Program Pitulung, dari Pesepeda untuk Bersepeda di Jogja - Nasirullah Sitam

Program Pitulung, dari Pesepeda untuk Bersepeda di Jogja

Share This
Aktivitas merakit sepeda bekas di rumah kawan pesepeda
Aktivitas merakit sepeda bekas di rumah kawan pesepeda
Aku hanya melihat kesibukan dua kawan pesepedayang memilah-milah komponen sepeda. Pagi ini, kami berencana merakit satu sepeda sebagai awal program Pitulung. Pitulung adalah program yang dikonsep teman-teman Bike to Work Jogja di tahun 2023.

Pitulung mempunyai slogan dari pesepeda untuk bersepeda dengan tujuan merakit sepeda dan dihibahkan ke panti asuhan ataupun pondok pesantren. Di sini teman-teman Bike to Work Jogja membuka penerimaan barang hibah dari pesepeda Jogja. Pesepeda bisa memberikan hibah berupa komponen sepeda bekas yang masih layak pakai.

Satu rangka sepeda sudah siap kami pasang. Cat yang berwana merah muda mulai kusam. Tak sempat dicat ulang. Teman-teman hanya sempat membuat lebih cerah. Berbagai komponen sepeda tersebar di meja dan dipan. Kami saling berbagi tugas.

Beruntungnya kawan mempunyai alat penyanggah untuk merakit sepeda. Untuk awal merakit sepeda, yang disiapkan adalah pedal dan crank. Selesai mengidentifikasi seluruh komponen sepeda, waktunya kami merakit dengan ilmu seadanya.
Peralatan bongkar-pasang sepeda sudah lengkap
Peralatan bongkar-pasang sepeda sudah lengkap
Seminggu sebelum merakit sepeda, kami diinformasikan kawan yang sudah membeli berbagai peralatan untuk merakit sepeda. Satu kotak penuh berbagai kunci yang dibutuhkan sudah digelar di meja. Menarik juga kalau mempunyai kunci lengkap seperti ini.

Waktunya memasang berbagai komponen sepeda. Pedal dan gir depan sudah siap kami pasang. Sebelumnya, kami kebingunan karena bottom bracket putarannya terlalu keset. Ada yang salah dalam pemasangan. Kami kembali membongkar.

“Tujuannya kan memang buat kita latihan rakit sepeda.” Pungkas kawan yang merakit sepeda.

Benar adanya. Bagi sebagian orang, pengetahuan dan kemampuan dalam merakit sepeda itu bisa didapatkan jika kita terbiasa membongkar-pasang sepeda milik sendiri. Bagiku, hari ini menjadi praktik merakit sepeda dengan bebas. Salah itu hal yang biasa.

Pedal dan bottom bracket sepeda sudah terpasang. Kucoba mengayuhkan dengan tangan, tampaknya sudah sesuai. Langkah selanjutnya, kami memasang dua roda. Memasang roda sebenarnya bukan sesuatu yang menyulitkan.
Mulai merakit komponen sepeda
Mulai merakit komponen sepeda
Aku sendiri bukan tipe orang yang suka membongkar dan merakit sepeda sendiri. Lebih seringnya mengantarkan sepeda ke bengkel langganan jika ada masalah pada sepeda. Padahal, bagi pesepeda, kita harus mempunyai kemampuan dasar terkait bongkar-pasang komponen sepeda.

Merakit satu sepeda sebenarnya tidak lama. Bagi kami bertiga, salah satu yang menyebabkan lama adalah mencari komponen yang tepat pada saat pemasangan. Terkadang, komponen-komponen kecil terselip, sehingga harus mencari terlebih dahulu.

Dirasa sepasang ban sudah terpasang dengan baik, waktunya tugasku memasang boncengan sepeda. Sepertinya, di antara tiga orang yang sibuk merakit sepeda, tugasku paling mudah. Aku hanya memasang boncengan sepeda, itupun sempat membuat kedua teman tertawa karena ada kesalahan.

Rantai sepeda kita pasangkan. Walau tidak baru, rantai ini masih layak digunakan dan sudah dibersihkan keraknya. Kami mengatur jarak antara gir depan dan belakang agar rantai tak terlalu kencang atapun kendor. Lagi-lagi, tugasku hanya memastikan sudah sesuai.

Untuk sesaat, kami istirahat. Memang hari ini hanya fokus merakit satu sepeda. Rencananya bakal ada tiga sepeda yang dirakit di tempat berbeda. Di sini pun sudah ada beberapa komponen sepeda hasil pemberian hibah dari teman-teman pesepeda di Jogja.
Kesibukan kawan dalam berakit sepeda bekas
Kesibukan kawan dalam berakit sepeda bekas
Sebelum memasang tuas rem sepeda, kawan membeli sepasang kampas rem karet. Bagian roda depan, pengereman menggunakan kampas rem karet. Sementara di belakang menggunakan rem tromol. Kembali tugasku hanya memasang kabel rem.

Sepeda sudah terakit, tapi kami belum yakin apakah sudah laik untuk dinaiki atau belum. Minimal, semua komponen sepeda sudah terpasang. Kutekan tuas rem depan, tampak berfungsi dengan baik. Pun rem belakang juga berfungsi.

Waktunya mengetes sepeda. Aku menjadi orang pertama yang menjajal sepeda. Kami bawa sepeda ini ke jalan kampung, lantas menaikinya. Kurasa ada yang kurang, bagian stang agak goyang. Kuminta kawan untuk menjajal sebelum kami perbaiki lagi.

Benar saja, ketika kawan naik memutari jalan kampung, permasalahan yang sama dia bicarakan. Bergegas sepeda kami masukkan lagi dan menyetel bagian yang kami rasa kurang. Setelah itu, kami naiki lagi. Kali ini sudah sesuai dengan harapan.

Beberapa waktu lalu memang ada diskusi kecil dari teman-teman pesepeda Jogja. Salah satunya ingin merakit berbagai hibah komponen sepeda untuk dijadikan sepeda layak pakai. Lantas nantinya sepeda didistribusikan ke panti asuhan yang sudah disepakati.
Sepeda sudah siap dihibahkan
Sepeda sudah siap dihibahkan
Hari ini satu sepeda sudah terselesaikan. Semoga nantinya sepeda-sepeda lainnya menyusul dapat dirakit di sela-sela kesibukan kawan pesepeda yang bekerja. Aku sendiri sedari tadi memang mengabadikan, nantinya ingin kuunggah di media sosial agar lebih banyak jangkauan informasi.

Menjelang sore hari, kami putuskan pulang. Satu sepeda yang terakit tinggal dihibahkan kawan pesepeda ke sasaran awal. Aku sendiri membuat sedikit cuplikan di media sosial dan menginformasikan adanya project Pitulung.

Respon kawan pesepeda benar-benar menyenangkan. Mereka ada yang menghubungiku melalui WA ataupun pesan di Instagram. Sebagian kawan ingin menghibahkan komponen sepeda untuk project kami. Tentu ini adalah kabar baik.

Aku mengapresiasi kawan-kawan Bike to Work Jogja yang fokus dengan kegiatan Pitulung. Slogan dari pesepeda untuk bersepeda memang benar adanya. Satu demi satu komponen dirakit, menjadi sepeda, dan bermanfaat untuk anak-anak yang membutuhkan.

Untuk komitmen bersama, setiap sumbangsih dari teman-teman pesepeda nantinya direkap oleh teman Bike to Work Jogja dan dibagikan melalui media sosial. Bagi kalian yang ingin menyumbangkan komponen sepeda bisa memantau akun Bike to Work Jogja. *Berbah; Minggu, 29 Januari 2023.

10 komentar:

  1. Menurutku bongkar pasang pada sepeda adalah keahlian yang mesti dimiliki oleh seorang pesepeda. Ga perlu hal yang sulit, cukup sederhana saja kayak ganti rem, bongkar ban, atau pasang rantai. Jadi yaa kalau sewaktu-waktu terjadi kendala pada sepeda bisa diperbaiki sendiri.

    Kegiatan yang bagus mas sitam. Ga hanya kampanye, tapi langsung memberikan sepeda untuk warga agar bisa bersepeda.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mas, minimal urusan ban dan rantai tahu.
      Seru emang bisa rakit sepeda kayak begini.

      Hapus
  2. Saluuut mas 👍👍. Suamiku juga ga jago bongkar pasang begini. Tapi untungnya anak tetangga sebelah rumahku bisa. Jadi kalo ada masalah di sepeda atau motor suami, minta bantuannya ke si anak tetangga.

    Kereen sih kalian bisa merakit dari banyak komponen gini. Walopun harus berulang kali di tes dulu sebelum dikasih Yaa. Demi keamanan juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau kata kami kan bagi-bagi rezeki ahhahahahah

      Hapus
  3. mantap komitmen program pitulung nya
    sangat membantu buat yang gak lihai rakit2 sepeda

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga ke depannya bisa lebih banyak lagi yang datang

      Hapus
  4. Wuih, pandai merakit sepeda itu keren pastinya. Ga banyak pesepeda yang bisa maupun sanggup mengerjakannya. Paling dibawa ke bengkel sepeda hihihi. Butuh kekuatan khusus kayaknya nih Mas Sitam hehehe mantap.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini teman-teman yang pinter mbak. ku cuma tim hore saja hahahahah

      Hapus
  5. Proyeknya keren, Mas. Mereka yang menerima sepeda-sepeda itu pasti akan merasa sangat berbantu.

    BalasHapus

Pages