Pemandangan di Desa Wisata Tembi, Bantul |
Di sela-sela kesibukanku mengurusi peserta sepeda, kusempatkan memotret suasana di Desa Wisata Tembi, Bantul. Dua malam aku menginap di sini, tak ada keriuhan lalu-lalang kendaraan yang melintas, meski jarak ke jalan raya sebenarnya tidak terlalu jauh.
Desa Wisata Tembi berlokasi di Mriyan, Timbulharjo, Sewon, Bantul. Jika diruntut dari jalan raya bakal melintasi jalan utama ke arah Parangtritis. Di sini sedari dulu sudah terkenal desa wisatanya, sehingga sudah banyak penginapan yang bisa dipesan melalui berbagai lokapasar.
Rumah yang kuinapi satu komplek sekretariat Desa Wisata Tembi. Bangunan kamar-kamar dibuat berkeliling dan berdekatan. Restoran tepat di jalan utama. Di depannya lagi sebuah landmark bertuliskan “Desa Wisata Tembi” yang menghadap ke barat.
Area terbuka luas, pun bangunan pendopo yang berdempetan dengan restoran. Tiap banguan rumah bisa dihuni banyak orang. Terbagi menjadi tiga hingga delapan kamar. Tergantung bagaimana kita memesannya.
Rumah-rumah yang digunakan sebagai tempat inap di Desa Wisata Tembi |
Teduh dan tenang, itulah kesan pertama yang kurasakan selama menginap dua malam. Pohon besar rindang di tepian jalan berdekatan dengan semacam pos kampling yang sudah ada denah lokasinya. Tanah lapang depan pendopo dan dekat restoran bisa diberdayakan ketika ada kegiatan luar ruangan.
Tempat yang kuinapi sendiri ada di bangunan utama, sehingga akses menuju restoran maupun rumah-rumah yang lainnya berdekatan. Selama di sini, kami mendata sekitar 15 rumah yang dipakai, semuanya dalam satu lingkup agar mudah dalam mengkoordinasi.
Desa wisata di Indonesia muali kembali merebak setelah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menggaungkan sebagai prioritas untuk dikembangkan. Jauh sebelum ini, aku pernah terlibat dengan teman-teman pegiat desa wisat dengan tema eksplor desa wisata.
Masih banyak yang mengira desa wisata itu artinya sebuah desa harus mempunyai objek wisata. Pada kenyataannya tidak seperti itu. Aktivitas masyarakat di desa tersebut sebenarnya menjadi daya tarik para wisatawan yang berdatangan.
Kini, ragam aktivitas biasanya ditawarkan. Kegiatan yang paling sering ditawarkan tentu berkaitan dengan mancakrida seperti menanam padi hingga ikut membajak sawah. Desa wisata sekarang memprioritaskan para wisatawan tak hanya berkunjung, tapi menginap di desa tersebut.
Kamar yang ada untuk para wisatawan |
Guna menunjang fasilitas menginap, tentu setiap rumah-rumah di desa wisata mulai berbenah. Ada yang menginap satu rumah dengan pemiliknya, atau dengan konsep penginapan yang terpisah. Di Desa Wisata Tembi, penginapan tersebut terpisah dengan sang empunya, dan dikelola bersama.
Kujelajah salah satu bangunan yang ada di desa wisata Tembi. Tempat inilah yang kuinapi selama dua malam. Bangunan yang lumayan luas dengan dua kamar ukuran besar, lengkap dengan ruang tamu, serta kamar mandi.
Satu rumah seperti ini bisa digunakan untuk sekeluarga. Desa wisata Tembi memang lebih banyak menggaet wisatawan yang berkeluarga. Dari kemarin, kulihat lalu-lalang pengunjung keluarga yang silih berganti datang.
Tempat tidurnya terpisah. Satu kamar lebih privat dengan tertutup dinding penyekat. Kelambu berwarna kecoklatan dipasang bertujuan menghindari gigitan nyamuk. Dua bantal besar tertata rapi, tak kulihat guling. Mungkin memang tidak ada atau malah sudah digunakan tidur kawan-kawan di tempat lain.
Kamar mandi luas dan bersih |
Di dalam kamar yang tersekat dinding terdapat lemari besar, pun dengan cermin. Lemari tersebut di dalamnya bersusunan papan penyanggah. Bisa untuk pakaian sekeluarga jika memang dibutuhkan tempat menyimpan pakaian dalam beberapa hari.
Sementara kamar yang di luar tidak tersekat. Di sampingnya tedapat lemari es dan juga dispenser. Beberapa stop kontak juga sudah lengkap pada tempatnya. Kulirik di ruang tamu lengkap meja dan kursi. Tak ketinggalan televisi berukuran antara 32 inchi.
Tak ada pendingin ruangan, sebagian besar dinding berbahan papan, kecuali area kamar mandi. Mumpung kamar cukup sepi, teman-teman sedang beraktivitas, aku menyusuri sudut kamar mandi. Percayalah, ukuran kamar mandi di sini luas.
Layaknya di hotel, mulai dari pasta gigi dan sabun sudah disediakan. Air dari shower mengalir deras. Di sudut lain, toilet duduk dan tisu pun tersedia. Rasanya tempat menginapku kali ini terkesan seperti sedang di hotel berbintang.
Di penginapan yang kuinapi terdapat fasilitas kolam renang. Ukurannya tidak panjang, tapi cukup menyenangkan bagi anak-anak yang hendak bermain air. Tempatnya tertutup, sehingga tidak terlihat saat ada tamu yang hendak berlalu-lalang.
Fasilitas kolam renang di Desa Wisata Tembi |
Tak terlihat keterangan kedalaman kolam renang ini. Seperti di kolam renang yang lainnya, lantai dasar kolam renang agak miring, sehingga antara ujung barat dan timur berbeda. Pagi hari belum ada yang menggunakan kolam tersebut.
Menjelang siang, suara anak kecil berteriak kegirangan. Kulongokkan pandangan, empat anak kawan panitia acara sedang asyik bermain air. Mereka sibuk berenang, ada juga yang berlompatan. Aku tertawa melihat keseruan mereka.
Jika kamu menginap di desa wisata Tembi, jangan sampai melewatkan menikmati waktu pagi. Udara segar tersaji, pun dengan pemandangan yang indah. Seperti di hari kedua, pagi ini aku bersiap mengatur para peserta yang hendak bersepeda ke sekitaran Selopamioro.
Bentangan sepenggal persawahan menarik perhatianku, terlebih tulisan besar desa wisata. Akhirnya aku paham, kenapa tulisan tersebut berada di sisi timur dan menghadap ke barat. Mentari pagi tepat merangkak dari sudut tersebut.
Sunrise saat cerah yang indah |
Padi-padi masih tumbuh berjarak pada masa tanam, air di sawah pun mengenang. Pantulan sinar matahari menggoda mata. Cuaca cerah kala pagi menyajikan keindahan sang mentari begitu jelas. Berkali-kali aku dan pengunjung yang lain mengabadikan momentun tersebut.
Masih di area pematang sawah, tampak sebuah bangunan kecil laksana gazebo. Jika di beberapa tempat, gazebo seperti ini biasanya digunakan untuk meditasi ataupun yoga. Di sini mungkin fungsinya sama, tapi sedang tidak ada orang yang menggunakannya.
Bilah-bilah bambu menjadi alas untuk ditapaki menuju gazobo tersebut. Saat menjelang siang, kulihat beberapa orang sedang asyik berbincang santai di tempat tersebut sembari menyesap minuman. Tentu menjadi tempat yang menyenangkan.
Tempat bersantai di tengah pematang sawah |
Kutanggalkan kamera, memasukkan dalam wadah tas kecil, lalu kembali larut dalam aktivitas hari ini. Tamu yang lain silih bergantu berdatangan, rombonganku lumayan banyak. Kami terbagi di 15 kamar. Sebelum menginap, kami sudah melaksanakan pemeriksaan Genose di lokasi dan sesuai protokol kesehatan.
Tiga hari dua malam di desa wisata Tembi, aku menikmati suasananya. Desa wisata ini memang sudah terkenal, sehingga tanpa harus mempromosikan dengan giat, aku rasa sudah banyak orang yang berdatangan untuk menginap dan melakukan pemesanan dari aplikasi pemesanan.
Ada banyak penginapan di sini, kalian tak perlu khawatir. Jika ingin menepi, tinggal pesan melalui aplikasi, bakal banyak penginapan dari yang murah hingga mahal. Bagiku, desa wisata Tembi menjadi salah satu tempat yang cocok untuk menepi dan tidak jauh dari perkotaan. *Desa Wisata Tembi; 04-06 Juni 2021.
pas banget lho mataharinya di atas tulisan desa wisata tembi
BalasHapusMemang dibuat pas dengan tulisan heheheh. Aku sadar pas pagi
HapusKamarnya tanpa pendingin, berarti memang di sana sejuk, ATO gimana mas? Jujur aku tipe yg ga kuat panas soalnya. Aku pernah stay di hotel yg tanpa AC, tapi memang lokasinya dingin kayak di Dieng ATO Lembang. Tanpa AC memang sejuk.
BalasHapusBlm pernah nyobain liburan di desa wisata sih. Sbnrnya aku tertarik, apalagi kalo ada kegiatan yg bisa dicoba sekeluarga :). Itung2 ngasih pengalaman ke anak2 juga
Ini lebih tempatnya terbuka, sebagian ada AC-nya kok. Kita bisa memilih kamarnya mbak.
HapusUntuk anak memang bagus biar ada pengalaman hehehe
merasakan nyaman banget menginap disana, bener2 merasakan dan menikmati suasana pedesaan.
BalasHapusFasilitasnya sudah serasa di hotel ya mas Sitam
Benar kang, sekarang desa wisata menjadi salah satu tujuan para pejalan. Semoga desa wisata di Indonesia makin maju.
Hapus