Pernah kah kalian melihat beberapa rak buku tertata rapi di
dalam ruangan kelas dan terletak diposisi paling belakang? Kalau kita melihat
sekolah-sekolah (khususnya SD) yang ada diperkotaan tentu jarang. Tapi disekolah-sekolah
pelosok kemungkinan besar masih ada. Kalau kita pernah melihat serial kartun
anak-anak IPIN & UPIN, suatu
ketika di dalam kelas terlihat buku tersusun rapi dalam rak di tempat paling
belakang. Bisa jadi itu adalah koleksi perpustakaan yang sengaja ditaruh di
dalam kelas. Tidak hanya diruangan perpustakaan saja.
![]() |
Ilus: Ruangan kelas Ipin & Upin (Sumber: motorbiru.files.wordpress.com) |
Bagi setiap orang yang bekerja diperpustakaan (khususnya
perpustaaan sekolah) tentu berharap siswanya banyak yang berkunjung ke dalam
perpustakaan dan membaca koleksi yang ada. Walau akhirnya nanti buku-buku
berceceran, tapi ada kepuasan tersendiri untuk melihat hal tersebut. Sudah
wajar bukan? Kalau siswa SD yang masuk, pasti semua yang rapi bakalan
berserakan. Tidak jarang malah buku itu sobek karena saling berebutan. Lebih
baik sobek karena sering dibaca daripada masih bagus tapi tidak pernah dibuka,
iya toh? Pasti kamu yang jadi pustakawan di Sekolah Dasar mengalaminya, atau coba
cek ke Perpustakaan Kota Jogja dilantai dua, hemmm pasti dikarpet-karpet
berserakan buku bacaan anak-anak.
Berawal dari keisengan salah satu admin twitter @IncunabulaZine yang menyapa pagi
dengan hastag #KamisBaca (waktu itu
kamis 4 Desember 2014) aku jadi teringat waktu masih kecil, tepatnya ketika
masih dibangku SD. Sapaan “Membaca buku apa?” membuat aku
kembali mengingat-ingat masa kecil saat sedang senang membaca buku. Apapun buku
itu, selama terlihat menarik bagiku pasti kubaca. Bahkan dulu malah sering
membaca Koran bekas yang sudah terbit dibulan-bulan kemarin.
Waktu masih SD, aku tidak mengenal ruangan khusus perpustakaan.
Yang aku tahu perpustakaan itu adalah jejeran rak yang diisi dengan buku bacaan
dan bertempat disudut paling belakang dirungan kelas maupun kantor. Tidak ada
penjaga, tidak perlu antri mengambil, dan tidak hanya waktu istirahat saja aku
bisa membacanya. Setiap aku masuk kelas, disana aku bisa langsung membaca
koleksi yang aku inginkan. Pastinya, tidak ada nomor klasifikasi buku. Enak kan
perpustakaanku waktu kecil?
Rak buku dibelakang meja guru (Sumber: chemistrahmah.blogspot.com) |
Setiap siswa dapat mengambil buku dan membawa keluar sesuka
hati, kemudian membawa pulang tanpa ijin. Tapi secara otomatis, aku dan semua
siswa pasti mengembalikan setelah selesai kami baca. Kalaupun hilang, kami juga
tidak mendapatkan denda. Kita tinggal bicara pada wali kelas karena
menghilangkan buku, lalu diberi nasehat dan selesai. Kita bisa kembali
mengambil buku dan membacanya. Mudah kan? Kalau kalian tanya, kenapa bukunya
ditaruh di dalam kelas, bukan diruangan khusus perpustakaan? Jawabannya simpel,
karena waktu itu memang tidak ada ruangan lebih dan kosong selain gudang. Jadi
koleksi dipecah menjadi beberapa bagian, setiap kelas diberikan rak dan diisi
dengan buku bacaan. Termasuk juga di dalam kantor guru.
Para guru tidak takut kalau buku yang ada disetiap kelas
nanti rusak ataupun hilang. Beliau hanya berpikiran, yang penting buku itu bisa
dibaca siswanya. Bahkan kalau ada koleksi baru, kami selalu dikabari untuk
membaca koleksi tersebut. Koleksi bacaan dikelas kami tidak ada komik, hanya
ada bacaan seperti Majalah Bobo,
Kumpulan Cerita Daerah seperti (Kumpulan cerita Jawa Tengah dll), Kumpulan
Dongeng (mulai dari Panji Laras, Cerita Rama – Shinta), sampai Kancil – Buaya),
juga ada bacaan yang setebal 60an halaman, dan masih banyak buku bacaan
lainnya. Aku masih ingat beberapa judul buku bacaan yang sempat aku baca
seperti “Robohnya Surau Kami - (A.A. Navis)” Sebuah bacaan
yang ada dirak dalam ruangan kantor. Kala itu aku pinjam waktu dipanggil kepala
sekolah.
Heeemm, jika masih ingat waktu kecil memang menyenangkan. Aku
bisa mencomot beberapa buku, kemudian aku masukkan tas kecil dan membawa pulang.
Kadang sampai lupa mau membacanya, atau malah buku itu hanya aku jadikan payung
waktu hujan turun. Percayalah kalau kita sebenarnya sangat antusias untuk
membaca. Kalau masih tidak percaya, coba kalian bawa sebuuah buku dan dekati
serombolan anak-anak kecil disekitarmu, tentu mereka akan berebutan untuk
membacanya. Aku bangga bisa merasakan pengalaman masa kecil seperti itu, pernah
merasakan membaca cerita yang sudah berulang-ulang kali aku baca, meminjam buku
yang sama, dan berebutan buku dengan teman sekelas.
Jika perpustakaan sekolahmu antusias siswanya kurang, coba
kalian bisa berikan satu/dua rak dan isi setiap rak dengan buku bacaan yang
menarik disetiap ruangan kelas. Aku yakin, mereka pasti akan menjamah buku
tersebut dan membacanya. Ada banyak alasan bagi siswa untuk tidak masuk ruangan
perpustakaan, bukan mereka tidak minat membaca, tapi ada hal lain yang tidak
pernah kita ketahui/rasakan.
Baca juga postingan yang lainnya
bener mas bacalah maka kau akan tahu apa yang tidak engkau tahu.... bagi saya sekrang toko buku dna perpustakaan adalah surga dunia ms hehehe mantap dahhh
BalasHapusBenar mas, semakin membaca, kita sadar kalau diri kita ini masih jauh dari pintar heee
HapusIya juga iya dulu waktu aku masih SD masih ada rak buku yang berada di ruangan kelas tapi dengan seiring berjalannya waktu dan zaman sudah semakin modern sekolahan aku buat perpustakaan di belakang sekolah hihi
BalasHapusWah malah nggak strategis dong kalo dibelakang sekolah :-)
HapusKalau disekolahan SD sekarang perpustakaannya samping kelas, dari depan sekolah kelihatan jelas banget :-D
Membaca adalah kebiasaan yang baik yang harus sejak dini diperkenalkan kepada anak didik kita di sekolah. Memberikan buku buku yang sesuai dengan usianya adalah langkah yang terbaik untuk mengajak anak anak mulai gemar membaca. Salah satu alternatif untuk menjadikan Buku sebagai teman anak adalah dengan memberinya kebebasan memilih buku bacaan yang disukai.
BalasHapusBenar pak :-)
Hapusmembacalah maka akan membuka dunia, menulsiah walau satu kalaimat maka akn mengubah dunia, semgat terus mas :)
BalasHapusTerima kasih mas, mari kita sama-sama tetap menulis dan membaca :-)
HapusBuku adalah jendela dunia, dan membaca adalah menjelajah dunia lewat dunia imajinasi
BalasHapusKerennn :-)
HapusTambah lagi, dan dengan menulis kita dapat berbagi cerita :-D
mau pintar ya sukailalah membaca. upinn ipinnya lucu gan :)
BalasHapusMembaca memang membuat kita menjadi lebih paham :-)
Hapus