“Pernah minum Susu Kambing yang langsung dari perahan tanpa dimasak
terlebih dahulu? Sepertinya banyak orang membayangkan bau amisnya. Tapi
nyatanya tidak semua amis. Aku bahkan menghabiskan satu gelas tanpa berhenti
setiap tegukan di sini. Kalaupun ada dua gelas lagi, aku pasti habiskan
sendiri.”
Menuguk Susu Kambing Etawa (foto: Charis Fuadi) |
Laju dua motor agak kencang menyusuri
jalan Palagan. Akhir pekan ini tak banyak kulihat sepeda yang mengarahkan
kayuhannya ke Warung Ijo Pakem, tempat para pesepeda berkumpul. Aku dan temanku
masih menyusuri jalan menuju Desa Wisata Nganggring, Girikerto, Turi, Sleman.
Tujuan kami adalah mengunjungi salah satu lokasi kelompok tani di sana. Lebih
tepatnya malah tempat perah Susu Kambing Etawa yang bernama Etawa Gunung
Merapi. Berhubung kami hanya mengandalkan GPS, kami pun berhenti di salah satu
pertigaan.
“Permisi pak. Mau Tanya kalau arah ke desa Nganggring mana ya?” Tanyaku pada seorang bapak yang
sedang menunggu sitrinya membli sayur di dekat jalan.
“Mau ke tempat peternakan kambing? Ini mas jalan lurus sampai mentok
nanti ketemu tugu lurus lagi sekitar beberapa meter belok kanan. Pokoknya ada
patung kambingnya, mas,” Jawab bapak tersebut.
Benar banget dugaan bapak ini,
ternyata Nganggring sudah dikenal dengan peternakan Kambing Etawa. Kami melanjutkan
perjalanan. Memasuki desa Nganggring, kami pun kebingungan di mana lokasinya. Sampai
akhirnya seorang bapak yang sedang membersihkan halaman menujukkan kami jalan
untuk terus naik. Yang aku ingat beliau menyebutkan nama pak Tamto. Kata bapak
ini beliau yang mengurusi Peternakan Kambing Etawa. Begitu sampai di dekat
lokasi, aku sudah melihat beberapa teman Blogger Jogja yang sudah terlebih
dahulu sampai. Kami pun berkumpul dan menyempatkan mengabadikan kandang-kandang
yang berjejeran.
Sampai di lokasi tujuan di Nganggring |
Kami masuk ke dalam semacam pendopo,
di sana pak Tamto dan beberapa warga setempat memaparkan tentang Susu Kambing
Etawa. Tahun 1995 di daerah sini pertama kali produki, untuk keberadaan Kambing
Etawa di Indonesia sudah ada sejak dulu, bisa jadi sejak masa penjajahan. Dari segi
nutrisi, Susu Kambing Etawa mempunyai kandungan mendekat ASI. Jadi kita menjadi
tahu seberapa besar manfaatnya. Ada banyak manfaat susu kambing yang jarang
kita tahu, di sinilah banyak hal baru yang kudapatkan. Termasuk mengetahui jika
susu kambing Etawa ini lebih lecap dicerna oleh manusia daripada susu lainnya. Selain
itu beliau juga menceritakan tentang Kelompok Tani yang terlibat di Etawa
Gunung Merapi.
“Untuk mendapatkan hasil yang baik sudah tentu budidaya secara organik harus
baik juga. Faktor lingkungan serta iklim sangat mempengaruhi. Untungnya iklim
di pegunungan Merapi ini cocok untuk membuat perkembangan Kambing Etawa” Ujar pak Tamto.
Kegiatan selanjutnya adalah melihat
bagaimana cara memerah susu kambing. Kami di ajak menuju bangunan yang tidak
jauh dari pendopo. Di sana seorang warga mengambil salah satu kambing dari
kandang. Kambing tersebut tidak serta-merta langsung diperah. Sebelumnya ditempatkan ditempat yang bersih, lalu kambing
dimandikan terlebih dahulu, kemudian bagian puting kambing juga harus
dibersihkan. Memerah susu kambing harus dilakukan dengan benar agar kambing
tidak stres. Petugas yang memerah sengaja menggunakan botol kecil untuk
menampung hasil perahan. Alasannya jika menggunakan ember hampir rata-rata
baunya amis. Sedangkan jika menggunakan alat penampung lebih kecil tidak akan
amis.
Memerah susu kambing etawa |
Disela-sela memerah susu, pak Tamto
dan rekannya memberi keterangan mengenai pemilihan bibit yang baik. Bibit yang baik
itu cukup sulit ditemukan. Sedikit cara memilih bibit yang baik adalah dilihat
dari postur tubuhnya, berlanjut bagaimana nanti perawatannya. Kandang kambing harus
bersih dan makanan harus terjamin (kandungan proteinnya). Oya, kambing yang
siap perah harganya relatif mahal banget. Berkisar antara 6-7 juta perekor. Kambing
yang siap perah itu ketika sudah melahirkan, dan pada saat kambing birahi
adalah waktu yang tepat saat memerah.
Kegiatan selanjutnya adalah
mengunjungi tempat produksi membuat susu bubuk. Di sini pak Tamto dan warga
sudah mengolah sendiri dari susu perahan menjadi susu bubuk. Dari informasi
yang kudapat, susu kambing tidak hanya dari lokasi pak Tamto sendiri. Rata-rata
warga yang mempunyai kambing perahan menyetorkan hasil perahannya ke pak Tamto.
Di sana terpampang tulisan “Rp.15.500/liter”.
“”Setorannya beragam mas. Ada yang satu liter dan ada yang lebih. Kalau satu
kambing antara 1.5-2 liter mas hasil perahannya.”
Dari pintu samping kami memasuki
ruangan yang dipergunakan untuk menyimpan susu. Susu-susu tersebut membeku. Sementara
di ruangan sebelahnya ada empat ibu yang mengaduk-aduk wajan. Kulihat isi dalam
wajan, di sana ada susu yang masih cair dan ada juga tumpukan susu bubuk. Setiap
satu orang mengurusi dua wajan. Seperti inilah produksi tiap harinya.
Susu yang disimpan agar tetap terjaga |
Kegiatan di dalam ruangan produksi susu bubuk |
Tak hanya satu ruangan itu saja,
menyusuri ruangan yang lain juga aktifitas yang sama dilakukan dua orang ibu. Mereka
mengaduk-aduk isi wajan. Kulihat di samping sudah ada banyak susu bubuk yang
berada dipenampungan. Satu ruangan kecil yang transparan terlihatd ari luar. Dua
orang lelaki tanggung berpakain lengkap dan tertutup menuangkan susu bubuk ke
dalam penampungan. Di mesin itu, susu bubuk teraduk secara rata oleh mesin.
“Ini proses pencampuran komposisinya, mas,” Begitulah jawaban beliau.
Pencampuran komposisi di dalam susu bubuk |
Selepas asyik melihat cara pengolahan
menjadi susu bubuk, kami diantar pak Tamto masuk lebih dalam. Melewati ruangan
yang dipenuhi kardus dan berbagai macam sampel susu bubuk. Di sini kami
dipersilakan melihat bagaimana proses pengemasannya. Ada tujuh perempuan yang
bertugas mengemas. Mereka tak merasa terganggu saat kami ke sini. Kami pun
dengan sigap silih berganti mengabadikan. Salah satu produk andalan Susum
Kambing Etawa EGM ini adalah “Etawa Plus Kolostrum Premium”.
“Susu bubuknya baru sekitar 3 tahunan kami mulai, mas. Kami juga sudah
ditinjau pemerintahan dalam pengolahannya. Bahkan, kami sudah bekerja sama
dengan LIPI dalam proses keseluruhan peternakannya.”
Membungkus kemasan susu bubuk kambing etawa |
Sebelum berpamitan, kami mendapatkan
bingkisan Susu Kambing Etawa bubuk. Wah, terima kasih pak. Siapa tahu berat
badanku cepat bertambah karena minum susu kambingnya. Ups, sebelum pulang foto
dulu bareng salah satu kambing yang tadi susu perahannya aku minum. Kata teman “Kambing aja cuek, apalagi manusia?” Duh
nasib toh.
Niatnya mau mengabadikan abreng kambing, tapi kambingnya cuek aja |
Susu kambing EGM ini pemasarannya
malah banyak di luar Jawa. Sumatera menjadi pangsa pasar tersendiri dari Susu
Kambing EGM. Jika di Jawa sementara pemasarannya ada di Semarang dan Solo. Untuk
kawasan Jogja hanya sebagian besar kedai-kedai biasa yang menginginkan stok
Susu Kambing EGM. Ada yang berminat untuk membeli atau malah menjual produk
Susu Kambing EGM? Kalian bisa menghubungi di kontak yang tertera.
Susu Kambing Etawa "Etawa Gunung Merapi
(EGM)"
Fanspage: Susu Kambing EGM
IG & Twitter: @susukambingegm
Website: susukambingettawa.com
Hallo Mas Nasrullah...
BalasHapusKira-kira rasanya seperti apa ya...?
Kayak susu tanpa ada gula hehehhehe. Nggak amis kok :-D
Hapussayangnya susu kambing etawa nya gak dijual di indomaret atau alfamart
BalasHapusKalau minat bisa beli di sini (klik website-nya) hehehehhehe. Enak loh :-D
HapusNggak tau juga kalau udah di hidangkan ane doyan nggak :-/
BalasHapussoalnya selama ini minumnya susu coklat. Hehe
Enak loh mas, sesekalo nyoba deh ahahhahahah
HapusPotomu sama mb diba itu kayanya paling bertebaran dimana mana ya
BalasHapusMasa? Aku malah nggak tahu hahahahhaha
HapusIhiir, itu minum cucunya berduaan ajah :D
BalasHapusMinum susu berdua tapi yang motret lebih dari 10 orang hahahahhahah
HapusJadi serius gak amis tuh? Kalo liat minum dari perahannya langsung emang selalu kebayang amis gitu sih heheh :3
BalasHapusSama kaya susu sapi yang bubuk itu gak?
Beneran nggak amis hehhehehe. awalnya teman-teman pada ngak berani; tapi pas kami berdua minum kok langsung pada minat ikutan ehhehehhe.
HapusWoww, jd penasaran pengen liat caranya gmn jd bubuk :3
BalasHapusia mas jadi penasaran banget,bagaimana cara menjadikan susu cair menjadi bubuk.
HapusAyoo ke Jogja lagi mas ehheheh, nanti kita ke sini :-D
HapusNgak kuat bau nya kalo ngak di masak.
BalasHapusNggak mau kok om, beneran dah hahahahhahha
Hapusharganya pasti mahal
BalasHapusMasih terjangkau kok, bisa hubungi di website di atas :-D
HapusPas baca kalimat kambing birahi, duhhh duhh jadi bayangke sing ora-ora, trus inget ini wes bulan puasa hahahaha. Seru banget bisa lihat langsung ke sana, andai lebih lama mungkin bisa mlipir ke pengolahan sampah dan daun salak yang dijadiin kompos di Nganggringan :-D
BalasHapusHahhahaha, pokoknya kambingnya kudu birahi kan, mas hahahahha.
HapusAku malah pengen ikut panen salaknya *eh :-D
Aku kok masih belum bisa minum susu kambing ya :|
BalasHapusRasanya hampir sama kayak susu sapi kok, hehehehhee. Boleh loh dicoba :-D
HapusMas sita, ajakin aku kesana dong. Pengen motret aktivitas memeras susu. Oh ya, di Kalibawang KP kan jg banyak etawa. Disana ada susu ga yaa
BalasHapusSetahuku malah di Kaligesing Purworejo yang ada. Maunya kapan berburu fotonya? hahhahaah
HapusNtahlah mas, tp aku ga suka susu soalnya :D. Kalo susu coklat suka, tp susu murni sapi aja aku mual apalagi kambing :D.
BalasHapusAku tertarik nih liat cara pengolahan susunya dr cair mnjadi bubuk gitu .. penasaran dr dulu sebenernya.. sapa aja bisa dtg dan melihat proses pengolahannya mas? Jd pgn ksana juga soalnya.
Haaaa enak loh susu putih, mbak. Kalo susu coklat mah suka semua hehehhehehe
HapusKambing aja nyuekkin og, apalagi cewek. Eh, itu kambing cewek lagi. Duh duh duh.
BalasHapusKalo cewek (manusia) biasanya langsung respon hahahhahaha
Hapus