![]() |
Gerbong ekonomi kereta api Banyubiru relasi Solo - Semarang |
Tepat pukul 17:45 WIB, aku sudah duduk di kursi gerbong ekonomi kereta api Banyubiru relasi Solo – Semarang. Sedari tadi sempat tidak tenang, terlebih kedatangan KRL sangat berdekatan dengan keberangkatan kereta api, aku sedikit berlari menuju gerbong tersebut.
Hampir setiap bulan, aku pasti pulang ke rumah. Waktu awal sering naik bus Haryanto sampai Pati, lanjut perjalanan naik bus arah Lasem. Beberapa tahun terakhir ini, aku lebih sering menaiki travel. Beberapa travel sudah kunaiki, seperti Rimba Raya, Cititrans, Semeru, Sabila, hingga yang terbaru ada Bhinneka Sangkuriang.
Di sela-sela waktu luang, aku sengaja mencari opsi yang lain. Aku berencana naik kereta api ke Semarang. Sebenarnya, aku pernah melakukan sewaktu jadwal kereta api Joglosemarkerto masih sesuai dengan waktu pulangku. Namun perubahan jadwal keberangkatan membuat semuanya berubah.
Setelah melihat berbagai kemungkinan, akhirnya aku bisa menuju Semarang dari Jogja dengan menaiki dua transportasi umum. Dari Jogja, aku menaiki KRL sampai stasiun Balapan Solo, setelah itu lanjut naik kereta api Banyubiru relasi Solo – Semarang.
![]() |
Memasuki gerbong ekonomi kereta api Banyubiru relasi Solo - Semarang |
Waktu keberangkatan kedua transportasi tersebut sesuai dengan jadwalku, sehingga lebih aman. Intinya, tiket kereta api lebih dahulu aku amankan. Sejak beroperasinya kereta api Banyubiru relasi Solo – Jogja, aku memang tertarik untuk mencobanya.
Terlebih setelah tahu bahwa gerbong ekonomi kereta api Banyubiru termasuk kereta new generation. Artinya, kursi ekonomi tidak lagi dengan sandaran tegak seperti yang lama, tapi sudah seperti kursi di kelas eksekutif.
Gerbong satu kumasuki, tempat dudukku berada di bagian depan. Niat awal ingin memotret suasana tempat duduk gerbong ekonomi kereta api Banyubiru kutunda karena penumpang penuh. Menunggu waktu tepat untuk memotret.
Sesekali aku mengabadikan bagian depan deretan kursi. Perbedaan sangat mencolok dengan kereta api ekonomi yang sandaran kursinya tegak dan duduk saling berhadapan dengan penumpang yang lain. Gerbong kereta api new generation memang mirip dengan gerbong eksekutif.
![]() |
Tempat duduk di gerbong ekonomi kereta api Banyubiru relasi Solo - Semarang |
Jika mengacu pada informasi, kursi pada kereta api Banyubiru individual dengan konfigurasi berjajar dua kursi. Layaknya kursi pada kelas eksekutif, ruang untuk kaki pun lebih longgar karena ada pengurangan kursi pada tipe yang lama. Aku sendiri lupa melihat, apakah pada kursi ini kita bisa mengatur kemiringan sandaran.
Bentuk kursi yang sama, corak kursi pun tidak ada perbedaan menurutku. Tentu saja perubahan gerbong ekonomi ini menjadi kabar baik bagi para pecinta kereta api. Terlebih harga tiket kereta api Banyubiru untuk ekonomi sebesar 40.000 rupiah, seringnya malah ada potongan menjadi 28.000 rupiah di aplikasi Access by KAI.
Sementara untuk tiket kelas eksekutif kereta api Banyubiru harganya 80.000 rupiah. Aku sendiri belum pernah tahu bagaimana bentuk kursinya, tapi ada niat untuk jajal naik gerbong eksekutif jika waktu memungkinkan.
Rute kereta api Banyubiru ada sedikit perbedaan dengan kereta api Joglosemarkerto. Kereta api Banyubiru mempunyai rute dengan melintasi stasiun Solo Balapan, stasiun Salem (Gemolong), stasiun Gundih, stasiun Brumbung, dan berakhir di stasiun Tawang.
![]() |
Penumpang di gerbong ekonomi kereta api Banyubiru relasi Solo - Semarang |
Setiap hari ada dua keberangkatan kereta api Banyubiru dari Solo ke Semarang. Untuk pagi hari, kereta api Banyubiru berangkat pada pukul 08:55 WIB. Sementara itu, keberangkatan sore hari kereta api Banyubiru Ekspres pukul 17:50 WIB. Jadwal keberangkatan dari Semarang pukul 06:05 WIB di waktu pagi, serta pukul 21:15 WIB untuk keberangkatan malam hari.
Sebagian besar waktu kugunakan untuk tidur, menyimpan tenaga karena perjalanan masih cukup panjang. Setelah melintasi stasiun Brumbung, kereta api melaju lebih cepat. Sebentar lagi sampai di stasiun Tawang Semarang. Aku belum mempunyai stok foto gerbong, rencananya ingin turun paling belakang. Menunggu sepi, baru memotret gerbongnya.
Pukul 20:05 WIB, kereta api Banyubiru berhenti di stasiun Tawang. Penumpang silih berganti mengantre turun. Aku masih duduk santai, menunggu penumpang sepi dan mengabadikan beberapa kali suasana di dalam gerbong kereta api.
![]() |
Kereta api Banyubiru relasi Solo - Semarang di stasiun Tawang Semarang |
Menurutku, perubahan gerbong kelas ekonomi dari tempat duduk yang masih tegak dengan gerbong baru seperti sekarang merupakan terobosan yang tepat bagi KAI. Tentunya makin banyak orang yang memilih kereta api sebagai salah satu transportasi pilihan.
Lumayan banyak foto yang kudapatkan, waktunya melanjutkan perjalanan. Pintu keluar di stasiun Tawang padat merayap. Para ojek silih berganti menawarkan pengantaran. Aku terus berjalan ke pintu luar stasiun, lantas memesan ojek menuju terminal Terboyo.
Sepertinya, beberapa waktu ke depan aku bakal lebih sering naik kereta api Banyubiru relasi Solo – Semarang, karena lebih tepat waktu dan tidak terkena macet. Selain itu, lokasi stasiun pun lebih dekat dengan terminal. Meski awalnya harus berdesakan saat naik KRL dari Jogja menuju Solo. *Semarang; 28 Mei 2025.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar