Karst Tubing Sedayu Bantul, Tempat Asyik untuk Susur Sungai - Nasirullah Sitam

Karst Tubing Sedayu Bantul, Tempat Asyik untuk Susur Sungai

Share This
Sensasi asyik Karst Tubing Sedayu Bantul
Sensasi asyik Karst Tubing Sedayu Bantul
Akhir pekan kembali menyapaku di bulan Juli 2016. Setelah kemarin mengunjungi Upside Down World Jogja yang ada di Ring Road Utara, hari minggu ini aku bergabung dengan teman-teman pesepeda main air. Walau berkumpul dengan teman sesama sepeda, tapi aku tak menaiki sepeda. Kali ini aku numpang mobil teh Arry yang menuju lokasi menaiki mobil bareng anaknya. Tujuan kami adalah bermain air di Karst Tubing Surobayan, Sedayu, Bantul. 

Jika bingung tempatnya, aku beri alamatnya. Karst Tubing berada di Jalan Wates KM. 9,5. Pokoknya jika dari Jogja kalian menuju arah Wates. Nanti setelah melewati Pertamina (kanan jalan) lurus lagi sekitar 300 meter nanti ada pertigaan sebelum belokan agak menurun. Pada pertigaan tersebut silakan belok kiri. Dari sana nanti ada plang petunjuk arahnya. Cukup mudah diakses, karena parkir motor dan mobil sudah tersedia.

“Kita langsung ke sana saja. Pukul 08.00 WIB sudah buka,” Kata Bu Nur.

Kami bergegas menuju lokasi Karst Tubing. Sebagian menaiki sepeda, motor, dan mobil. Sesampai di sana kami disuguhi makanan ala desa. Untuk Tubing, setiap orang dikenai biaya 30K. Jika meminta jasa motret, kami harus menambah lagi uang sebesar 50K. Kami memutuskan menggunakan jasa potret agar dapat leluasa main dan tak mikir dokumentasi. Jadi nanti tinggal ambil file dikasir.
Mempersiapkan life jacket sebelum menyusuri sungai
Mempersiapkan life jacket sebelum menyusuri sungai
Mempersiapkan life jacket sebelum menyusuri sungai
“Silakan pakai life jacket-nya dan bawa pelampung (ban dalam),” Ujar pemandu.

Kami memakai life jacket dan membawa pelampung. Tak ketinggalan sepatu yang sudah disediakan. Sebelum bermain air, kami diberi arahan bagaimana nanti selama main nyusur sungai. Oya, ini adalah aliran Kali Konteng. Aliran air yang menuju sampai Bumi Ijo dan melanjut ke arah lain.

Karst Tubing di sini menyenangkan. Selain aman untuk anak kecil, jaraknya pun tak jauh. Ada dua jarak jika ingin mengikuti susur sungai. Jarak pertama sekitar 900 meter, dan jarak kedua sekitar 1.2km. 

Satu-persatu kelompokku mulai nyusur sungai. Aku menjadi yang terakhir, sebelumnya sempat mengabadikan teman-teman yang sudah terlebih dulu menyusuri aliran sungai. Untuk kali ini alirannya lumayan deras dan sangat menyenangkan.

“Ayo satu-satu. Jika nanti mendekati batu cukup ditahan dengan kaki saja,” Tanpa capek pemandu memberi arahan selama menyusuri sungai.
Mulai menyusuri sungai di Karst Tubing Bantul
Mulai menyusuri sungai di Karst Tubing Bantul
Mulai menyusuri sungai di Karst Tubing Bantul
Sungai ini tak luas, tiap tepian sungai sebagian besar adalah bebatuan. Menurut informasi dari pemandu jika kedalamannya sekitar 1.5 – 2 meter. Karst Tubing di Bantul ini baru awal juli dibuka. Waktu pembukaan bertepatan dengan acara “Padusan”. 

Kegiatan menjelang puasa yang menjadi tradisi orang Jogja untuk mandi di pantai atau sungai. Aku menikmati aliran sungai tanpa bersesakan dengan wisatawan lain. Dalam akhir pekan, biasanya tempat ini dikunjungi antara 150 sampai 200 wisatawan.

“Itu mas Sitam!!” Teriak salah satu dari kelompokku.

Sekitar 600 meteran, rombongan kami berhenti di satu titik. Di sini kami berfoto bareng dan berkelompok. Pemandu memberikan arahan apa-apa yang nanti kami lakukan selama di sini. Aku tak terabadikan waktu sendirian terapung mengalir di atas ban karena agak lama datang. 

Di sini kami diharuskan berfoto bareng. Ya, aliran sungai ini hanya kami yang bermain. Jika ada kelompok lain, nanti diberi jeda antara 1 jam sehingga kami tidak akan terganggu kelompok lain, atau malah bercampur dengan kelompok lain.
Foto satu rombongan dulu
Foto satu rombongan dulu
Tanpa ada komando yang pasti, kami di sini saling menyiramkan air pada sesama teman. Keriuhan ini cukup berlangsung lama. Sentah berapa air yang tak sengaja aku minum. Tak hanya aku, teman-teman lain pun teriak katanya bakalan kembung karena minum air sungai. Kami tertawa bersama.

Bayangkan, beberapa keluarga menjadi satu dan siram-siraman air. Nggak hanya anak kecil, bahkan ibu-ibu yang ikut pun asyik menikmati suasana ini. Cukup menyenangkan bisa main air bareng kelompok. Bisa loh tempat ini jadi agenda libur bareng keluarga.
Ini yang seru, siram-siraman air selama menyusur sungai
Ini yang seru, siram-siraman air selama menyusur sungai
Pemandu tak luput dari siraman air. Sementara kami asyik main siram-siraman, juru yang motret mengabadikan sebanyak mungkin. Seraya menghidari siraman air, pemandu kembali memberi arahan agar kami saling berpegangan. Tak memungkinkan di sini untuk membuat lingkaran karena lokasi tak luas, kami saling berpegangan tangan memanjang dan hanyut mengikuti aliran sungai. 

Di sini ada dua pemandu yang mendampingi kami, satu berada di depan untuk memastikan alur tubing. Sementara yang satu berada paling belakang. Kami dipegangi agar tak terus hanyut karena sengaja berhenti dititik tertentu.
Saling pegangan tangan agar tidak lepas
Saling pegangan tangan agar tidak lepas
“Silakan siapa yang ingin loncat. Nanti loncatnya seperti ini,” Kata pemandu memberi contoh.

Anak-anak kecil pun asyik loncat terlebih dulu. Tidak tinggi memang, hanya sekiitar 3 meter loncatnya ke bawah. Aku ikutan loncat sekali, sementara anak Teh Arry sudah tiga kali loncat. Usut punya usut, ternyata dia memang suka berenang dan rutin mengikuti les renang. Pantes dari tadi antusias banget. Bahkan dia bilang kalau Karst Tubing ini lebih asyik daripada main game. Ketika kutanya, jawabannya cukup simpel yakin banget.

“Kalau main game itu hanya main (dunia maya), kalau ini kan nyata mas. besok-besok harus ke sini lagi.”
Mari kita loncat ke bawah
Mari kita loncat ke bawah
Di beberapa titik sedikit arusnya kencang. Jadi kami harus ekstra hati-hati. Walau tak berbahaya, tapi setiap peserta harus waspada. Pada titik tertentu lagi kami dikumpulkan. Kali ini di depan terlihat riak air yang memperlihatkan arus kencang. Sehingga pemandu dengan telaten mengatur kami agar saling berpegangan. 

Kali ini tidak berpegangan tangan, tapi mengaitkan kedua kaki diapit dengan ketiak orang di depannya. Tujuannya adalah agar kami dapat melewati arus deras tersebut secara bersambung. Seperti kereta api di atas rel. Berhubung kami ada lebih dari 10 orang, akhirnya dijadikan dua barisan. Pokoknya harus saling memegang agar tidak lepas sehingga lebih seru.

Benar saja, begitu pas di arus kencang, kami meluncur deras. Tak ayal teriakan kencang pun kami lakukan. Seru sekali, walau aku agak kedinginan tapi sangat menikmati main air kali ini. sudah lama aku tidak main air, bahkan ketika di Karimunjawa pulang pun aku tidak sempat berenang di pantai.
Asyi kan aliran sungainya
Asyik kan aliran sungainya
Asyik kan aliran sungainya
Menjelang titik akhir, kami kembali satu-satu di atas pelampung. Sebuah aliran air agak dangkal tepat di depan kami. Pemandu senantiasa mengingatkan agar kami tidak sepenuhnya duduk, kalau bisa agak berbaring agar pantat tidak mengenai bebatuan. Pada jarak 900 meter kedalamannya cukup bagus, tapi setelah itu ke arah 1.2 KM lebih dangkal. Kadang kalau airnya tidak deras, kita tidak bisa menuntaskan sampai ke ujung. Sehingga dihentikan pada jarak yang pertama.

“Nanti lewat yang kanan saja ya, saya jaga di bebatuan agar tidak ke arah yang kiri. Ingat cara duduknya harus sedikit rebahan karena di sini lebih dangkal,” Teriak pemandu.

Aku menjadi urutan keempat. Memang sih diarus yang kencang ini airnya dangkal. Aku merebahkan tubuhku seakan-akan tertidur di atas ban dengan berpegangan tali. Goncangan air pun terasa, alirannya cukup kencang. Titik derasnya sudah kulalui, ban yang kunaiki terus hanyut mendekati bebatuan. Dengan sigap pemandu menahan, aku sendiri sudah menyiapkan kedua kaki untuk menahan benturan pada batu.
Kudu hati-hati biar nggak nabrak batu
Kudu hati-hati biar nggak nabrak batu
Kudu hati-hati biar nggak nabrak batu
Tidak terasa akhirnya kami sampai di titik finish. Kami ditarik menepi dan menuju darat. Selanjutkan kami berjalan ke atas jalan yang agak menanjak. Di sana suadah ada sebuah mobil yang menanti kami. Rasanya cukup senang dan sedikit kecapekan. Kami pun sampai kembali di tempat semula. Di sini masih ada sajian makanan yang bisa kita nikmati sembari gantian mandi. 

Sudah ada beberapa tempat mandi yang tersedia, tak perlu antri sebenarnya. Karena ada banyak tempat mandi. Waktu di sini, kulihat ada banyak pengunjung yang sudah antri untuk menyusuri Karst Tubing tersebut. Kalian minimal 4 atau 5 orang tiap grup untuk bisa menyusuri sungai. Jika hanya datang berdua, nanti digabungkan dengan kelompok lain.

Konsep Karst Tubing ini menurutku sangat bagus. Jika kalian tidak ingin antri lama dan sesak seperti di Goa Pindul, atau tidak mau bayar mahal layaknya di Kalisuci, mungkin Karst Tubing bisa menjadi alternatif untuk liburan. Selain aman jaraknya pun tidak jauh dari kota. Tak lebih satu jam dari pusat kota Jogja. Menurut pengelola, nantinya Karst Tubing ini bukan hanya nyusur sungai saja, nantinya akan dibangun tempat outbond. Bahkan di sini rencananya ada tempat untuk bermain Ketapel. 

Nantinya anak-anak bisa dikenalkan dengan Ketapel dan menembak Gong yang dijadikan targetnya. Rencananya juga akan dibuat semacam Paint Ball namun dengan menggunakan Ketapel. Semoga Karst Tubing ini tetap menjaga kebersihan sungai yang disusuri dan merangkul penduduk setempat dalam mengembangkan area outbond. *Foto-foto di atas adalah dokumentasi dari pihak Karst Tubing; kunjungan Karst Tubing ini pada hari Minggu, 24 Juli 2016.

Karst Tubing – Sedayu Bantul
Alamat: Jalan Wates Km. 9,5 Surobaya – Sedayu (Setelah Pertamina Sedayu Belok Kiri)
Buka Tiap Hari: 08.00 – 16.00 WIB
HTM: 30K/Orang - Paketan: Jasa Foto Tubing: 50k/event, Sewa alat rekam video: 25/event, Pemandu Tubing Khusus: 75k (minimal 2 orang)
Telp: 0274 – 2820522/ WA & SMS: 087839101400
Website: www.karsttubing.com

36 komentar:

  1. Mas airnya gimana? Segerr apa udah ada yang kecampur limbah rumah tangga?
    Asyik banget kalau ramai-ramai gitu yaaa daripada berdua trs harus digabung sama kelompok lain wkwk. Habis kars tubing jajan apa mas?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seger hahahha, jadi kapan mau ngajak ke sini? hahahahha

      Hapus
  2. Sumpah, liat foto2 ini jadi kangen main air dan cave tubing lagi. Hmm, kayanya di sini lumayan sempit ya lebarnya. beda sama pindul

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hemm sepertinya sih bakalan ada undangan dari inwis buat tubing bareng :-D

      Hapus
  3. Waah serunya.. Ternyata mBantul punya atraksi air alami yang menyenangkan.. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mbantul gitu loh hehehehhe.
      Mana ini tulisan saljunya hehehhehe

      Hapus
  4. Keren Mas Rullah. Wisata tubing lagi ngetren rupanya. di kampung halaman saya di Pangandaran, spot untuk tubing ini banyak banget, Green canyon, Santirah, Goa lanang, Sinajang lawang, Citumang, dan lainnya. semua keren.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah Pangandaran jadi destinasi yang ingin asya kunjungi mas. Ada teman sana, tapi beliaunya sibuk terus heheheh

      Hapus
  5. wah seru juga yah main di sini mas rulllah mantap euuuyyy, ini bannernya mewabah di dunia nyata hehe...

    BalasHapus
  6. waah... seruuu apalagi aman buat anak-anak, bisa seseruan sekeluarga nih...

    BalasHapus
  7. ada tambahan biaya jasa fotonya dan pemandunya ya
    kalau di pindul gratis cuma bayar paket per orang saja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tambahan biaya foto itu kalau kita pengen diabadikan oleh pihak sana. Kalau misalnya bawa kamera sendiri sih nggak kena mas hehehhe

      Hapus
  8. 2 minggu lalu lewat pas mau ke Kulonprogo tapi nggak sempat mampir. Kayaknya seru juga ya dan mungkin lebih enak buat anak-anak karena tempatnya terbuka. Misal takut gelap kaya di kalisuci tinggal diajak piknik kesini aja nih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau Kalisuci menarik banget hehehheh. Walau tempatnya jauh. Kalau ini sih buat alternatif yang dekat dan terjangkau dari jarak kota atapun harganya :-D

      Hapus
  9. Murah juga ya Mas, 30K..terjangkau.air sungainya bersih nggak Mas..

    BalasHapus
  10. Berarti Karst Tubing ini cocok untuk saya. Belum pernah mencobanya. Kalau membaca dari tulisan mas nasiruloh, seru banget. Jadi kalau suatu saat nanti jalan-jalan dan ketemu acara seperti ini aku harus ikut :)

    BalasHapus
  11. Aku juga mau main yg nyata ngak hanya dunia maya lho kak, ajak aku donggggg

    BalasHapus
  12. aihhh .. serunyaaa .. main ban ban-an begini :D
    kalau ke bantul mesti ke tempat ini ah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seru abis kang heheheh. Pokoknya pengen ke sini lagi :-)

      Hapus
  13. cocok bgt ni mas liburan bareng keluarga ke sini ... seru ..

    BalasHapus
  14. Gan.. klo kita dtg cuma berdua juga boleh ikut karst tubing disana ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Minimal 4 orang mas. Jika datang berdua biasanya nanti digabung dengan pengunjung lainnya.

      Hapus
  15. Wah mantap ini, sesekali pas libur harus mencoba mengunjungi karst tubing! terima kasih informasinya, mas sitam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-msa mas. Emang seru kalau main air pas liburan hhehehheh

      Hapus
  16. Informasi yang sangat detail tentang wisata kami, terima kasih atas informasinya mas yang lebih menyebarluaskan informasi tentang karst tubing. Salam Wisata Indonesia. Ditunggu kedatangannya kembali.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih kembali admin, semoga karst tubing sedayu makin bagus dan pelayananya juga tetap ramah. Pasti kami agendakan ke sana lagi :-)

      Hapus
  17. hallo...saya kok coba hubungi nomor handphonenya salah yah. Telpon biasanya pun juga tidak bisa dihubungi

    BalasHapus
  18. Hallo mas, kalau ratusan orangnya gimana, ngantri nya lama ngga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jika ratusan orang, saya sepertinya kurang merekomendasikan pak. Lebih baik ke Pindul, saya punya kontak pengelola (resmi) di sana. Silakan email saya jika membutuhkan.

      Hapus
  19. Ulasan yang detail Mas, terima kasih atas ulasannya,,ditunggu kedatangannya kembali. Salam Wisata Indonesia.

    BalasHapus
  20. Bermanfaat mas, buat referensi kalau cari tempat wisata. thanks

    BalasHapus
  21. Ini yg punya bu nurul sayoga bukan ya?

    BalasHapus

Pages