Memandangi Gunung Watu Putih Jepara dari Tepian Jalan - Nasirullah Sitam

Memandangi Gunung Watu Putih Jepara dari Tepian Jalan

Share This
Gunung Watu Putih dari kejauhan
Gunung Watu Putih dari kejauhan
Siang hari, aku dan Riki memutuskan untuk pulang. Sebelum pulang, rencananya kami akan singgah di Pantai Benteng Portugis. Karena arah ke pantai sejalan dengan arah kami balik Jepara. Dari Dusun Bundopurwo, Sendangrejo, Tayu, Pati; kami diarahkan melalui jalan menuju Dukuh Seti – Puncel.

Menurut sepupunya Riki, jaraknya lebih dekat daripada kami harus muter ke arah Kelet, Jepara. Kami pun mengikuti arahan beliau, siang ini motor kami melaju menyusuri jalanan Dukuh Seti. Pemandangan sawah dominan terlihat, sesekali juga tidak ketinggalan beberapa petak Tambak Udang/Bandeng.

Setengah jam lebih kami melaju kendaraan dengan kecepatan sedang, tanda-tanda dekat pantai pun sudah terlihat. Beberapa kali kami harus melalui tanaman bakau, setidaknya ini sudah dekat dengan pantai. Tanpa sengaja, aku melihat dari kejauhan perbukitan. 

Di antara hijaunya perbukitan, terdapat satu bukit yang berbeda warna. Warna bukit tersebut dominan putih. Aku tersadar, kalau sekarang aku sudah mendekati wilayah Jepara. Aku pernah membaca beberapa tulisan mengenai bukit tersebut, nama bukit tersebut adalah Gunung Watu Putih.
Bukit Watu Putih Jepara dari dekat
Bukit Watu Putih Jepara dari dekat
“Itu Gunung Watu Putih, Rik. Kita foto sebentar nanti di tepian jalan, ya!?” Pintaku girang.

Riki mengangguk saja, entah mendengar ucapanku atau kaget dengan suaraku yang kencang sekaligus girang. Gunung Watu Putih yang terletak di Clering, Donorojo ini menjadi semacam magnet bagi wisatawan yang ingin ke Pantai Benteng Portugis yang lewat daerah Clering, terutama bagi wisatawan dari kabupaten Pati, dan sekitarnya. 

Begitu dekat, aku langsung membidik beberapa kali gunung tersebut. Selama aku mengabadikan Gunung Watu Putih, dari sana terlihat banyak truk yang silih berganti keluar masuk. Warna putih pada gunung tersebut adalah batu padas, bahan utama yang digunakan untuk membuat keramik dan lainnya.

Aku bergantian dengan Riki saling mengabadikan gambar, kemudian tetap santai merasakan teriknya matahari seraya melihat ke arah Gunung Watu Putih. Dari ini, aku dapat berfoto dengan bebas tepat berlatar-belakang Gunung Watu Putih.
Foto dengan latar belakang Gunung Watu Putih, Jepara
Foto dengan latar belakang Gunung Watu Putih, Jepara
Selesai mengabadikan diri, aku pun melanjutkan perjalanan ke arah pantai. Sebelumnya, aku sengaja menghentikan kendaraanku tepat di pertigaan arah masuk ke Gunung Watu Putih. Di sana sudah ada tiga orang bapak sedang duduk santai di gubuk seraya berbincang-bincang.

“Pak, kalau ke Pantai Benteng Portugis arah mana ya?” Tanyaku serambi menyalami satu-persatu.

“Lurus saja, mas. Pertigaan itu nanti belok kiri, terus ikuti jalan terus nanti kelihatan Benteng Portugisnya.”

“Terima kasih, pak.”

Aku tidak langsung melanjutkan perjalanan, malah sedikit lama berbincang dengan bapak-bapak yang sedang bersantai. Dari sini aku tahu kalau truk-truk yang berlalu-lalang tersebut sudah beroperasi pada tahun 1980an.

Awalnya Gunung Watu Putih itu dikenal oleh warga setempat dengan sebutan Gunung Jago. Namum kali ini lebih dikenal dengan sebutan Gunung Watu Putih, mungkin karena dari kejauhan yang terlihat adalah bebatuan padas berwarna putih, kontras dengan bukit lain yang berwarna hijau.

Di sekelilingnya, lahan masih luas termasuk hamparan sawah di depannya. Aku pun melanjutkan perjalanan selanjutnya ke Pantai Benteng Portugis yang sudah tidak jauh dari sini meninggalkan aktivitas truk yang mengangkut material bebatuan. *Perjalanan ini pada hari Minggu, 22 November 2015.

21 komentar:

  1. wuhhhh mantap kece mas rullah hehe moga aja pemkab sana ada ide itu dibuat bentuk apa gitu yax biar hits hehe....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haaa, aku jadi ingat postingan mas kalo di sini :-D

      Hapus
  2. Gunungnya ko kayak di kawah putih ciwidey bandung ya warnanya juga sama putih gitu :)

    BalasHapus
  3. itu gunung'a tambang batu kapur bukan mas?

    BalasHapus
  4. Gunungnya lebih seperti berbentuk batu ya Mas...?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emang bebatuan, dan terus digali untuk pembuatan bahan keramik dll :-(

      Hapus
  5. Itu gunung karst yang bekas tambang ya kang ?

    BalasHapus
  6. gunungnya unik ya ...
    mesti banyak di abadikan ... soalnya nanti bakal tinggal kenangan ... :(

    BalasHapus
  7. aku udah pernah kesana...lewat kak..

    soalnya asli pati akunya :D

    BalasHapus
  8. aduh keren mas, tak masukin wishlist nih kalo ke Jepara. (idiotraveler.com)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau ke sini sekalian banyak pantai dan goa di sekitar Donorojo, mas :-D

      Hapus
  9. salam dari pembaca baru mas, Kalau boleh nanya nie, mas Rullah Karimunjawnya mana ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo mas, saya kemujan. Tepatnya dusun Jelamun, depan rumah pak Carik :-D

      Hapus
  10. oh itu gunung batu putih ya, buat menambang..

    BalasHapus

Pages