Jalan di tengah-tengah persawahan yang hits di Nanggulan |
Pemandangan sederhana tanpa tertutup sekatan batang kayu melintang bertuliskan “jomlo” atau “hamparan sawah cinta” dan lainnya. Cukuplah padi, irigasi, jalan setapak, jalan cor, petani, sepeda tua, dan pohon-pohon peneduh yang kami pandang. Itulah keindahan yang ingin terus aku pandang.
Ini pula yang membuat aku tetap bersemangat menyempatkan akhir pekan bersepeda. Seperti yang aku lakukan bersama Pesepeda Jogja Gowes, menyusuri sudut lain Jogja yang masih menawarkan pemandangan sawah dan perbukitan Menoreh. Kulon Progo menjadi salah satu tempat yang sawahnya luas, asyik untuk disusuri.
Para peserta yang ikut survei rute kopdar |
Beliau menenteng kamera, mengabadikan teman lain yang mengayuh pedal. Aku sendiri menguntit beliau dari belakang, belajar mengambil gambar dari sudut yang mirip. Dirasa cukup, kembali kameranya dimasukkan ke dalam tas yang ada di-pannier sepeda bagian belakang.
Secara garis besar, rute yang kami lewati itu Nol KM, Wirobrajan, Museum Suharto, Moyudan, Kenteng, Patung Sapi - berakhir di Geblek Pari. Rute beragam, jalan besar nan ramai, melintasi rel kereta api, Museum Soeharto, jalan kampung, dan tentunya hamparan sawah.
Tujuan bersepeda memang hanya ingin berfoto-foto di lahan hijau. Nanggulan, sebuah kecamatan di Kulon Progo menjadi lokasi tujuan. Setiap melihat hamparan sawah, kami berhenti. Menatap penuh makna, sesekali menyuruh beberapa pesepeda untuk naik sepeda dan kami mengabadikan.
Sudut lain di pematang sawah |
Musim tanam sudah berlangsung beberapa minggu lalu, yang terlihat hamparan sawah adalah hijau; tanda padi tumbuh dengan subur. Jauh di sana sebagian petani sudah datang lebih awal, memupuk, membersihkan parit, atau sekadar berbincang dengan tetangga di tepian jalan.
Ada pula warga yang menyempatkan waktu akhir pekan untuk bersantai. Mereka juga berolahraga melepas bosan dengan bersepeda. Seringkali kujumpai petani sedang naik sepeda menuju sawah, di belakangnya terdapat cangkul atau sabit. Tidak ketinggalan topi khas dari anyaman bambu.
Penduduk setempat sedang menuju sawah |
Sepeda menjadi alat transportasi sehari-hari |
Tidak ada target sampai lokasi jam berapa. Sementara para rombongan sudah melintasi sawah, aku masih berhenti di tepian jalan. Melihat seorang kakek mengayuh sepeda melintasi jalan kecil. Jalan ini pula yang dilewati teman-teman saat mencari spot foto. Seingatku, jalan ini setelah pasar Kenteng nanti ada sawah dan jalan belok kiri.
“Lewat sini atau mana?” Tanya Mas Yuda pada Febri.
“Lurus!!” Teriak Febri sembari membidik teman-teman sepeda.
Jalan tersebut pertigaan, belok kanan dan lurus. Mendengar teriakan Febri yang bilang lurus, sebagian rombongan yakin jika tidak belok. Febri masih memotret di pertigaan. Melihat rombongan di depan sudah mengayuh pedal agak jauh, dia kembali berteriak.
“Lurus sini!!” Teriaknya ke arah jalan belok kiri.
Aku tak kuasa menahan tawa. Teman-teman yang di belakang juga ikut tertawa. Ketika dia bilang lurus, pikirannya adalah searah parkir motornya, bukan arah sepeda kami datang. Mas Yuda & Mbah Kung Endi; duo pesepeda senior yang menaiki sepeda lipat harus putar balik.
“Emang Febri itu sengaja usil. Masa Mbah Kung & Mas Yuda dikerjai suruh lurus!”
Mbah Kung Endi dan Mas Yuda sedang berdiskusi menentukan rute kopdar, kami cukup motret saja |
Pilihan rute untuk kopdar hampir selesai. Dari pasar Kenteng harusnya tinggal belok kanan sampai di Geblek Pari. Namun rute dibuat blusukan lagi, rute terus lurus belok kiri dan mengikuti jalan sampai tembus ke Patung Sapi. Aku sudah tertinggal jauh dari rombongan di depan, kami putuskan untuk memotong jalan cepat menuju Patung Sapi dan belok kanan.
Kombinasi hamparan sawah sisi kanan serta sungai kecil di sisi kiri menjadi pemandangan yang selaras. Gemericik aliran air selaras dengan embusan angin sepoi di tengah sawah. Terbentang luas sawah menghijau menyajikan keindahan yang alami. Keindahan yang memang dirindukan olehku.
Di antara sungai dan sawah |
Aku menikmati panasnya mentari yang mulai meninggi. Melintasi jalan kecil panjang di tengah-tengah sawah yang luas. Semoga tahun mendatang, hamparan sawah ini masih seperti sekarang. Membentang hijau tanpa tertutup papan-papan kecil bertuliskan destinasi digital. Melihat orang menuju sawah; memotret orang membajak, menanam padi. Bukan melihat barisan orang-orang mengabadikan diri menggunakan gawainya sendiri. *Kulon Progo; Minggu 24 Maret 2018.
Kayaknya aku wes suwi banget gak jalan-jalan yang tanpa target. Waton metu njedul wae. Huhuhu.
BalasHapusKalau nggak ada target itu enak oh. Misalnya dapat konten berarti sesuatu hal yang menggembirakan.
HapusHmm.. Satu hal yang bikin menyesal selama merantau di Jogja..
BalasHapus"Ora nduwe pit.." T_T
Kan bisa naik motor atau main bareng teman mas hahahhahahha
Hapuswah menarik banget mas bersepeda di tengah sawah gitu.
BalasHapuspemadangannya indah, liat yang ijo-ijo semua, seger.
terus rute yang dilewatin juga asyik ya. pengalaman yg seru :)
Benar mbak. Itulah nilai plus naik sepeda dengan rute persawahan. Biarpun saat kena angin kencang rasanya sepeda berat dikayuh :-D
Hapusgpp berat, yg penting pengalamannya ya :D
Hapusbiar bukan dilan aja yg berat ��
Dilan beratnya nggak seberapa mbak. Beratan beban kami para pesepeda *eh
Hapuseh, isinya sebagian curhat ya mas? ��
HapusNggak curhat, hanya menuliskan saja buahahahahha
HapusBersepeda ... apa pun latarnya, selalu menyenangkan dan membahagiakan, Mas
BalasHapusKapan-kapan bawa sepeda ke Jogja, kang. Biar sepedaan bareng kita.
Hapusnontoni foto foto ijo ngene iki dadi kangen ndesoku, Purworejo
BalasHapusHeuheuheu, 3 minggu maneh Mudik
Wah mudik ini. Aku juga tiga minggu lagi pulang kampung hahahahahha
HapusWah baru tau ada rute sepeda kayak gini, adem banget keliatannya Mas :D
BalasHapusRute sepedanya ini asal aja mas. Jadi suka-suka yang motret hehehehhe
HapusHarusnya sepulang Jogja Maraton kemarin aku ngubungi dirimu ya. Sawahe instagramable banget. Cocok lah sebenere recovery run di sini :)
BalasHapusHahahahha,
Hapuskalau nanti ke Jogja paling kuajak muter GSP UGM mas :-D
Seger banget ya mas.
BalasHapusDulu pas lewat daerah situ juga bela-belain berhenti demi foto-foto.
Berasa sawahnya melambai-lambai sambil bilang, "mampir foto dulu sini,, mumpung seger."
Emang menarik sih mbak. Setidaknya membuat kita jauh lebih nyaman
HapusPas liat cover fotonya, tak kira ini sawah yang ada di daerah Mangunan itu mas. Ternyata "dudu".
BalasHapusPenasaran sama Geblek Pari. Dulu sempet baca tulisan dari Mbak Dwi "relunglangit" tentang tempat makan ini. Jadi pengen mampir :D
Maksudmu yang ada jembatannya itu pa? Hahahahhaha
HapusOalah, itu si rerung langit nggak ngajak-ngajak pas ke sana mas. Sekarang dia sudah punya patner.
Ini pemandangan MAHAL kalau di Palembang. Makanya kalau agak melipir ke luar kota dikit, lihat hamparan sawah jadi norak hahaha. Terakhir pas ke Solo juga gitu, cakep-cakep banget sawahnya. Sayang mau turun dari bus segan, soalnya jalan sama rombongan >.<
BalasHapusDi sana banyak pohon sawit om hahahahhaha.
HapusAku malah pengen foto di kebun sawit *eh
Ecie mas Wisnu Tri selalu inget relunglangit, aku jadi terhuraa :))
BalasHapusAku pernah e menelusuri patung sapi ke arah Geblek Pari mas, pinggirannya kan ada parit dengan ilalang2..huhu apik :p
Tapi aku isih bingung ngambil angle foto dengan barisan pesepeda itu di sisi mananya :o
Hemmm, padahal jalannya segitu banyak loh. Tinggal pilih mau motret dari mana arahnya ahahhahah
Hapuskalau kesana aku mau dong diajak bersepedahan di sawah
BalasHapusHahahaha, kamu ke sini aja cuma sebentar kemarin mbak :-D
HapusSuka banget kalo liat hamparan sawah kayak gini.
BalasHapusSayang banget waktu saya ke Jogja gak ke tempat ini.
Baru tahu saya mas :D
Kurang lama di Jogja mas :-D
HapusDiulangi lagi ahhahaha
Pemandanganya indah sekali.. udaranya juga sepertinya sangat sejuk
BalasHapusIya, memang sejuk.
Hapusseru dan menyenangkan sekali, rutenya asyik. Semoga area persawahan seperti ini tetap terjaga, tidak diganti oleh perkantoran dan perumahan...
BalasHapusSelalu berdoa agar bentangan sawah masih bisa kita nikmati keindahannya. Tidak berganti dengan bangunan
Hapuswaduhhh rutenya enak banget.. walaupun lelah akan tetap segar ya mata dengan pemandangan hijaunya kaya gitu
BalasHapusSelain enak juga nggak bikin capek, karena jalurnya datar hhehehehe
HapusAsyik tenan, mas. Seger, tentrem :)
BalasHapusHokya tenan hahaha. Koe saiki neng endi mas nginepe?
Hapusfoto2 dengan background sawah memang indah dan kerenn .. apalagi foto pertama .. suka banget .. jalanan yang membelah hamparan sawah dan rombongan pesepeda membuat fotonya lebih hidup
BalasHapusPas sepedaan nggak terpikirkan motret seperti di atas kang. Sekalinya lihat kok bagus, jadi kuabadikan saja.
HapusApalagi di Balikpapan kota domisili aku.
BalasHapusHamparan hijau seperti ini, tidak ada!
Beruntung banget mampir di sini, serasa ikut diboncengan si... Fahri, hahahaha...
Tapi bagian ini juga favoritku:
"Hati kecil berdoa agar nanti ada fotoku yang terabadikan."
Gue banget, gitu lho...hwhwhwhw...
Aku belum pernah main ke Kalimantan, sepertinya harus singgah ke sana :-)
HapusBeberapa hotel di Yogya, ada paket seperti ini. Jadi, bersepeda keliling sekitar hotel, naik turun. Kalau di Bangkok, ada tour bersepeda, bagaimana dengan di Yogyakarta? Kalau Jakarta, setahu saya belum ada, kebanyakan mobil dan motor jalannya :)
BalasHapusDi Jogja tour sepeda ada mas, tapi yang membuat paket rata-rata anak sepeda.
Hapusmas sitaaam, tolong dong postingan terbarunya share ke g+ lagi, biar sha gampang nandain mana yang udah dibaca, mana yang beluum :P
BalasHapuseh tau gak, meski sha tinggal di bandung. Tapi rumah sha itu mirip kaya gini. belakang rumah sawaaaah semua hahaha
jadi, jalan yang tidak manusiawi itu yangkaya gimana :P
Ahahahha, baiklah kalau begitu. Nanti aku share yang terbaru ya,
HapusCieh yang rumahnya masih asyik buat santai nggak bising
Damai banget sepedaan kalo pemandangannya hijau segar begini hehehe :D
BalasHapusCheers,
Dee - heydeerahma.com
Bikin semangat sepedaannya mbak hehehehhehe
Hapusya ampun kalau sepedahan di jalur yang hijau sejuk dan pemandangan indah begitu ya betah banget jadinya
BalasHapusMasih banyak jalur asyik di Jogja loh mbak hahahahha
HapusAsik banget ya kayaknya hihihi
BalasHapusbersepeda di alam bebas seperti ini selain dapat sehatnya juga dapat tenangnya
tenang karena bisa melihat alam yang masih hijau. gak kayak kalau bersepeda di kota hahaha
Kalau sepedaan di tengah kota namanya melatih kesabaran dan fokus. Karena sedikit saja tidak fokus, bakal diklakson sama kendaraan bermesin hahahaha
HapusDi Ende / Flores juga banyak hamparan sawah tapi ada yang tidak asyik untuk bersepeda karena topografinya naik-turun gunung huehehhee.. kapan ikut Tour de Flores? :D
BalasHapusJustru kontur yang seperti itu asyik buat XT-an atau malah MTB-an.
HapusDoakan bisa ikut mbak ahhhahah
indah sekali pemandangannya mas. salam kenal dari Aceh
BalasHapusacehlens.com
Salam kenal juga bang :-)
Hapusaku aja kalau naik mobil / motor gt di jogja suka khilaf pengen berhenti mulu liat sawah ijo-ijo royonya :)
BalasHapusHahahahha, sekarang pemandangan ijo royo-royo seperti ini langka banget di beberapa tempat.
Hapus