Keriuhan sepanjang jalan Malioboro
selalu menjadi cerita tersendiri bagi pengunjungnya. Tidak sedikit orang ingin
mengabadikan diri tepat ditulisan Jalan Malioboro. Ya, plang jalan Malioboro
ini bagaikan sebuah magnet yang dapat membuat siapa saja terdorong hatinya
untuk mengabadikan diri. Tidak sah rasanya jika menuju Jogja tanpa ke
Malioboro, dan mengabadian diri tepat diplang tulisannya (Seperti itulah
kenyataan yang dirasakan para wisatawan yang berkunjung ke Jogja). Aku yang
keluar dari Perpustakaan di Malioboro
pun mengabadikan sekali ritual pengunjung yang berfoto.
Plang Jalan Malioboro, Yogyakarta |
Selepas itu, aku berjalan kaki
menyusuri jalanan Malioboro yang mulai ramai. Memang masih pagi, namun
pengunjung Malioboro diakhir pekan ini tidak mengenal waktu, mereka sudah mulai
menyesaki jalanan sepanjang Malioboro seraya mencari oleh-oleh yang ingin
dibeli untuk keluarga di rumah. Kaos oblong, Batik, atau sekedar cinderamata
seperti manik-manik & gantungan kunci tak lepas dari serbuan pengunjung.
Bukan tanpa alasan aku sengaja
berjalan kaki, sebelumnya sengaja menaiki Trans Jogja dari kos. Aku ingin
mengabadikan beberapa hasil karya seni yang dihasilkan seniman-seniman pecinta
kota Jogja yang berjejeran dengan jarak tak pasti. Patung-patung hasil karya
mereka menghiasai jalanan Malioboro ini membuatku tertarik untuk mengabadikan.
Jika aku bersepeda, maka akan sulit bagiku mengabadikan setiap karya seninya.
Jadi jalan kaki adalah pilihan yang terbaik, walau kadang kala aku harus merespon
tawaran para pengayuh becak yang menawarkan diri untuk mengantarkan menuju
tempat pembuatan Bakpia atapun kaos Dagadu. Tepat dekat Perpustakaan Malioboro terdapat semacam karya seni Ayam, dan tidak
jauh dari sana kiri jalan terdapat patung Kambing dengan tulisan China.
Patung Ayam dan Kambing |
Lebih jauh aku berjalan, mata ini
terus mengawasi patung-patung lainnya yang terpasang dijalanan. Terkadang harus
sedikit mendongakkan kepala untuk melihat hasil karya seni tersebut. Kemudian
dengan sengaja jongkok tidak jauh dari patung, aku pun mengabadikan gambar
menggunakan kamera pocket yang menemaniku sepanjang perjalanan. Pertama patung
semacam orang sedang menari, berlanjut patung seakan-akan terbang, dan ketiga
malah terlihat sedang berpose. Semoga apa yang aku pikirkan ini sama dengan
pesan yang mereka hasilkan, kalau pun beda, aku minta maaf. Karena memang di
bawah tidak ada keterangan apa maksud patung ini, juga tidak tercantum siapa
yang membuatnya.
Patung-patung di sepanjang Jalan Malioboro |
Lebih jauh lagi, terdapat empat hasil
karya yang tidak terlalu tinggi. Model patung masih sama dengan ketiga patung
sebelumnya. Aku pun membidik satu-persatu. Lokasinya salah satunya masih di
area jalan Malioboro, namun ketiga lainnya lebih jauh. Lebih tepatnya dekat
dengan area KM Nol Jogja, bahkan dua yang terakhir itu di sisi kanan dan kiri
dekat lampu merah KM Nol. Indah bukan? Dimulai dari patung seakan-akan
tertunduk dengan sayapnya, lalu masih dengan sayap beraksi seperti sedang
berlari (mirip pose patung Pancoran), patung ketiga seakan-akan ingin
melepaskan diri dari beban yang ada pada dirinya, dan patung terakhir ini
seperti ingin melepaskan kepalanya. Sangat penuh makna semua patung tersebut.
Masih mengenai Patung sepanjang jalan Malioboro |
Di sela-sela sudut lainnya, ada satu
patung yang tentunya tidak asing bagi kalian pecinta film animasi. Khusunya
film Animasi Ice Age, yakin deh sosok animasi ini yang membuat kalian
terpingkal-pingkal aksinya. Terutama saat berjuang mendapatkan buah yang ada di
depannya ini. ada yang tahu namanya buah apa? Atau sosok hewan apa ini? Menarik
kan?
Ingat hewan ini, kan? |
Sebenarnya ada beberapa patung lagi
yang di area KM Nol, namun keberadaannya sekarang sudah menghilang. Sebelumnya
kita pasti melihat patung Gajah, namun awal minggu kemarin, patung tersebut
dibongkar dengan alasan ingin diganti yang lainnya. Jauh sebelumnya juga ada
patung Kaki menjulang tinggi, tepat di lokasi yang sama dengan patung Gajah,
namun nasibnya pun sama dibongkar. Bahkan kali ini, tepat di tengah-tengah
perempatan lokasi KM Nol sedang dibangun semacam batu andesit. Semoga nantinya
tidak bakal dibongkar lagi, walaupun patung semacam itu bisa menjadi pemicu
pengunjung untuk berpose di dekatnya. Seperti apa yang terjadi di Kawasan Tugu
Jogja, banyak pengunjung yang nongkrong di tepian Tugu yang berada di
tengah-tengah jalan. Semoga ini bukan menjadi bibit munculnya kemacetan di
kawasan KM Nol Jogja. *Patung-patung
tersebut aku abadikan pada hari Sabtu, 17 Oktober 2015
Baca juga tulisan lainnya
Iya yah belum pas rasanya kalau liburan tanpa foto-foto apalagi berfoto di plang jalan malioboro nggak afdol rasanya :D
BalasHapusHeeee, merasa gitu juga :-D
Hapussetiap kali ke jogja gue selalu ke malioboro.. emang salah satu tempat yang nggak boleh dilewatkan kalau ke jogja..
BalasHapusBenar-benar jadi magnet bagi wisatawab :-D
HapusKeren saya pernah kesana, sayanganya nyampe malem, jadi mau foto2 karya seninya rada susah. :D
BalasHapusHeee, naknya pas pagi masih sepi :-D
Hapusjogja never ending mas hehehe mantap dah...
BalasHapusBenar mas, selalu indah untuk Jogja
HapusHaaaa, baguss. Jalan kaki lebih dapat menikmati :-D
BalasHapusBr 2th ga ke Yogya makin bnyk keindahan yg syg dilewatkan...
BalasHapushahahhahh, ayo ndang balik Indonesia
HapusJogja oh Jogja. Kota tempat jatuh cinta, patah hati, lalu jatuh cinta lagi. Terutama Malioboro.
BalasHapus*ah jadi baper kan :D
Uhuk yang pernah punya mantan di Jogja hahhhahhha
HapusUdah lama ga ke jojgja terakhir waktu study tour dari sekolahan taun 1997, ngeliat foto foto disini seprtinya banyak perubahan di jalan Malioboro
BalasHapusBenar mas, sudah banyak berubah jalanan di Jogja
Hapusgeeerrrr,... gak liat maliboro sehari-dua-hari bisa jadi berubah lagi patung-patungnya :D
BalasHapusHaaaa, besok berubah lagi loh :-D
Hapusbanyak sekali karya-karya seni di sepanjang jalan, bahkan ada hewan yang di film ice age.. keren
BalasHapusBagus kan? Siapa tahu mau motret di sini.
Hapus