![]() |
Taman Pelangi di Bantul |
Berbagai bangunan terbuka yang terbuat dari bambu mulai terbengkalai. Warna baluran cat tidak lagi ceria. Destinasi ini seperti terlupakan, mengharapkan tangan-tangan kreatif untuk bisa mengembalikan seperti masa keramaiannya enam tahun silam.
Rumah Sakit Nur Hidayah menjadi patokanku. Sedari tadi, aku menikmati waktu pagi sembari mengayuh pedal sepeda. Sejak beberapa waktu lalu, aku sudah mencari beberapa referensi destinasi bersepeda. Hingga akhirnya memutuskan mengunjung Taman Pelangi.
Kubaca di berbagai ulasan, pada ulasan terakhir dua bulan yang lalu, pengunjung yang meninggalkan komentar di Google Maps menyampaikan bahwa destinasi ini sudah kurang terawat. Tentu saja dengan beberapa unggahan foto yang menjadi bukti.
Salah satu kebiasaanku selama ini adalah menyambangi beberapa destinasi di Jogja dan sekitarnya yang mulai terbengkalai. Destinasi yang dulunya sempat ramai, menjadikan perekonomian masyarakat setempat berputar, hingga pada akhirnya terlupakan karena sepi.
“Kalau masuk Taman Pelangi lewat mana, bu?” tanyaku pada ibu yang sedang menyapu halaman.
“Lewat sini, mas. Dinaiki saja sepedanya,” jawab beliau mengarahkan jalan kecil samping rumah.
![]() |
Mengunjungi Taman Pelangi di Bantul |
Aku mengucapkan terima kasih, lantas menuntun sepeda hingga bawah. Taman Pelangi aksesnya cukup masuk jalan kecil, atau malah lebih tepatnya gang di kampung. Bisa jadi dulu waktu ramai ada banyak area parkir yang disiapkan masyarakat setempat.
Tanah lembab, dedaunan dari bambu berserakan. Di sinilah destinasi Taman Pelangi yang sempat ramai di tahun 2018-2019. Sisa-sisa bangunan masih terlihat, hanya saja tidak terawat dengan baik. Aku berhenti menyandarkan sepeda, lantas menjelajah di sekitar Taman Pelangi.
Taman Pelangi berlokasi di bantaran sungai Opak. Tempat ini sempat ramai di beberapa tahun, hingga sekitar satu tahun terakhir ini sepi. Tentu ada beberapa fakto membuat destinasi ini sepi, salah satunya karena memang belum dikelola lagi setelah sempat terkena banjir beberapa waktu silam.
Jauh sebelumnya, destinasi Taman Pelangi menjadi opsi bermain bagi masyarakat, khususnya mereka yang mempunyai anak. Di tempat ini sempat ada wahana kolam air kecil, hingga banyak kios yang menawarkan berbagai kuliner.
Bagi sebagian besar masyarakat yang datang ke Taman Pelangi, mereka menjadikan Taman Pelangi sebagai lokasi bermain bersama keluarga karena wahana yang ditawarkan cukup terjangkau. Harga merakyat dengan fasilitas lengkap.
![]() |
Bangunan yang ada di Taman Pelangi Bantul |
Namun, setelah beberapa waktu berlalu, destinasi Taman Pelangi butuh tangan-tangan kreatif agar kembali bangkit. Dari salah satu perbincangan dengan bapak-bapak yang sedang memancing, Taman Pelangi sepi karena sempat terkena banjir luapan sungai Opak.
“Belum diperbaiki lagi setelah badai tersebut, mas,” terang bapak yang memancing di area Taman Pelangi.
Jika merujuk pada ulasan di Google Maps, setahun yang lalu tempat ini masih ramai dikunjungi. Bisa jadi kemudian terbengkalai karena cuaca ekstrim di awal tahun 2024. Selepas berbincang dengan warga yang memancing, aku mengelilingi taman Pelangi Bantul.
Di salah satu bantaran sungai, terlihat satu perahu kayu yang tertambat di sungai. Aku tertarik mendekati perahu tersebut. Di daratan yang dekat dengan kolam permainan pun terdapat sebuah perahu kayu yang dijadikan spot foto.
Hampir di setiap titik terdapat tempat duduk dan wadah sampah. Sebenarnya, ketika tempat ini ramai, sudah dikelola dengan baik terkait kebersihan dan penataan area destinasi. Tulisan taman Pelangi pun masih ada, meski sudah usang termakan waktu.
![]() |
Tempat bermain di Taman Pelangi Bantul |
Aku tidak menaiki perahu yang ditambat. Hanya turun sebentar, melihat arah jembatan gantung yang terlihat dari bantaran sungai. Namanya jembatan gantung Bembem. Salah satu jembatan gantung yang dibuat secara swadaya oleh masyarakat setempat.
Keberadaan perahu ini awalnya sangat menunjang kedatangan wisatawan. Salah satu daya tarik yang ditawarkan oleh taman Pelangi Bantul adalah menaiki perahu dengan menyisir sungai Opak. Melihat pemandangan serta merasakan sensasinya.
Seperti kebiasaanku di semua destinasi wisata yang mulai redup, aku memotret tempat tersebut untuk keperluan blog. Sejak beberapa waktu yang lalu, aku memang senang menyambangi destinasi yang sekarang terbengkalai, dengan harapan ke depannya bisa kembali bangkit.
“Ada satu warung yang buka, mas. Lokasinya di paling ujung, dekat pendopo besar tersebut,” terang bapak yang memancing sewaktu kami berbincang.
![]() |
Perahu di sungai Opak bantaran Taman Pelangi Bantul |
Di taman Pelangi Bantul memang ada satu pendopo yang lumayan luas. Bisa jadi tempat ini digunakan untuk kegiatan ataupun kopdar. Sama halnya dengan sudut-sudut yang lainnya, tempat ini seperti hanya dibersihkan seadanya.
Aku sendiri belum melihat adanya warung yang buka, mungkin karena aku datang terlalu pagi. Jika memang ada warung yang buka, artinya tempat ini masih menarik perhatian para pesepeda. Karena lebih sering pesepeda yang datang pagi untuk sekadar menikmati teh panas di setiap destinasi.
Lumayan lama aku di taman Pelangi Bantul, waktunya pulang. Tentu saja berharap agar destinasi taman Pelangi Bantul dapat kembali dibangkitkan, dikelola dengan baik, dan bisa menjadi opsi tempat liburan keluarga bagi masyarakat sekitar. *Bantul; Sabtu, 13 Mei 2025.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar