Aku masih belum beranjak dari tempat
penjual Nasi Urap, sepasang mataku
melihat simbah yang di samping. Beliau sebuk juga melayani pembeli pagi ini.
Ada tiga orang dewasa yang berdiri di depan beliau, mereka berbincang-bincang
seraya menunggu pesanannya selesai.
“Siapa yang tadi pesan Putu tiga bungkus? Ini Putu-nya,” Simbah tersebut berbicara agak keras
ke arah ketiga orang yang berdiri di depannya. Salah satu dari ketiga orang
dewasa tersebut beranjak mendekati simbah, kemudian mengambil bungkusan plastik
kecil dan membayar, sesaat kemudian sudah meninggalkan simbah. Putu adalah salah satu jenis jajanan
pasar yang sering aku jumpai. Selama aku di Jogja, para penjual Putu biasanya menggunakan sepeda pada
sore hari, dan yang paling identik penjual Putu
di Jogja adalah suara seperti sirine kecil, jika dibuka suara tersebut
berhenti. Sampai sekarang aku belum tahu itu cara membuat suaranya seperti apa.
Aku tertarik membeli jajanan lainnya di sana, mataku tertuju pada jajanan yang
berwarna-warni di depan beliau.
Ibu penjual jajanan pasar di pasar apung Jepara |
“Ini Cetot, mbah?” Tanyaku memastikan.
Simbah menganggukkan kepala, beliau
masih sibuk membungkus pesanan lainnya.
“Aku bungkuskan 2 ya, mbah.”
Untuk kedua kalinya simbah tersebut
hanya menganggukkan kepala. Aku dan Riki pun sabar menunggu antrian agar
dibungkuskan jajanan pasar ini. Aku lebih bersemangat, karena pagi ini tidak
hanya mendapatkan Nasi Urap saja, tapi juga berhasil secara tidak langsung
kulineran jajanan pasar. Jarang-jarang aku memasuki pasar dan membeli jajanan
di pasar.
Cetot adalah jajanan pasar yang
terbuat dari Pati Kanji, jika dilihat secara langsung; bahan dasar Cetot mirip
dengan Cenil. Bahkan secara kasat
mata tidak terlihat perbedaan yang mencolok antara Cetot dengan Cenil. Kedua jajanan pasar ini
sama-sama ditaburi parutan kelapa, namun yang membedakan tentunya parutan
Kelapanya. Jika taburan parutan Kelapa di
Cenil itu tidak berasa, berbeda dengan Cetot. Parutan Kelapa di Cetot
rasanya manis, dikarenakan parutan Kelapa tersebut dicampur dengan gula pasir.
Sebungkus Cetot hanya Rp.1000 saja |
“Ini mas dua bungkus Cetotnya,” Ujar Simbah seraya menyodorkan bungkusan kecil ke arahku
dengan dialog bahasa Jawa.
“Berapa, mbah?”
“Dua ribu, mas,” Jawab beliau.
Lagi-lagi aku terkejut, jajanan pasar
yang kenyal ini hanya dihargai Rp.1000 satu porsinya. Padahal satu porsi Cetot
ini lumayan banyak isinya. Bergegas aku membayar simbah tersebut, dan dalam
hati masih tidak percaya.
“Dua ribu!?”
Gumanku sendiri.
*Kuliner ke Jepara (Pasar Apung) ini pada hari Minggu, tanggal 22
November 2015.
Baca juga kuliner lainnya
Ah jadi kangen banget sama Pantura nih :-)
BalasHapusAyoo ke Jateng :-D :-D *Promosi
Hapusdua ribu yang mengenyangkan... kenyang ra mas? ;P
BalasHapusaku sih wonge tandukkan, mbak. Ada lima bungkus pun aku libas :-D
HapusAh kamu mas Sitam,,, Putu dan cenil makanan kesukaan ku lo mas.... ntah mengapa jajanan tradisional itu pasti enak dan beda lah dengan yang modern. Harganya masih terbilang cukup murah, padahal kalau di restoran besar, dikemas dengan baik harganya bisa selangit. Tapi mas, yang paling disukai adalah keawetannya,,, sesuatu yang menggunakan kelapa tidak bertahan lama, lewat satu hari saja sudah tak layak konsumsi. Jadi begitu beli langsung di proses. Mantab dah,,,, hidup jajanan pasar
BalasHapusHaaa, enaknya masuk pasar adalah seperti ini, bisa kelayapan sambil beli jajanan pasar :-D
Hapusenak banget kalau lihat dan mencoba jajanan pasar tradisional, sekali coba pasti ketagihan dan rasanya cetot banget.... he,,, he,,, he,,,,
BalasHapusHeeeee, jajanan pasar selalu menggoda kang :-D
Hapusaku di jogja kok jarang ketemu penjual putu ya mas, apa aku yang kurang jalan kali yah. btw aku baru tau itu nnamanya cetot, ditempatku namanya bukan itu sih haha. tp kok kalo diliat dari deket gitu kaya ulat gitu ya heheh
BalasHapusMasa jarang ketemu? Biasanya masuk-masuk gang kok, sama seperti yang jualan somay :-D
Hapuscetot...
BalasHapusini Jepara, Jateng??
Iya :-) Ini waktu bulan kemarin balik Jepara :-D
Hapusaaaah ngiler :(
BalasHapusAyook beli :-d
Hapusoalaaaah.... cenil toh, abis bahasanya cetot gak ada di vocabulary ku, hehehehe.. warnanya itu lho.. cerah buangeeeey, gak serem apa ya
BalasHapusHaaaaa mirip kok bentuknya. Cuma kalo Cetot dilaburi gula jawa dan parutan kelapa :-D
Hapuswah indonesia emang negeri unik dan super murah mas hehe...
BalasHapusBenar mas, beda daerah biasanya beda nama :-D
Hapusyaampun ini makanan kesukaan aku banget klo mampir pasar pagi, cenil yang ada lopisnya terutama...ah aku paling suka foto tentang jajanan pasar nih, bikin perut berontak
BalasHapusHeeeee, enak itu ada Lopis juga :-D
HapusJajanan yang selalu membuatku rindu dan kangen akan tradisi Indonesia, dan hal yang utama pada waktu ke daerah jenis makanan inilah yang saya buru kang. Pokonya maknyus tenan....
BalasHapusHeeee, dimanapun tetap siap berburu jajanan pasar, kang :-D
Hapus