Paradijs op Java adalah Pulau Karimunjawa - Nasirullah Sitam

Paradijs op Java adalah Pulau Karimunjawa

Share This
Membidik senja dari tepian dermaga Mrican, Karimunjawa
Membidik senja dari tepian dermaga Mrican, Karimunjawa
“Enak ya jadi orang Karimunjawa. Tiap hari bisa liburan di pantai. Melihat sunrise, sunset, berenang, atau malah main sampan.”

Sudah tidak terhitung aku mendengar ucapan teman kala mengetahui asalku dari Karimunjawa. Terbesit dalam pikiran mereka yang pertama tentu keindahan alamnya. Barisan pantai serta gugusan pulau di Karimunjawa memang mempunyai magnet untuk dikunjungi para wisatawan. Itu sebabnya, aku selalu antusias jika mudik ke Karimunjawa.

Sejak pulau Karimunjawa melejit dikenal para wisatawan mulai tahun 2007-an, berbondong-bondong para traveler menuliskan Karimunjawa pada daftar kunjungan wisatanya. Wisatawan semakin banyak berlibur ke Karimunjawa setelah tahun 2010-an. Sekarang Karimunjawa menjadi salah satu destinasi liburan unggulan di Jawa Tengah.

Jauh sebelumnya, ketika tahun 1990-an, sebenarnya Karimunjawa sudah dilirik investor sebagai destinasi wisata. Pulau Tengah kala itu sudah mempunyai empat penginapan dan dikelola sebagai tempat wisata. Sekitar tahun 1998-an, kembali pulau Menyawakan dibangun resort megah. Ini artinya Karimunjawa memang mempunyai potensi menggaet wisawatan untuk berlibur.
Pelabuhan Karimunjawa diabadikan dari atas kapal ASDP Siginjai
Pelabuhan Karimunjawa diabadikan dari atas kapal ASDP Siginjai
Aku benar-benar menikmati terlahir sebagai anak pulau. Ketika ada tanggal merah agak panjang, aku langsung mengambil cuti pulang. Aku merasa mudik ke rumah sendiri adalah liburan yang paling nyata. Selain berkumpul dengan keluarga, aku juga bisa melakukan hobi baru bermain dengan kamera. Memotret pemandangan indah Karimunjawa; pantainya, senjanya, mentari paginya, bahkan kegiatan sehari-hari masyarakatnya.

Karimunjawa adalah Paradijs op Java, ini tidak terlontar dari lisanku. Aku dan masyarakat Karimunjawa memang percaya bahwa gugusan pulau yang kami tempati indah. Julukan Paradijs op Java tertuang pada buku Het hoge huis aan de Javazee: de geschiedenis van een zeeroverseiland (Rumah Tinggi di Laut Jawa: sejarah sebuah pulau bajak laut) karya Joop van de Berg tahun 1991. Dikutip dari artikel jurnal internasional tulisan Yeti Rochwulaningsih tahun 2014.

Joop van de Berg mengatakan bahwa Pulau Karimunjawa pada masa kolonial dikenal sebagai “Paradijs op Java” karena keindahannya atau panorama pulau. Dalam Bahasa Indonesia, kita dapat menerjemahkan bahwa “Paradijs op Java” bermakna “Surga di Jawa”. Benar-benar menjadi anugerah bagi aku dan masyarakat yang lahir di Karimunjawa. Tentunya kami harus bisa menjaga pulau tersebut tetap indah.

Keindahan tanah kelahiranku sudah banyak kutulis di blog. Bahkan blog pribadiku mempunyai tulisan khusus tentang Karimunjawa. Tidak hanya tulisan tentang pantainya, aku juga mengulas budaya, kuliner, dan kehidupan sehari-hari masyarakatnya. Duduklah di sini, aku ceritakan sedikit pada kalian tentang Karimunjawa, sehingga kalian yakin bahwa Karimunjawa adalah surga di Jawa.

*****

Fajar menyingsing, sang baskara hendak menampakkan wujudnya. Aku berlari menyusuri jalan setapak. Rumput-rumput di tepian jalan terasa dingin kala tersentuh kulit. Embun pagi menyapa tiap dedaunan menjelang pagi. Sedikit kupercepat langkah kaki, aku tidak sabar menanti pagi. Menyaksikan mentari terbit kala waktu cerah.

Gumpalan awan menyebar di angkasa. Mereka tidak sedikitpun mengganggu pandanganku yang fokus ke ufuk timur. Mentari pagi menggeliat, menebar cahaya dengan segala kehangatannya. Air laut yang tenang, gemericik ombak pun terasa tertahan, mereka tak ingin mengganggu konsentrasiku saat menikmati pemandangan yang elok. Panorama indah di tepian pantai.
Mentari terbit terlihat dari pesisir pantai Batu Putih, Karimunjawa
Mentari terbit terlihat dari pesisir pantai Batu Putih, Karimunjawa
Hari masih pagi, aku sudah disuguhi keindahan alam. Cahaya mentari terlihat lebih sejuk dan bagus diabadikan. Tidak seperti terik siang yang panas. Aku tidak beranjak dari tempat duduk di atas bongkahan batu besar. Aku masih setia menunggu sampai mentari benar-benar terang, sampai membuat mata yang memandang menjadi silau. Pagi ini aku menikmati mentari terbit dari pesisir pantai Batu Putih, Karimunjawa.

Tidak selamanya sang baskara di ufuk timur. Pelan namun pasti, raja siang tersebut merangkak naik. Menerangi semesta yang sebelumnya diselimuti gelap malam. Siang terik seperti ini, aku masih bisa menikmati keindahan Karimunjawa dengan cara lain. Jika tadi pagi sepasang mata dipuaskan rona jingga, siang ini aku menikmati keindahan bawah lautnya.

Kapal kayu milik nelayan yang disewakan untuk mengangkut para wisatawan menuju spot snorkeling. Di Karimunjawa ada beberapa titik snorkeling yang bisa dikunjungi. Kali ini aku ikut kapal yang menuju spot terumbu karang di dekat pulau Menjangan Besar. Peralatan lengkap sudah terpasang, aku berbaur dengan wisatawan domestik.

Kedalaman air laut sekitar tiga meter. Pemandu sibuk mengarahkan tiap wisatawan yang tak sabar ingin berenang. Beliau juga memastikan bahwa mereka yang ingin berenang tanpa menggunakan pelampung memang sudah mahir, sehingga tidak akan tenggelam dan menginjak karang. Aku sedari kecil sudah lihai berenang, tapi kali ini sengaja mengenakan pelampung.

Gerombolan ikan kecil hilir mudik, mereka membentuk satu formasi. Ketika ada yang berenang mendekatinya, sontak gerombolan ikan tersebut berpencar, lalu mengumpul lagi di sudut lain. Aku menyisir hamparan terumbu karang, pemandangan ini mengingatkanku sewaktu dulu masih sering memancing.
Aktivitas snorkeling di dekat pulau Menjangan Besar
Aktivitas snorkeling di dekat pulau Menjangan Besar
Terumbu karang tersebar luas, bentuknya beragam. Ada yang menjulang tinggi dengan berbagai corak dan warna, ada pula yang berkumpul menjadi satu. Sayang, aku belum memiliki action camera untuk mengabadikannya. Aku puas melihat dengan mataku bahwa keindahan bawah laut Karimunjawa tetap terjaga.

Menjelang sore aku sudah tidak lagi di atas kapal kayu. Kali ini sudah mengendarai sepeda motor menyusuri beberapa pelabuhan. Di Karimunjawa ada banyak pelabuhan besar dan kecil, kebiasaanku dari dulu adalah bersepeda menuju tempat-tempat tersebut. Kali ini aku sengaja menaiki sepeda motor.

Sepanjang ada pelabuhan, pastinya ada anak-anak kecil yang bermain. Sebagian dari mereka memancing ikan dari tepi pelabuhan, atau malah berenang. Tujuanku sore ini adalah pelabuhan Legon Bajak yang berada di perbatasan kampung Telaga dan kampung Batulawang. Kedua kampung yang didominasi suku Bugis.

Tidak ada anak-anak yang memancing ikan. Hanya ada suara gelak tawa kencang dari tepian pantai. Sekelompok anak kecil sedang asyik mendayung sampan kayu dan sampan karet. Mereka sengaja menuju ke air yang agak dalam untuk bermain. Berenang menjadi aktivitas sehari-hari para anak pulau. Mereka bahagia dengan segala kebebasannya.
Anak-anak Karimunjawa bermain sampan dan berenang kala sore hari di Legon Bajak
Anak-anak Karimunjawa bermain sampan dan berenang kala sore hari di Legon Bajak
Sore hendak berlalu, matahari sudah condong di ufuk barat. Panorama indah akan tersaji kala sang baskara terbenam. Aku kembali ingin menikmati pemandangan senja di ujung pantai. Bergegas aku menuju Mangrove Karimunjawa. Sebuah destinasi alternatif bagi wisatawan yang datang ke Karimunjawa.

Tempat ini menjadi salah satu lokasi alternatif dalam menyaksikan senja. Selain tempat ini, lokasi favoritku menunggu senja ada di dermaga kayu Mrican. Foto yang paling atas adalah sunset di dermaga kayu Mrican. Indah bukan? Ini adalah secuil keindahan dari Negeri bahari. Negeri yang dikenal dengan lokasi sejuta senja nan mengagumkan.

Cuaca cerah, garis imajiner terlihat jelas tanpa ada aral, membuat sore kali ini aku bisa menikmati pemandangan memesona. Rona jingga menyebar di tiap langit, membuat seakan-akan warna langit berubah menjadi jingga. Terlebih cahaya matahari terpantul di air yang tenang. Serasa ada tiga matahari yang tampak.
Menantikan sang baskara tenggelam dari Mangrove Karimunjawa
Menantikan sang baskara tenggelam dari Mangrove Karimunjawa
Ketika senja berlalu, cahaya temaram lambat laun menjadi gelap gulita. Di ujung Karimunjawa geliat para wisatawan tetap ramai menikmati kuliner di Alun-alun Karimunjawa. Berbeda dengan kampung di Kemujan, desa yang berjarak 15 kilometer dari alun-alun dominan gelap. Tidak ada penerangan di setiap jalan, hanya mengandalkan lampu rumah penduduk.

Sunyi, senyap, tenang, dan nyanyian binatang malam tersaji. Suara Jangkrik memecah kesunyian malam. Gemerlap bintang menerangi langit yang cerah. Aku bisa menatap sempurna Milky Way dari tempat duduk. Nyatanya kegelapan di kampung adalah kenikmatan dalam bentuk berbeda.

Di tengah kota mustahil melihat milyaran bintang menyala layaknya kunang-kunang. Kucoba mengambil kamera, lalu membidik milyaran bintang dari kegelapan. Sepuluh dokumentasi Milky Way kudapatkan, walau ini hanya sekadar mengabadikan, setidaknya aku bisa perlihatkan pada kalian buktinya. Gemerlap bintang itu nyata, dan indah jika disaksikan pada kegelapan malam.
Memotret Milky Way dari pantai Hadirin
Memotret Milky Way dari pantai Hadirin
Apakah aku hanya menikmati keindahan kampungku sendiri? Tentu tidak seperti itu kawan. Kurun waktu sepuluh tahun aku di Jogja, sudah beberapa kali temanku ikut ke Karimunjawa. kali terakhir pulang bulan Oktober 2017, aku mengajak salah satu teman sesama bloger.

“Ini snorkeling terlama yang aku lakukan. Dan pastinya terbaik!”

Itulah yang terlontar dari lisannya sewaktu kuantar dia naik sampan kecil, lalu mendayung sampan ke tengah laut di pantai belakang rumah. Aku percaya, ketika aku sendiri sebagai anak nelayan melihat terumbu karang tersebut indah. Tentu bagi mereka para traveler pasti terpukau dengan keindahaan alam lautnya.
Bermain sampan di pantai belakang rumah
Bermain sampan di pantai belakang rumah
Kalian masih duduk dan mendengarkan cerita tentang pulauku, kawan? Sebenarnya cerita ini masih panjang. Intinya, di mana pun kita terlahir, tempat itu pasti indah. Satu hal yang harus kita pahami, suatu tempat yang menurut kita biasa, bisa jadi menurut orang lain itu adalah tempat yang indahnya luar biasa. Jadi jangan pernah ragu menceritakan tentang keindahan kampungmu.

Kita tidak pernah tahu, suatu saat kampung kita yang awalnya biasa itu bisa menjadi terkenal karena tulisan kita, foto kita, ataupun dari orang-orang yang pernah singgah dan menceritakan pengalamannya selama berlibur. Kita percaya bahwa setiap jengkal tanah di negeri kita itu indah.

Jadi percaya kan jika pulau Karimunjawa itu memang Paradijs op Java? Aku harap kalian percaya itu, dan kudoakan kalian bisa mengunjunginya di kala ada kesempatan. Berikut aku sertakan vlog ketika aku pulang ke Karimunjawa.

[VLOG] Berkeliling di Karimunjawa dan Menunggu Sunset di Pelabuhan

Referensi tambahan: Pattern of Center Periphery Relationship in Small Islands: A Case Study in Karimunjawa Islands, Indonesia - Yeti Rochwulaningsih, dkk (International Journal of Marine Science 2014, Vol 4(22), pp 197-209).

58 komentar:

  1. Yaampun sunsetnya nggak nguatin banget gusti.. Duh ya, dari tahun lalu mau ke karimunjawa selalu gagal, ada aja yg menggagalkan.. Ah ya semoga tahun ini bisa ke Karimunjawa :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tahun ini doanya kudu lebih kencang mbak, biar terlaksana main ke Karimunjawa-nya :-)

      Hapus
    2. Aamiin.. Iya deh, semoga dapat waktu yg pas bisa main ke Karimun jawa.. Hhh
      Aminkan dong aminkan

      Hapus
  2. Seneng banget kok emang punya kampung yang juga tujuan wisata tapi belum banyak dieksplore dan infrastrukturnya belum tertata. Selalu ada hal baru yang bisa diceritakan. Aku malah belum pernah main ke Karimunjawa. Cuma sering baca cerita teman-teman. Seringnya sih tentang penangkaran hiu itu. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mas. Aku sendiri kalau mudik ke Karimunjawa sering eksplor beberapa lokasi yang jarang didatangi para wisatawan. Walau sering juga main ke lokasi yang sama dengan tujuan wisatawan.

      Hapus
  3. Di sana penangkaran hiu masih ada, Mas? Semoga udah nggak ada ya. Kesian hiu-hiunya =(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beberapa waktu lalu sempat ditangguhkan izinnya mas. Semoga pihak-pihak terkait bisa memahami apakah kegiatan tersebut sebagai ekploitasi dan sebagainya. Semoga saja.

      Hapus
  4. Woooohhhh.. Aku dadi tambah pengen ke Karimun iki. Nginep rumah e mas Sitam ae ya? Haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maaf ini siapa ya? Kita kenal? Hhahahahah
      Ndang main Karimunjawa, nggak usah dipikir kalau di Karimunjawa mau ngapain dan nginep di mana.

      Hapus
  5. Menurut saya nih mas, pulau jawa memang menawan.

    Sayangnya, sekali lagi ini menurut saya, pengelolaan wisatanya yg "kurang".
    Coba deh kita tiru Bali...

    Kayaknya bakalan tambah keren:)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setiap destinasi wisata pasti banyak bedanya dengan destinasi lain mas. Bali merupakan propinsi dan mempunyai kultur budaya yang masih melekat. Kalau Karimunjawa hanya secuil pulau yang transportasinya sering terkendala cuaca.

      Tetap saja kami mengharapkan Karimunjawa tetap seperti ini. Jika terlalu banyak wisatawan yang datang, kami masih belum siap urusan sampah dan lainnya :-)

      Hapus
  6. Kalau lihat ikan yang bergerombol begitu ingetnya ke Feeding Frenzy, School Bus wkwkw. Ntar poinnya lebih gede kalo semua ikannya termakan.

    Huee enaknya, bersyukur punya kampung halaman yang (bisa jadi) diirin banyak orag soalnya pesona bawah lautnya ituloh! Dahlah, siapa sih yang gaktau Karimun Jawa?

    Anyway bang, tutorial lah gimana cara dapet Milky Way itu wkwk. Saya punya versi RAW nya, tapi gabisa photoshop nih XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aminn, karena di manapun kita lahir psti tempat tersebut indah.
      Kalau untuk motretnya sudah banyak caranya mbak. Tapi kalau punya mbak bentuknya RAW, kudu diubah jadi JEPG. Ada banyak aplikasi kok yang bisa mengubah file RAW -JEPG. :-)

      Hapus
  7. Waaa saiki postingannya ditempeli video. Mantap :p
    Mas, mas, alhamdulillah itu sampannya nggak temumplak :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kemarin memang sempat ngambil beberapa video mbak. Jadi dimanfaatkan sekalian.
      Duh pas naik sampan ini mau tenggelam beberapa kali loh hahahahha

      Hapus
  8. semoga aku bisa liburan bersama keluarga ke karimunjawa yaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amin mas, doakan juga aku bisa main ke Lombok :-)

      Hapus
  9. Kira-kira dulu sinyo ama nonik Belanda di Samarang gemar nyeberang ke Karimunjawa nggak ya? Secara londo suka tempat wisata yang sejuk dan adem kek Bandungan hehehe. Sitam, yen ketemu jejak kolonial atau bekas benteng di Karimunjawa share donk. *kedip penuh kode*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jangan kaget kalau nanti saya posting yanga da hubungannya dengan belanda loh koh hahahahahha. Tunggu saja tanggal mainnya, ini masih ngumpulin bahan.

      Hapus
  10. Jadi kapan aku ke Karimun Jawa? Februari wis tenang po laute gawe nyebrang?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Akhir februari kadang sudah membaik cuacanya hahahahhaha.

      Hapus
  11. Suatu hari nanti Insya Allah pasti sampai di pulau kecil ini. Siap-siap jadi tour guide ya mas. Hahaha

    BalasHapus
  12. Sungguh indah banget pemandangannya.
    Kapan ya bisa nginjakin kaki di surganya Pulau Jawa itu?

    BalasHapus
  13. Iya senangnya jadi orang Karimunjawa yaa..
    pernah ke Jepara tapi belum pernah nyeberang ke Karimunjawa. Cuma sampai Pulau Panjang..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pulau panjang juga bagus kok mbak. Entah sekarang di sana ada spot untuk snorkeling atau belum. Biasanya untuk renang saja

      Hapus
  14. Aku suka dengam view di Legon Bajak dari arah laut. Barisan Pohon Kelapa jadi pemandangan yang tidak biasa. Btw betawa beruntungnya dirimu punya pekarangan seluas samudera sehingga bisa snorkeling di halaman. Envy!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mbak, di sana memang indah. Hehehehe, rezeki anak pulau :-)

      Hapus
  15. katakan kenapa ada aji di sana :))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena Aji yang komentar bilang pengen snorkeling lagi di sini hahhahahha

      Hapus
  16. Waduuh, bagus banget alam dan pemandangannya. Setuju kalau dibilang Surga-nya Jawa. Suka kalau snorkeling di tempat yang keindahan alam bawah lautnya masih terjaga. Btw disana bulu babina banyak gak ? hubunganku dengan bulu babi kurang begitu bagus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di beberapa spot pantai ada yang banyak bulu babinya mas. Tapi rata-rata spot snorkeling aman kok.

      Hapus
  17. ya ampun, malamnya kelihatan bintang

    BalasHapus
  18. Ada Aji, pasti sampan udah kayak jugnkat jungkit

    Kmaunya jungkel kan, ya kan? Gara-gara dia

    BalasHapus
    Balasan
    1. Entah berapa kali mau tenggelam. Aku sampai lupa hahahahha

      Hapus
  19. Sama kayak pikiran saya nih, enak nian orang karimunjawa enggak harus jauh buat ke pantai tinggal ngesot.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahahha, selalu ada kelebihan dan kekurangan tinggal di pulau. Tetapi, kita berhat untuk harus terus bersyukur

      Hapus
  20. wah ternyata anak pulau asli Karimun Jawa toh, suatu anugrah tersendiri ya :) Disuguhi pemandangan lukisan alam yg luar biasa pasti banyak membuat kita lebih bersyukur. Uuu, aku blm pernah, masi wacana aja, haha. Smg next ya!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo mbak hahahhaha. Iya mbak, anak pulau yang merantau :-)

      Hapus
  21. Wah, Mas sitam dari Karimun Jawa toh. Kampung mas ini bener-bener indah. Gak nolak deh klo mas ajak saya ke sini :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas, dari Karimunjawa hahaha. Agendakan mas :-D

      Hapus
  22. yaampun, belakang rumah aja sekeren itu!! berarti pinter berenang dong ya kalo anak pantai mah?

    nanti kalo sha ke karimun jawa mau bilang mas sitam ah :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Renang gaya batu atau gaya dada? Hahahhaha
      Cuma bilang aja toh , teh? Nggak disuruh bayarin ahahahahhah

      Hapus
  23. Wooow... cantiknyaaa... Jadi pingin main ke sana :D

    Btw klo baru pertama kali ke karimunjawa, recommended-nya main ke mana dulu aja? :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau menurutku mending ikut paketan dulu jika kurang tahu informasi Karimunjawa. Selanjutnya yang ke sana untuk kedua kali tinggal datang sendiri. Minimal sudah tahu medan :-)

      Hapus
  24. sudah tekenal sejak zaman kolonial ternyata .. pengen kesini tapi belum kesampean mulu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau ke sini jangan awal tahun kang. Ombak besar :-)

      Hapus
  25. jadi kangen pengen snorkeling kesana lagi. usaha untuk ke sana sepadan dengan pesona karjaw yang gada duanya <3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau ke sana bulan januari malah tambah terasa sensasinya :-D

      Hapus
  26. 2 kali sempet ke karimunjawa, masih tetep ngangenin ajaaa...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga tetap ngangeni walau sudah main ke Karimunjawa untuk kesekian kalinya :-)

      Hapus
  27. iyaaa, kadang kita enggak sadar kalau tempat yang lama kita diami ternyata indah..

    Duh Karimun Jawa, belum pernah kesana :(

    -Traveler Paruh Waktu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rata-rata kita seperti itu mas. Heheheheehhe
      Semoga nantinya diberi kesempatan main ke Karimunjawa mas

      Hapus
  28. Jadi pengen main ke Karimunjawa kalau mudik Oktober nanti. Kl mau planning, butuh minimal berapa hari ya mas? Di Indonesia saya bakal mangkal di rumah ortu di Jogja.

    Salam, Agnes

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah Jogjanya mana mbak?
      Kalau paketan ada sih 3h2m, mbak. Kalau mau lama lagi ya bisa :-)

      Hapus

Pages