Rawa Pening, Jentik, dan Genus Nyamuk - Nasirullah Sitam

Rawa Pening, Jentik, dan Genus Nyamuk

Share This
Tidak sedikit pasti orang bertanya ketika membaca judul tulisanku ini. Mengapa judul tulisan kali ini agak nyeleneh, Rawa Pening, Jentik dan Genus Nyamuk. Ya, mungkin aku lagi nggak sadar saat nulis. Baiklah, ini masih ada kaitannya dengan kegiatan mahasiswa ke B2P2VRP. Sore tadi sudah memasang perangkap Tikus di rumah warga, kali ini kami langsung meluncur ke salah satu tepian Rawa Pening. Tepatnya di Desa Kesongo, Kec Tuntang, Kab. Semarang. Aku pun bergegas mengikuti mahasiswa dengan pakaian seadanya. Menggunakan dua mobil dari B2P2VRP, perjalanan menuju Kesongo pun berlanjut menjelang magrib.
Persiapan mencari jentik nyamuk di Rawa Pening
Persiapan mencari jentik nyamuk di Rawa Pening
Kedua tanganku memegang dua buah poket, satu dari kantor dan satunya milikku pribadi. Secara berkala aku membagi waktu untuk membidik dengan bergantian. Sebelumnya, kami menuju rumah warga setempat untuk mengambil peralatan yang akan digunakan untuk mengambil Jentik Nyamuk. Setiap mahasiswa membawa gelas plastik dan juga ciduk (semacam gayung bergagang panjang) untuk mengambil air di tepian sawah Rawa Pening yang kemungkinan ada Jentik Nyamuknya. Aku mengabadikan hamparan sawah, jauh di sana terlihat Bukit Telomoyo dan juga Gunung Merbabu. Ahhh, sayang sekali sunset tidak aku dapatkan, arakan awan tebal tepat menutupi sang mentari di ufuk barat.
Pemandangan sekitar Rawa Pening
Pemandangan sekitar Rawa Pening
Kegiatanku pun mulai mengabadikan mahasiswa untuk mengambil Jentik Nyamuk. Menyusuri setiap pematang sawah, lalu mengambil air, dan kemudian memperhatikan apakah di dalam gayung tersebut mendapatkan Jentik Nyamuk atau tidak. Aku tidak hanya mengabadikan saja, sesekali ikut mengambil air dan melihat hasilnya. Ups, ternyata tidak semudah yang kukira. Tiga kali aku mengambil air di tempat berbeda, tidak ada satupun Jentik Nyamuk yang kudapatkan.
Mencari Jentik Nyamuk
Mencari Jentik Nyamuk
Mencari Jentik Nyamuk
Sementara itu, mahasiswa lain yang sangat antusias untuk praktek lapangan sudah mendapatkan beberapa Jentik Nyamuk. Dengan sigap mereka mengambil Jentik tersebut, salah satunya seperti Bu Sitti yang mendampingi mahasiswa untuk mengambil Jentik dari gayung. Harus jeli untuk mengetahui apakah air yang kita ambil itu ada Jentiknya atau tidak.
Mendapatkan Jentik Nyamuk
Mendapatkan Jentik Nyamuk
Kegiatan pun berlanjut sampai malam. Selepas sholat magrib, masih di tempat sama (tapi kali ini di rumah warga) mahasiswa mulai berburu Nyamuk. Ya, menangkap Nyamuk di dalam rumah, luar rumah, dan di kandang Kerbau. Aku masih antusias meliput kegiatan ini, dengan seksama aku mulai menyusuri setiap mahasiswa yang sedang merelakan anggota badannya untuk dijadikan umpan gigitan nyamuk. Ketika ada Nyamuk yang mengigit anggota tubuhnya, mereka langsung mengambil alat penangkap Nyamuk (Aspirator) dan Nyamuk yang berhasil ditangkap dimasukkan ke dalam Gelas plastik yang ada penutup kain kasa serta diikat dengan karet.
Menangkap Nyamuk dengan umpan badan
Menangkap Nyamuk dengan umpan badan
Menangkap Nyamuk dengan umpan badan
Selanjutnya rombongan kami menuju dekat kandang Kerbau. Di setiap bawah tumpukan jerami sangat banyak Nyamuk yang bersembunyi. Selain itu juga di batang Padi yang masih hidup pun tidak luput dari tempat tidur Nyamuk. Dari sini kami dapat menagkap dengan mudah, bahkan akhirnya penangkapan Nyamuk kami hentikan karena sudah dapat sesuai target. Entah Genus-nya apa saja, tapi kata mahasiswa banyakan Genus-nya yang Culex. Hanya sedikit yang mendapatkan Anopheles.
Nyamuk di sela-sela daun padi
Nyamuk di sela-sela daun padi
Hari kedua (Selasa, 27 Juli 2015) sore, Nyamuk hasil tangkapan semalam pun dijadikan satu di Lab. Dan saat itu menjadi tugas para mahasiswa untuk mengidentifikasi Genus Nyamuk tersebut. Tentu di Lab tersebut terdapat alat-aat pendukung untuk mengidentifikasi Genus Nyamuk seperti Mikroskop, Jarum Disekting, Jarum untuk Preparat dll.

Sebelum diidentifikasi menggunakan Mikroskop, Nyamuk-nyamuk tersebut dimatikan menggunakan  Kloroform, lalu dengan dengan menggunakan Jarum dan Mikroskop setiap mahasiswa mulai mengidentifikasi satu-persatu Nyamuk tersebut. Sementara itu di papan tulis depan, terdapat tulisan Genus Nyamuk; antara lain yang ditulis adalah Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes, Armigeres, Toxorhynchites.
Identifikasi genus nyamuk di lab
Identifikasi genus nyamuk di lab
Identifikasi genus nyamuk di lab
Sampai akhirnya malam hari, selesai mengidentifikasi seluruh Nyamuk yang ada. Diidentidikasikan paling banyak adalah Culex, hanya ada beberapa yang Anopheles, dan Aedes. Aku yang hanya mengabadikan setiap kegiatan pun ikut-ikutan mengidentifikasi saat sudah selesai semua. Dari keterangan salah seorang mahasiswa, aku akhirnya bisa tahu perbedaan antara Aedes, Anopheles dan juga Culex. Sebuah pelajaran yang sangat menyenangkan. *Seluruh kegiatan ini dilakukan oleh mahasiswa S2 Ilmu Kedokteran Tropis UGM beserta B2P2VRP Salatiga.
Baca juga tulisan lainnya 

24 komentar:

  1. mungkin saya sedikit kurang mengerti, itu perbedaannya nyamuk culex sama aedes apa ya, yang sering saya denger hanya nyamuk aedes

    BalasHapus
    Balasan
    1. Secara fisik memang terlihat berbeda kalo dilihat dengan mikroskop; juga dengan akibat gigitannya. Di sekitar kita biasanya lebih banyak nyamuk Culex dibanding Aedes ato Anopheles :-D

      Hapus
    2. mungkin lebih bersyukur karna culex ga sebahaya si aedes ya mas :D.

      Hapus
    3. Pada dasarnya semua berbahaya. Karena dari atu Genus tersebut banyak spesiesnya.

      Hapus
  2. Wow keren sekali researchnya. Sampai menggunakan badan sendiri sebagai Umpan. Woww keren keren. Jadi judulnya berburu Jentik Nyamuk lah nih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seru pak :-)
      Iya e pak, tapi sudah terlanjur judulnya seperti itu haaaa

      Hapus
  3. Wah rela banget sampai badan dijadikan umpan buat menangkap nyamuk.. hati hati mbok kena demam berdarah atau malaria

    BalasHapus
  4. kalo dari bentuknya beda gitu nyambuk aedes sama nyamuk culex ?
    biasanya nyamuk culex sama aedes keberadaan nya kebanyakaan dimana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bntuk beda namun sangat tipis, itu pun bisa diidentifikasi dengan mikroskop. Semua nyamuk banyak di genangan air tenang (seperti kolam, pot dll) atau ti tempat-tempat yang gelab dan agak lembab, kayak di tumpukan pakaian, jerami dll

      Hapus
  5. nyamuk culex biasanya hidup di air kotor biasanya keluar pas malam hari kalau nyamuk aedes kebalikannya

    BalasHapus
  6. rela-relaan kotor-kotran demi mencari nyamuk ituh hi

    BalasHapus
  7. bedain yang jantan dan betina gimana mas?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Secara fisikny aku tidak bisa tahu, hanya dalam prilakuknya kadang bisa dideteksi. Atau dengan lama hidupnya

      Hapus
  8. Balasan
    1. Chikungunya itu disebabkan oleh Aedes, bisa dari Aedes aegypti atau pun dari Aedes albopictus

      Hapus
  9. Waini out of the box banget ya!

    Teman saya pernah ngajak juga ke daerah Gunung Kidul, katanya mau difertilisasi untuk uji coba penanggulangan DBD. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haaa, benar-benar keluar dari topik ini, mas. Tapi sebenarnya dalam sehari-hari kerjaanku berkaitan dengan tema ini.

      Hapus
  10. Kebetulan di puskesmas saya juga akan melakukan hal yang serupa ,,mengidentifikasi jentik nyamuk ,,artikelnya sungguh bermanfaat buat referensi kegiatan,, good job

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih mbak, dapat nyamuk apa saja, mbak? :-D

      Hapus

Pages