapus
  4. Asri banget tempatnya. Tapi kayaknya kalo pagi dingin banget deh. Misal aku disana pasti ogah mandi :D

    BalasHapus
  5. tempatnya keren banget kaya di lukisan2. sayang, orang2 tetep aja buang sampah sembarangan :(

    dan kebayang seger minum airnyaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Main ke sini mbak, beneran bakal betah berlama-lama loh. Main air juga seru :-D

      Hapus
  6. Terima kasih atas rekomendasinya ya Mas. Lain kali kalau ke seputaran Malang, saya akan usaha untuk dapat menyempatkan diri kemari. Warna hijaunya betul-betul menyejukkan, saya suka sekali, haha. Belum lagi ditambah air gunung yang saya percaya kesegarannya tiada dua. Mudah-mudahan keindahan dan kelangsungan mata airnya selalu lestari, bahkan setelah desa ini terkenal nanti. Sekarang saya malah penasaran dengan mengapa nama-nama di sana identik dengan perempuan, tapi biarlah, itu saya simpan untuk kunjungan ke sana saja. Hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama mas Gara.
      Semoga keindahan ini memang terus bertahan sampai lama, sehingga anak-cucu kita nanti dapat melihat keindahan tersebut. Bisa digali lebih dalam loh mas berkaitan dengan penamaannya :-)

      Hapus
  7. Cantik dan ayem yaa pemandangannya, suka banget..

    BalasHapus
  8. Mantap jiwa airnya, airnya tenang, bisa buat berenang, btw ada buaya nya gak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Buaya darat mungkin ada mas. Yang ada di sini Biawak.

      Hapus
  9. Asyik banget, Mas. Tempatnya yg masih jarang ada yg berkunjung membuat adem banget. Wah kalau ngejebur segar banget itu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada tempatnya khusus untuk main air. Aliran dari sumber mata air alami :-)

      Hapus
  10. Aku kemarin weekend nyaris mau ngajak orang tua ke sini, tapi ga jadi hahaha, gak longgar waktunya. Kapan-kapan ke sana, biar kayak temen-temen deswita hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaaha, ke sini sambil nyari kuliner mas :-D
      Yang ramai itu malah di masjid apa itu loh hehehehhe

      Hapus
  11. Di Palembang ada hutan wisata yang ada kolam renangnya kayak gitu juga. Tapi airnya sih air ledeng ya hahaha secara Palembang gak ada mata air.

    omnduut.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi di Palembang banyak sungainya om. Besar-besar malahan :-D

      Hapus
  12. Ini kalo pagi dikit kayaknya bisa dapat ray of light deh mas. kereen nie tempat. serius

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mas. Kami sempat dapat ROL di sebelahnya itu, tepatnya di Boonpirng Andeman. Keren abis..

      Hapus
  13. Waaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhh
    Harus banget nih kesini kapan-kapan sama keluarga!
    Kepincut sama kolam renang yang berasal dari mata air itu. Kalau saya dan keluarga mah sukanya yg beginian nih. Yang dingin dan ada buat main air. Apalagi pemandangannya ijo semua eheheh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo ajakin keluarga hahahahha. Jangan lupa bawa pakaian ganti kalau main air :-)

      Hapus
  14. Apik tenan mas, kayak susur sungai maron di pacitan ya mas *padahal belum pernah juga hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehehhe, banyak tempat bagus-bagus yang ad di Indonesia. Bahkan di daerah sekitar kita sendiri

      Hapus
  15. Tampak menyejukkan sekali. Rimbun pohon dan beningnya danau. Semoga bisa singgah ke sana.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di Andeman sini memang sejuk sekali, apalagi klau pagi hari.

      Hapus
  16. Ya ampun , 20 tahun tinggal di Malang, kok aku ndeso nggak tau sanankerto. Ternyata di Turen. Bersih banget,,,dan fasilitasnya juga cukup murah...ahhh jadi pengen pulang...kok Rullah sering sekali mengunjungi malang akhir-akhir ini ya :),,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehehhe
      Masih banyak lagi desa wisata di Malang yang bagus-bagus mbak. Dan rata-rata belum tereksplor oleh media dengan masif

      Hapus

Pages