Kebersamaan itu Sederhana - Nasirullah Sitam

Kebersamaan itu Sederhana

Share This
Siang ini aku dan ibu Negara sedang menuju Malioboro untuk menyambut teman SMA-nya Nisa yang sedang main ke Jogja. Jadi kami putuskan untuk menaiki Transjogja untuk ke Malioboro. Rombongan teman kami itu berasal dari Bandung (Mahasiswa Tarbiyah UIN Bandung) yang sedang melakukan study tour ke UII dan UMY. Namun juga disempatkan main ke Candi Borobudur, Pantai Parangtritis, dan pastinya Komplek Keraton.

Karena janjianya diarea keraton, kami langsung menuju keraton. Seraya menunggu kami sempatan untuk bermain-main menikmati hari minggu. Serasa orang pertama kali main ke Jogja. Kami sengaja duduk santai didepan pintu gerbang Museum Kareta Keraton. Kami dapat melihat banyak pengunjung yang antri untuk masuk ke dalam. Kami hanya melihat kesibukan mereka dari luar sambil menunggu pesan dari teman yang menuju ke Jogja.
Menunggu teman di depan pintu gerbang Museum Kareta Keraton
Menunggu teman di depan pintu gerbang Museum Kareta Keraton
Menunggu teman di depan pintu gerbang Museum Kareta Keraton
Wisatawan memasuki pintu gerbang Museum Kareta Keraton
Wisatawan memasuki pintu gerbang Museum Kareta Keraton
Seraya menunggu kami ngobrol banyak, mulai dari proposal skripsi dia, sampai hal-hal yang lumayan serius. Memang bukan tempat yang bagus untuk dinikmati, tapi kebersamaan ini adalah sesuatu yang harus bisa kita syukuri. Setidaknya, jalan bareng dari benteng menuju alun-alun, kemudian duduk bercanda sambil berjalan cukup menyenangkan juga.

Menjelang sore mereka juga belum datang, kami lanjutkan berjalan kaki menuju Masjdi Agung Kauman. Disana kami bergantian sholat Asyar, kemudian kembali menunggu teman. Ya menunggu memang agak membosankan, untuk mengusir kejenuhan kembali kami berjalan-jalan sepanjang kompleks Alun-alun Utara. Sebelumnya kami sempatkan juga untuk mengabadikan gambar didepan Masjid Agung Kauman, Yogyakarta. Seperti orang baru ke Jogja kan?
Di depan Masjid Agung Kauman, Yogyakarta
Di depan Masjid Agung Kauman, Yogyakarta
Di depan Masjid Agung Kauman, Yogyakarta
 Beranjak senja, teman dari Bandung sudah datang, kami pun mengantarkan mereka menuju penginapan yang sudah kami booking untuk dua malam. Tuntas sudah mengurusi teman, kami kembali pulang. Cukup simpel, santai berdua, mengurusi teman yang sedang main ke Jogja, meninggalkan mereka di Jogja, dan kembali pulang ke kos masing-masing. Tapi dibalik sesuatu hal yang simpel itu tetaplah ada keindahan yang dapat kami rasakan. Keindahan yang mungkin kami rasakan lagi jika nantinya kita jadi berkeluaraga.

Suatu doa yang tetap kami panjatkan setiap selesai bersujud dihadapanNYA. Doa yang tidak pernah kami lupakan, berdoa agar kebersamaan ini selalu kami rasakan, dan semoga setiap rintangan yang didepan dapat kami hadapi bersama dengan sikap dewasa. Semoga sepenggal kejadian sederhana ini dapat kami ceritakan untuk anak-cucu kami kelak.
Baca juga postingan yang lainnya 

2 komentar:

  1. Yap! Bener.
    Bukan masalah tempatnya dimana, tapi dengan siapa kita berbicara dan apa yang dibicarakan. Itu lebih berarti :)

    BalasHapus

Pages