Pengalaman Naik Kereta Cepat Whoosh Jakarta – Bandung - Nasirullah Sitam

Pengalaman Naik Kereta Cepat Whoosh Jakarta – Bandung

Share This
Kereta Cepat Whoosh Jakarta - Bandung
Kereta Cepat Whoosh Jakarta - Bandung
Sejak diresmikan kereta cepat Jakarta – Bandung, antusias para calon penumpang sangat tinggi. Para calon penumpang berlomba berburu tiket gratis di website KCIC. Di linimasa media sosial pun sudah banyak berseliweran foto ataupun video pengalaman menaiki KCIC.

Hampir satu bulan berlalu, aku beserta rombongan sedang ada tugas di Jakarta dan Bandung. Momentum yang tepat untuk turut menjajal kereta cepat dari Jakarta menuju Bandung. Terlebih, tujuan kami di UI dan Unpad. Semacam keberuntunganku saat bertugas di luar kota.

Selang seminggu sebelum keberangkatan, kami sudah memesan tiket kereta cepat di kelas ekonomi premium dengan harga yang sudah didiskon. Kawan yang memesan tiket melalui website. Kita juga memesan melalui aplikasi di ponsel.

Bus yang kami sewa sudah sampai di stasiun Halim. Beruntungnya kami tidak terjebak kemacetan di dekat stasiun Halim. Perjalanan dari UI Depok berjalan mulus. Hanya tersendat sesaat. Semua barang kami pastikan sudah lengkap, tiga kawan yang bertugas mencetak tiket mendahului.
Tempat mencetak tiket kereta cepat
Tempat mencetak tiket kereta cepat
Kami datang dua jam lebih cepat sebelum waktu keberangkatan. Sedikit berdiskusi apakah menunggu atau mengubah jadwal tiket. Kami putuskan mengubah jadwal tiket melalui prosedur dari pihak KCIC. Untuk pengubahan tiket, kami kena potongan beberapa persen, sebelumnya, kami juga mengisi formulir yang diberikan.

Tiket terbaru sudah di tangan, masih ada waktu untuk bersantai. Aku menyempatkan untuk keliling stasiun Halim. Tak lupa menyempatkan salat asyar di musala. Teman yang lain ada yang mengantre minuman kopi serta mencari cemilan.

Di tempat mesin cetak, calon-calon penumpang sudah sibuk mencetak tiket yang sudah dipesan. Sepertinya, antusias calon penumpang sangat tinggi. Terlebih harga yang sementara ditawarkan separoh. Sore ini stasiun dipadati pengunjung dengan beragam kepentingan.

Setengah jam sebelum kereta berangkat, kami menaiki tangga. Cukup menunjukkan tiket pada petugas yang berjaga. Kemudian kami melihat pintu berapa kereta cepatnya. Antrean lumayan panjang ketika mau memasuki dekat area gerbong.
Antre masuk area kereta cepat
Antre masuk area kereta cepat
Bentuk tiket seperti kartu, tertera nama kita. Proses pemeriksaan barang bawaan mirip dengan saat kita naik pesawat. Aku menaruh semua barang untuk dipindai. Namun, beberapa minuman yang kupegang tak perlu ikut dipindai. Cukup diperlihatkan, karena memang sudah terbuka.

Tiket yang kita bawa harus dimasukkan pada pembatas agar portal terbuka. Proses ini sebenarnya sudah biasa jika kita berada di kota besar, namun di Jogja sepertinya belum seperti ini. Proses ini lebih mirip saat kita menaiki kereta bandara menuju Soetta.

Di stasiun sudah tertata cukup baik alurnya. Nomor untuk jalur kita pun memudahkan. Kami sampai di salah satu gerbong kereta cepat. Untuk sesaat, aku mengabadikan gerbong tersebut. Tak jauh dari kereta cepat, sudah ada replika kereta cepat yang bisa diabadikan.

Petugas di depan pintu gerbong menyapa kami dan memastikan gerbong yang kami masuki memang benar. Sesekali beliau mengecek tiket yang kami bawa. Gopro di tangan sudah kuhidupkan, sedari tadi merekam sedikit keseruan kala persiapan naik kereta cepat.

Gerbong kereta cepat bentuknya lebih modern. Aku suka kombinasi warna pada tiap gerbong. Biasanya, banyak penumpang yang berfoto di bagian depan kereta. Aku tak ke depan, takutnya malah terlambat masuk gerbong. Kereta api mempunyai jadwal keberangkatan yang relatif paling tepat waktu.
Masuk gerbong kereta cepat Whoosh
Masuk gerbong kereta cepat Whoosh
Begitu masuk gerbong, desain gerbong memang menyenangkan. Menariknya, aku baru sadar jika posisi kursi itu tidak dua-dua, melainkan tiga-dua. Di sisi kiri, kursi hanya dua, sementara sisi kanan terdapat tiga kursi dengan warna yang seragam.

Kursi yang kami duduki juga lebih empuk, tak lupa ada meja portable yang bisa dimanfaatkan bagi penumpang kereta. Pada keterangannya, meja ini direkomendasikan untuk benda yang beratnya kurang dari 25 kilogram. Artinya, ketika ingin menggunakan laptop bekerja pun bisa.

Selain itu, tiap kursi sudah dilengkapi dengan colokan listrik. Awalnya aku bingung di mana lokasi colokan listriknya. Jika di kereta api, colokan berada di bawah jendela. Sementara di kereta cepat, colokan listrik ada di sela-sela bagian bawah kursi.

Perlahan, kereta cepat mulai melaju. Dari layar di depan, tercatat kecepatan yang diperbarui secara langsung. Pada satu kesempatan, kecepatan terus bertambah, hingga mencapai 350 kilometer/jam. Benar-benar kencang dan stabil.
Gerbong ekonomi premiun di KCIC
Gerbong ekonomi premiun di KCIC
Tak ada goncangan ataupun getaran yang berlebihan. Aku sangat menikmati perjalanan ini. Terlebih suara kebisingan juga sangat berkurang. Untuk orang yang suka dengan transportasi umum, aku berdecak kagum dengan kereta cepat ini.

Meski kita tahu ada banyak yang harus dikembangkan, atau berbagai komentar sejak proyek kereta cepat ini mulai dibangun. Menurutku, keberadaan kereta cepat menjadikan calon penumpang dengan rute Jakarta – Bandung lebih banyak mempunyai opsi transpotasi umum yang bisa dipilih.

Selama di dalam kereta cepat, aku penasaran bagaimana kamar mandinya. Pintu kugeser, lantas otomatis kembali menutup. Kamar mandi yang disediakan sangat bersih. Tersedia tisu di beberapa tempat. Semoga kamar mandi ini tetap terjaga kebersihannya.
Toilet di Kereta Cepat Jakarta Bandung
Toilet di Kereta Cepat Jakarta Bandung
Kereta Cepat ini rutenya Halim – Padalarang – Tegalluar. Jarak tempuh dari stasiun Halim menuju stasiun Padalarang 31 menit. Para penumpang yang hendak ke kota Bandung bisa turun di stasiun ini, lantas melanjutkan perjalanan ke stasiun Bandung menggunakan kereta Feeder.

Selama di stasiun Padalarang, kereta cepat berhenti beberapa menit. Memastikan penumpang yang turun di stasiun Padalarang sudah turun semua. Kemudian kereta berlanjut hingga tujuan akhir di stasiun Tegalluar. Waktu yang ditempuh total hanya 46 menit dari Jakarta ke Bandung.

Sarana transportasi di stasiun Tegalluar masih harus dilengkapi lagi. Untuk akses ke luar stasiun, kami menaiki Damri. Tampaknya, perkembangan di kawasan Tegalluar sedang dalam proses pembangunan. Tentu selain berdekatan dengan tempat-tempat strategis yang dibangun, semoga nantinya ada transportasi yang terintegrasi.
Mengabadikan di salah satu gerbong KCIC Jakarta Bandung
Mengabadikan di salah satu gerbong KCIC Jakarta Bandung
Di stasiun Tegalluar, kami istirahat sejenak, menunggu damri yang mengantarkan kami ke Shakti Hotel Bandung. Malam ini kami menginap di hotel tersebut. Besok pagi perjalanan berlanjut ke Unpad. Aku beserta tim kecil hendak berkunjung ke humas universitas Unpad.

Semoga saja, dengan adanya kereta cepat Jakarta – Bandung, nantinya setiap stasiun yang disinggahi bisa didukung dengan transportasi lainnya untuk memudahkan penumpang ke pusat kota. Sehingga, penumpang tidak hanya mengandalkan transportasi daring ataupun layanan Damri. *Jakarta – Bandung; 01 November 2023.

8 komentar:

  1. Wah aku belum pernah merasakan naik kereta ini. Melihat awalan masuk udah kayak di bandara, dipindai semua ya barang bawaan kecuali minuman yang diminum, kursinya pun empuk, ada toilet duduk dan ada meja portablenya. Perjalanan Jakarta Bandung pun jadi ringkas 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang menarik sih perkembangan kereta sekarang, adanya KCIC ini bisa menjadi opsi bagi masyarakat yang ingin ke Bandung atau Jakarat dalam waktu yang cepat

      Hapus
  2. Bulan lalu ke bandung dan lihat para penumpang kereta cepat yang menuju ke kereta feeder di stasiun bandung. Jumlah penumpangnya cukup banyak. Jadi tertarik untuk suatu saat bisa naik kereta cepat juga.

    Kereta cepat ini bisa jadi titik awal yang baru untuk pengembangan transportasi umum di indonesia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama, mas. Kemarin pas lihat kereta feeder di Stasiun Kota Bandung benar-benar ramai. Harapannya tentu transportasi yang di Stasiun Tegalluar juga ditambahi

      Hapus
  3. Waaah, keren mas SItam udah nyobain naik Whoosh ke Bandung :) Akuh beluuuum nih hahahaha :D Anakku kuliah di Bandung tuh eh ternyata doi lebih pilih pulang ke Jakarta naik bus travel wkwkwkwkw. Menyenangkan sekali ya cepet amat tau2 nyampe hihihi. Berharap kereta cepat bisa sampai Surabaya nih aamiin aja dulu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kereta Cepat ini bisa jadi opsi mbak. Kalau memang lokasinya lebih terjangkau dengan travel, opsinya travel memang pas. Toh cititrans dll juga banyak banget armadanya dari Bandung ke Jakarta PP, terus juga waktu tempuhnya lebih cepat karena lewat tol

      Hapus
  4. Keren bang.sya saja belum kesampaian naik KCIC. Semoga ada waktu rezeki dan kesehatan buat naik. Amin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga terlaksana bang,
      saya juga pas ke Jakarta dan Bandung, jadi sengaja milih naik KCIC

      Hapus

Pages