Menyeduh Kopi di Aegis Coffee - Nasirullah Sitam

Menyeduh Kopi di Aegis Coffee

Share This
Pesanan kopi di Aegis Coffee Seturan
Pesanan kopi di Aegis Coffee Seturan
*Catatan:
Di tahun 2021, Aegis Coffee berubah branding menjadi Aegis Coffee and Collaborative. Tata letak meja berubah, dan  ada penambahan meja & kursi di area terbuka. Selain itu, menu Kopasus sudah tidak ada, yang versi terbaru namanya Indonesian Standard.

Selama berbulan-bulan aku mengunjungi banyak kedai kopi di sekitar Demangan. Itupun masih ada beberapa kedai kopi yang belum aku kunjungi, ada juga yang sudah kukunjungi tapi belum sempat kutulis di blog. Nyatanya mengunjungi kedai kopi di sekitar kos yang jaraknya tak lebih dari 1.5 KM cukup lama selesainya.

Kali ini kesempatan berbeda, teman tongkrongan yang tergabung dari “Ngopi Tiap Pekan” mengusulkan kami singgah di Aegis Coffee. Sebuah kedai kopi yang tidak jauh dari Babarsari dan Seturan. Lokasi letaknya di Jalan Perumnas No 249F, Depok. Tepatnya di seberang eks Kalimilk Seturan.

Sebelumnya, aku sudah dua kali ke sana. Kali pertama waktu ada agenda kopdar dengan blogger yang main ke Jogja. Kedua, ketika aku sepulang futsal di Goeboex Café. Untuk kali ini, aku sengaja datang siang hari. Biasanya siang tidak terlalu ramai seperti waktu malam. Sehingga bisa fokus menulis artikel blog.

Pukul 11.00 WIB aku melangkahkan kaki masuk ke dalam kedai. Sudah ada dua barista yang bertugas, salah satunya pernah kutemui kali pertama main. Sementara satu barista baru kali ini bertemu. Sempat kusapa salah satu barista yang kukenal wajahnya.
Suasana di depan kedai masih cukup sepi
Suasana di depan kedai masih cukup sepi
Belum banyak pengunjung yang datang, ini artinya aku bisa lebih santai mengambil gambar. Hanya ada dua pengunjung yang sibuk menatap laptop. Satu pengunjung sedang asyik main game online, sementara satunya sedang sibuk membuat desain sampul majalah.

“Sendirian mas?” Sapa barista yang pernah ketemu denganku.

“Iya mas, sendirian. Nanti ada dua teman yang nyusul,” Jawabku.

Siang ini ada dua teman cewek yang katanya ingin nyusul ngopi di sini. Dua cewek ini sedang ingin merevisi artikelnya yang masuk di salah satu jurnal. Nantinya aku hanya menemani sembari melanjutkan tulisan resensi buku Mata Lensa yang sempat kubeli dua minggu lalu.

Lengang, itulah pemandangan siang hari. Suasana yang nyaman untukku melanjutkan aktivitas menulis. Sesekali aku berkeliling ruangan kecil di dalam untuk mengambil spot foto. Pun dengan buku yang kutenteng. Dua, tiga, empat kali aku meletakkan buku dengan tambahan properti kopi yang sudah dipesan pengunjung lainnya. Kuabadikan beberapa kali, lalu kembali fokus pada laptop.
Meja dan kursi di dalam kedai Aegis Coffee
Meja dan kursi di dalam kedai Aegis Coffee
Aegis coffee dibuka pada awal tahun 2017. Belum sampai satu tahun, namun tempat ini menjadi pilihan alternatif para pecinta kopi. Selain itu, remaja-remaja yang hanya sekadar kongkow dan mengerjakan tugas juga banyak singgah di tempat ini.

Kedai ini dimiliki beberapa orang, untuk baristanya ada empat orang. tiap hari kerja dua barista. Terkadang saat siang hanya satu barista saja yang bekerja. Hal ini dilihat karena pengunjung siang relatif lebih sedikit dibanding menjelang sore sampai malam. Di sini mulai buka sejak pukul 08.00 WIB, sedangkan last order pada pukul 01.30 WIB.

Seperti yang sudah kubilang, aku pernah ke sini beberapa kali. Dari ketiga kunjungan ke sini, aku bisa melihat bahwa pengunjung ramai jika memasuki pukul 20.00 WIB. Jika kalian ingin mengerjakan tugas, atau sekadar menulis artikel untuk blog. Aku sarankan datang siang sampai sore.
Salah satu barista di Aegis Coffee
Salah satu barista di Aegis Coffee
Siang masih sepi di dalam kedai, barista tidak sibuk. Aku memesan minuman, sekaligus air mineral. Setelah itu menuju meja panjang yang bisa dipakai empat orang. Tepat di dinding tembok terdapat beberapa colokan listrik. Laptop kuhidupkan, secara otomatis terhubung di wifi kedai. Sejak pertama, password-nya tidak diubah.

Harga kopi setara dengan kedai-kedai lain yang ada di Jogja. Rata-rata harganya setara. Kisaran harga antara Rp. 15.000 – RP. 30.000. Bagi yang tidak suka kopi, ada pilihan teh dan coklat. Selama aku di sini, beberapa kali melihat pengunjung yang order kopi dengan permintaan khusus. Mereka meminta agar diberi gula dan sebagainya.
Daftar menu dan harga di Aegis Coffee
Daftar menu dan harga di Aegis Coffee
Dua teman cewek yang kutunggu datang, kami bergegas ngobrol santai sembari menyempatkan diri sibuk di depan laptop masing-masing. Sementara itu barista juga disibukkan pesanan dari pengunjung lain yang berada di luar ruangan.

Meja-meja di luar ruangan kala siang atau malam menjadi tempat favorit para pengunjung. Di sana mereka bisa merokok, berbeda dengan di dalam yang cenderung sepi. Keriuhan di luar tidak terdengar dari dalam. Itu sebabnya aku lebih suka duduk manis di dalam, menyepi dengan segala kesibukan.

Deretan rak panjang dipenuhi kopi dalam kemasan 200 gram bertuliskan Aegis. Di sana juga tertulis motto kedai ini “Brew it with love”. Terdengar sederhana, tapi cukup romantis kalimatnya. Mungkin ini salah satu cara bagaimana mereka menyajikan kopi dengan sepenuh hati.
Brew it with Love
Brew it with Love
Waktu terus berjalan, pengunjung makin berdatangan. Rata-rata pengunjung di sini lebih dari dua jam nongkrongnya. Berkali-kali pula pesanan datang. Di Aegis coffee, pengunjung mengambil sendiri orderannya. Jadi tidak ada pramusaji yang mengantarkan pesanan kita ke meja. Pramusaji maupun barista hanya membuatkan, lalu memanggil nama pemesan.

Dua cewek di depanku menikmati seduhan minuman yang dipesan. Aku mengamati kesibukan mereka. Sempat kubaca artikel yang ingin dimasukkan pada satu jurnal, termasuk revisi yang mereka dapatkan dari reviewer jurnal. Kopi pesananku sudah beberapa kali kusesap.

Aegis coffee berada di deretan ruko, ruangan berwarna putih dan tampak minimalis ini cukup nyaman bagi yang ingin mengerjakan tugasnya di luar rumah. Deretan meja memanjang di ujung dinding. Pengunjung yang datang rata-rata orang yang sudah bekerja dan mahasiswa. Kampus yang dekat dari sini antara lain StiPram, STIE YKPN, UPN dan beberapa kampus lainnya.
Pengunjung mengambil pesanannya sendiri
Pengunjung mengambil pesanannya sendiri
Kelebihan lain di sini adalah wifi-nya kencang. Selama menulis artikel untuk blog, aku juga sekalian mengunduh beberapa file berukuran besar. Tempat ini bisa menjadi alternatif pilihan untuk coworking space di Jogja.

Kedai kopi di sekitar Seturan dan Babarsari tidak sebanyak di Demangan. Mungkin karena faktor tersebut, tempat ini banyak didatangi pengunjung yang ingin mengerjakan tugas. Sementara waktu terus berlalu, aku masih larut dalam kesibukan. Setelah itu, aku beranjak pulang.

Jika dipikir-pikir, dalam rentang waktu satu bulan, aku sudah ke Aegis Coffee sebanyak tiga kali. Ini menjadi rekor tersendiri bagiku. Biasanya aku jarang mengunjungi kedai kopi yang sama dalam rentang waktu satu bulan. Entahlah, aku merasa nyaman menikmati waktu dan menghabiskannya di sini. Mungkin dalam beberapa minggu aku jenuh di kamar, dan lebih produktif menulis di luar kamar.
Kali pertama ke Aegis Coffee
Kali pertama ke Aegis Coffee/ Dok. Yugo Bajalanan
Tiap kedai kopi menyajikan hal yang berbeda, konsep yang tidak sama, tapi tiap barista di kedai kopi manapun pasti ramah dengan pengunjungnya. Di sini kita bisa berbicara panjang lebar dengan barista selama tidak sibuk. Pun ketika sibuk, mereka tetap menyempatkan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kita ajukan. Seperti tagline di kedai ini “Brew it with love”. *Sabtu, 25 November 2017.

Pemutakhiran Informasi

Kedai Aegis Coffee menjadi tempat yang sering aku kunjungi di tahun 2019. Setiap ada pekerjaan yang harus diselesaikan dengan waktu cepat, sebisa mungkin aku mengerjakan di kedai ini. Suasana santai dan akrab dengan barista menjadi salah satu alasanku berkunjung.

Selain itu, bagi yang suka minuman Kopi Susu; kalian bisa menyicip kopi susu di Aegis Coffee. Menurutku, ini kedai menyajikan kopi susu yang pas di lidah. Minuman tersebut memang aku rekomendasikan jika berkunjung di sini. Pun dengan kue pastri yang bisa disantap kala pagi.
Pastri dan Kopi susu di Aegis Coffee
Pastri dan Kopi susu di Aegis Coffee
Seperti yang sudah aku bilang, faktor akrab dengan barista memang sangat menentukan. Cara berinteraksi dengan pengunjung serta komunikasi yang cukup cepat akrab menjadi nilai tersendiri. Saking seringnya kerja di sini, hampir semua barista kukenal, meski tak hafal nama-namanya.

Ini ada dua barista cewek yang acapkali bertemu saat di Aegis Coffee. Sepertinya ini menjadi kode untuk menulis artikel dengan judul "Sepuluh Barista Cantik Kedai Kopi di Jogja" versiku. Menariknya, aku sudah ada beberapa foto barista-barista cewek di Jogja.
Barista-barista cantik di Aegis Coffee
Barista-barista cantik di Aegis Coffee

Mulai tahun 2019, Aegis Coffee buka pukul 09.00 WIB - 01.00 WIB. Ini artinya sedikit berubah dengan waktu tulisan pertama kuposting pada tahun 2017. Pada dasarnya, kedai ini memang aku rekomendasikan bagi kalian yang berkunjung di Jogja; khususnya wilayah Seturan. *Perbaruan informasi pada tanggal 20 April 2019

Di tahun 2021, perubahan sedikit mencolok di Aegis Coffee. Ruangan area terbuka jauh lebih luas, selain itu pengaturan meja dan kursi di dalam pun berubah. Pun dengan penamaannya sekarang menjadi Aegis Coffee & Collaborative. Kemungkinan bakal ada inovasi baru yang lainnya di Ageis Coffe di masa mendatang.

34 komentar:

  1. Hei, rentang harganya mulai 15rb an kaaak.
    Ku juga sukak banget ke Aegis kalo siang siang. Roast Beans nya juga murah dan enak.
    Dulu ada paket kopi susu plus roti bakar buat sarapan. Sayangnya sepertinya sekarang udah gak ada

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sengaja dibikin salah biar ada yang benerin buahahahahha *alibinya udah bagus kan?
      Besok ke sana lagi hahahahha

      Hapus
  2. di jogja banyak ya kedai kopi
    di sini bisa dihitung dengan jari...

    kalau dari rentang harga sih, sama dengan di sini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banyak banget mas, tinggal milih lokasinya di mana :-D

      Hapus
  3. Kopi manual brew nya 15rb mas sitam. Itu harga termurah, bukan 18rb. Edit gih tulisannya. Haha.
    Aku ke situ minggu lalu. Bener, klo siang enak di situ sepi ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Udah diedit teh, buahahhaha. Aku biasanya pagi - siang ke sana

      Hapus
  4. Galakkan hastag #ngopitiappekan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya bukan ngopi tiap pekan tapi kumpul tiap pekan :-D

      Hapus
  5. Aku salah fokus dengan tato si tukang penyeduh kopi. Keren banget soalnya *komen dari pecinta tato yang gak bisa tatoan hehe.

    Yuk ke Palembang, nanti aku ajakin ngupi2. Walau aku bukan penggemar kopi, tapi cukup banyak kedai kopi yang kece di sini. Kapan lagi bisa nyobain kopi Semendo khas Sumsel, kan? :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga suka lihat tato, tapi nggak boleh sama orang rumah mau bikin tato :-D
      Insyaallah om didoakan saja agar bisa main ke sana.

      Hapus
  6. Kalo tempatnya bagus begitu, wifi kencang pula, akupun bakal jd langganan mas :) . Liat ruangannya suka deh.. Mungkin krn putih yaa, jd kesaannya luas dan bersih.. Sama kyk omndut, aku salfok ama tatonya wkwkwkw.. Sangar.. :D

    BalasHapus
  7. Sebenernya agak ngiri sama orang2 yang bisa nulis atau melakukan apapun di kedai kopi begini. Aku pengen banget bisa nulis di luar ruangan macam kafe, tapi selalu gak fokus. Kalau gak keganggu pengen motret apapun yang ada di situ, entah menu atau ambience kafe-nya, biasanya seringnya diajak ngobrol lama banget. Jadi, niat nulis selalu bubar jalan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehheh, ini juga nggak selalu di kafe mas. Kalau sedang nggak penegn di kos malah kadang ke kedai yang murah-murah sh. Sekadar buat ganti suasana :-)

      Hapus
  8. tempat ngopinya asyik banget, Mas. ah Coffee Latte. Harganya terjangkau banget ya

    BalasHapus
  9. dalam sebulan 3x kesini ... wah .. artinya enak atau .. cucok di kantong .. hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lebih tepatnya yang pertama dan kedua lupa bawa kamera, tapi memang cukup akrab dengan baristanya :-D

      Hapus
  10. Asik banget tagline brew it with love. WKwk

    BalasHapus
  11. tempatnya asik... aku belum pernah bawa laptop ke luar rumah, maklum emak-emak... tapi kalau ke tempat sepi kaya gini asik juga...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pas aku ke sini pertama malah sama Mak Indah, kan beliau juga emak-emak ahhahahah

      Hapus
  12. kenapa nama ceweknya ga disebutin? hahaha *komen macam apa ini?

    eh, ada deng di komen diatas.

    eh itu, di bungkusnya ada hangul korea. apa kopi nya di ekspor ke korea juga atau gimana?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Komen atas itu pertama yg ngajaik dia mbak. Pas ke sana terakhir nggak sama dia, hahahahhah

      Hapus
  13. Asyik nih suasananya buat nongkrong, harganya terjangkau pula ya khaan.. :)

    BalasHapus
  14. Sendirian aja mas? (2) hahaha
    Pan kapan kl ke jogja mampir sini ah, kayake enak buat ngopi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aman mbak, sendirian datangnya, tapi di sana ketemu banyak orang buahahahha

      Hapus
  15. Kalau udah 3 Kali sih, berarti udah kerasan dan jadi langganan. Cocok banget. Suka dengan slogan nya Brew it with love. Nyeduhnya pakai Cinta. Udah pasti enak.

    BalasHapus
  16. Kayaknya penggemar kopi nih, sampai rajin banget mereview warung kopi hihihi
    saya kalau ke warung kopi lebih ke nongkrong dan ngobrol aja sih sama teman-teman, jarang mau sambil kerja karena biasanya saya lebih suka suasana kerja yang tenang dan private

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lebih tepatnya pencari tempat nongkrong untuk bersantai, Daeng hahahahha.
      Kadang jenuh di kamar kos, jadi sengaja cari suasana baru :-D

      Hapus
  17. kedai kopi tempat kita kopdar, buat ku tempat ini nanggung sih dari interior pengen minimalis modern tapi ada beberapa bagian yang kurang pas.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yap bener koh, tempat kita kemarin pas kopdar. Kalau aku lebih baik seperti ini, nggak banyak warna hahahaha

      Hapus

Pages