Bersepeda Menuju Candi Sojiwan, Klaten - Nasirullah Sitam

Bersepeda Menuju Candi Sojiwan, Klaten

Share This
Foto candi Sojiwan, Klaten
Minggu pagi aku kembali mengayuh pedal sepeda (gowes) mencari beberapa tempat yang belum pernah aku kunjungi. Kali ini rute blusukan candi aku lanjutkan menuju Candi Sojiwan. Candi ini berada di kawasan Kabupaten Klaten, tepatnya di Desa Kebon Dalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah.

Untuk menuju ke candi ini cukup mudah. Karena kita bisa melalui jalan raya Yogyakarta–Solo. Sesampai di kawasan candi Prambanan (lampu merah) pertigaan ambil kanan ke arah pasar atau jalan arah ke Wonosari. 

Setelah rel kereta api ada jalan belok kiri. Ikuti jalanan tersebut terus, sekitar 1 KM dari jalan besar nanti candinya kelihatan. Kalau bingung, silakan tanya masyarakat setempat yang sudah pasti dengan senang hati memberi tahu rutenya.
Bersepeda ke Candi Sojiwan, Klaten
Bersepeda ke Candi Sojiwan, Klaten
Bersepeda ke Candi Sojiwan, Klaten
Aku menuntun sepeda, masuk ke area candi Sojiwan. Pagi ini belum ramai. Hanya ada beberapa pengunjung yang berfoto di depan dengan latar candi. Kutuju pada pos petugas, lantas mengutarakan jika ingin mengunjungi Candi Sojiwan.

Untuk menikmati keindahan candi Sojiwan, kita tidak dipungut biaya sedikit pun. Kita cukup masuk dan mengisi daftar hadir saja agar terdata di buku tamu. Setelah itu kita tinggal memarkir kendaraan di samping tempat pengisian buku tamu. 

Di sana ada bangunan khusus untuk memarkir kendaraan para pengunjung. Selain itu di samping tempat parkir, ada sebuah papan informasi yang menginformasikan data-data ataupun sejarah tentang candi tersebut. Biasanya setiap candi pasti ada papan informasi/majalah dindingnya.
Daftar Buku Tamu yang harus diisi
Daftar Buku Tamu yang harus diisi
Pada saat berkunjung, memang belum ada tarif untuk berkunjung. Kita sekadar mengisi buku tamu. Mungkin peraturan ini berubah di waktu mendatang. Aku menyusuri ke bangunan candi. Bangunan ini hanya ada satu candi yang besarnya mirip dengan Candi Sari.

Candi Sojiwan atau Candi Sajiwan ini adalah salah satu candi Budha, menurut sejarah candi ini dibangun antara hatun 842 dan 850 Masehi. Di sini terdapat banyak relief yang masih terlihat jelas di setiap sudut dinding candi. Menurut literatur di Wikipedia, Candi Sojiwan ditemukan tahun 1813 oleh Kolonel Colin Mackenzie.

Halaman candi Sojiwan ini cukup luas, jadi sangat asyik untuk tempat bermain keluarga. Tempatnya pun cukup teduh karena ada sebuah pohon besar yang rindang dan dapat sebagai tempat kita berteduh.
Candi Sojiwan dari halaman
Candi Sojiwan dari halaman
Sudut lain Candi Sojiwan
Sudut lain Candi Sojiwan
Aku sempat mengabadikan beberapa gambar dan rekaman saat menuju ke candi ini. Bahkan aku juga masuk candi, di dalamnya cukup gelap. Harus membawa penerangan dari gawai. Pun juga mengelilingi sudut-sudut candi yang dipenuhi relief.

Sebenarnya lebih mengasyikkan lagi jika di sini ada pemandunya. Sehingga orang yang datang tidak hanya menikmati keindahan reliefnya, tapi sekaligus memahami makna dari relief-relief yang tersemat pada dinding candi.
Relief-relief pada candi Sojiwan
Relief-relief pada candi Sojiwan
Relief-relief pada candi Sojiwan
Bagaimanapun juga walau memasuki candi ini gratis, tetaplah ada keindahan seni dan budaya yang membuat kita takjub. Aku berharap kita bisa tetap melestarikan situs budaya yang telah dibangun oleh orang-orang pendahulu kita.

Lumayan lama aku di sini. Sempat mengabadikan diri sendiri maupun dengan beberapa pengunjung yang lainnya. Hari masih pagi, aku nikmati suasana pagi di tempat teduh, Candi Sojiwan ini sepertinya kurang banyak yang tahu keberadaannya.
Foto di depan candi Sojiwan Klaten
Foto di depan candi Sojiwan Klaten
Seperti biasa, mungkin kalian tertarik untuk menuju Candi Sojiwan? Ada baiknya liburan kalian manfaatkan untuk melihat candi-candi yang tidak begitu terkenal namanya. Dan tentunya jadilah wisatawan yang bijak dengan tidak melakukan apapun hal yang sifatnya dapat merusak keindahan ataupun benda purbakala.

Candi Sojiwan memang tenggelam ketenarannya dibanding Candi Prambanan yang lokasinya hanya dibatasi jalan raya dan rel kereta api. Tapi, potensi ini bisa digali lebih dalam oleh desa. Setidaknya Desa Kebondalem Kidul, karena di sini banyak candi yang lokasinya tidak terlalu jauh.

Aku melanjutkan perjalanan mengayuh sepeda. Mencari destinasi yang lainnya untuk ditulis di blog. Harapannya di masa mendatang, aku bisa mengunjungi tempat ini lagi. Siapa tahu malah sudah bagus dan berubah di sekitar candi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages