Menyeberang Kali Progo Naik Rakit dari Ngentakmangir, Bantul - Nasirullah Sitam

Menyeberang Kali Progo Naik Rakit dari Ngentakmangir, Bantul

Share This
Beberapa hari lalu aku sempat mencari rute bersepeda. Akhirnya aku putuskan untuk menyusuri beberapa pantai di kawasan Bantul. Tepatnya sepanjang Sanden – Srandakan. Kami bersepeda pada hari sabtu aku bersama temanku Ardian mulai menyusuri jalanan. Walau semalaman hampir sebagian kota Jogja diguyur hujan, kami tetap memutuskan untuk bersepeda. 

Lumayan berangkat pagi, mendung dan masih sejuk. Perjalanan pertama melalu Jalan Parangtritis – Jalan Bantul kemudian menuju pantai. Seru juga bersepeda pagi-pagi dengan suasana penuh kabut. Apalagi jalanan yang kami lewati hampir sebagian adalah sawah, jadi rasa dingin masih terasa.
Menyusuri jalanan di Bantul pagi hari
Menyusuri jalanan di Bantul pagi hari
Sesuai dengan rencana, Ardian mengajakku untuk menuju pantai terjauh lebih dahulu (pantai Baru dan pantai Kuwaru) lalu ke pantai lebih dekat yang sejalan, dan lanjut pulang. Kami sempat menambah angin disalah satu SPBU, kemudian tidak sengaja membahas tentang jembatan Srandakan. 

Lalu Ardian berinisiatif untuk mencari sesek (jembatan dari bambu/kayu) yang digunakan sebagai penyeberangan Kali Progo. Berbekal GPS dan melihat beberapa blog, akhirnya tujuan kami fokuskan menuju salah satu desa di dekat aliran Kali Progo

Kami bertanya kepada warga di sawah untuk mencari daerah Ngentakmangir. Nggak tahu kenapa, tiba-tiba pengen rasanya menyeberangi Kali Progo di atas sesek. Mungkin temanku sedang ingin mencoba sensasi bagaimana rasanya menyeberang sungai dengan jembatan tradisional.
Menambah angin di SPBU jalan Srandakan, Bantul
Bertanya ke warga mengenai Sesek/Jembatan bambu
Menambah angin ban sepeda dan bertanya ke warga mengenai sesek/jembatan bambu
Di salah satu blog katanya sesek itu ada di desa Ngentakmangir, Pandak, Bantul. Letak tersebut tidak jauh dari SPBU tempat kami menambah angin. Kami mencari SD Ngentakmangir sebagai tujuan pertama. Menyusuri jalanan yang lebih kecil dan serta hawa sejuk membuat nyaman pagi ini, akhirnya kami sampai juga kami di SD. 

Kami bertanya warga mengenai sesek, dari warga kami disuruh untuk belok kiri sebelum SD ini tadi. Inilah enaknya kalau bertemu warga, jadi nggak bakalan tersesat selama diperjalanan. Kami susuri jalan akhirnya sampai juga di tepian Kali Progo. Loh kok nggak ada sesek-nya?
SD Ngentakmangir sebagai patokan jalur
Plang petunjuk arah lokasi
Waktunya mencari sesek/jembatan bambu
Menurut salah satu warga, ternyata kalau lagi musim penghujan sesek-nya tidak ada. Sebagai gantinya adalah menyeberang menggunakan semacam rakit. Kali Progo ini adalah batasan antara Bantul dengan Kulon Progo. 

Berhubung rakitnya masih di sisi lainnya (Desa Lendah), aku menyempatkan diri untuk mengabadikan di tempat sandarnya rakit. Selain kami berdua ternyata sudah ada ibu-ibu yang juga menunggu untuk menyeberang bareng menuju Kulon Progo.
Seperti biasa, mengangkat sepeda
Seperti biasa, mengangkat sepeda
Seperti biasa, mengangkat sepeda
Tidak lama kemudian rakit yang digunakan sebagai transportasi penyeberangan menuju kearah kami. Terlihat penuh kendaraan yang berjejer rapi disetiap sekatnya. Ada delapan kendaraan yang menyeberang dari arah Kulon Progo menuju Bantul, termasuk dua di antaranya sepeda. 

Dua orang yang bertugas menarik tambang untuk menyeberangkan rakit terlihat lihai memainkan aliran air, sehingga dengan cepat rakit tersebut berjalan mengikuti aliran air sampai tempat kami. Rakit tersebut sandar di tepian jembatan kecil yang dibuat warga.
Rakit yang untuk menyeberangi sungai tiba
Rakit yang untuk menyeberangi sungai tiba
Rakit yang untuk menyeberangi sungai tiba
Dalam satu kali penyeberangan, rakit dapat membawa 9 kendaraan. Kendaraan itu adalah motor maupun sepeda. Bergegas kami menaikkan sepeda untuk menyeberang Kali Progo. Luapan aliran air kencang membuat sensasi tersendir. Saat di tengah-tengah tidak sengaja pompa sepeda Ardian terjatuh, Wassalam korban satu pompa sepeda karena menyelamatkan sepedaku yang hampir terjatuh. Menyeberang Kali Progo ini hanya sekitar 5 menitan saja. Setiap kendaraan dikenai tarif 2k.
Di atas rakit menyeberang ke Kulonprogo dari Bantul
Di atas rakit menyeberang ke Kulonprogo dari Bantul
Di atas rakit menyeberang ke Kulonprogo dari Bantul
Waktu kami sandar, di sisi yang kami sandari sudah banyak orang yang menunggu untuk menyeberang. Ternyata pagi seperti ini sangat banyak orang yang ingin menyeberang. Mungkin jalur ini adalah salah satu alternatif jalan yang lebih cepat untuk sampai lokasi tujuannya. 

Padahal di tempat lain sudah ada jembatan penyeberangan, tapi mungkin terlalu jauh dan memakan banyak waktu. Benar-benar mengesankan pagi ini, niatnya mencari sesek malah dapatnya naik rakit. Walau tidak terencana tapi malah lebih seru. Tepat di samping Kali Progo yang kami seberangi, ada semacam sungai kecil yang digunakan  beberapa warga untuk mancing.
Mengantri naik untuk menyeberang lagi ke Bantul
Mengantri naik untuk menyeberang lagi ke Bantul
Mengantri naik untuk menyeberang lagi ke Bantul
Menikmati pemandangan sekitar
Menikmati pemandangan sekitar
Jika di tempat kami naik rakit tadi itu adalah kampung Ngentakmangir, Wijirejo, Pandak, Bantul; maka tempat kami sandar adalah Mirisewu, Ngentak Rejo, Lendah, Kulon Progo. Dari ini kami akan menuju Jembatan Srandakan untuk mulai menyusur pantai-pantai yang ada di sana. Kami santai sejenak seraya menikmati pemandangan pagi yang masih asri seraya ngobrol ringan tentang penyebarangan menaiki rakit yang baru saja kami lakukan. *Sabtu, 31 Januari 2015

22 komentar:

  1. hmm sudah biasa iya mas menyebrang naik rakit .. takut engga sih mas :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Belum terbiasa, hanya dulu sering nyeberang naik sampan :-)

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. wih banyak ibu2nya juga ya yg nyebrang pakai rakit....mereka pemberani banget...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heee, ini salah satu cara alternatif yg paling cepat untuk melewati sungai :-)

      Hapus
  4. Aku juga pernah nyeberang pake rakit, sesuatu bingit rasanya, hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya benar-benar seru. Ngalahin kayak kita lagi ikut Rafting :-D

      Hapus
  5. Kali Progo ini melewaTI dUSUN KEmbang, nanggulan kan ya. Hiehiehie. Soalnya waktu saya ke Jogja pertengahan bulan Maret 2015 ini saya tinggal di sana. Dusun Kembang, Nanggulan. Kalau ke Pasar Sering lewat Kali Progo heihiehiehiehiehihee. Wah jad kangen JOGJA deh Hiks hiks hiksssssss

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kali Progo emang melewati beberapa lokasi di Jogja pak. Selain Progo juga ada kali Opak :-)

      Hapus
  6. Asyik banget naik rakit...keren mas Rullah... walaupun ngeri-ngeri sedap lihatnya..xixi

    BalasHapus
  7. Kayaknya asik tuh, mas.. :3 Ning kok mrinding namatine..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mau nyoba mas? Siapa tahu mau ngajak kucingmu untuk naik rakit mas :-D

      Hapus
  8. Ngeri banget yo Mas, rakite. Saya lumayan sering juga nyebrang kali Citarum dari Bekasi ke Rengasdengklok, tapi di sini kapalnya udah besar, mobil muat. Kalau sungainya kayaknya lebih lebaran Citarum ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah kalo mobil bisa naik udah besar itu :-)
      sekali-kali coba yg rakit kecil *eh :-)

      Hapus
  9. itu pas jembatan hanyut ya kang? wooh ngeri..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya pas rusak, mas. Kalo bulan kemarau seperti ini bagus banget ada jembatan seseknya.

      Hapus
  10. woh ngeri gak itu mas? goyang2 gitu gak?

    BalasHapus
  11. bersepeda itu seru dan menjadikan olah raga

    BalasHapus

Pages