Hujan dan Segelas Teh Panas di Omah Kodok Kemuning - Nasirullah Sitam

Hujan dan Segelas Teh Panas di Omah Kodok Kemuning

Share This
Hujan dan Segelas Teh Panas di Omah Kodok Kemuning
Hujan dan Segelas Teh Panas di Omah Kodok Kemuning
Perjalanan menuju Kemuning dimulai selepas sarapan pagi di Hotel Alana Solo. Sesuai dengan rencana, tepat pukul 09.00 WIB, aku sudah meninggalkan Solo. Mobil melaju kencang menyusuri jalanan. Akhir pekan kali ini tidak terlalu ramai. Cuaca di Solo cerah, harapanku nantinya di Kemuning pun sama.

Jalan berliku disertai tanjakan, ini tandanya kami sudah sampai di area Tawangmangu. Sampailah kami di Kemuning, di sini aku mulai bimbang menentukan lokasi untuk sekedar menyeduh teh sambil menikmati gorengan. Tepat di tengah perjalanan, hujan lebat menyirami kawasan Kemuning. Aku bergegas memutuskan untuk singgah di kedai teh.

Mata ini melihat tiap sisi jalan, berharap ada kedai teh yang tidak ramai. Di jalan masuk Bale Branti maupun Ndoro Donker antrian kendaraan masuk ramai. Kuputuskan tidak memilih keduanya. Mobil terus lelewati jalan sempit, mataku tertuju sebuah kedai kecil di jalan menanjak.
Hujan lebat di area perkebunan Teh Kemuning, Karanganyar
Hujan lebat di area perkebunan Teh Kemuning, Karanganyar
“Di Omah Kodok saja pak,”Pintaku.

Tanpa berlama-lama, mobil langsung parkir di Omah Kodok. Tempat kedai teh yang berbentuk sederhana. Tidak pula terkenal layaknya Bale Branti maupun Ndoro Donker. Masih cukup pagi menurutku sampai di sini, aku berjalan menuju ke dalam dibantu juru parkir yang menyodorkan payung.

Omah Kodok salah satu dari sekian banyak tempat yang bisa dikunjungi kala berakhir pekan di Kemuning. Lokasinya tidak luas, bangunan kecil dan sebagian besar beratapkan anyaman bambu. Rinai hujan makin lebat, bergegas aku masuk ke dalam menuju tempat kasir.
Mas Candra (kasir) sedang sibuk bekerja di depan monitor
Mas Candra (kasir) sedang sibuk bekerja di depan monitor
“Bisa minta daftar menu mas?”

Lelaki tanggung di depan monitor menyodorkan lembaran menu yang tersedia. Sudah jelas pilihanku jatuh pada teh panas dan tempe goreng. Menikmati teh dan gorengan kala hujan di tempat dingin adalah kenikmatan yang luar biasa.

Mas Candra (kasir) masih sibuk menulis menu yang kuminta. Sesekali dia melayani para pengunjung yang akan membayar. Aku sudah mendapatkan tempat duduk di pondokan kecil. Sembari menunggu pesanan, aku berkeliling area Omah Kodok. Di sini ada toko kecil yang menjual berbagai varian teh serta cinderamata.
Daftar menu minuman di Omah Kodok
Daftar menu minuman di Omah Kodok
Omah Kodok lokasinya tepat di dekat aliran sungai, dan hanya beberapa meter saja dari perkebunan teh. Menurut Mas Candra, Omah Kodok ini dibangun sejak tahun 2012an. Aku berbincang santai dengan Mas Candra, tentu perbincangan ini lebih pada urusan kedai teh.

“Di sini ada banyak mas. jika diurutkan dari pintu masuk kedai teh yang besar itu Bale Branti, Ndoro Donker, Resto Kemuning, Javan Resto, Omah Lor, Saung Tujuh Pancuran, dan Gubuk Sejepit.”

“Itupun kalau nanti ada tambahan bangunan lagi ya belum kusebutkan mas,” Tambah Mas Candra tersenyum.

Pesanan satu teko teh panas dan dua piring gorengan tersaji, asap mengepul dari gorengan. Tempe & Singkong goreng yang kupilih. Sembari menunggu hujan reda, kusantap hidangan tersebut. Di pondokan lain sudah ada beberapa kumpulan keluarga yang bersantai.
Pondokan/Gazebo yang ada di Omah Kodok Resto
Pondokan/Gazebo yang ada di Omah Kodok Resto
Rintik hujan mulai berkurang, aku melangkah menuju area belakang Omah Kodok. Sebuah sungai kecil mengalir deras, di atasnya jembatan bambu dijadikan alat untuk menyeberang. Aku menyeberangi sungai kecil yang alirannya deras dan air terlihat keruh. Bisa jadi ini karena hujan turun sangat lebat.

Di sini perkebunan teh terhampar luas. Menurut Mas Candra, tidak jauh dari Omah Kodok ada pabrik teh. Bangunan yang beratapkan asbes putih yang terlihat dari tempatku berdiri itulah pabriknya. Aku tidak menuju pabrik tersebut, hujan kembali mengguyur Kemuning.

Aliran sungai kecil ini biasanya dijadikan untuk tubing. Nantinya pihak Omah Kodok berkolaborasi dengan warga setempat yang menjadi pemandu. Sayang, waktu aku di sini tidak ada yang sedang beraktivitas outbond, mungkin mereka malas kedinginan karena hujan. Jarak aliran air yang digunakan untuk tubing sepanjang 500 meter.

“Untuk tubing, perorang dikenai tiket sebesar Rp.15.000,” Terang Mas Candra.

Jika cuaca baik dan ke sini bersama rombongan, tentu menyenangkan kalau ada aktivitas luar seperti ini. Aku kembali menuju pondokan, dan menikmati hidangan yang tersedia. Perasaan baru ditinggal sebentar, tapi menu yang tersaji sudah dingin.
Aliran sungai kecil di dekat Resto Omah Kodok yang digunakan untuk tubing
Aliran sungai kecil di dekat Resto Omah Kodok yang digunakan untuk tubing
Cukup lama aku di sini, menikmati suasana alam yang dirundung hujan. Berkali-kali aku keluar saat reda, namun kembali berlarian menuju pondokan saat hujan deras turun. Juru parkir dan bapak sopir yang mengantarku tertawa melihat tingkahku. Tidak terasa aku di sini sampai duhur.

Bergegas aku melaksanakan salat duhur di musola yang disediakan kedai. Air jernih nan dingin terasa kala wajah terbasuh. Mata air ini terus mengalir tanpa henti. Usai salat, aku menyempatkan berfoto di depan tulisan Omah Kodok.
Mengabadikan diri di depan Omah Kodok Kemuning
Mengabadikan diri di depan Omah Kodok Kemuning
Sebenarnya aku lama di sini berniat menunggu hujan reda sehingga dapat berfoto di hamparan kebun teh. Namun cuaca kurang mendukung, sehingga aku tak bisa berfoto di sana. Usai makan siang di sini, aku memutuskan kembali ke bawah. Seperti niat awal, aku masih ingin menikmati teh-teh lain di kedai yang berbeda. Dan kali ini Bale Branti-lah yang aku tuju.

Sebenarnya di Kemuning ada banyak destinasi yang bisa dikunjungi seperti candi, air terjun, atau lainnya. Hanya saja agendaku ke sini memang ingin menikmati teh di beberapa kedai yang ada di Kemuning. Jika kalian berwisata ke Kemuning, aku sarankan untuk menikmati teh hangatnya. *Kunjungan ke Omah Kodok Resto, Kemuning pada hari Sabtu, 19 November 2016.

36 komentar:

  1. Ujan2 teh dan gorengan. Duh sungguh kombinasi yang pas. Tapi masih kalah sama kolaborasi indomir rebus telor ding😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hhahahahaha
      Duh aku lama sekali nggak makan mie rebus :-D :-D

      Hapus
  2. Ngetehnya kalo pas lagi ke Kemuning pasti jatuh ke Ndoro Dongker. Entah kenapa, white tea nya Ndoro Dongker enak dinikmati. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku malah belum ke sana. Ruame banget, kalau ke sana sendirian kayak pendekar :-D

      Hapus
  3. Aku penggemar teh, seneng banget kalo ada tempat yang menyajikan berbagai macam aneka teh

    BalasHapus
  4. iki nek ana ketambahan yang teekasih karo yang terhangat lebih syahdu lagi bro..

    BalasHapus
  5. Waaah ada banyak kedai teh ternyata di sana yaa. Aku taunya cm ndoro donker mas. Tp memang pas aku ksanapun, gorengannya cepet banget dingin :p. Saking dingin dan berangin kLi yaaa.. Jd yg panas2pun cepet dingin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di Kemuning ada banyak kedai teh mbak. Tinggal kita pengen pilih yang mana :-)

      Hapus
  6. Ah, kau ini mas bikin #baper eh #laper aja ni perut :D

    BalasHapus
  7. waaaa, aku penggemar berat teh. hih kamu kok ya nemu2 aja sih tempat macem2.

    BalasHapus
  8. Aku pas ke Kemuning juga gerimis, ke Ndoro Donker full langsung cus nyari penginapan, ternyata ada tempat lain yg oke buat ngeteh tho, makasih infonya mas Sitam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehhe
      Di Kemuning ada banyak pilihan tempat mbak. Mau yang sudah terkelan ataupun yang baru dibuat dan masih kecil

      Hapus
  9. Bisa bermalam gitu kalo mau kesana, soalnya mau ajak rame rame nih :d satu rombongan wkwk :v

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di Kemuning ada beberapa penginapan, dan bisa dibuat untuk menginap jika berombongan

      Hapus
  10. kemuning adem, plus udan, mestine tambah uaaadeeem....
    saiki wes akeh kedai teh yo...
    mugo mugo perputaran ekonomi makin bagus :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener mas, bisa menggeliatkan ekonomi warga setempat

      Hapus
  11. Wow.. sehabis ngopi santai, lalu tubing, konsep yang indah mas :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sayangnya sewaktu di sini saya tidak tubing mas :-(

      Hapus
  12. kok lucu ya tulisan "santai-santai" nya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tulisanku nggak bisa berat-berat mbak, cukup santai saja :-D

      Hapus
  13. wah sayang sekali, aku melewatkan ini pas kemaren ke karanganyar :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku malah melewatkan beberapa curug di sana :-(

      Hapus
  14. Wah. Saya fikir omah kodok itu warung yang jualan kodok

    BalasHapus
  15. Wah, mas, secangkir teh panas dan gorengan di tengah hujan itu surga banget. Aku malah lebih suka kedai yang sederhana kayak gitu, daripada yang terkenal, ramai, dan mewah, hehe. Lokasinya deket sungai pun :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di Kemuning ada banyak kedai yang masih sepi, namun cenderung belum dikenal layaknya Ndoro Donker atau Bale Branti

      Hapus
  16. hujan+teh+gorengan= perfect combo! Tempatnya kayaknya asyique buat pepotoan tuh, mas. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi di sini nggak foto ala-ala loh ya. Takut kejadian terulang *eh

      Hapus
  17. memang dua kedai teh itu yang terkenal dan mendominasi, tapi omah kodok ini menurut saya sih unik .. apalagi ada aliran sungainya .. seresa lebih seger .. lebih ndeso .. haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju kang. Lebih asyik menikmati kesendirian buahahahhah

      Hapus
  18. duh seger banget itu minum teh habis hujan dekat aliran sungai, serasa relaksasi :)

    BalasHapus

Pages