Agrowisata Sapi Perah di Desa Wisata Gubugklakah - Nasirullah Sitam

Agrowisata Sapi Perah di Desa Wisata Gubugklakah

Share This
Sapi perah di Agrowisata Nusa Pelangi
Sapi perah di Agrowisata Nusa Pelangi
Hawa dingin terasa kala aku sampai di Desa Wisata Gubugklakah. Keluar dari mobil yang mengantarkan dari Stasiun Malang, aku meraih ransel dan mengikuti Pokdarwis menuju homestay. Di sana sudah ada tujuh temanku yang lebih dulu datang sejak kemarin.

“Naik saja mas, teman-teman sepertinya masih tidur.”

Kamar homestay yang aku singgahi berada di atas. Di bawahnya adalah rumah pemilik homestay. Aku bersama Mas Alid & Mas Ghozali membuka pagar samping rumah, dan masuk. Seorang perempuan sedang asyik bersantai di teras luar dan menyapa kami.

“Silvi,”Ujarnya.

Dia adalah salah satu blogger yang nantinya barengan dengan kami selama di Malang. Aku menuju dalam rumah. Dan mulailah keramaian homestay terasa. Pagi ini serasa di pasar, obrolan seru tersaji. Suaranya mengalahkan reporter yang siaran di televisi.

Reuni, itulah yang terasa kala bersua dengan blogger lain. Sebagian besar blogger ini sudah sering bertemu, dan sempat main bareng waktu eksplor desa wisata Jogja. Waktu pagi kami habiskan berbincang sembari menikmati sarapan.

Agenda pagi ini adalah mengunjungi Agrowisata Sapi Perah yang ada di Desa Wisata Gubugklakah. Pak Anshori (Pemilik homestay sekaligus ketua pokdarwis) yang akan mengantarkan. Jarak dari homestay menuju tempat pemerahan 400 meter. Kami putuskan jalan kaki.

Desa santri. Itulah yang terbesit saat kami berjalan di sini. Tiap sisi jalan dipenuhi santri-santri yang sedang beraktifitas. Menurut Pak Anshori, di desa ini ada beberapa pondok pesantren. Kami terus berjalan, sayup-sayup terdengar shalawatan para santri.

Agrowisata Sapi Perah di Gubugklakah ini baru diresmikan oleh Bupati Malang setahun lalu. Namanya adalah Nusa Pelangi. Tempatnya cukup luas, di depan menjulang sebuah patung Sapi. Ternyata agrowisata sapi perah ini berdiri di atas lahan 3000 meter persegi. Di dalamnya terdapat fasilitas Rest Area & Food Court.
Sapi-sapi sedang asyik makan rumput di kandang
Sapi-sapi sedang asyik makan rumput di kandang
Kami disambut Pak Bunasan. Beliau salah satu orang yang mengurusi peternakan sapi perah. Di sini ada 16 sapi perah. Sepuluh di antaranya sudah besar, dan enam masin kecil. Tempatnya pun dipisah. Pak Bunasan beserta temannya membersikan kandang. Kandang sapi di sini terbuka. Jadi tiap orang yang berkunjung bisa melihat sapi dengan mudah. Tepat di depan para sapi disediakan rumput hijau.

Setiap sapi disiram dengan air melalui pipa plastik. Seperti kalau kita memandikan sapi pada umumnya. Dua orang ini cekatan memberishkan tiap sapi dari kotoran yang menempel. Kotoran yang di lantai juga disiram, air kotoran mengalir melalui selokan kecil menuju tampungan.

“Kalau di sini kotoran sapi dijadikan biogas juga nggak pak?”

“Iya mas. Di sini sekalian pembuatan biogas dari kotoran ternak.”

Aku teringat semasa KKN di Sentolo. Rumah yang kuinapi sebagai tempat tinggal memanfaatkan 2 kotoran ternak untuk biogas. Kalau di tempat KKN dulu hanya ada 2 sapi. Di sini sendiri ada 16 ekor sapi. Tentu hasil biogasnya lebih banyak dan bisa digunakan lebih lama.

Di agrowisata Nusa Pelangi kita bisa belajar tentang ternak sapi, proses pemerahannya, sampai pengolahan susu. Begitulah yang dituturkan oleh pemandu kami saat berkunjung. Bahkan di sini juga da ruang khusus untuk semacam pemutaran visual tentang sapi perah.

Suara mesin selep terdengar kencang dari dalam bangunan, dekat kandang anak sapi. Aku masuk ke dalam, di sana sudah ada seorang bapak yang menyelep bahan baku makanan sapi. Tumpukan batang Jagung dan Rumput Odot (Rumput Gajah Odot) sudah terikat. Bapak ini menyelep agar rumpunya lebih halus dan mudah dimakan sapi.
Menyelep pakan sapi di ruangan sendiri
Menyelep pakan sapi di ruangan sendiri
Rumput-rumput tersebut nantinya dicampur, lalu ditaruh di tempat makan sapi. Tidak hanya rumput saja yang diberikan, ada juga vitamin yang dicampur. Aku lupa namanya, tapi aku sempat melihat vitamin cair itu di dalam ember. Jenis pakan untuk sapi perah ada hijauan (rumput) dan pakan konsentrat.

Ruangan lain yang aku masuki adalah tempat pemerahan. Di sana sudah lengkap tempat sapi, kran, pipa plastik, serta tempat penampung susu. Ada SOP dan alurnya sendiri merawat sapi. Sehingga peternak tidak asal bekerja tanpa ada alur yang jelas.

Prosesnya antara lain: membersihkan palungan, menyiapkan pakan konsentrat, pemberian konsentrat dan singkong, pembersihan kandang sapi, membersihkan sapi, sapi dimasukkan ke dalam ruang pemerahan, penyiapan hijauan, pemberian hijauan, sapi dikembalikan ke kandang.
Tempat khusus untuk memerah susu sapi
Tempat khusus untuk memerah susu sapi
Untuk lebih memperjelas kami cara memerah susu sapi, seorang bapak mempraktekkan. Sebenarnya pemerahan susu sapi harus di dalam ruangan, berhubung ini hanya untuk memberi contoh, kami pun melakukannya di kandang. Sapi yang diperah harus diberi makan, sehingga tidak mengamuk saat diperah.

Sedikit demi sedikit sapi mulai tenang, tempo pemijitan saat memerah sapi tidak boleh sembarangan, salah sedikit sapi mengamuk dan bisa menendang. Susu sapi mulai keluar, ditampung pada ember kecil. Sapi yang bisa diperah jika sudah beranak. Sehari seekor sapi diperah dua kali, pagi (pukul 06.00 WIB) dan sore (pukul 15.00 WIB).

“Biasanya satu sapi bisa dapat berapa liter dalam sehari pak?”

Bapak tersebut terus memerah susu sapi. “Bisa sampai 10 liter mas.”
Praktek memerah susu sapi
Praktek memerah susu sapi
Sepuluh liter sehari, jika ada 16 sapi tentu bisa mencapai 160 liter susu sapi perah yang didapatkan. Hasil perahan sapi ini tidak semua ditampung dan diolah di sini. Sebagian dijual ke koperasi, sementara sebagian lagi diolah oleh pihak Nusa Pelangi. Hasil olahannya bisa menjadi camilan, Es Krim, Yorgurt, atau Keripik Susu.
Camilan hasil olahan susu sapi
Camilan hasil olahan susu sapi
Aku dan teman-teman rombongan menuju Rest Area & Food Court, di sana sudah ada beberapa hasil olahan susu yang dijual. Lucu juga kemasannya. Ini adalah contoh olahan berbentuk kripik. Oya, tempat ini terbuka untuk fieldtrip anak-anak sekolah pada hari sabtu & minggu. Mereka nantinya mengikuti proses pemerahan susu dari awal sampai akhir.

“Kita lanjut ke Coban Pelangi,” Ajak Pak Anshori.

“Naik apa pak?”

“Jeep ini,” Jawabnya tersenyum.
Foto bareng sebelum lanjut ke destinasi lain
Foto bareng sebelum lanjut ke destinasi lain (Dok. Insan Wisata)
Kami beranjak menuju jeep. Sebelum perjalanan dilanjutkan, kami foto bareng dulu. Seperti inilah keramaian bersama teman. Waktunya mengeksplor destinasi lain di Desa Wisata Gubugklakah.

Agrowisata Nusa Pelangi Desa Wisata Gubugklakah

Desa Gubugklakah, Poncokusumo, Kab Malang, Jawa Timur
Telepon : 0878-5947-8177 (Pak Purnomo Anshori)

24 komentar:

  1. Sapinya gendats-gendats ya.. Itu kalian gak ada ang nyobain merah sapi langsung?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pas di sini kami hanya melihat, tapi hari ketiga di Pujon Kidul, kami ikut coba praktek memerah susu sapi

      Hapus
  2. yang bgeini ini baru keren ya, argowisata memang hrs banyak digalakan di daerah pendesaan ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apalagi sekarang desa wisata sedang didengungkan oleh kemenpar :-)

      Hapus
  3. betul ya , hrs digalakan untuk memutar roda ekonomi pendesaan

    BalasHapus
  4. sapinya montok anu nya, bisa 10 liter sehari. mantabs!!

    BalasHapus
  5. permen susu cap pelangi itu pernah kumakan
    enak banget

    BalasHapus
  6. Asyik yaa ketemu sapi :3
    Jadi pengen berkunjung ke Gubugklakah juga!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha
      Ketemu sapi aja aku udah senang, apalagi ketemu kamu *eh buahahahahhah

      Hapus
  7. ah seru lihat sapi2m jadi rindu kampungku

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehehhe, mbak Winny nikmatin dulu main di jauh-jauh. Ntar pas mudik baru puasin main di kampung halaman :-)

      Hapus
  8. kalau kesana kayaknya jadi rindu aroma desa yang lama

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahahha,
      Desa adalah tempat terbagik melepas kepenatan

      Hapus
  9. Wah seru banget! pengen cobain langsung.

    BalasHapus
  10. dr dulu pengen ngunjungi tempat agrowisata kaya gini, tapi belum kesampean..
    di Lombok enggak ada nih.

    seru pastinyaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin nantinya bisa dibuat mas. Kalau ada desa wisatanya ehehhheh

      Hapus
  11. desa peternakan sapi saja bisa dikemas menjadi tempat wisata, jual produk susu sekalian jual wisata .. mantap sinergy-nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar kang. Ini menjadi kegiatan baru bagi orang-orang kota

      Hapus
  12. Jd pnasaran sama kripik susu bentuknya gmn y

    BalasHapus

Pages