Mendadak Mengopi di Brix Coffee and Kitchen Rowo Jombor - Nasirullah Sitam

Mendadak Mengopi di Brix Coffee and Kitchen Rowo Jombor

Share This
Brix Coffee and Kitchen Rowo Jombor
Brix Coffee and Kitchen Rowo Jombor
Waktu masih cukup pagi, kami membelokkan sepeda menuju salah satu kedai kopi yang lokasinya di Rowo Jombor. Brix Coffee and Kitchen namanya. Kami memutuskan pagi ini untuk menyesap kopi sembari beristirahat selepas bersepeda.

Klaten menjadi tujuan bersepeda akhir pekan. Perbincangan di WA mengarahkan kami agar bersepeda ke timur. Tujuan gowes cari sarapan (gocapan) mengerucut ke salah satu kuliner tongseng ayam di sekitaran Wedi. Artinya, kita harus mencari destinasi yang searah.

Dari Jogja, kami melintasi jalan utama. Ritme laju sepeda konsisten dengan kecepatan yang cukup membuatku sedikit kewalahan. Ketika melintasi jalan kampung, aku menghela nafas panjang. Lega rasanya, pada akhirnya ritme sepeda lebih santai.

Berbeda dengan di jalan raya, kali ini tiap sisi jalan didominasi persawahan. Aku selalu senang bersepeda di sekitar Klaten. Masih banyak jalan asri dengan pemandangan hijau. Tujuan kami kali ini menuju Rowo Jombor. Destinasi pertama sebelum nantinya kulineran.
Bersepeda menuju Rowo Jombor Klaten
Bersepeda menuju Rowo Jombor Klaten
Mendekati Rowo Jombor, kami bertemu dengan beberapa pesepeda. Rata-rata mereka menggunakan sepeda untuk menikmati waktu pagi. Pagi ini cuaca cerah, waktu yang tepat untuk mengelilingi Rowo Jombor dengan bersepeda.

Ini kali kedua aku berkeliling memutari Rowo Jombor. Sebenarnya aku sudah empat kali ke Rowo Jombor dengan bersepeda, tapi dulu tidak memutar. Rowo Jombor ini cukup luas, sekali putaran berkisar antara 5 kilometer. Lumayan menguras tenaga, terlebih bagi pesepeda yang dari Jogja sepertiku.

Tak ada lagi pembangunan seperti tahun lalu. Tapi kulihat belum sepenuhnya tempat ini sudah jadi. Di beberapa bagian, trotoar belum dibangun. Namun di Rowo Jombor sudah sedikit tertata rapi, serta eceng gondoknya berkurang.

Kami terus melintas, sesekali menghindari lubang di jalanan. Gunung Merapi dan Gunung Merbabu tampak cerah tanpa tertutup kabut. Pantulan gunung merapi terlihat di permukaan air. Benar-benar pagi yang indah.

Waktu masih cukup pagi, sementara tujuan awal tongseng ayam belum buka. Kami melihat ada kedai kopi yang sudah dibuka. Namanya Brix Coffee and Kitchen, lokasinya di seberang jalan Rowo Jombor. Tempat yang strategis untuk menarik pengunjung.
Suasana Brix Coffee and Kitchen di Rowo Jombor
Suasana Brix Coffee and Kitchen di Rowo Jombor
“Lima belas menit lagi siap, mas. Kami masih memanasi mesin,” Ujar barista yang berjaga.

Kami menunggu waktu di tempat duduk terbuka. Kedai kopi ini memanfaatkan lahan luas untuk beberapa bangunan. Kedai kopi ini cukup menarik perhatian para pengunjung Rowo Jombor. Baluran cat putih pada bangunan selaras dengan pagar yang berukuran 1 meter.

Sesaat kemudian, barista menginformasikan kalau menu sudah siap. Aku hanya memesan es kopi susu, aku lupa nama pesanan minuman kedua kawan. Kami juga memesan camilan Cireng. Total yang kami bayar sekitar 75.000 rupiah.

Brix Coffee and Kitchen mungkin satu-satunya kedai kopi yang berkonsep kafe di Rowo Jombor. Sesuai dengan bangunannya, kedai kopi ini sengaja mendesain bangunan agar pengunjung dapat menikmati keindahan Rowo Jombor sembari mengopi.

Menurutku, waktu yang paling tepat bermain ke Brix Coffee and Kitchen ini pada saat sore hari. Kita bisa menikmati suasana syahdu kala senja sembari melihat langit jingga saat matahari tenggelam. Pun dengan malam hari, tempat ini cukup bagus untuk disambangi.
Daftar harga dan menu Brix Coffee and Kitchen Rowo Jombor Klaten
Daftar harga dan menu Brix Coffee and Kitchen Rowo Jombor Klaten
Bangunan lebih banyak terbuka. Bagian dalam berukuran tidak lebar, tapi memanjang. Meja bulat kecil dilengkapi kursi hanya tertata pada tiap kedua sisi. Sementara bagian tengah dibiarkan luang. Lantai di bagian dalam terbuat dari papan.

Berbeda halnya dengan bagian terbuka. Area yang menghadap Rowo Jombor sudah tertata rapi meja dan kursi kayu, tak ketinggalan lampu penerangan dengan bentuk tiang melengkung. Di belakang pun sama. Di sana ada banyak meja dan kursi dengan tertutup atap.

Sementara bagian atas kafe pun didominasi kursi-kursi kayu dengan minim meja. Di sini tidak ada atap yang menutupi. Sehingga ketika siang hari cukup terik, sama dengan yang bagian depan kafe. Tantangan selain terik panas, mungkin di musim penghujan bakal menjadi tantangan tersendiri.
Pemandangan di bagian atas Brix Coffee and Kitchen Rowo Jombor
Pemandangan di bagian atas Brix Coffee and Kitchen Rowo Jombor
Selain dua tempat tersebut, sepertinya Brix Coffee and Kitchen mempunyai tempat terbuka yang ada atapnya di sisi belakang. Kedai kopi ini menjadi satu tempat dengan kolam pemancingan ikan, serta semacam warung makan di depannya.

Lebih setengah jam kami menunggu, pada akhirnya tiga menu minuman yang kami pesan datang. Sepagi ini, kami sudah menikmati minuman kopi. Sementara dua kawan lainnya sengaja memesan minuman yang berbeda.

Selain kopi, salah satu kawan juga memesan cireng. Jika seluruh minuman menggunakan gelas kaca, berbeda dengan cirengnya. Wadah yang digunakan bukan piring melainkan kemasan kotak yang terbuat dari kertas.
Mengopi di Brix Coffee and Kitchen Rowo Jombor Klaten
Mengopi di Brix Coffee and Kitchen Rowo Jombor Klaten
Secara pelayanan, menurutku sudah cukup baik. Mungkin karena kami menjadi tiga pengunjung awal di pagi hari. Selama bersantai, belum ada pengunjung lainnya yang datang. Mungkin memang lonjakan pengunjung pada waktu sore.

Brix Coffee and Kitchen menurutku cocok untuk bersantai. Tempat ini dikonsep dengan banyak tempat duduk terbuka serta meminimalisir adanya meja. Pengunjung pastinya lebih banyak muda-mudi yang ingin menikmati waktu di Rowo Jombor.

Minuman sudah kami teguk sampai habis. Tiga minuman ditambah satu porsi cireng sekitar 75.000 rupiah. Untuk pembayaran bisa menggunakan QRIS. Waktunya pulang menuju destinasi tujuan sebenarnya, kuliner tongseng ayam di sekitar Wedi. *Rowo Jombor, 18 Juli 2023.

10 komentar:

  1. Muter rawa jombor jaraknya sekitar 5 km. Luas juga rawanya.
    Konsep kedai kopinya bagus. Ngopi di pinggir rawa jombor. Bagian outdoor jadi masalah tersendiri sih. Kalau panas kepanasan, kalau hujan pasti kehujanan. Jadi kalau mau ke outdoor lebih baik sore hari.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang mas, karena tempatnya seperti ini. DI belakang ada yang teduh, tapi gak sebanyak dengan yang terbuka

      Hapus
  2. wah Brix Coffee and Kitchen ini beberapa waktu lalu sempat viral, sering mondar mandir di media sosial. Pengen kesana, tp jauh banget dr rumah, heuheuheu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku baru tahu kalau sempat viral, tapi menurutku memang media sosial itu cepat melejit,

      Hapus
  3. Tongseng belum ada jadi mas SItam mampir dulu ke cafe ini. Cakep juga tempatnya. Kalau masih pagi sampai jam 10 sih masih bagus sinar matahari buat tulang. Sambil menikmati kopi dan cireng hihihihi :D Mantap deh.

    BalasHapus
  4. saya jadi mikir
    saya butuh ngopi pinggir pantai ini nih

    BalasHapus
  5. Eh aku suka tempat-tempat seperti ini, mas! Alam yang bersisian dengan peradaban, ada jalur pejalan kaki dan bahkan cafe. Bakal asik menikmati pagi di sini, sayang cafe-nya buka agak siang ya.

    Entah sampai kapan Klaten akan tetap hijau seperti itu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau di tempat ini mendingan sore, mas. Kalau siang relatif panas heheheheh.

      Hapus

Pages