Bendungan Grembyangan di Kali Opak |
Tepat di atas jembatan Grembyangan, aku berhenti. Aliran kali Opak cukup tenang. Jika dilihat sekilas, jembatan ini masih cukup baru. Aku sendiri baru kali pertama melintasi jalan ini, tadi sempat salah jalur. Untungnya aku berhenti melihat rute di gawai.
Sejak kemarin, aku sudah mencari destinasi tujuan sepeda. Ketika berselancar di Google Maps, sebuah penanda lokasi bertuliskan Bendungan Grembyangan. Aku klik penanda tempat tersebut dan membaca ulasannya. Ternyata tempat ini sempat ramai dikunjungi pesepeda.
Dari jembatan, aku bisa melihat bangunan di ujung aliran Kali Opak. Itulah tempat yang menjadi tujuanku. Lagi-lagi kulihat jalur di gawai, di depan ada semacam pertigaan. Untuk menuju Bendungan Grembyangan, aku harus belok kanan melewati jalan kampong.
Benar saja, tepat di ujung jembatan ada pertigaan. Sisi kanan semacam gardu untuk para ojek pangkalan bersantai. Aku melintasi jalan agak rusak. Di sini sudah ada plang petunjuk arah menuju Bendungan Grembyangan. Lokasinya sudah sangat dekat.
Jalan sedikit menurun, kutekan tuas rem agar laju sepeda tetap pelan. Tanah lapang di depanku, tampak seorang bapak sedang momong anak. Tak jauh dari sana pun sudah ada dua orang yang memegang jorang pancing.
Aliran Kali Opak dari atas Jembatan Grembyangan |
Kuparkirkan sepeda di area bendungan. Di sini tampak ada dua batu penanda bangunan bendungan Grembyangan. Tertera tulisan tahun 1995 pembangunannya. Di sini, nama bangunannya adalah Bendung Tirtorejo. Namun lebih dikenal dengan nama bendungan Grembyangan.
Jika ditilik dari bentuknya, tempat ini sebenarnya memang bendung, bukan bendungan. Bendungan itu adalah dam yang mempunyai fungsi untuk menahan aliran air dan membentuk penampungan besar yang kita sebut waduk.
Sementara bangunan ini dibuat secara melintang di aliran sungai, dengan tujuan menghambat laju aliran air, hingga air naik ke permukaan, dan sebagian besar terjun bebas melewati pondasi. Di sini biasanya ada aliran air yang diarahkan ke irigasi.
Di bagian bendung ini sudah ada pintu aliran air yang diarahkan ke irigasi. Jika kita mengunjungi bendungan Grembyangan ini, di sisi bagian atas sudah ada selokan yang bermanfaat menjadi saluran irigasi untuk perkebunan di sekitar.
Coretan tangan orang-orang tak bertanggungjawab pun tak dapat dihindarkan. Mulai dari anak tangga, hingga tiang-tiang bangunan bendung. Kulihat alat yang yang memang pintu irigasi berwarna biru. Tempat ini memang senyap.
Sampai di area Bendungan Grembyangan, Prambanan |
Hanya saja, bendung ini sering disebut dengan nama bendungan. Tak apalah, memang tidak semua orang tahu perbedaan bendung dan bendungan. Untuk tulisan ini, biarlah aku menyebut dengan nama yang pupuler, bendungan Grembyangan.
Tak ada warung di sisi yang kusambangi. Sekilas, tempat ini sering dikunjungi para warga sekitar. Aku melihat sedikit serakan minuman kemasan yang tidak dibuang pada tempatnya. Hanya ditinggalkan begitu saja di dekat area sini.
Sebuah perahu kecil yang dimodifikasi dengan ada atap tertambat di ujung sungai. Model perahu seperti ini sering kulihat di sekitaran Waduk Sermo. Tak ada orang, bapak yang momong anak tadi sudah pulang. Sementara pemancing tak terlihat dari sini.
Permukaan air sebagian tertutup eceng gondok. Biasanya tempat-tempat seperti ini menjadi lokasi para pemancing. Aku sempat membaca ulasan di google maps, memang ada yang menulis jika aliran Kali Opak ini memang salah satu spot memancing.
Peralatan yang ada di bendungan Grembyangan |
Dari sini terlihat jembatan Grembyangan yang tadi kulintasi. Jika tidak salah, di tahun 2021 jembatan ini dibuka. Pagi ini kulihat ada beberapa warga sekitar yang beraktivitas di seberang sungai. Tampak anak tangga yang bisa mengakses sampai ke sungai.
Suara air di bendung ini cukup kencang. Bahkan ketika aku mengambil vlog pun suaranya terdengar jelas. Aku penasaran bagaimana pemandangan dari bawah. Tadi, ada akses jalan setapak di antara selokan irigasi yang mengarahkan ke bagian bawah bendung.
Kuambil sepeda dan menuntun sampai ujung bendung, lantas kuturuni anak tangga sedikit curam. Sepeda kutinggal di atas, tetap saja dalam pemantauan. Dari sini, debit air yang melimpah turun deras membentuk air terjun pada pondasi bendung.
Pemandangan dari bawah jauh lebih bagus. Pondasi miring bendung semacam air terjun dengan suara kencang. Aku mengabadikan beberapa foto di sini. Di seberang, tampaknya ada warung kecil yang belum buka. Kulihat seorang bapak sibuk membersihkan sampah.
Spot memancing di Bendungan Grembyangan |
Di berbagai foto yang pernah diunggah, ada beberapa pesepeda yang berfoto dengan sepeda di dekat aliran sungai tersebut. Memang aliran sungai di bawah bendung ini lumayan tenang, tapi tetap harus waspada. Laju aliran air terbendung dan terhambat beberapa bangunan tanggul kecil.
Aku masih penasaran dengan jalur di seberang. Ada anak tangga yang mengarahkan kita bisa bermain air. Sementara lewat tempatku, taka da anak tangga. Jika memaksakan turun, harus sedikit butuh tenaga ekstra. Aku sendiri tak mau ambil risiko. Lebih baik duduk santai melihat seberang.
Arloji menunjukkan pukul 07.40 WIB, sudah lumayan lama aku duduk santai di Bendung Grembyangan. Hari ini masih ada satu destinasi yang ingin kusambangi. Sebuah spot foto yang lokasinya cukup berdekatan, dan sama-sama tidak terawat dengan baik.
Kulangkahkan kaki menaiki anak tangga. Sedikit goresan duri putri malu di betisku. Sekilas membentuk semacam cakaran kuku kucing. Aku baru merasakan sewaktu duduk santai. Betis agak perih dan sedikit gatal.
Aliran air di Bendungan Grembyangan |
Seperti semua bendung-bendung yang berfungsi mengalirkan air ke irigasi. Di sini, selokan irigasi pun mendapatkan stok air melimpah dari Kali Opak. Aliran irigasi ini dimanfaatkan masyarakat setempat untuk keperluan ladangnya.
Aku turun dari sepeda, lantas tertarik mengabadikan sepeda di sini. Dua jepretan rasanya sudah lebih dari cukup. Sementara hati ini masih penasaran dengan jalan setapak yang mengarahkan ke sisi selatan mengikuti aliran sungai Opak.
Perjalanan berlanjut, satu destinasi Bendung Tirtorejo atau yang dikenal dengan nama Bendungan Grembyangan sudah kusambangi. Aku berharap di sini ada semacam warung, sehingga bisa bersantai sembari menikmati minuman hangat.
Suara air di bendung cukup kencang, memecah kesunyian aliran sungai Opak. Sementara itu, asap mengepul di seberang. Sepertinya bapak yang tadi kulihat membersihkan area lahan warung membakar sampah. Sepertinya, seberang itu adalah Wisata Pesiraman Opak. *Bendungan Grembyangan, 07 Januari 2023.
Aliran air di Bendungan Grembyangan sangat fotogenic ya, heuheuheu
BalasHapusaku baru tahu ternyata bendung dan bendungan itu beda
Di Jogja ada banyak bendung seperti ini, mas. tinggal kita cari aja sebenarnya.
HapusBenar, bendungan itu mirip dengan waduk sermo heheheh
Seharusnya tempat seperti ini bisa dikelola dengan baik untuk menarik pengunjung. Setidaknya ada penataan, meskipun mesti mengurus perijinan yang rumit jga.
BalasHapusBendungan grembyangan bisa dimanfaatkan sebagai area olahraga. Suasana bendungan sangat bagus.
Sebenarnya di bagian bawah, seberang tempatku datang ada kayak warung yang dikonsep dekat sungai. Tapi masih pagi, jadi tutup. Semoga di bagian atas juga dikonsep dengan ada warung
HapusBaru aja aku mau nanya, bendungannya kok ga mirip bendungan yang biasa aku tau, yang lebih mirip danau atau waduk. Ternyata ini namanya bendung 😄. Jadi tau loh mas bedanya bendungan dan bendung.
BalasHapusSepi juga yaaa, aku jujurnya agak takut kalo datang ke suatu tempat yang suara airnya gemuruh. Kec datang rame2 GPP Yaa. Tapi kalo sendiri ga pernah mau 😅. Denger suara gemuruh air yang deras gitu, ntah kenapa serem hahahaha.
Ornag lebih tahu bendungan daripada bendung, mbak. Dan sebagian ornag mengira bendungan & bendung itu sama. Sengaja cari yang sepi ehheheh
Hapusternyata kena putri malu rasanya kayak dicakar kuku kucing ya wkwkwk...
BalasHapusbendungnya ada beberapa spot yang ada coretan tangan tangan jahil...sayang sekali memang kalau faailitas publik ada saja yang mengotori..lalu permasalahan sampah jiga...masih ada aja yang buang sampah sembarangan..dekat mata air atau sungai pula..heuheu..
Perih & gatal juga, mbak ahhahaha. Pokoknya yang malu-malu itu kadang nyakar, contohnya putri malu haaaa
HapusBendungan Grembyangan photogenic banget .... apalagi kalau pas ada aliran airnya seperti ini.
BalasHapuspasti jadi spot foto favorit ya
Beberapa pesepeda melintasi dari arah seberang buat foto di sini. Aku malah gak lewat sana
Hapus