Bertandang ke Gua Rancang Kencono Gunungkidul - Nasirullah Sitam

Bertandang ke Gua Rancang Kencono Gunungkidul

Share This
Pohon Klumpit di Gua Rancang Kencono, Playen, Gunungkidul
Pohon Klumpit di Gua Rancang Kencono, Playen, Gunungkidul
Raut wajah capek mulai tampak jelas. Kami bersembilan terbaring di teras penginapan milik Mas Aris di Bejiharjo. Sembari menunggu jemputan dari Desa Wisata Bleberan, kami berbincang santai. Nantinya di sana ada dua destinasi wisata yang bakalan kami kunjungi, Gua Rancang Kencono dan Air Terjun Sri Gethuk.

“Jadi nanti kita main air?” Celetukku berharap mendapatkan jawaban.

“Iya, main air di Sri Gethuk.”

Aku kegirangan, ini artinya aku tidak perlu ganti kaos bersih. Cukup memakai kaos belepotan yang tadi sempat kujemur. Toh di sana bakalan main air, jadi sayang kalau ganti pakaian. Teman-teman yang mendengar ideku tertawa kencang, merekapun mengikuti apa yang kulakukan. Fix, tidak ada yang ganti pakaian.

Sudah lama aku tidak berkunjung ke Air Terjun Sri Gethuk, jadi ini bisa menjadi cerita menarik karena ke sana dengan orang yang berbeda. Terlebih nantinya akan bertandang di Gua Rancang Kencono. Gua yang sudah ada didaftar kunjunganku tahun ini.

Jarak antara Desa Wisata Bejiharjo menuju Desa Wisata Bleberan tidaklah jauh. Berjarak kurang lebih 24 KM, sehingga ditempuh menggunakan mobil kurang lebih 30 menit. Jalan halus sampai memasuki Desa Wisata Bleberan, namun mulai terlihat berlubang ketika akses masuk ke tempat wisata. Desa Wisata Bleberan sendiri berlokasi di Kecamatan Playen, Gunungkidul.

Gapura destinasi wisata Desa Wisata Bleberan sudah tampak. Mobil yang kami naiki terparkir di dekat pembelian tiket. Di sini kami disambut Pak Saifuddin. Beliau yang akan menemani kami selama berkunjung di Desa Wisata Bleberan.
Gapura Kawasan Desa Wisata Bleberan
Gapura Kawasan Desa Wisata Bleberan
Desa Wisata Bleberan diresmikan kembali pada pertengahan 2010. Dulu pernah dikelola tapi tidak rutin dan sempat vakum. Tahun 1974 kali pertama diresmikan, dan kembali berbenah pada tahun 2007. Hanya saja kekurangan SDM dan lainnya membuat Desa Wisata Bleberan kembali tidak berkembang.

Beruntung semangat warga setempat dibantu pemerintah kembali mencuat, tahun 2010 itulah titik baliknya. Mereka bersama-sama memberdayakan potensi Gua Rancang Kencono dan Air Terjun Sri Gethuk. Pada akhir tahun 2011, mulai terlihat hasil yang diperjuangkan selama ini. pengunjung mulai banyak yang datang ke sini, rata-rata mereka mengunjungi Air Terjun Sri Gethuk.

“Desa wisata Bleberan mempunyai dua wisata yang diandalkan. Gua Rancang Kencono dan Air Terjun Sri Gethuk. Tiketnya 10ribu itu termasuk tiket objek dan asuransi. Tiket Terusan 45ribu/orang, itu tiket masuk, perahu Getek, body rafting, angkutan, pemandu, penitipan barang, asuransi dan lainnya,” Terang Pak Saifuddin.

Letak Gua Rancang Kencono hanya beberapa puluh meter saja dari gapura. Kami ditemani Pak Saifuddin memasuki gua tersebut. Jika kalian pernah melihat gua yang di dalamnya ada pohon besar menjulang tinggi ke atas, itulah Gua Rancang Kencono yang kami kunjungi. Gua ini mempunyai cerita tersendiri yang menarik untuk ditelisik.
Bertandang ke Gua Rancang Kencono Gunungkidul
Bertandang ke Gua Rancang Kencono Gunungkidul
Kuturuni tangga kecil yang sudah berlumut, sebuah gua besar di depanku. Tidak hanya itu, pohon besar menjulang tinggi di tengah-tengahnya. Gua Rancang Kencono konon merupakan tempat para Laskar Mataram bersembunyi dan mengatur strategi ketika melawan penjajahan Belanda.

Ditelisik dari penamaannya, Gua artinya Tempat, Rancang sendiri berartikan menyusun/merancang strategi, sedangkan kata Kencono diartikan sebagai Emas atau hasil karya yang menawan. Itulah yang dituturkan Pak Saifuddin selama kami menuruni tangga. Gua ini mempunyai tiga ruangan. Ruangan pertama sebagai aula/pertemuan, terus ada ruang Tempat Persembahan, ketiga itu untuk Semedi/Meditasi.

Ruangan pertama sangat luas, di sini bisa dilakukan aktifitas seperti kemping dan lainnya. Sebelum gua ini dikelola dengan baik, gua ini sering digunakan anak-anak untuk bermain petak umpet. Selain itu juga banyak pengunjung yang datang ke sini untuk bersemedi. Sayangnya ada coretan-coretan orang tidak bertanggungjawab di dinding gua. Dulunya di tempat inilah para Laskar Mataram merancang siasat/strategi untuk melawan penjajah.

Di ruang pertama inilah pohon menjulang tinggi tumbuh. Ini adalah Pohon Klumpit (Terminalia edulis), menurut penelitian dari UGM pohon ini berumur sekitar 300 tahun. Batang pohon menjulang tinggi, dan kulitnya dipenuhi lumut. Pohon Klumpit ini menjadi ikon yang menarikuntuk dipotret selama berada di dalam gua.

“Struktur ruangan di gua ini seperti sudah diatur kalau kita memasuki suatu kerajaan/keraton. Di ruangan pertama, kita masuk berdiri tegak. Masuk ruangan kedua sedikit menunduk, dan masuk di ruangan ketiga kita benar-benar merangkak. Setelahnya baru kita bisa berdiri.”

Dulu di dalam Gua Rancang Kencono terdapat banyak patung/arca. Patung tersebut berbentuk manusia dan harimau. Hanya saja patung-patung yang di dalam gua hilang diambil oknum yang tidak bertanggungjawab. Menurut Pak Saifuddin, patung-patung tersebut terbuat dari batu hitam. Ada satu patung yang tertinggal, tapi belum sepenuhnya berbentuk. Sangat disayangkan sekali patung-patung tersebut raib.
Salah satu patung belum jadi di dalam Gua Rancang Kencono
Salah satu patung belum jadi di dalam Gua Rancang Kencono
“Sekilas mirip Harimau patungnya,” Ujarku sembari mengamatinya.

Tidak besar peninggalan patung tersebut, dan memang belum sepenuhnya berbentuk hewan apa yang akan dibuat. Namun bisa diperkirakan kalau ini akan membuat seekor hewan. Entah harimau atau hewan lainnya.

“Kita masuk ke ruangan yang kedua,” Ajak Pak Saifuddin.

Beliau berjalan menuju ke dalam, cahaya penerangan hanya menggunakan senter. Aksesnya agak lumayan mudah. Di dalam ruangan kedua, lumayan lebar. Dinding gua terasa dingin, dan seperti ada resapan air yang menempel di dinding. Stalagtit masih terlihat, tapi tidak sepenuhnya hidup. Hawa dingin cukup terasa di dalam gua ini.
Masuk ke dalam ruangan lainnya di Gua Rancang Kencono
Masuk ke dalam ruangan lainnya di Gua Rancang Kencono
“Menurut penuturan simbah-simbah, di sini ada penunggunya.”

Kucerna baik-baik perkataan Pak Saifuddin. Beliau menerangkan jika setiap tempat pasti ada penunggunya. Begitupun di gua ini, bahkan menurutnya ada dua penunggu tetap di sini. Beliau adalah Kiai Gudeg Linggo Bawono dan Kiai Loreng. Ruangan kedua ini adalah tempat persembahan.

“Seperti yang saya bilang tadi, masuk ke dalam ruangan ketiga kita harus merangkak. Harap hati-hati,” Pak Saifuddin kembali mengingatkan.

Aku merangkak melewati celah yang tidak terlalu besar menuju ke ruang ketiga. Awalnya hanya pemandangan gelap di dalam, setelah senter yang kami bawa dihidupkan mulailah terlihat dinding gua. Stalagmit dan Stalagtit berwarna putih kehitaman.
Stalagtit di dalam Gua Rancang Kencono
Stalagtit di dalam Gua Rancang Kencono
Ruangan ini jauh lebih sempit. Di ruangan inilah tempat bermeditasi/bersemedi dilakukan. Tepat di salah satu dinding gua terdapat tulisan. Inilah tulisan yang dimaksud Pak Saifuddin, tulisan besar ini tampak jelas walau banyak coretan lainnya yang kecil akibat ulah para segelintir orang tidak bertanggung-jawab.

“Tulisan ini adalah sumpah/ikrar para Laskar Mataram dulu. Sumpah tersebut membuat mereka semakin termotivasi untuk berjuang dan bersatu.”

Aku memanfaatkan ponsel untuk menyinari dinding tersebut agar dapat membaca tulisannya. Teman-teman yang lain mengabadikan tulisan ini. Sekilas yang kubaca adalah Martabat, Djiwaraga, dan lainnya. 

Tulisan-tulisan ini memang berkaitan dengan motivasi untuk mengusir penjajah. Kata seperti Martabat dan Djiwaraga adalah semacam semboyan para pejuang ketika mereka ingin mempertahankan tanah kelahirannya dari penjajahan.
Tulisan ikrar di dinding Gua Rancang Kencono
Tulisan ikrar di dinding Gua Rancang Kencono
Kami senantiasa mendengarkan informasi yang diberikan Pak Saifuddi, setelah itu kami keluar dan berfoto bareng di ruangan yang paling luas. Aku tidak ketinggalan mengabadikan sendiri di sini. Beruntungnya selama di sini pengunjung yang mengunjungi Gua Rancang Kencono hanya rombongan kami, selainnya hanya lewat menuju Air Terjun Sri Gethuk.

Sedikit catatan, untuk harga tiket warga lokal maupun pengunjung manca tidak ada perbedaan harga. Hal ini karena dari pihak Desa Wisata Bleberan belum mempunyai SDM yang mumpuni untuk menjamu wisata asing secara maksimal. Semoga ke depannya, ada SDM yang mumpuni dan dapat berkontribusi ke desa wisata itu sendiri.

Puas berkeliling menyambangi Gua Rancang Kencono, kami diantar menggunakan mobil menuju Air Terjun Sri Gethuk oleh pengelola. Jum’at sore di sini tak terlalu ramai. Beberapa pengunjung sepertinya sudah pulang, dan tinggal sedikit yang bersantai di jejeran kios. Mobil yang kami naiki parkir tepat di depan jejeran kios, berbeda dengan mobil para pengunjung yang terparkir agak jauh di area parkir.
Berpose di bawah Pohon Klumpit Gua Rancang Kencono
Berpose di bawah Pohon Klumpit Gua Rancang Kencono
“Ini para pengunjung dan ibu yang berjualan mesti heran, kok mobil yang kita naiki boleh sampai di sini,” Candaku.

Kenyataannya memang seperti itu, mobil yang kami naiki berhenti tepat ditulisan “Air Terjun Sri Gethuk”. Kami bergegas menuruni tangga ditemani pengelola, sementara Pak Saifuddin disibukkan mengkoordinasikan makan sore kami. Seperti tamu penting rasanya selama mengikuti rangkain acara Eksplor Desa Wisata Jogja selama ini.

*Rangkaian kegiatan Travel Blogger Explore Desa Wisata Jogja (Hastag #EksplorDeswitaJogja) dipersembahkan oleh Forkom Desa Wisata Yogyakarta 24 - 26 Februari 2017.

Gua Rancang Kencono & Air Terjun Sri Gethuk Gunungkidul

Alamat: Desa Wisata Bleberan, Playen, Gunungkidul
Paket Wisata: Body Rafting, Kemping, Outbond, Kuliner, Canyoning, Trabas
Telp: 081-319-127-927 (Pak Saifuddin)

50 komentar:

  1. Gua Rancang Kencana juga bisa digunakan sebagai tempat untuk menyusun siasat nembung anaknya orang lho mass *eh kok pake siasat. Wkwk

    Pas masuk mentog ke dalam aku khawatir kepalaku kejedug" jadii tak lama kemudian langsung keluar.
    Ituu cerita tentang air terjun sri gethuk to be continued?

    BalasHapus
  2. Udah 2 tahun yang lalu ke tempat ini, kangen pengen ke tempat itu lagi :)
    Soalnya sekali ke gunung kidul bisa dapat beberapa tempat keren skaligs

    BalasHapus
  3. Ncen tamu kehormatan mas wkwkwk, seingetku memang agak jauh ya parkiran mobil ke air terjunnya :D

    BalasHapus
  4. untung mobile ra parkir depan air terjun persis...akwakw
    dulu ke air terjun sri gethuk malah mancing...ahaha gak ada niatan ke air terjunya...

    Pohonnya bila dilingkari sekiranya perlu berapa orang Mas?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rek sempat parkir neng curug malah heboh mas hahahahha.
      Mungkin sekitar 5 orang mas

      Hapus
  5. Setiap tempat wisata alam di Indonesia memang selalu ada cerita mistisnya, ya. Tapi itu bisa jadi pencegah bagi siapa saja yang ingin merusak alam =)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar banget. Selalu ada cerita seperti ini yang membuat tempat tersebut makin dihormati. Tidak asal dibuat main-main sesuka hati

      Hapus
  6. Aku penasaran ama pohonnya mas.. Apa tdnya atap goa memang sudah berlubang, ato mulai pecah krn pohon tumbuh semakin besar ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kurang tahu mbak, tapi sepertinya memang sejak dulu sudah seperti itu

      Hapus
  7. aku kok merinding ya ngeliat gua nya :D

    BalasHapus
  8. unik banget posisi pohonnya mas,
    suatu saat mesti kesini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau ke sini nanti sekalian mampir di Air Terjun Sri gethuk, masih satu kawasan

      Hapus
  9. ada arca lembu nandinya mas ?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di dalam sini awalnya banyak arca mas. Tapi sekarang tinggal sisa yang belum jadi. Katanya diambil orang.

      Hapus
  10. Keren banget pengalamannya, terutama karena bisa susur sampai ke dalam Goa. Bahkan harus berjongkok dan merangkak gitu di dalamnya, aku mana berani. Makasih banyak udah sharing cerita menyenangkannya ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini guanya kering, jadi cukup aman kok. Kita juga ditemani Pokdarwis setempat

      Hapus
  11. Aku td kaget pas liat gambarnya yg mode grey jadi berwarna 😁😂

    Jd penasaran ke tempat semedinya mas. Asikk kayanya ya explore guanya. Apalagi sampai masuk ke lorong kecil gtu 😁 tfs mas, salam kenaal😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heheheh, modenya bawaan template ini mbak. Bagi pecinta gua tentu ini bagus heheheh

      Hapus
  12. Pengin main ke sini, rencananya sih long weekend pekan ini ke Jogja. Semoga deh bisa main ke Gua Rancang Kencono ini juga. Asyik kayaknya ya, mas. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga jadi ke sini mas. Jogja selalu menyenangkan untuk liburan :-)

      Hapus
  13. unik banget itu pohon di mulut goa
    fotogenik....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mas, dan lokasinya hanya beberapa puluh meter saja dari area parkir

      Hapus
  14. awalnya aku kira tulisan didalam goanya itu bakalan aksara jawa ternyata bukan.

    Gunung kidul ini banyak banget ya mas wisatanya gak habis-habiss

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehehhe, iya tulisannya sudah pakai huruf abjad kok :-)

      Hapus
  15. Wiiihhhhh... Keren.. tu pohonnya tumbuh dari dalam gua.

    BalasHapus
  16. keren bener gua ini ... apalagi foto mas sitam lagi bergaya di depan pohonnya .. top

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehehe, kalau swafoto kudu gitu kang. Memang sih gua ini menarik dan untuk anak kecil pun tidak masalah

      Hapus
  17. eh kak liat tulisan di dinding dengan nama nama itu bikin aku keinget sama film 47 ronin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oalah hahahahha. Jadi kangen film yang bertema samurai ahhahahhah

      Hapus
  18. Pohon klumpit di mulut goa unik banget ya. Lah melihat cara ke ruang dalam yg mblusuk sempit, sulit rasanya bagi pengunjung big size...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pemandangan inilah yang menarik wisatawan buat datang dan mengabadikannya mbak :-)

      Hapus
  19. Masya Allah..
    Indah sekali ya mas Nasir..
    pohonya bisa keluar dari lubangnya gitu..

    BalasHapus
  20. Masuk akal juga namanya kalau dulu memang dimanfaatkan sebagai tempat untuk merancang strategi di jaman penjajahan belanda. Tapi emang terlihat angker...wiiih..

    BalasHapus
  21. aku kedistract banget pas baca banyak patungnya yang hilang. ih kesel :( tapi tempatnya menarik sih kayaknya yah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seperti itulah kenyataannya. Masih lemah pemerintah dalam memperhatikan warisan

      Hapus
  22. Balasan
    1. Sesekali dicoba mas, siapa tahu terus makin semangat wisata ke Gua

      Hapus
  23. ini masuk list ane berikutnya
    Makasih mas informasinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama,
      jika ke sini sekalian mengunjungi Air Terjun Sri Gethuk :--)

      Hapus
  24. Kadang aku merinding membayangkan nenek moyang kita dahulu hidup di gua-gua, aku mikir polos, "opo gak wedi kembrukan longsoran gua?" Wkwkwkwk.

    BalasHapus

Pages