Berhenti Merokok sekarang juga (Sumber: http://www.hdwallpapersin.com/) |
Namanya juga Sariman, sosok satu ini selalu membuat hal-hal
yang serius menjadi lucu. Kadang bisa dongkol juga kalau bicara dengan dia,
tapi jika seharian nggak ngobrol sama dia bakalan suntuk juga. Unik juga kamu,
Man. Pagi ini dia kembali berulah. Kunikmati pagi ini ditemani kopi dan sebuah
tulisan mengenai kemiskinan di salah satu kabupaten di Jogja. Kubaca tulisan
ini sampai tuntas.
“Dua dari lima pengeluaran terbanyak di kabupaten ini kok
rokok dan pulsa, ya?” Kataku sedikit berguman.
“Lha memangnya kenapa, bang?” Sela Sariman.
“Aneh saja, Man. Katanya kabupaten termiskin, tapi kok
konsumtif banget. Beli Pulsa dan Rokok,” Jawabku sedikit membuat alasan.
“Wajar, bang,” Jawab Sariman polos.
Duh yang seperti ini malah membuat aku rada puyeng, Sariman
sukanya itu ngeyel kalau diajak
bicara. Setahuku kalau dikatakan masyarakat miskin di suatu tempat, ini artinya
mereka belum mampu untuk membeli kebutuhan primer, kalaupun mampu hanya dengan
biaya tertentu. Ini malah Pulsa dan Rokok pengeluarannya hampir sama dengan
pengeluarkan untuk membeli sembako. Aneh kan?
“Wajarnya dimana, Man?”
“Bang, ditempatku saja orang yang kerjaannya manjat pohon
Kelapa butuh pulsa. Sering loh bang kalau di atas itu mereka sambil telponan,”
Jawab Sariman.
“Kok bisa, Man?”
“Lah kalau di bawah kan hp-nya nggak dapat sinyal, bang,” Jawab
Sariman cengengesan.
Bajirgur ini bocah, ditanya serius malah
jawabannya nyeleneh.
“Lah kalau sekarang rokok, Man,” Kembali aku bahas masalah
rokok.
“Ada apa dengan rokok, bang?”
“Bukannya rokok itu dapat menyebabkan Kanker, Serangan
Jantung, dompet tipis, dan lainnya?” Kataku.
Sariman mikir sejenak. “Nganu
bang, yang menyebabkan Kanker dan lainnya itu kan kalau rokoknya itu “dapat
(dikasih gratis). Lah kalau mereka kan bukan “dapat” tapi beli bang, jadi
aman,” Jawab Sariman kembali tertawa.
“Lha katanya miskin, Man. Masa miskin kok malah uangnya buat
beli rokok,” Ujarku geregetan ke Sariman.
“Mbok kasian bang,
masa sudah susah nggak boleh senang. Mereka kan senangnya ngerokok. Ya biarin saja toh, bang,” Balas Sariman cepat.
Duh Gusti mimpi apa aku semalam. Sempat berdebat lebih lama
dengan Sariman, bisa jadi ini kursi melayang kearahnya. Hah! Pagi-pagi sudah
latihan sabar, jian tenan kok kui Sariman.
Baca juga postingan yang lainnya
Hehe gak ada kerjaan dh ni masalah gini di debatin :)
BalasHapusoh ya, blog anda sudah saya follow tolong follow balik blog saya ya, salam blogwalking!!
Debatnya cupuk yang simpel-simpel, kalo terlalu berat nggak kuat :-D
HapusHiehiei renyah dan legit debatnya. Mudah dicerna Hiheiheihiehiheee
BalasHapusHeee, selalu ada yang beda kalo debat bareng Sariman, pak :-D
HapusDebat yang seperti inilah yang masyarakat inginkan, mereka tak mau muluk dan tingginya keterlaluan, dari sini mereka belajar *saya juga masyarakat lho :D
BalasHapusKita sama-sama masyarakat mas :-D
Hapus