![]() |
Ruangan di Noe Coffee & Kitchen Yogyakarta |
Selang dua minggu setelah mengunjungi Kedai Sama Dengan Kopi di Demangan, aku dan teman-teman kembali nongkrong di kedai kopi lainnya. Kali ini pilihan jatuh di Noe Coffee & Kitchen yang berada di tengah kota Jogja. Beralamat di Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo (selatan perempatan Galeria), Noe Coffee & Kitchen dapat dengan cepat menyedot perhatian para muda-mudi.
Teras depan cukup ramai, di tepi jalan motor-motor terjejer rapi menghadap ke timur. Muda-mudi asyik menyeduh kopi, ada pula kumpulan remaja muda yang asyik merokok di teras. Tulisan “NOE” terpampang jelas bersinar di atas atap, gagang pintu kaca kubuka. Mataku menoleh ke segala penjuru, mencari teman yang sudah di sini sedari tadi.
![]() |
Noe Coffee & Kitchen terlihat dari tepi jalan |
“Maaf aku terlambat,” Ujarku menyapa teman dan berjabat-tangan.
Aqied, Tom, dan teman baru Mumun sudah duduk di sofa. Mereka malah sudah memesan minuman. Kuletakkan tas di sofa, kami berbincang sembari kutanyakan pada teman minuman apa yang direkomendasikan di sini.
“Coba saja Avogato, kayaknya enak,” Kata Aqied.
Daripada aku membolak-balikkan menu, mending mengikuti saran teman. Toh dua temanku ini sudah cukup ahli dibidang kopi. Tidak langsung menuju kasir, mata ini lebih asyik mengamati sekitar ruangan.
Teras depan adalah smoking area, di sini ada banyak kursi yang diatur sedemikian rupa. Di ujung barat yang kami pakai malah sofa berwarna krem, sesuai dengan dinding tembok agak kecoklatan.
Dinding sebelah utara tak dilapisi dengan semen, tampak jelas bata tersusun rapi. Di sana dimanfaatkan pemilik kedai dengan figura yang disusun menjadi satu membentuk kutipan. Jika diurutkan, kutipan tersebut terbaca menjadi “Good ideas start with great coffee” dengan tambahan tagar khas milik Noe Coffee #sayNOEtocoffee.
![]() |
Pengunjung yang ada di Noe Coffee & Kitchen |
Di bagian selatan, dinding berbentuk jendela berwarna kalem. Tersusun rak buku kecil, di tiap sudut tertata meja kursi terbuat dari kayu. Tak ketinggalan mural-mural epik tergambar indah. Satu hal yang kulihat, Noe Coffee ini ada banyak mural kepala rusa lengkap dengan tanduk yang bercabang. Nyatanya Kepala Rusa ini pula menjadi logo mereka di Instagram.
Noe Coffee & Kitchen mempunyai menu beragam. Minumannya tidak hanya kopi, ada juga minuman lain yang bisa dipesan; Coffee, Mocktail, Milk Based, Blended, and Tea adalah minuman yang tersedia di sini. Bagi kalian yang kurang suka kopi, kalian bisa memilih minuman lainnya sesuai selera.
Di sini tidak hanya menyajikan berbagai minuman, ada juga menu makanan yang bisa dipilih. Ada beberapa menu yang bisa dipesan. Bahkan sewaktu saya datang (Bulan Ramadan) ada paket untuk berbuka dan sahur. Tidak banyak kedai kopi yang menyediakan menu makan sekalian di Jogja.

![]() |
Daftar Menu di Noe Coffee & Kitchen Jogja |
Meja kasir terpasang memanjang, di depan kasir ada banyak pernak-pernik gelas berbagai bentuk. Tiga orang berpakaian hitam sibuk melayani orderan. Aku mendekati kasir dan memesan Avogato. Di sini kita langsung bayar, jadi kalau mau mentraktir teman, kalian sebisa mungkin pesan orderan bareng.
Usai membayar orderan, aku menyapa Mas Romi. Beliau salah satu orang yang di Noe Coffee. Aku menyempatkan bertanya-tanya sedikit tentang Noe Coffee. Aku tidak tahu beliau sebagai apa, ketika kutanya beliau hanya menjawab dengan kata “Seksi sibuk” sembari tertawa.
Intinya beliau ini admin dari Instagram Noe Coffee, karena sewaktu kami berkumpul beliau membuat story di instagram dan muncul wajah-wajah kami.
![]() |
Insta Story dari akun Instagram Noe Coffee & Kitchen |
"Satu-satunya jalan mempunyai sahabat adalah menjadi sahabat," begitulah kutipan yang dituliskan pada Story Instagram Noe Coffee.
Menyenangkan rasanya ketika di sini kami disapa dengan ramah, bahkan tanpa segan mengabadikan tiap momen pengunjung untuk diabadikan. Menurutku, admin dari Noe Coffee menjadi salah satu akun yang cekatan untuk mengunggah dokumentasi di Instagram, serta berinteraksi dengan pengikutnya.
Informasi dari Mas Romi, Noe Coffee and Kitchen ini buka di bulan Maret 2017. Walau baru dalam hitungan bulan, namun pengunjungnya sudah cukup banyak. Menarik rasanya, mungkin ini tidak terlepas dari promosi mereka di Instagram.
Tempat ini dibagi menjadi tiga bagian, jika bagian luar dan tengah sudah kulihat. Aku sengaja melongok ke bagian dalam. Di sana ada ruangan yang cukup untuk 12 orang, terdapat meja kursi yang ditata rapi. Tempat ini bisa untuk berdiskusi atau malah untuk menulis sekaligus ngeblog. Wifi-nya pun kencang, jadi cukup bagus untuk para mahasiswa yang ingin mengerjakan tugas.
![]() |
Tiga teman; Aqied, Tom, dan Mumun
|
Pengunjung Noe Coffe cukup ramai malam ini. Kulihat hampir di setiap kursi terpenuhi. Hanya ruangan VIP yang kosong. Menurut Mas Romi dalam setiap harinya lebih dari 100 pengunjung yang datang.
Lebih banyak yang berkunjung lagi jika saat akhir pekan. Ya, lokasi Noe Coffee ini cukup dekat dengan beberapa kampus seperti UKDW, UGM, dan lainnya. Bahkan dari kampus yang jauh pun kadang nongkrong di sini.
“Pengunjung itu tidak hanya pecinta kopi mas. Kadang mereka juga penasaran dengan kedainya, atau suka dengan suasananya,” Ujar Mas Romi.
Ujaran Mas Romi benar juga. Sama seperti aku yang sebenarnya bukan pecinta kopi, melainkan suka dengan suasana kedai kopi. Bahkan di hampir setiap tulisanku berkaitan dengan kedai Kopi, aku lebih menonjolkan suasananya. Bukan racikan kopinya, karena yang lebih paham tentang kopi adalah kedua temanku.
Disela-sela waktu bersantai, aku mengabadikan para barista yang sigap melayani pembeli. Di Noe Coffee ada empat barista. Kali ini yang berjaga dua barista ditambah dengan pramusaji dan kasir. Kedua barista yang sedang bekerja adalah Mas Dicky dan Mbak Leea.
![]() |
Mbak Leea sedang melayani pesanan pengunjung |
Mbak Leea merupakan barista baru, beliau bekerja di sini dibimbing oleh Mas Dicky. Beberapa kali Mbak Leea meracik kopi pesanan pengunjung. Di sanalah Mas Dicky dengan telaten membimbing. Asyik juga ternyata, berbagi ilmu sesama Barista. Mungkin bisa kali suatu saat aku berguru dengan beliau di sini.
Pesananku sudah disajikan. Avogato adalah kombinasi antara Kopi Espresso dan Es Krim. Tidak ketinggalan satu gelas air mineral. Cara menyajiannya kopi tersebut dituangkan ke dalam Es Krim. Lalu kita aduk dan baru diminum. Jika ingin langsung mencoba minum kopinya sih boleh-boleh saja, tapi jangan kaget bagaimana rasanya yang pahitnya sangat kental.
![]() |
Pesananku Avogato adalah kombinasi antara Kopi Espresso dan Es Krim |
“Enak ternyata rasanya,” Celetuk Tom yang mencicipi pesananku.
Ya, seperti itulah kami bertiga. Jika berkumpul pasti pesan berbeda-beda, lalu kami secara bergantian mencoba pesanan tersebut. Dari sanalah aku mengetahui bagaimana rasa kopi racikan tiap Barista. Terkadang aku suka bertanya pada kedua orang ini berkaitan dengan cita rasa.
Ada yang unik nongkrong kali ini. Biasanya kalau nongkrong aku pakai kolor dan celana pendek, kali ini aku menggunakan batik, celana panjang, plus jam tangan. Jarang sekali aku seperti ini. memberdayakan spot yang cukup istagramable, akupun meminta teman untuk mengabadikan diri di salah satu sudut penuh mural.
“Sudah kece belum?” *eh
![]() |
Mengabadikan diri di salah satu sudut dinding penuh mural |
Tanpa terasa kami berbincang santai menikmati suguhan minuman dengan suasana nyaman sampai tengah malam. Tepatnya pukul 00.30 WIB, kami membubarkan diri. Saat itu Noe Coffee masih cukup ramai. Jika kalian berada di tengah kota dan ingin menyeduh kopi atau sekedar santai. Aku rasa Noe Coffee bisa dijadikan pilihan. *Kunjungan ke Kedai Noe Coffee & Kitchen pada hari Sabtu; 17 Juni 2017
Kedai Noe Coffee & Kitchen Jogja
Alamat: Jln. Dr. Wahidin Sudirohusodo (Selatan Perempatan Galeria)
Harga: Rp.20.000,-
Buka: 09.00 – 02.00WIB
Sosial Media: @Noe.Coffee (Instagram)
Fokusku malah ke foto awal yanga da mbak kelihatan pinggangnya separo itu (untung ra bolong gegere). Trus agak ke tengah ada lagi foto wajahnya. Curiga dirimu memang modusin mbak itu dari awal masuk hahaha. Leh uga nih NOE punya makanan ringan sampai berat buat teman ngopi. Nambah list lagi deh coffee shop di Yogya. ^^
BalasHapusAku loh malah nggak ngeh kalau ada foto itu buahahahha. Mas Halim jeli amat ya liat yang seperti itu buahahhahahaha. Besok-besok kalau ke Jogja kasih kabar aja hahahahah
HapusGak heran sih pengunjungnya banyak dan mahasiswa" gitu, tempatnya emang kelihatan cozy banget dan instagrammable wkwkwkw.
BalasHapusApalagi menunya gak berat" amat kayak nasi liwet di daun pisang ehe.
Mural-mural yang indah dan tata ruang yang benar memang menambah nilai plus mbak. Jadi kapan main ke Jogja? hahahhahha
Hapushmmm .. kayaknya foto cewe yang tampil "berani" bisa di tampilkan lebih dari dua deh .. :D
BalasHapusmungkin fotonya bisa lebih berani juga ... hehe .. seberani menu2 kopinya
Hahahahha
HapusAmpun kang, waktu motret ini aja nggak terpikir ke sana hahahahah
nek ngopi ki ancen kudu karo konco bar kui dadi kenthel
BalasHapusKoe kudu kendel pak, sumpah hahahhaha.
HapusPiye? Rep ngopi bareng kapan? hahahahha
Ayooook Jumat lagiiii.
BalasHapusBtw aku suka telor mata sapi nya di tiap menu berat nya Noe. Telornya bundar bersih gitu trus kalo dipecah kuning telurnya mbleber.
Duh komen gini kok jadi lafar ya
Ayookkkk
HapusSiapkan pasukan. Eh yang lokasi di Mrican itu sudah kulihat sekilas hahahahah
Aku ikut ngehits di blog hiiiiiiiiiits. #aaaaaaaaaak
BalasHapusPokok e hits buahahahhhaha
Hapuswuih mantep, nongkrong ngopi pake baju batik. heuheuheu
BalasHapuskayaknya nanti pas main ke jogja lagi, aku bakal mampir nih ke Noe. lucu sih buat foto foto tempatnya
Hahahhhaa, seperti orang abis kondangan toh mas :-D
HapusAyo mlipir ke Jogja, masih di Purworejo kan?
quotenya baguuuss!
BalasHapusbanyak pilihan menu lain juga ya, buat yang bukan pecinta kopi kaya sha :D
Saya juga awalnya bukan pecinta kopi, tapi sekarang mulai bisa menikmati kopi hahahahahha.
HapusTempat Nongkrong ku nih, heeeee
BalasHapusOalah kapan-kapan bisa ngajakin saya ke sini mas ahhahahaha
Hapuswah sekarang jogja banyak tempat nongkrong asik.. kenapa ga dari dulu :D
BalasHapuskapan kita nongkrong dimari?
Sekarang melimpah mas, tinggal pilih sesuai bajet ahahhahah
HapusSama mas... Akupun lbh menikmati suasana kalo ke cafe kopi begini.. Bukan pecinta kopi soalnya.. Cuma tau kopi enak itu hrs manis wkwkwkwk...
BalasHapusAku coba bayangin rasa espresso yg cendrung pahit dicampur eskrim... Penasaran.. Rasa pahitnya bisa kalah ama manisnya es krim yaa..
Pokoknya enak banget hahahhaha. Coba aja mbak
HapusBoleh juga ni buat refrensi kalo buat nongkronng para pencinta kopi. hehehhe
BalasHapusKalau lokasinya dekat dengan kota bisa ke sini :-)
HapusJadi, Avogatonya beneran enak tak mas?
BalasHapusEnak mas, kalo orang yang hanya penikmat seperti saya itu pas hahahahahha
Hapuspesen satu kopi dibikinin sama si mbak2 manis itu :p
BalasHapusdi palembang cafe2 kayak gini beberapa mulai berguguran karena menu2nya std gak jauh dari indomie dan roti.
Di Jogja baristanya banyak cewek loh.
HapusWah segmennya udah beda. Memang kedai kopi harus berkreasi agar terus bisa bertahan :-)
Cocok, kayanya perlu dijelajah nih....
BalasHapusSilakan mas :-)
HapusSaya selalu malu kalo ke kedai kopi, karna bingung milih menunya. Ernyata bukan cm kopi aja ya yg disajikan. Kirain kopi aja... Salam kenal mas.
BalasHapusAda beberapa tempat yang tidak hanya menyediakan kopi.
Hapustempatnya nyaman juga mas, gak masalah lah ya kesana sendirian duduk dipojok haha
BalasHapusSini main ke Jogja, ntar nongkrong bareng :-D
HapusAku suka sama cafe ini, dan malam ini nyoba pengen ngeteh syantik, setelah beberapa kali hari ini aku ngopi muluk. Sayang aja sih, teh di sini disajikan dengan cangkir doang. Kupikir dengan harga yang cukup merogoh kocek uang sakuku bakalan sebanding dengan teh yang aku dapatkan. Ya, setidaknya pake tea pot lah ya. :(
BalasHapusUdah pernah ke kedai khusus teh belum? Kayaknya asyik kalau kapan-kapan diagendakan ke sana bareng teman-teman.
Hapus