Memotret Pohon Trembesi, Spot Foto Wisatawan yang Berlibur di Lasem - Nasirullah Sitam

Memotret Pohon Trembesi, Spot Foto Wisatawan yang Berlibur di Lasem

Share This
Pohon Trembesi di Lasem
Pohon Trembesi di Lasem
Ada banyak pohon trembesi yang tumbuh besar di Rembang. Hanya saja, keberadaan pohon trembesi satu ini memikat para wisatawan yang berlibur di Lasem untuk disambangi. Mereka acapkali berkunjung hanya untuk berfoto di bawah pohon tersebut.

Kuambil gawai dan mengabadikan. Sesekali menunggu penduduk setempat yang melintas. Sedari dulu, aku memang ingin menyambangi tempat ini. Setelah satu tahun lebih pindah rumah ke Rembang, akhirnya aku menyempatkan berkunjung.

Sebelumnya, kubuka gawai dan mencari penanda pohon trembesi Lasem. Rute dari rumah tidak jauh, hanya berkisar 3 kilometer dari rumah. Bahkan lokasinya hampir satu jalur dengan jalan ke Taman Lengkowo. Taman Lengkowo adalah salah satu destinasi buatan yang menawarkan jajanan pasar.

Rute ini lumayan aku pahami. Nantinya, dari rumah tinggal mengikuti jalan ke arah Lasem melewati jalan kampung. Jalanan didominasi rumah warga serta petakan sawah. Bagi wisatawan yang suka kuliner, tentu tahu daerah ini yang terkenal dengan lontong Tuyuhan.

Mendekati jalan padat rumah penduduk, motor kubelokkan kiri. Jalan kampung lebih kecil. Dari kejauhan, rerimbunan daun pohon trembesi sudah tampak. Lokasinya tepat di tikungan. Di bawah pohon lumayan luas untuk memarkirkan kendaraan.

“Parkir di bawah pohon, mas. Takutnya ada truk melintas,” Pinta seorang bapak yang duduk santai di bawah pohon.

Sepeda motor yang kunaiki lantas kuparkirkan di tempat yang aman. Sebelum memotret pohon, aku menghampiri bapak-bapak yang duduk santai di bangunan di bawah pohon. Tampak juga di bangunan tersebuh sebuah makam. Aku menyapa dan meminta izin untuk memotret.
Lalu-lalang penduduk setempat di Pohon Trembes
Lalu-lalang penduduk setempat di Pohon Trembesi
Untuk sesaat, aku berbincang santai. Sekumpulan bapak yang duduk santai menyambutku dengan ramah. Beliau berujar jika pohon trembesi ini memang sering disambangi wisatawan dari berbagai daerah. Rata-rata mereka datang sendiri atau berkelompok.

Kuamati pohon trembesi yang menjulang tinggi ini dari bawah. Dahan dan rantingnya lebat. Pohon trembesi ini memang dikenal sebagai tumbuhan peneduh. Sesuai dengan manfaat sekarang yang dijadikan peneduh masyarakat sekitar di sela-sela waktu bekerja.

Bangunan pondokan kecil terawat dengan baik. Berbalur cat putih dengan tiga anak tangga yang cukup lebar. Tidak kuketahui sejarah makam ini. Dari berbagai tulisan, makam ini konon makam tokoh yang membuka desa di Karasjajar, Doropayung, Pancur.

Jika dilihat melalui Google Maps, sebenarnya pohon trembesi ini tidak di Kecamatan Lasem. Lebih tepatnya di Karasjajar, Doropayung, Kecamatan Pancur. Hanya saja, lokasinya sekitar 5 kilometer dari pusat keramaian Lasem, sehingga lebih mudah menyebut Pohon Trembesi Lasem.
Dahan rindang pohon trembesi di Lasem
Dahan rindang pohon trembesi di Lasem
Tak ada pungutan biaya untuk berfoto. Pohon trembesi tumbuh besar di tepi jalan, berdekatan dengan hamparan persawahan penduduk setempat. Aku mengambil vlog dan mengabadikan pohon ini dari jarak dekat.

Bagi wisatawan yang datang ke Lasem, memang seperti kurang lengkap jika belum menyambangi pohon Trembesi, berlanjut kuliner Lontong Tuyuhan. Karena keduanya cukup berdekatan dan bisa diakses dengan mudah dari Lasem.

Aku memang sudah merencanakan untuk mengambil foto di tempat ini. Terlebih tiap waktu banyak masyarakat setempat yang berlalu-lalang. Sebagian besar dari mereka menggunakan transportasi sepeda ontel. Bagi pecinta foto sepeda, tentu ini menjadi daya tarik tersendiri.

Kusapu pandangan, di dekat tempatku parkir ada rumah yang tertutup rapat. Bapak yang duduk di pondokan menginformasikan hari ini aktivitas membatik sedang tutup. Memang di sini sering ada aktivitas membatik, dan kita bisa melihat wastra karya tangan-tangan terampil masyarakat Lasem dan sekitarnya.
Ada makam di bawah pohon Trembesi
Ada makam di bawah pohon Trembesi
Seperti yang kita ketahui, Lasem juga mempunyai batik tulis yang pamornya tak kalah dengan batik-batik di kota lainnya. Keberadaan rumah batik di dekat pohon trembesi tentu menarik banyak orang untuk mengabadikan. Pun bagi yang ingin membelinya.

Bahkan, beberapa biro yang ada di Lasem pun menjadikan tempat ini sebagai tujuan berwisata. Ada yang bersepeda ataupun menggunakan transportasi lainnya. Secara tidak langsung, keberadaan pohon trembesi membuat wisatawan mengenal Lasem lebih luas, tak hanya tentang sudut-sudut bangunan heritagenya.

Lumayan lama aku bersantai di bawah pohon trembesi. Melihat masyarakat sekitar berdatangan. Kulangkahkan kaki menuju bagian hamparan sawah. Aku ingin mengabadikan pohon trembesi dari kejauhan. Kuikuti jalan tanah yang menyambungkan ke persawahan.

Dari kejauhan, ranting dan daunnya benar-benar hampir menyentuh tanah. Sekilas, mirip sebuah mangkuk yang terbalik. Ranting yang melintang di atas jalan setapak saja yang terlihat lebih tinggi. Sementara ranting lainnya dibiarkan tetap tumbuh.
Masyarakat sekitar duduk santai di bawah pohon Trembesi
Masyarakat sekitar duduk santai di bawah pohon Trembesi
Pohon-pohon besar seperti ini selalu ada cerita yang menyertai. Pun dengan pohon trembesi, ada pantangan untuk tidak memotong ranting pohon tersebut. Pantangan ini dipercayai oleh masyarakat. Sehingga pohon ini sampai sekarang tetap rindang.

Tak ada yang tahu umur pohon trembesi Lasem, pun dengan sejarah lengkap adanya punden pada pondokan di bawahnya. Bagi masyarakat setempat, pohon ini tetap dirawat dengan baik. Bagi wisatawan, pohon ini menjadi ikon yang wajib disambangi ketika berlibur ke Lasem.

Warga setempat silih berganti yang istirahat di pondokan kecil. Ada juga sibuk mengumpulkan rumput untuk pakan ternak. Aku sendiri melihat jalanan kecil yang membelah hamparan persawahan tak jauh dari pohon trembesi. Terbesit di pikiranku untuk bersepeda.

Usai memotret, aku kembali menyapa bapak-bapak yang asyik bersantai di bawah pohon trembesi. Tujuanku kali ini menuju Lasem. Istri mengajakku menikmati kuliner bakso yang ada di sana. Katanya, bakso tersebut salah satu yang paling ramai di Lasem.
Memotret pohon Trembesi dari kejauhan
Memotret pohon Trembesi dari kejauhan
Pohon trembesi ini tetap gagah dan menarik perhatian. Bagi kalian yang ingin berlibur ke Lasem, mungkin spot foto ini bisa menjadi opsi berkunjung. Jika beruntung, kalian bisa sekalian melihat aktivitas pembatik di rumah tak jauh dari pohon trembesi.

Untuk ke Lasem, kalian yang dari Semarang bisa menaiki bus rute Semarang – Surabaya. Ada opsi bus ekonomi ataupun bus patas. Untuk ekonomi tarifnya 38.000 rupiah. Kalian bisa naik bus Indonesia, bus Jaya Utama, atapun bus Sinar Mandiri.

Patokan turun di Lasem adalah Masjid Jami. Setiap bus pasti berhenti di sana. Jika ingin mengunjungi spot pohon trembesi, kalian harus menggunakan sepeda motor. Bisa sewa motor ataupun memanfaatkan ojek pangkalan. *Rembang; Minggu, 22 Januari 2023.

12 komentar:

  1. aura horornya terasa banget yaa
    cocok nih buat tempat syuting film, heuheuheu
    apalagi ada makamnya juga disitu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Malah di bawahnya kalau pas hari biasa ada aktivitas membatik, mas. Buat ngadem memang asyik

      Hapus
  2. Pohon trambesi ini emang jadi salah satu ikon lasem. Banyak yang bilang kalau belum sah ke lasem kalau belum berfoto di pohon ini.

    Ngomong-ngomong tentang pohon trambesi jadi ingat program djarum yang menanam pohon tambesi di jalur pantura dari banyuwangi-merak. Setiap melintas di pantura selalu suka melihat pohon-pohon ini sudah tumbuh besar, kokoh, dan teduh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mirip dengan pepohonan dari arah trengguli ke Kudus, mas. Pas setelah pasar Gajah itu berjejer pepohonan dengan aliran sungai. Sebenarnya itu menarik juga buat destinasi khususnya bersepeda.

      Hapus
  3. Luar biasa besar pohonnya, dulu deket sekolahan saya ada pohon asem yang ukurannya hampir segede itu Pak. Tapi malah rubuh, sayang banget sih.

    Terlihat sangat terawat sekali ya lingkungan di sekitar pohon trembesinya. Suasananya adem paling pas itu buat santai ngobrol atau makan bareng.

    Mungkin kalo difoto pake drone dari atas bakal keren juga ya.

    Di tunggu review baksonya Pak 🤤🤤

    BalasHapus
    Balasan
    1. Padahal pohon asem terkenal kuat batangnya. Sayang memang kalau rubuh, dulu waktu kecil suka ambil buah asem yang berjatuhan ahahhaha

      Hapus
  4. Dari dulu penasaran Ama pohon trembesi sejak pohon ini terkenal banget yang di Banyuwangi itu mas. Ternyata di Lasem juga ada yaaa. Lebih Deket juga dikunjungi kalo aku mudik nanti 👍. Bagus sih, semoga ttp sebesar ini supaya sekelilingnya jadi sejuk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di Lasem cuma satu pohon, nggak jejeran kayak di Banyuwangi, mbak. Tapi ini tepat di tengah jalanan

      Hapus
  5. Bagus bgt pohonnya. Beberapa waktu lalu aku pernah ikut kegiatan nyari pohon langka gitu lah. Dan tau gak kita nyarinya di mana? Di kuburan tua. Jadi biasanya pohon tua dan langka akan awet di kuburan krn orang² enggan bakal nebang. Selain di sana, setiap kali ada pembangunan, pohon² itu bisa dg mudah ditebangi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pohon-pohon besar seperti ini memang banyak di area yang dibuat orang menjadi wingit. Biar gak ditebang

      Hapus
  6. wahh besar sekali pohonnya. pohonnya memiliki view yang bagus untuk mengambil potret. sebenarnya saya kurang tau mengenai pohon tersebut, tetapi setelah membaca postingan anda, saya cukup mengerti. terima kasih telah berbagi informasi mengenai pohon trembesi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mbak Amalia sudah meluangkan waktu untuk membaca tulisan saya di blog

      Hapus

Pages