Menikmati menu di Homi Coffee & Space Jogja |
Satu demi satu kedai kopi di Jogja mulai menggeliat. Hampir di setiap titik sudut kota Jogja kedai kopi layaknya toko yang bersebaran. Demangan menjadi salah satu pusat berkumpulnya berbagai kedai kopi. Sekitar 10 kedai kopi ada di sana, dan mereka mempunyai ciri khas masing-masing untuk menggaet pengunjung.
Satu kedai baru yang buka awal April membuatku tertarik datang. Homi Coffee Namanya, terletak di Jalan Kenari, Demangan. Kedai kopi yang cukup besar dengan suasana nyaman. Setidaknya itu yang aku rasakan ketika pertama kali datang dan memasuki ruangannya.
Kala pintu kubuka, pikiranku tebersit pada Noe Coffee atau Headculture. Maksudku seperti ini, ruangan luas, kursi-kursi dan sofa tersebar. Jenis kursinya juga nyaman diduduki, selain ada sandaran untuk punggung, kursinya juga berbalut busa tipis. Aku rasa Homi Coffee ini menjadi salah satu kedai kopi yang luas yang pernah aku sambangi. Berbagai dinding corak minimalis dengan ornamen sederhana.
“Selamat malam mas,” Sapa barista ketika aku datang.
Barista di Homi Coffee sedang membuat pesanan kopi |
Aku beranjak menuju bagian kasir, di sana sudah ada tiga orang lelaki tanggung beraktivitas. Kulirik daftar menu yang ada di meja sembari berpikir apa yang akan aku pesan. Pastinya aku tetap memesan kopi, ritual pertama ketika aku berkunjung ke kedai baru.
Jika kunjungan kedua kali atau selebihnya, aku biasanya memilih non kopi. Barista cakap, seperti sedang berbincang dengan teman lama yang baru kembali bersua. Aku mendengarkan stok kopi yang tersedia.
Jika kunjungan kedua kali atau selebihnya, aku biasanya memilih non kopi. Barista cakap, seperti sedang berbincang dengan teman lama yang baru kembali bersua. Aku mendengarkan stok kopi yang tersedia.
“Ethiopia saja mas. Pakai V60, yang soft saja,” Pintaku.
Daftar menunya cukup beragam; Kopi, Non Kopi; Teh, Coklat, dan lainnya tersedia. Enaknya lagi di sini juga menyediakan makanan berat atapun camilan. Kombinasi menarik bagi yang malas keluar dari kedai ketika perut mulai lapar. Kisaran harga dimulai dari Rp.15.000, tergantung pesanan kita.
Daftar menu dan harga di kedai Homi Coffee |
Percayalah, aku bukan orang yang paham kopi. Berbeda dengan teman-teman tongkronganku di #NgopiTiapPekan yang sudah melalang buana pengalaman minum kopi, paham jenis kopi, menikmati bau kopi, dan lainnya. Aku terjebak berkumpul mereka, sehingga yang aku ketahui sementara ini sekadar enak dan suasananya nyaman.
Barista yang melayaniku sigap. Diambilnya biji-biji kopi, lalu digiling. Kemudian dia menyerahkan gilingan tersebut yang sudah dimasukkan ke dalam gelas kecil padaku. Aku mencoba menghirup bau biji kopi, berusaha mengendus bau harum yang tercipta. Sejatinya, aku belum bisa merasakan enaknya kopi dari bau harumnya. Ritual mengendus bau ini aku lihat dari beberapa teman kala berbincang dengan barista.
Aku terbawa arus lantunan lagu santai di tempat ini. Tak terasa kopi pesananku sudah di depan. Tinggal aku sesap, namun kutangguhkan. Aku lebih tertarik berbincang dengan ketiga barista yang ada. Bang Ical, Bang Ozan, dan Bang Agil. Kami berbincang seputaran kopi yang ada di sini. Bahkan beliau juga menceritakan tentang sikap barista ketika menerima pengunjung.
Suasana di dalam kedai kopi |
“Kami harus ramah, mas. Setidaknya itu adalah awal yang baik ketika akan berinteraksi dengan pengunjung.”
Pengalaman yang menurutku menjadi hal penting karena di beberapa kedai kadang kita menjadi malas untuk datang kembali karena barista atau pramusaji-nya bertingkah cuek, bahkan ada yang bersikap kurang baik. Sudahlah, itu cerita yang tak akan pernah dilupakan teman-teman WAG.
Selain berbincang dengan ketiga barista, aku beruntung bertemu dengan bagian pemasarannya di sini. Mas Fika dan Mbak Indri. Dua sosok yang pertama ketemu langsung klop. Setidaknya ketika aku bertanya beberapa hal berkaitan dengan kedai kopi ini.
“Ada yang bilang masuk ke kedai kopi ini seperti masuk ke perpustakaan,” Ujar Mas Fika sembari tertawa.
Seperti perpustakaan, mungkin karena suasana yang nyaman dan tidak riuh. Konsep tempat duduk berjarak cukup luas, dan suasana nyaman membuat tempat ini serasa perpustakaan. Bagiku malah beda lagi; aku merasa seperti berada di sebuah galeri.
Alasanku adalah, tiap dinding ada banyak figura rak yang di dalamnya terdapat properti-properti asyik dan menarik. Membuat tempat ini makin indah. Kombinasi warna lantai, tembok, meja, dan kursi cukup seragam. Warnanya serasi, tidak ada yang mencolok.
Sudut lain di kedai kopi |
Aku menyempatkan diri meluangkan waktu untuk menikmati pesanan. Kopi dan camilan sudah tersedia. Sembari menyelesaikan satu artikel, kusesap kopi tersebut. Cukup soft, sesuai dengan permintaanku. Aku juga mencoba akses internetnya, untuk mengunduh file cukup cepat. Bahkan aku sempat mengunduh beberapa video dari youtube selama mengedit tulisan.
Seperti yang aku bilang tadi, Homi Coffee bisa digunakan sebagai tempat bekerja. Bagian ruangan di sebelah timur terdapat meja panjang yang bisa dipakai lebih dari 10 orang untuk bekerja. Di sini juga disediakan printer dan kertas. Kita bisa mencetak beberapa berkas yang mungkin dibutuhkan secara gratis.
Tiap meja terdapat colokan listrik, setiap meja hanya ada satu colokan. Apabila kita datang berkelompok dan semua sama-sama butuh listrik, mungkin lebih baik membawa colokan tambahan. Atau menggunakan colokan meja lain yang terdekat jika tidak digunakan.
Fasilitas lainnya yang menurutku nyaman di sini adalah adanya ruangan khusus untuk salat. Ruangan tersebut bisa digunakan tiga orang salat secara bersamaan. Adanya tempat salat membuat pengunjung tidak perlu keluar kedai kala ingin menunaikan ibadah.
Aku mengulik sedikit lebih dalam tentang kedai kopi pada Mas Fika dan Mbak Indri tentang siapa saja target pengunjungnya. Beliau kompak tak ada yang spesifik. Baginya rata-rata yang datang adalah mahasiswa, bahkan dari kampus yang lumayan jauh dari Demangan.
“Mungkin seperti kedai lainnya mas. Para pekerja lepas, mahasiswa, atau orang-orang yang ingin sekadar nongkrong,” Tambah Mas Fika.
Homi Coffee & Working Space ini buka mulai pukul 10.00 WIB, dan melayani pesanan terakhir pukul 23.00 WIB. Aku rasa dengan waktu seperti itu, bagi kalian yang ingin mengerjakan tugas atau mendapatkan deadline para bloger bisa menjadikan tempat ini sebagai alternatif pilihan.
Bersantai kala satu tulisan telah selesai kukerjakan |
Baru satu bulan lamanya, pengunjung kedai juga masih belum bisa diprediksi. Ketika aku di sini; ada 16 pengunjung kedai yang tersebar. Tiga di antaranya duduk di luar kedai, di sana ada beberapa meja dan kursi yang disediakan. Sementara ini dalam waktu semalam antara 30 – 40 gelas kopi yang dipesan. Tak hanya kopi sebenarnya, menu non kopi juga termasuk di dalamnya.
Tidak terasa waktu makin larut, kedai hampir waktunya tutup. Aku segera berkemas, meninggalkan kedai kopi dengan satu artikel selesai kuposting terjadwal. Terima kasih atas berbagi cerita dan jamuannya teman-teman Homi Coffee. Semoga ada terobosan-terobosan baru yang bisa dibuat sehingga tempat ini makin ramai pengunjung.
“Terima kasih sudah berkunjung,” Kembali terdengar barista padaku.
Sebuah ucapan pengantar pulang yang cukup baik dari sebuah kedai kopi. Ucapan-ucapan seperti ini yang kadang membuat pengunjung ingin kembali balik di waktu mendatang. Aku percaya, selain kopinya yang enak, tempatnya yang nyaman, harga dan menu yang sepadan, sikap barista dan pramusaji juga menjadi faktor yang menentukan apakah kita akan kembali lagi atau tidak. *Homi Coffee and Working Space, 20 April 2018.
Perbaruan Informasi
Menginjak tahun 2019, tidak banyak perbedaan yang mencolok di Homi Coffee. Selama ini juga saya masih menyempatkan berkali-kali bekerja di sini. Perubahan sedikit terdapat pada bagian lampu yang ada di kedai. Selain itu tambahan bingkai pada ruang coworking space.
Lampu-lampu bergelantungan di Homi Coffee |
Minuman yang paling sering dipesan adalah Es Homi Coffee. Seperti yang kita ketahui, hampir seluruh kedai kopi di Jogja menjadikan minuman es kopi sebagai minuman andalan untuk menggaet pengunjung.
Seperti biasa, aku lebih suka duduk di kursi cowoking space-nya Homi. Hal ini dikarenakan tempat tersebut asyik untuk bekerja maupun sekadar melakukan aktivitas blogwalking kala luang. Tahun ini, Homi Coffee melakukan sedikit tambahan interior ruangan agar pengunjung lebih nyaman.
Tempat coworking space di Homi Coffee Jogja |
Selain terobosan dengan interior. Homi Coffee juga sudah kembali ada menu makanan berat. Sedari awal keberadaan menu berat tidak disediakan. Untuk menggaet pengunjung lebih lama, sekarang sudah ada menu makanan berat. *Minggu 05 Mei 2019
Pemutakhiran Informasi
Kedai kopi mengikuti pasaran. Termasuk dalam penyajian makanan. Di beberapa kedai kopi, makanan berat memang tidak tersedia. Hal ini menilik pada konsep yang diusung. Namun, Homi Coffee and Space yang berkonsep kedai kopi nyaman untuk berlama-lama ini menyediakan makanan berat.
Ada banyak pilihan makanan berat, tidak sekadar kudapan. Menurut informasi yang kudapatkan, pihak owner sering mendapat masukan dari pengunjung terkait makanan. Ditambahkan makanan berat ini bertujuan agar pengunjung tidak bingung untuk memesan makanan, dan tidak perlu ke luar.
Menu makanan berat di Homi Coffee and Space |
Tak hanya ada tambahan menu makanan, di Homi Coffee juga sedang merenovasi bagian luar kedai kopi. Teras kedai yang awalnya hanya diberi beberapa pasang meja untuk smoking area berbenah. Maja dan kursi sudah ditambahi lebih banyak.
Ke depannya, bagian luar ini nantinya terdapat meja permanen panjang yang menghadap ke arah jalan. Bagian bawah dilengkapi dengan stop kontak. Hal ini untuk menarik pengunjung yang suka dengan suasana luar serta masih bisa mengerjakan tugasnya.
Tambahan kursi di ruangan luar Homi Coffee & Space Jogja |
Tentu menarik untuk dinantikan, bagaimana nantinya konsep Homi Coffee ini jika sudah jadi. Bagi kalian yang mencari tempat untuk bekerja di pagi hari. Ataupun suka suasana nyaman dan tenang waktu bekerja,, bisa menjajal main ke Homi Coffee Jogja. *20 Juli 2019.
wuih kopi ethiopia..
BalasHapussalah satu favoritku...
kopi kenya juga enak....
Besok-besok aku coba mas :-)
HapusAda dua gambar yang sama, sudut lain ruang kopinya...
BalasHapusAyo main sini :-D :-D
Hapusasyik nih mas tempatnya, cozy banget buat kerja.
BalasHapusdi sana ga ada ruangan khusus yang bisa dipake buat meeting gitu ya mas?
Tidak ada ruang privatnya mbak. Aku sudah tanya sih sewaktu berkunjung
Hapusnyaman ya tempatnya jadi pengen nongkrong di sana juga
BalasHapusPas main Jogja kudu ke sini mbak ahahhaha
Hapusmantepp nihh kopinya....perlu dicoba bagi pecinta kopi....hehehe..terutama saya....
BalasHapusMonggo mas dicoba. Ada banyak kedai kopi yang bisa dikunjungi kalau main ke Jogja
HapusWah aku baru tau kl ada kedai kopi yg menyediakan printer, di Banjarnegara atau purwokerto blm ada yg beginian deh
BalasHapusDi sini tidak menyediakan mantan loh mblo
Hapushahahhahah
Di sini tidak menyediakan mantan loh mblo
Hapushahahhahah
Mas, kapan hari ketemuan ayok! Ku ingin nendang kamu!
HapusKetemuan di sini aja, biar sekalian kamu traktir aku.
HapusCozy tempatnya dan kayaknya asik buat nongki disana.
BalasHapusKedai kopi kekinian seperti ini tengah menjamur di berbagai kota,ya.
Kedai kopi memang sedang banyak-banyaknya di Jogja
HapusBener bangeeet.. Sikap waiter waitreess itu sangat penting :D
BalasHapusTetap saja tidak diperbolehkan bawa makanan dari luar kakakakakka
Hapustempatnya nyaman yaa.. sesuai dengan namanya Hommi Cafe..
BalasHapusrekomendasinya bagus mas
Bagi sebagian orang, ini tempat asyik mbak buat bekerja atau sekadar santai
HapusBerarti tengah siang pas lewat daerah Demangan saya bisa mampir ngopi dan ngadem kemari nih....
BalasHapusBisa banget pak, sekalian ngeblog ahahhaha
HapusMeski aku bukan penikmat Kopi sejati dan nggak sering2 amat ke Jogja, paling nggak ini sebagai referensi nanti kalo Ke Jogja untuk hangout menghabiskan waktu sambil laptopan.
BalasHapusBerkabar saja mas kalau main ke Jogja. Siapa tahu ada waktu bisa kopdar
Hapusdi jakarta aja kedai kopi bagai cendawan di musim hujan .. banyak bermunculan .. tapi banyak juga yang mati sebelum berkembang ... semoga homi coffee yang memiliki fasilitas working space tetap dapat bertahan dan maju :)
BalasHapusIni yang benar-benar harus diperhatikan kang. Banyak tempat yang tidak bisa bertahan lama
Hapuswah, kayaknya ini salah satu coffee shop fav mas sitam. Sha sering banget liat di story, kayaknya ke sini lagi ke sini lagi. Gak pusing kalo nyari mas sitam di jogja :P
BalasHapusKalau kamu yang ke Jogja kan tinggal WA aja teh. Pasti ketemu hahahahh
HapusJarang ngopi, tapi tempatnya itu nyaman bngat ditambah lg makanannya yg enak
BalasHapusSaya juga tdak selalu pesan kopi. Ada waktunya pesan coklat :-D
Hapustempatnya boleh juga tuh kelihatannya nyaman...
BalasHapusAsyik buat ngobrol lama-lama
HapusGua juga nggak terlalu ngerti soal kopi, cuman kalau soal minum kopi, itu gua banget ckck
BalasHapusHahahhaha,
Hapuspenting seduh dan nikmati :-D
kisaran harganyadi 15ribuan aja, nggak terlalu mahal juga, ada snack ringan spt roti kayak itu mayan juga buat nemeni ngetik draft blog ya
BalasHapusBenar banget. Penting tempatnya nyaman buat ngedraf blog ahhahahha
HapusWahhh noe coffe nihh mas :v, seperti sudah langganan kesana bnget ya mas.. sekarnag nemuin tempat yang baru nih, menu menunya juga enak enak banget tuh ditambah hiasan di dindingnya oke bbanget, ditambah jomvlo pas bangettt aakkh lengkap
BalasHapusIni bukan Noe Coffee mas, tapi Homi Coffee.
Hapusseru juga nih bakalan mampir ke co working space, harga bersaingan dengan yang lain nya suasanya keliatan juga hommy banget
BalasHapusUntuk bekerja enak di dalam, lebih sunyi. Kalau suka merokok pilih di luar ehheheh
HapusKyaknya asik, kapan-kapan kesitu deh
BalasHapusVibes nya enak tu patut dicoba deh.
BalasHapus