Menikmati Guyuran Air Terjun Sri Gethuk Gunungkidul - Nasirullah Sitam

Menikmati Guyuran Air Terjun Sri Gethuk Gunungkidul

Share This
Guyuran Air Terjun Sri Gethuk Gunungkidul
Guyuran Air Terjun Sri Gethuk Gunungkidul
Ada dua destinasi yang kami kunjungi selama di Desa Wisata Bleberan, Gua Rancang Kencono dan Air Terjun Sri Gethuk. Usai mengunjungi Gua Rancang Kencono, kami diajak Pak Saifuddin meniti anak tangga ke bawah. Tujuan kali ini adalah menyambangi Air Terjun Sri Gethuk.

Seingatku, ini adalah kali ketiga aku berkunjung. Saat pertama beberapa tahun silam, kala aku bersama teman-teman kuliah. Kunjungan kedua aku sendirian naik sepeda, namun aku lewat Sri Panjung. Sedikit kapok rasanya sepedaan sendiri menuju Sri Gethuk lewat Sri Panjung naik sepeda. Tanjakannya bikin lutut gemetaran.

“Nanti minumnya mau es kelapa muda atau kelapa muda bakar?” Tanya Pak Saifuddin pada kami.

“Kelapa muda bakar saja pak. Biar hangat, kan main air.”
Tulisan Sri Gethuk Gunungkidul di dekat jalan masuk
Tulisan Sri Gethuk Gunungkidul di dekat jalan masuk
Pak Saifuddin menginstruksikan salah satu pokdarwis untuk menyiapkan kelapa muda bakar. Kami menuruni jalanan menuju getek, sepanjang perjalanan terlihat kios berjejeran yang menawarkan kelapa muda bakar dan belalang bacem.

Getek adalah perahu hasil modif warga setempat yang digunakan untuk mengantarkan para wisawatan menuju air terjun. Perahu tersebut berasal dari papan yang ditata dan menggunakan tangki air besar sebagai pelampung. Bentuk kemudinya pun unik, seperti stang sepeda. Terdapat mesin kecil sebagai alat penggerak.

Untuk menuju air terjun ada dua jalan; pertama ikut menyeberang naik getek, dan kedua dengan berjalan sekitar 700 meter melewati tepian Kali Oyo. Musim peralihan membuat air di Kali Oyo ini keruh. Jika sedang musim kemarau, pemandangan jauh berbeda. Airnya nampak jernih dan terlihat dasarnya.

Getek berjalan tenang tanpa ada guncangan ombak. Kami melewati dinding-dinding bebatuan menjulang tinggi. Kali Oya tidaklah luas, hanya lebar beberapa meter saja. Namun bisa untuk hilir mudik perahu-perahu milik warga yang mengantar ataupun menjemput pengunjung. 

Di kiriku termasuk kabupaten Bantul, sementara sisi kanan sungai adalah wilayah Gunungkidul. Tebing di sisi kiri yang dulu aku pernah kunjungi saat bersepeda.
Getek, perahu yang digunakan untk mengantarkan pengunjung ke air terjun
Getek, perahu yang digunakan untk mengantarkan pengunjung ke air terjun
Tidak perlu waktu lama, kami sampai juga di Air Terjun Sri Gethuk. Menjelang sore ini masih cukup sepi. Hanya ada rombongan kami saja yang di sini, sementara rombongan lain sudah pulang. Jarang-jarang aku mendapati Air Terjun Sri Gethuk bisa sepi seperti kali ini, aku harus mengabadikannya.

Air Terjun Sri Gethuk hanya dibuka sampai pukul 17.00 WIB. Pintu masuk dan aksesnya juga satu arah. Jika melewati Sri Panjung, kalian harus menyeberangi sungai tersebut. Akan berbahaya jika air sungai sedang meluap. Oya selama ini harga tiket wisatawan domestik dan manca dibuat sama. Hal ini karena belum ada sumber daya manusia yang mumpuni untuk menjadi pemandu wisatawan asing.

Penamaan Air Terjun Sri Gethuk ini mempunyai cerita tersendiri. Konon kata “Sri” di sini artikan seperti sebuah pintu. Pintu utama untuk memasuki suatu ruangan. Sedangkan kata “Gethuk” berasal dari kata “Kethuk” yang merupakan alat penabuh pada suatu gamelan. Hal ini dikarenakan jika pada musim hujan, suara air terjun mirip tabuhan gamelan yang beriringan.
Air Terjun Sri Gethuk saat sepi pengunjung
Air Terjun Sri Gethuk saat sepi pengunjung
Suaranya curahan air terjun menggema layaknya sebuah gamelan yang dimainkan. Bisa jadi dulu suara gemuruh air terjun itu terdengar merdu oleh para penduduk, sehingga tercipta semacam nyanyian alam. Alam memang mempunyai cara tersendiri untuk menepis suasana sunyi.

Tidak hanya aku, teman-teman lainnya pun mengabadikan air terjun ini dari berbagai sudut. Aku sedikit tahu medan, segera kutuju sudut lain. Harus ekstra hati-hati, ada bagian batu yang licin terselimuti lumut. Aku mendekati bagian terbesar guyuran air, di sana sudah dipasangi pagar pembatas.

“Kami memang beri pagar pembatas mas. Takut pengunjung ada yang nekat main tepat di bawah guyuran air karena dalam.”
Sudut lain di Air Terjun Sri Gethuk
Sudut lain di Air Terjun Sri Gethuk
Salah satu pokdarwis sekaligus pemandu kami menjelaskan perihal pagar pembatas. Jalan setapak yang menyusuri tepian sungai juga sudah bagus. Malahan, di sini ada pendopo kecil untuk rehat dan menaruh barang. Oya, pemandu kami juga menjadi sosok yang mengabadikan kami bersama saat main air.

Aku membuka kaos yang terdapat bercak tanah lumpur. Bercak ini awalnya sudah mengering. Sisa-sisa bercak lumpur ini bonus saat tadi siang kami offroad di Pindul. Sengaja kucoba mencuci kaos dengan guyuran air, bercak ini tidak mau hilang. Kaos teman yang lain bernasib sama. Mungkin ini sudah menjadi kenang-kenangan agar terus teringat.

Keseruan bersama teman-teman tidak boleh terlewatkan. Walau tangan memegang kamera masing-masing, kami menyempatkan foto bersama. Seperti inilah keriuhan teman-teman blogger kala main air.
Foto keluarga bareng Blogger Deswita Jogja
Foto keluarga bareng Blogger Deswita Jogja (Dok. Insan Wisata)
“Lumayan nanti sore di Nglanggeran nggak perlu mandi,”Celetukku bergurau.

Ternyata celetukanku diamini beberapa teman lainnya. Baiklah, ini artinya kau punya teman yang tidak mandi lagi sewaktu di desa wisata Nglanggeran. Tanpa terasa waktu sudah menjelang sore, masih ada satu rombongan yang datang. Mereka bergabung dengan kelompok kami, main air bareng.

Hampir pukul empat sore, kami mengakhiri basah-basahan. Kulit mulai keriput karena hawa dingin. Sesekali aku menggigil, aku memang tidak begitu kuat menahan hawa dingin. Kubuka kaos yang basah, dan kuremas agar lembab, dan kembali kukenakan.

Kunjungan di Desa Wisata Bleberan hampir berakhir. Kami berkumpul di salah satu tempat pemancingan yang tidak jauh dari deretan kios. Di sana sudah disediakan tempat untuk bilas. Satu tempat juga digunakan untuk salat asyar secara bergantian. Di lesehan depan pemancingan, sudah ada suguhan Kelapa Muda Bakar, Keripik, Rengginang, dan Belalang Goreng.
Belalang Goreng khas dari Gunungkidul
Belalang Goreng khas dari Gunungkidul 
Beberapa jam main air, basah-basahan, dan capek, tentu hidangan seperti ini tidak terlewatkan begitu saja. Tanpa komando, menu yang ada di atas piring sebagian besar pindah ke perut. Awalnya kukira teman-teman tidak suka Belalang goreng, nyatanya Belalang goreng itu sendiri yang cepat habis.

Waktunya berkemas, penjemput dari Desa Wisata Nglanggeran sudah datang. Kami pamitan ke Pokdarwis Desa Wisata Bleberan sambil membungkus keripik yang disuguhkan. Perjalanan sekitar 40 menitan menuju Nglanggeran. 

Sebelumnya salah satu mobil yang kami kendarai berhenti di minimarket. Ternyata ada teman yang butuh Permen Pedes. Ah, setelah ini permen pedes menjadi tajuk utama selama keliling desa wisata di Jogja.
*Rangkaian kegiatan Travel Blogger Explore Desa Wisata Jogja (Hastag #EksplorDeswitaJogja) dipersembahkan oleh Forkom Desa Wisata Yogyakarta 24 - 26 Februari 2017.

Gua Rancang Kencono & Air Terjun Sri Gethuk Gunungkidul

Alamat: Desa Wisata Bleberan, Playen, Gunungkidul
Paket Wisata: Body Rafting, Kemping, Outbond, Kuliner, Canyoning, Trabas
Narahubung: 081-319-127-927 (Pak Saifuddin)

37 komentar:

  1. Mas kalau boleh tahu di daerah mana yah jogjanya untuk info detailnya. Saya penasaran mau datang kesini juga, lumayan gak terlalu rame juga jadi bisa puas nikmati alam. Waduh mas,gimana rasanya tuh belalang goreng, saya liat fotonya aja kaget dan nafsu makan langsung hilang. emang enak yah mas?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini di Kecamatan Payen mas. Mungkin dari Jogja kurang dari 2 jam naik mobil. Oya, kalau akhir pekan ramai mas di sini. Saya beruntung ke sini jumat sore dan sepi. Kalau mau sepi sih sebenarnya ke sini pas hari kerja.

      Hapus
  2. Belalang goreng itu bikin penasaran Mas, hehe. Dimakan panas-panas habis mandi-mandi air terjun itu pasti sedap banget, saya bisa membayangkan. Air terjunnya unik ya bentuk alirannya, bukan tunggal, tapi ada beberapa aliran dan bebatuannya membuat aliran sungai setelahnya jadi cantik sekali. Tapi kalau mau ke sana kudu naik getek dulu ya Mas? Baiklah, wkwk... mudah-mudahan waktu ke Yogya nanti ada slot waktu ke sana, amin.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurutku ini satu-satunya air terjun di Jogja yang tidak musiman mas. Di atas memang mata air. Sempatkan ke sini mas. Kalau mau blusukan kabari saya :-)

      Hapus
  3. Mantap. Btw hati2 mbak yg ada di foto pertama, nanti kepleset. Saya pen sesekali nyicipi belalang gorengnya, tp takut2berani gitu... Enak g mas...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu mbaknya di bawah kok mas. Hanya saya mengambilnya dengan menjorok ke bawa jadi seakan-akan mbaknya di atas.

      Belalang goreng itu enak mas :-)

      Hapus
  4. Air terjunnya benar-benar memukau. Harus kesana ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Silakan mas, kabar dari teman sekarang airnya jernih banget :-)

      Hapus
  5. saiki banyune kali oyo lg jernih bgt, kesana mantab

    BalasHapus
  6. Agendakan ke sana lagi mumpung kali oyanya ijooo
    Itu cemilannya pas di Sri Getuk bener-bener bikin ga mau berhenti huhu

    Mbak e pake baju pink itu lg galau apa ya? 😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. Camilannya abis hahahhahah
      Mbak itu galau karena bekas tanah liat nggak bisa hilang hahahahhah

      Hapus
  7. gimana tuh rasanya belalang goreng mas? huehehe coba tolong di deskripsikan

    BalasHapus
  8. Lupa aku, dulu 2005 pas mau ke Magelang, sempat lewat daerah di Jawa yang banyak penjual belalang di pinggir jalan. Haa gak kebayang rasanya gimana. Tapi kalo belalang masih beranilah aku coba hahaha. Ulat sagu juga bolehlah. Cuma kalo kayak laba-laba atau yang lebih aneh lagi kayak di Bangkok aku nyerah hahaha

    omnduut.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di Gunungkidul selain belalang juga ulat pohon jati. Rasanya juga gurih, saya dulu pernah mencoba walau tidak banyak.
      Pengen sesekali makan yang seperti itu bang, tapi lihat-lihat situasi ahhahahahha

      Hapus
  9. bagus sekali fotonya... pingin rasanya piknik kesana sama sekeluarga makan bareng bareng deket air terjun

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa diagendakan mas, Air Terjun Sri Gethuk lokasinya sekitar 2 jam dari pusat kota Jogja

      Hapus
  10. Nama Air Terjunnya sangat unik sekali,Mas. Mandi diair terjun segar banget dah

    BalasHapus
  11. brrr, jadi berasa ikutan kedinginan. Aku paling gak nyaman kalau baju basah terus gak langsung ganti, duh pasti menggigil hebat. Semoga abis makan belalang goreng gak kedinginan lagi ya mas, hehe.. Andaikan bisa jalan ke sana bersama suami, pasti romantis banget main air, eaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aman kalau abis main air gini langsung ganti baju kok. Hahahahhaa
      Sama, biasanya aku juga menggigil :-D

      Hapus
  12. umumnya orang2 kesini naek gethek ya mas Sitam, saya juga pengen maen kesini .. unik air terjunnya.
    btw ... belalang goreng bener2 ciri khas ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kang. Bisa naik Getek, bisa jalan kaki. Tapi lebih seru naik getek sih :-)

      Hapus
  13. Jiaaahhh udah fokus ama keindahan air terjun sri gethuk, pas liat belalang bacem lgs buyaaaar hahahaha.. Aku tuh ga kesampaain mulu tiap ke jogja makan belalang :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahahaha
      Pemecah konsentrasi, bisa suka, bisa penasaran, bisa kaget hahahhahah

      Hapus
  14. Cover pake model terhits Bantul-nya mengundang perhatian banget. Sri Gethuk ini salah satu obyek yang nggak mboseni selama trip deswita kemarin, bisa main air, kucek-kucek kaos yang belepotan lumpur, pun jadi punya bahan tentang permen pedes hahaha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untung motretnya ini nggak bayar model mas. Kalau bayar pasti saya nggak kuat bayari hahahahha.
      Ternyata di sana jadi ajang nyuci pakaian buahahahahhaha

      Hapus
  15. jadi pengen basah-basahan :D

    itu yang baju putih mbak aya?

    ga kebayang makan belalang, itu kakinya masi berbuluu. eh, bulu bukan sih? masnya ikut makan belalang juga? gimana rasanya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar, itu Aya. Heeee
      Gurih loh rasanya. Besok-besok kalau main ke Jogja bisa main ke Gunungkidul buat nyicip :-D

      Hapus
  16. Wah seger banget ya mas kalau siang siang main air gitu :D
    btw pernah makan belalang waktu itu, nggak tau kenapa gatal dilidah. Mas Nasir iya nggak pas makan belalang ???

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belalang itu proteinnya tinggi mas, mungkin karena itu membuat gatal di lidah. Saya makan kok hehehhehe

      Hapus
  17. wahhhh keren juga tuh...boleh tuh kesana nanti buat tahun baru bisa kan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa banget, tapi jangan kaget kalau rame pas liburan :-D

      Hapus
  18. Kalo boleh tau htm nya berapa ya, mas? Apa wajib pake guide nya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tidak wajib pakai pemandu, kalau sekalian dengan naik getek sekitar 15 ribu.

      Hapus

Pages