Mencicipi Coklat di Griya Cokelat Nglanggeran - Nasirullah Sitam

Mencicipi Coklat di Griya Cokelat Nglanggeran

Share This
Mencicipi Coklat di Griya Cokelat Nglanggeran
Mencicipi Coklat di Griya Cokelat Nglanggeran
Mbah Mawarti menatap wajah kami satu persatu. Tidak terasa semalam sudah berlalu, kami (rombongan blogger) harus meninggalkan Desa Wisata Nglanggeran. Beliau duduk di warung depan rumah.

“Ambil minum satu-satu ya. Buat bekal perjalanan,” Ujar Mbah Mawarti.

“Sudah ada air mineral di mobil, mbah. Kami ijin pulang dulu, insyaallah kalau ke sini pasti mampir.”

Memang hanya semalam kami menginap di rumah Mbah Mawarti. Namun kenangan tak bisa terlupakan. Semalam kami makan kembulan nasi yang didapat dari tetangga setelah ada hajatan. Kami makan satu tempat dengan Mbah Mawarti dan Mbah Kakung.

Rombongan blogger yang terbagi menjadi dua homestay berkumpul di mobil jemputan. Dua mobil dari Desa Wisata Wukisari sudah menunggu kami. Kali ini kunjungan terakhir di Desa Wisata Nglanggeran adalah mengunjungi sebuah rumah produksi coklat di Nglanggeran. Griya Cokelat Nglanggeran namanya.
Tempat Griya Cokelat Nglanggeran dari depan
Tempat Griya Cokelat Nglanggeran dari depan
Dua mobil diiringin kendaraan roda dua yang dinaiki Pokdarwis Desa Wisata Nglanggeran menuruni sebuah tanjakan. Tidak berselang lama, mobil diarahkan pada jejeran rumah yang halamannya luas. Di sana terpampang tulisan “Griya Cokelat Nglanggeran”. Ini adalah lokasi yang kami tuju.

Kami turun dari mobil serta langsung menuju rumah produksi. Di sini kami disambut dua orang perempuan yang berjaga. Rumah produksi tidaklah besar, namun di sanalah segala produksi coklat dibuat. Rumah ini terbagi menjadi tiga bagian. Bagian depan kiri adalah tempat kasir beserta pajangan sampel coklat. Sisi kanan digunakan sebagai tempat berbagai produk dari bahan coklat.

Tepat di samping kasir dijadikan sebagai tempat produksi coklat. Tempat ini tertutup kaca transparan. Dari luar kita bisa melihat aktivitas yang ada di dalamnya. Kami diperbolehkan menuju ke bagian penggilingan coklat. Sebuah mesin menggiling coklat menjadi bubuk terus bekerja.
Proses pembuatan bubuk coklat
Proses pembuatan bubuk coklat
Griya Cokelat Nglanggeran dijadikan sebuah branding baru yang kekinian dari Nglanggeran. Memanfaatkan Kakao yang ada banyak di perkebunan warga setempat, Pokdarwis Nglanggeran membuat konsep coklat sendiri. Harapannya di sini nanti tidak hanya tempat produksi saja, tapi akan ada tempat tongkrongan untuk menikmati secangkir coklat.

Berbagai produksi seperti aneka minuman dari coklat, chocomix, coklat batangan, coklat praline dan lainnya tersedia di sini. Salut dengan semangat warga desa wisata Nglanggeran yang berinovasi. Sebuah terobosan yang bagus bagi perekonomian warga sekitar yang menawarkan oleh-oleh bagi wisatawan.

Harapan lain dari Pokdarwis Nglanggeran dengan adanya produksi kakao ini agar dapat menggaet anak-anak sekolah yang bermain ke sini mempunyai aktifitas lain. Anak-anak nantinya diajari bagaimana cara berkebun, panen Kakao, sampai cara fermentasi Kakao. Kegiatan tersebut dipandu para ibu-ibu PKK setempat. Semacam sedang fieldtrip dari sekolah.

“Selain aktivitas berkebun (petik kakao), anak-anak nantinya juga kami ajari beternak. Di sini ada kambing Etawa yang dipelihara warga,” Terang salah satu pokdarwis pada kami.

Kembali kami mengelilingi hasil produk yang dihasilkan dari olahan coklat. Sembari berkeliling dan memotret, dua perempuan yang tadi menyambut kami sibuk membuat beberapa cangkir coklat untuk kami.
Daftar harga coklat di Griya Cokelat Nglanggeran
Daftar harga coklat di Griya Cokelat Nglanggeran
Aku menuju tempat mbak-mbak yang membuat coklat, di sana terdapat banner kecil yang memajang daftar harga coklat di griya. Harga beragam, tergantung pemesanan kita. Bahkan seingatku, ketika menjelang lebaran kemarin di sini juga menyediakan parsel lebaran berupa bingkisan coklat.

Sayangnya aku tidak sempat mengabadikan perkebunan Kakao milik warga sewaktu di sini. Aku hanya mendengarkan cerita dari pokdarwis jika pohon coklat ini ditanam di lahan warga, bahkan sebagian ada di pekarangan warga. Ketika dipanen, warga sendiri yang menjemur, melakukan fermentasi sampai siap olah. Selain warga, LIPI juga mempunyai andil besar pada setiap prosesnya sampai menjadi bubuk coklat.

Aku mengambil satu sachet coklat kemasan. Sampel yang aku ambil ini adalah “Chocomix – classic”. Sebuah slogan “Minuman coklat kental khas Gunung Api Purba Nglanggeran” pada kemasannya, pun juga disertai komposisi. Sementara dibaliknya bertuliskan produksi beserta pihak-pihak yang mendukung.
Salah satu sampel coklat bubuk kemasan
Salah satu sampel coklat bubuk kemasan
Produk yang dihasilkan dari bahan baku coklat tidak hanya bubuk coklat untuk minuan dan camilan saja. Olahan baru seperti Pisang Coklat pun diproduksi. Ada juga banyak jenis bahan untuk kecantikan (lulur, sabun, dan lainnya).

Aku jadi teringat oleh-oleh dari Lampung. Setiap teman balik ke Jogja, dia selalu membawa keripik pisang yang sudah dikemas bertaburkan coklat. Bingkisan itupun kudapatkan di sini. Di sini semua jenis hasil yang diproduksi sudah dikemas dengan baik.

Teman-teman blogger memilih oleh-oleh yang akan kami bawa pulang. Sepertinya coklat batangan ini menjadi pilihan paling dibeli. Satu batang coklat kami bagi bersama, dan kami cicipi.

“Gimana rasanya mas?”Tanyaku pada Mas Alid.

Emejing!!
Abaikan modelnya, fokus ke coklatnya saja
Abaikan modelnya, fokus ke coklatnya saja
Cukup satu kata yang keluar dan membuat kami tertawa kencang. Kami jadikan kata tersebut sebagai tagline kala berkunjung ke destinasi lain. Ngomong-ngomong coklat batang yang dimakan Mas Alid itu sebenarnya milik Mbak Aya. Sudah pasti nanti di dalam mobil pakal ada perang dunia ketiga.

Secangkir coklat hangat kami habiskan dalam beberapa tegukan. Kami berpamitan pada setiap perwakilan Pokdarwis Desa Wisata Nglanggeran. Sebuah jamuan yang besar selama di sini. Dimulai dari makan malam Ingkung, mengunjungi Kampung Pitu, dan berakhir di Griya Cokelat. 

Aku berharap ketika bersepeda ke sini nantinya lokasi ini sudah terdapat gazebo-gazebo kecil yang bisa dipergunakan wisatawan bersantai sembari menikmati coklat. Jika di tempat-tempat lain menikmati secangkir teh dan kopi, di sini kita menikmati secangkir coklat. Tentu menyenangkan rasanya.
*Rangkaian kegiatan Travel Blogger Explore Desa Wisata Jogja (Hastag #EksploreDeswitaJogja) dipersembahkan oleh Forkom Desa Wisata Yogyakarta 24 - 26 Februari 2017.

Griya Cokelat Nglanggeran

Sekretariat: Kalisong, Desa Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul
Nomor Telepon: 081804138610 (Aris Budiyono)
Sosial Media: @griya.cokelat.nglanggeran (Instagram)

34 komentar:

  1. emejing idea, "yang lain nyeruput kopi atau teh di sini nyeruput cokelat". wajib coba (kayaknya) cokelat lokal. pengen tau deskripsi rasa emejingnya kaya apa ? nice post

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahahha, bisa loh ngajakin siapa gitu nongkrong di sini mas

      Hapus
  2. wah menarik buat dicoba. beres nyunrise di sana kapan kapan mampir ke griya coklat

    BalasHapus
  3. Asik ini mas.. bisa jadi tempat rekomendasi buat nyonya sama anak kalau naik ke wonosari.. sekalian mampir... :D

    BalasHapus
  4. Asyik banget, Mas. Seruput coklat ditempatnya langsung. Apa lg kalau ketempat ini bersama "pacar orang" lebih asyik.. Hahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju bang, kalau sama pacar sendiri ya, bukan pacar teman *eh :-D

      Hapus
  5. Sedap banget abis sunrise-an langsung nyeruput cokelat di Griya Cokelat Nglanggeran ini, ya. Rasanya emejing... :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau nanti kita kopdar, jangan sampai lupa sapa dengan kata emenjing hahahahha

      Hapus
  6. Aku sempat kesleo loh, nyebut namanya nglanggeran? meskipun bahasaku sendiri :D,,, wah kembulan, jadi langsung trenyuh kangen rumah :(...Hhaha emejing banget,,griyanya emang bener sesuai namanya, bener2 rumah... pengen kesana,, di Jerman juga ada beberapa museum coklat, tapi mahal, dan nggak ada yang seramah mbah Mawarti :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahahha, susah kah? Mungkin lidah kami sudah terbiasa hahahahhaa

      Hapus
  7. wah mumpung lagi di jogja nih
    mau beli yang chocomix 1 dus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wajib beli mas, bilang dapat informasi dari anak Deswita buahahahahha

      Hapus
  8. Sing nyakot coklat nggak kiro-kiro, langsung dilahap nyaris separo dewe hahaha. Rasa coklat di sana beneran murni, nggak terlalu banyak pemanis jadi malah bikin badan anget dan pikiran relaks. Sayange nggak dibawa ke kebunnya langsung ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahahha, kasian yang punya coklat cuma bisa diam saat dilibas sama calon bupati Jombang :-D

      Hapus
  9. Lampung memang terkenal dengan keripik pisang
    untuk pilihan rasanya juga beraneka rasa
    Kalau sudah menyebut kata kuliner coklat langsung meleleh deh rasanya langsung ambil stock coklat haha
    enak ya bisa jalan2 bareng dengan teman2 ngeblog

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahahhaha
      Bisa loh borong coklat di sini.
      Iya mbak, main bareng teman-teman sesama blogger emang menyenangkan :-D

      Hapus
  10. asyiknya di Jawa karena POKDARWIS-nya sudah terbentuk dan benar-benar jalan.
    di Indonesia timur agak susah, masih banyak potensi wisata yang belum diolah, sebagian besar karena merasa itu belum mendatangkan hasil

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekarang di Jawa memang lebih bersemangat untuk membangun Desa Wisata, daeng.

      Hapus
  11. kemarin sempet liat di statusnya mas aji soal coklat nglanggeran ini.

    kayaknya aling enak coklat seduh :)

    ekspresi makan coklatnyaa :D coklat batang ya, awalnya sha kira ice cream hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harusnya kamu minta dia buat ngirimin coklat satu kardus :-D

      Hapus
  12. Duh duh duh cokelaaaaatttttttt.... Mau dong main ke sini Nasi xD

    BalasHapus
  13. Ini kalau mau gabung dengan traveller blogger gimana. Acaranya seru banget.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Janjian aja mas, biasanya kami ngetrip bareng *pake dana pribadi ahahahhaha

      Hapus
  14. ternyata Nglanggeran pengahsil coklat .. hehe baru tahu,
    asyik tuh ... sesepedaaan kesana terus nongkrong di bale bale sambil seruput coklat .. emejing

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini terobosan baru kang, karena di Nglanggeran banyak pohon kakao

      Hapus
  15. Kalo pilihannya teh, kopi ato coklat, aku jg pasti milih secangkir coklat :D. Lbh enak dibanding kopi ato teh. Tp anehnya aku hanya suka coklat yg dibikin minuman mas, kalo batangan ato dibentuk sbagai rasa makanan ga terlalu doyan.. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Enak loh mbak coklat batangan hahahah. Tapi makannya sedikit-sedikit :-D

      Hapus
  16. btw mas klo coklat alami itu pait bener ga sih?

    BalasHapus

Pages