Kebiasaan Membuang Sampah Sembarangan - Nasirullah Sitam

Kebiasaan Membuang Sampah Sembarangan

Share This
Sampah, mungkin kalian tidak asing dengan kata ini. Kali ini aku ingin menulis berkaitan dengan sampah. Mungkin tulisan ini tidak aku sertai dengan gambar/picture, karena kejadiannya sangat cepat dan aku sendiri sedang tidak membawa hp. Hanya melihat dengan indera penglihatanku sendiri, mungkin selain aku masih ada yang melihat seperti ketiga temanku yang mengajak aku untuk ikut bermain ke Goa Pindul, Pantai Pok Tunggal, Pantai Siung, serta Pantai Jogan (Khusus Pantai Jogan selama 10 hari kelokasi ini 2 kali.).

Perjalanan ini aku menuju Goa Pindul bersama ketiga sahabatku yang sedang galau (Lirik Ardian, Widya, dan Wulan). Entahlah aku juga tidak tahu kenapa mendadak mereka bertiga mengajakku untuk menuju Goa Pindul untuk sekedar menghilangkan kepenatan. Disini aku tidak menulis agenda, denah lokasi Goa Pindul (Mungkin akan aku tulis di postingan selanjutnya serambi menunggu hasil foto dari teman).

Kenapa aku menulis tentang SAMPAH? Adakah yang unik mengenai SAMPAH? Selain KOTOR, BAU, JOROK ATAU LAINNYA? Silakan kaian pikir sendiri teman, tapi aku akan menguraikan alasanku kenapa aku harus menulis kata SAMPAH dipostinganku sekarang ini.

Perjalanan kami mulai menuju Goa Pindul, Gunungkidul menaiki mobil teman. Sepanjang perjalanan kami bercanda seraya tertawa bersama-sama. Mungkin ketiga temanku bisa menghilangkan kegalauan ketika mereka tertawa, tapi aku malah kepikiran dengan “someone” yang kemarin malam sudah menasehatiku untuk jangan sering-sering main dulu (Nanti kalau ada waktu menulis, akan aku tulis episode tentang “someone” tersebut).

Kami menyalip beberapa mobil yang didepan, aku tidak menghitung berapa mobil yang telah kami salib ataupun yang telah menyalip kami. Karena otakku sedang tidak perpikir tentang itu. Ada kejadian unik ketika kami menyusuri jalanan menuju Goa Pindul. Sebuah sedan (aku lupa namanya yag berplat AB-XXXX-XX) tepat berada didepan kami. Kami sengaja menguntitnya seperti sedang membuntuti sekelompok perampok, ups terlalu berlebihan mungkin ya. Hehhehe.

Awalnya tidak ada yang istimewa dengan mobil itu, namun tanpa kami sadari TIBA-TIBA….. Weessttt Prookkk…!! Sebuah benda mereka lembarkan dari jendela samping sopir, antara kaget dan reflek aku berteriak “Wasss#$%^%%^!!!” itu orang asal ngelempar sampah saja.

Mendengar teriakanku, kedua temanku yang dibelakang terbangun dari alam mimpi. Mereka sedikit kaget serta mengingatkanku untuk tidak mengumpat. Aku terdiam sesaat, namun senggang 15 menit untuk kedua kalinya mobil didepanku membuang sampah lagi (Kali ini kulit jeruk, jiwa detektifku muncul untuk mengidentifikasi sampah yang dibuang). Aku kembali “ngoceh” memarahi orang didepan (biarlah kalau dosa, sudah terlanjur). Dan aku hitung mobil didepan telah melempar sampah itu sebanyak 5 kali, setelah itu mereka mengambil arah yang berbeda dengan kami.

Aku berkata “Apa dimobilnya itu tidak ada tempat sampah ya? Mobil inipun tidak ada tapi kita masih setia menaruh sampah diplastik ini” kataku ke teman-teman.
Sampai di Goa Pindul, kami melakukan aktifitas (baca nanti aktifitas di Goa Pindul pada postingan selanjutnya). Selesai di Goa Pindul kami lanjutkan ke Pantai Pok Tunggal. Sebelumnya aku ingin membuang sampah yang dimobil ke area parker Goa Pindul, tapi saying disanapun tidak ada tempat untuk membuang sampah, aku terpaksa menaruhnya kembali dimobil.

“Kok sama, tidak ada tempat sampah di parkiran mobil ini…….”

Menuju pantai Pok Tunggal, kali ini didepan kami sebuah mobil Xenia plat (B-XXXX-XXX) mobil dari Jakarta, batinku. Aku hanya menikmati perjalananku dengan santai seraya mengisi perut dengan amunisi makanan gratis yang dibeli teman-teman (nebeng banget aku ya).

Kejadianpun berulang, apakah ini namanya DEJAVU? Sopir mobil didepan membuang sebauh plastic tanggung warna putih berisikan sampah dengan sembarangan. Prooakkk!!! Aku kembali mengumpat (untuk kedua kalinya). Kali ini pikiranku, kok sopir ini tidak memikirkan orang dibelakangnya, padahal bagian sisi kanan rawan dengan orang lewat dari lawan arah ataupun motor yang akan menyalipnya.

Tiga kali sopir mobil itu membuang sampah sembarangan, sehingga selama perjalanan itu aku melihat 2 mobil dengan aktifitas 8 kali membuang sampah sembarangan. Akupun mulai menggelengkan kepala.

“Apa tidak ada kesadaran tentang peduli lingkungan mereka? Apakah ini adalah sedikit cerminan kebiasaan kita tidak peduli dengan kebersihan?”

Aku tidak mau membandingkan dengan kebiasaan orang manca dalam membuang sampah, karena terlalu jauh perbedaan kita dengan mereka. Aku disini hanya bisa berguman “Jika dalam satu hari ada 10 mobil yang membuang sampah sembarangan? Bagaimana dalam setahun?” aku tidak bisa memikirkannya.

Aku hanya berharap, mulai dari sekarang marilah kita sedikit mengerti dan peduli dengan lingkungan. Mulai membiasakan untuk bertindak yang benar mengenai sampah. Buanglah sampah pada tempatnya, kalaupun kita dalam perjalanan, kita harus bisa mengetahui dimana seharusnya kita membuang sampah itu.

Kalau kita tidak menemukan tempat sampah hal yang harus kita lakukan adalah “SIMPAN SAMPAH ITU DIPLASTIK, DAN BAWA PULANG!!!!”
Baca juga postingan yang lain Rindu Membaca Dongeng dan Cerita Anak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages