Keseruan Berlibur di Little Tokyo Jogja |
Berlalu-lalang orang menggunakan pakaian Yukata, mereka menyambut pengunjung dengan ramah. Ketika kami datang, dua pegawai langsung mengarahkan untuk menuju lantai dua. Little Tokyo Jogja atau lebih dikenal dengan sebutan Litto Jogja memang destinasi dengan konsep Jepang yang ada di Jogja.
Sinar matahari masih cukup terik. Aku berkeliling melihat sudut Litto Jogja. Bangunan menjulang tinggi ini cukup mencolok terlihat megah setiap kali aku bersepeda di sekitar Wonolelo. Pun dengan bentuk bangunan yang berbeda.
Terlihat wisatawan lebih banyak datang satu rombongan. Di Litto Jogja, kita bisa masuk melihat berbagai spot dan menikmati waktu dengan harga terjangkau. Ada dua opsi pilihan harga yang bisa kita pilih, yang kurekomendasikan tentu tiket 30.000 rupiah karena sudah termasuk kupon diskon.
Suasana menyenangkan, aku berbaur dengan pengunjung lainnya yang sudah mempunyai agenda. Restoran Little Tokyo Jogja ramai wisatawan, halaman depan sudah bergelantungan lampion Jepang. Pun sudut-sudut juga lengkap dengan lampu ala Jepang.
Lampion di sudut Little Tokyo Jogja |
“Sebelum aktivitas naik Jip, silakan barang bawaannya dimasukkan ke kamar,” Ujar pegawai yang menyambut kami.
Di Little Tokyo Jogja, kita bisa menginap dengan suasana alam yang indah. Terdapat 15 kamar dengan berbagai tipe yang bisa dipilih. Menariknya, seluruh kamar mempunyai balkon menghadap barat, sehingga kita bisa menikmati sunset dari kamar.
Setiap kamar dikonsep dengan sentuhan ala Jepang. Berbagai ornamen kamar dikombinasikan dengan lukisan bunga teratai. Tidak ketinggalan jendela luas yang menghadap ke barat, serta corak bahan kayu yang mencolok.
Little Tokyo Jogja juga menawarkan ruangan-ruangan untuk rapat. Tentu saja ruangan ini tidak seperti aula besar, tapi cukup untuk rapat internal dengan jumlah yang ditentukan. Bagi kalian yang ingin menikmati waktu rapat serasa berlibur, Litto Jogja menjadi pilihan yang tepat.
Di Little Tokyo Jogja tersedia kamar untuk diinapi |
Ada yang menarik menurutku. Di Little Tokyo Jogja, kita tidak hanya diam bersantai atau malah berfoto di spot-spot layaknya destinasi lainnya yang sedang ramai di Jogja. Di sini, kita lebih berinteraksi serta diajak untuk menikmati waktu untuk beraktivitas.
Berbagai kegiatan membuat aku merasa waktu berlibur di Little Tokyo Jogja ini berlalu dengan cepat. Menjelang sore, kami diajak berkumpul untuk menikmati keindahan alam di sekitar Litto Jogja dengan naik jip. Jalur-jalur yang dilintasi mengingatkanku saat bersepeda.
Konvoi jip melintasi destinasi-destinasi yang ada di Muntuk. Mulai dari Puncak Becici, Pinus Mangunan, dan destinasi yang lainnya. Salah satu yang menjadi kejutan adalah, kita diajak melewati rute jalan kampung. Di sini, kita bisa berinteraksi dengan masyarakat lokal. Mereka pun sangat ramah dengan wisatawan.
Aktivitas susur sungai nak Jip di Little Tokyo Jogja |
Kejutan berlanjut, jip yang kami naiki berbelok menuju aliran sungai. Di sinilah sensasi naik jip melintasi sungai kita rasakan. Bagi yang tidak ingin basah-basahan, kita bisa menginformasikan ke pengemudi jip. Aktivitas ini bisa untuk semua pengunjung dan paket harganya terjangkau. Kisaran harga 300.000 rupiah.
Sepulang dari keliling naik jip, aku diajak menuruni anak tangga di dekat kolam renang. Di sini, sudah ada satu ruangan khusus untuk persiapan Litto Ninja Games. Rombongan diminta untuk menggunakan kostum ninja yang sudah disediakan.
Litto Ninja Games adalah salah satu aktivitas yang bisa kita lakukan selama di Litto Jogja. Berbagai kegiatan yang berkaitan dengan ninja dilakukan dengan ritme yang menyenangkan. Area permainannya juga sudah disediakan.
Di area mancakrida (outbond), rintangan-rintangan bisa dicoba layaknya ninja. Melewati objek aral melintang, memanjat temali yang disediakan, berlatih memanah, hingga melempar shuriken. Bahkan di sini pun ada berbagai jenis katana.
Menonton pertunjukan Samurai vs Ninja di Little Tokyo Jogja |
Semua peralatan yang ada di sini harus digunakan dengan pendamping, hal ini tidak boleh asal digunakan. Semua orang pun bisa mencoba keseruannya. Paket untuk outbond ini berkisar 50.000 rupiah. Tentu kita bisa mendapatkan pengalaman yang berbeda.
Di penghujung sore, masih menggunakan kostum ninja, kita disuguhi pertunjukan Samurai dan Ninja. Pertunjukan ini bisa ditonton semua pengunjung. Gerakan-gerakan beladirinya membuat kita terpukau. Untuk menjangkau semua kalangan, ada selingan humor di antara gerakan, dan pastinya disisipi edukasi.
Terpukau melihat pertunjukan Samurai & Ninja, aku larut ikut melempar shuriken. Jarak antara tiga meter dengan target. Tiga shuriken yang kulemparkan berhasil tertancap. Rupanya, aku punya bakat terpendam menjadi ninja.
Waktu beranjak menuju petang, aku terlalu asyik menikmati kegiatan sehingga melewatkan sunset. Kulongok ujung barat, matahari sudah tenggelam dengan sempurna. Meninggalkan rona jingga. Litto Jogja lokasinya sangat strategis untuk menikmati waktu sore bersama orang-orang tersayang.
Kolam renang di Little Tokyo Jogja |
Tak mau larut dengan kesedihan melewatkan sunset, aku berkeliling memanfaatkan waktu luang menjelang magrib. Kulihat keseruan pengunjung yang berenang di kolam renang. Empat kolam renang tersedia di Little Tokyo, termasuk dua kolam kecil yang diperuntukkan anak-anak.
Dari sini kita tahu, Little Tokyo sudah membuat konsep destinasi ini untuk semua kalangan. Menurutku malah difokuskan untuk keluarga yang ingin berlibur di Jogja dengan sensasi pengalaman berbeda, serta tetap menawarkan ketenangan.
Kutuju musala yang berada di lantai satu. Akses di Little Tokyo Jogja pun dibuat sedemikan rupa, sehingga membuat wisatawan disabilitas pun terlayani dengan baik. Musala cukup luas, serta disediakan mukena dan sarung untuk wisatawan.
Di restoran yang tak jauh dari musala, kami menikmati sajian makan dengan lansekap pemandangan menjelang petang. Kelap-kelip lampu menjadi lebih indah. Seorang koki menyajikan berbagai makanan Jepang, Barat, hingga Indonesia. Semua makanan di sini halal.
“Jangan terlalu kenyang, karena nanti malam kita masih ada makan malam,” Celetuk koki bersenda gurau.
Menjelang pukul 19.00 WIB, aku menuju restoran lantai dua. Kulihat kawan-kawan sudah menggunakan Yukata. Aku tertarik untuk mengenakan pakaian yang sama. Dibantu dua pegawai, kami langsung mengubah tampilan menjadi orang ala Jepang untuk semalam.
Menjajai pakai Yukata, pakaian ala Jepang di Little Tokyo Jogja |
Sepintas, cara pemakaiannya mirip dengan menggunakan Karate Gi (baju karate). Perbedaan mencolok adalah penggunaan Obi (ikat pinggang pelengkap Yukata). Obi kulilitkan pada badan, lantas ditutupi dengan pakaian luar. Agar lebih lengkap, aku menggunakan setelan tambahan Hackimaki (ikat kepala).
Momentum ini tak boleh dilewatkan. Aku meminta kawan untuk mengabadikan diri sebelum melanjutkan aktivitas yang lainnya. Kalian bisa menyewa pakaian ini ketika berlibur ke Little Tokyo Jogja dengan harga 75.000 rupiah.
Ada tiga kejutan lagi yang bisa kita dapatkan selama berlibur di Little Tokyo Jogja. Ketiga ini menjadi rangkaian acara yang paling disorot dan diunggulkan. Bisa jadi, salah satu alasan wisatawan ingin berlibur ke Litto Jogja karena hal ini.
Litto Nagashi Somen. Sebuah tradisi unik di Jepang kala menyantap mi tersaji di Little Tokyo Jogja. Cara penyajiannya yang berbeda menjadikan hal ini menarik untuk dicoba. Menggunakan bilah bambu yang sudah dibelah, untuk menyajikan dengan cara menaruh mi pada bilah bambu yang sudah dialiri air.
Di Jepang, tradisi Nagashi Somen ini untuk membantu tubuh mereka tetap dingin. Di Little Tokyo Jogja, mereka menerapkan konsep tradisi tersebut dengan nama Litta Nagahsi Somen. Untuk paket makan, kita bisa minimal 4 orang hingga 12 orang.
Makan malam ala Litto Nagashi Somen di Little Tokyo Jogja |
Tentu saja cara penyajian yang unik ini menjadikan wisatawan yang berkunjung ke Litto Jogja tertarik untuk mencoba. Untuk menikmati sajian Litto Nagashi Somen, paketnya berkisar 400.000 rupiah untuk empat orang. Seluruh menu yang disajikan halal.
Oiran Dochu menjadi kejutan yang kedua bagi wisatawan di Little Tokyo Jogja. Festival ini diambil dari perekaan parade ulang masa Keshogunan Tokugawa yang pusat pemerintahannya di Kota Edo (sekarang menjadi Tokyo).
Festival Oiran Dochu ini menampilkan orang-orang menggunakan pakaian tradisional yang digunakan pada periode Edo dengan berjalan mengikuti ritme yang didendangkan. Di Litte Tokyo Jogja, rangkaian acara ini berjalan dengan singkat namun penuh makna.
Melihat Oiran Dochu di Little Tokyo Jogja |
Geisha Dance. Sebuah penutup rangkaian acara dengan tarian ditampilkan di Little Tokyo Jogja. Geisha Dance ditampilkan para wanita yang menggunakan pakaian Jepang dengan menari secara anggun dan mengikuti ritme iringan musik.
Pada kesempatan ini, seluruh kawan yang melihat pertunjukan diajak turut menari bersama. Sebuah penutupan yang penuh kemeriahan. Seluruh rangkaian kegiatan di Little Tokyo Jogja memang sudah dikonsep sedemikan rupa, sehingga wisatawan tak hanya menikmati visual keindahan, tapi turut menjadi bagian dari kegiatan tersebut.
Dari seluruh rangkaian kegiatan setengah hari yang aku ikuti, pada dasarnya Little Tokyo Jogja mengenalkan berbagai budaya yang ada di Jepang, pun memberikan informasi ada beberapa kesamaan dengan budaya di Indonesia, terlebih dari motif pakaian atau yang lainnya.
Penutupan dengan Geisha Dance |
Little Tokyo Jogja bukan sekadar destinasi saja, jauh dari itu. Mereka juga mempunyai kerja sama yang baik dengan pemerintah Jepang untuk saling menguatkan promosi wisata di Indonesia. Sebuah kerja sama yang patut diapresiasi oleh kita semua.
Untuk wisatawan yang ingin berkunjung ke Little Tokyo Jogja. Aku rekomendasikan kalian menggunakan transportasi sendiri, karena lokasinya sedikit terbatas dengan akses kendaraan ojek daring. Pun harus membawa jaket jika sampai malam, karena udara lumayan dingin. Adapun lokasi Litto Jogja ada di Gunung Cilik, Muntuk, Dlingo, Bantul.
Bagi kalian yang ingin mendapatkan informasi berbagai hal terkait Little Tokyo Jogja. Silakan akses laman Litto Jogja ini sebagai referensi. Atau melihat sedikit cuplikan vlog yang ada di bawah. Vlog lengkap, nantinya bisa ditonton secara berkala di youtube. *Litto Jogja, 28 Mei 2023.
Ini sih totalitas memperkenalkan budaya Jepang. Saya ikut belajar budaya-budaya orang Jepang di postingan ini. Ini harusnya bukan little Tokyo judulnya, tapi Little Japan karena sudah memperkenalkan budaya Jepang ke masyarakat. Semoga tempatnya bisa terus bertahan dan mengundang banyak orang untuk mencicipi
BalasHapusHeheheh, memang secara tersirat begitu mengenalkan budaya di sana, mas
Hapusmantap ya konsepnya
BalasHapusbanyak aktivitas yang bisa dilakukan di Litto
kirain cuma penginapan bergaya jepang aja... ternyata lebih dari itu
Bisa buat konten dan banyak foto loh, mas. Agendakan hahahahah
Hapuswah cocok banget buat ngajak mbaknya
BalasHapusmbaknya sing endi nehhh
kesuen, tinggal gas loh ben mantap
Hapuswanita Geisha juga cantik dan kalau ada kesempatan mahu juga ke Little Tokyo...tak dapat ke Japan sebenar tak pelah janji ke Little Tokyo
BalasHapusSemoga bisa ke Jepang, bang. Saya turut mendoakan
Hapuswah di jogja ada little tokyo juga
BalasHapuslittle tokyo di jogja kemasan paket wisatanya komplit dan menarik .. ngga ngebosenin
Tempatnya juga jalur ramai buat gowes yang suka tanjakan, kang. Bisa dicoba
HapusMas, rasa somen nya enak ga? Aku tuh tiap kali ke Jepang, sbnrnya pengen rasain somen. Tapi masalahnya itu cuma dijual summer. Sementara tiap ke jepang aku selalu winter 😄. Makanya ga pernah kesampaian. Penasaran padahal rasa darj somen. Unik aja penyajiannya
BalasHapusKalau aku karena pertama jadi terasa enak, mbak. Tapi kalau aku dengar dari obrolan yang lain, mereka juga mengatakan enak.
Hapusbaru tau ada tempat nuansa jepang di jogja, kmrn kayaknya ada juga di malang tapi saya belum pernah juga kesononya
BalasHapusBeberapa kota sepertinya ada konsep yang mungkin mirip, memang mereka cari pasar pengunjung spesifik
Hapus