Pemandangan Sepanjang Jalan Kopeng Menuju Salatiga - Nasirullah Sitam

Pemandangan Sepanjang Jalan Kopeng Menuju Salatiga

Share This
“Aku suka mengabadikan pemandangan kala naik kendaraan. Misalnya saat aku sedang naik Kereta Api, Bis, atau malah mengendarai sepeda. Jika naik kendaraan umum aku harus memotret objek dengan laju kendaraan yang tak tentu. Berbeda halnya dengan naik sepeda. Aku dapat berhenti sejenak dan mengabadikan, lalu kembali mengayuh pedal. Aku tak tahu, kadang yang aku abadikan bisa tertuang dalam tulisan.
Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing terlihat gagah dikejauhan
Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing terlihat gagah dikejauhan
Satu jam sebelumnya…
Usai adzan subuh pagi, kuterobos jalanan Jogja yang lengang naik sepeda. Dipunggungku terpanggul ransel besar yang tak banyak isinya. Meskipun tak banyak, tetap saja bersepeda dengan memanggul ransel besar menjadi sedikit repot. Aku bergegas menuju kantor, di sana semua orang tinggal menungguku sebelum berangkat ke Salatiga. Berbekal cahaya jalanan yang temaram, terus kukayuh pedal sepeda melewati gang-gang daerah UNY sampai tembus ke Lembah UGM. Aku terus mengayuh, mengabaikan dering telepon sedari tadi berbunyi. Aku tahu, ini pasti panggilan dari orang kantor yang menungguku sedari tadi.

“Maaf aku terlambat,” Ujarku seraya menaikkan ransel ke dalam mobil.
*****

Laju mobil kencang melewati atas Jembatan Layang Jombor menuju Magelang. Masih dinihari tak terlihat kemacetan di sepanjang jalan Jogja. Padahal jika siang sampai sore, titik-titik jalan di Jombor – Denggung adalah lokasi paling sering terkena macet. Masih cukup pagi, dengan suasana sedikit mendung kami dalam satu mobil bergerak menuju Salatiga. Di sana rencananya aku dan rombongan tiga hari, kegiatan fieldtrip mahasiswa membuatku ikut mendampingi ke sana. Di Salatiga nantinya para mahasiswa akan mencari Nyamuk dan kuliah di B2P2VRP.

Tepat di pertigaan arah Kopeng, mobil sedikit tersendat. Selebihnya kami pun dengan lancar tanpa hambatan melibas jalan tanjakan. Terlihat teduh kala panyak rerimbunan pohon yang berjejer sisi kanan dan kiri, namun cahaya mentari yang mulai muncul menjadikan sedikit masalah bagi pengemudi. Cahayanya membuat silau, sehingga mobil harus memperlambat lajunya. Selama perjalanan, saingan kendaraan paling banyak adalah mobil bak terbuka yang didominasi pedagang ke pasar dan truk mengangkut beban berat. Aku duduk di depan, tangan ini terus memegang kamera. Sementara sabuk pengaman mobil sudah kupakai sedari tadi waktu mobil akan berjalan.
Menerobos jalan sekitaran Kopeng
Menerobos jalan sekitaran Kopeng
Menerobos jalan sekitaran Kopeng
Acapkali aku mengabadikan kendaraan yang melaju di depanku, atau malah sengaja mengabadikan jalan seperti yang aku lakukan dari tadi. Tak sengaja aku berpapasan dengan segerombolan anak-anak SD yang berangkat sekolah jalan kaki. Aku langsung membidiknya; aku teringat kala kecil pun berjalan kaki ke sekolah sebelum mempunyai sepeda. Jika sebagian besar siswa di perkotaan berangkat sekolah diantar, berbeda halnya di pinggiran kota atau malah di desa. Siswa diantar sekolah setahuku pada saat kali pertama masuk. Setelah itu, mereka akan berjalan bareng teman-temannya menuju sekolah.

Namun ada satu hasil dokumentasi yang membuatku merasa senang. Waktu di salah satu tikungan jalan, aku tak sengaja melihat ibu-ibu paruh baya berjalan kaki. Beliau sepertinya ingin ke ladang, aku mengabadikan tiga ibu yang berjalan kaki. Sayang kedua ibu yang di depan dan belakang tak fokus, tapi beruntunglah ibu yang di tengah dan kepalanya memanggul keranjang kosong terabadikan dengan baik. Benar-benar potret yang menurutku Indonesia Banget.
Anak-anak berjalan menuju sekolah
Anak-anak berjalan menuju sekolah
Ibu paruh baya menuju ladang
Ibu paruh baya menuju ladang
Gunung Merbabu tampak gagah di depanku. Aku melihat sisi kanan terdapat tulisan “Jalur Pendakian Gunung Merbabu via Wekas”, tampak sekilas beberapa kelompok orang memanggul ransel. Bisa jadi mereka ingin muncak pada bulan puasa. Aku harus legowo tak dapat mengabadikan sunrise yang sempat terlihat. Namun, bagiku masih ada kesempatan untuk mengabadikan lainnya. Memang mengabadikan suatu objek saat berkendara itu banyak rintangannya. Aku tak ketinggalan mengabadikan Gunung Merbabu kala pagi dari dalam mobil. Kabut tipis masih menggelayut di angkasa, sementara lambat laut cahaya mentari menerobos agar cahayanya sampai ke bumi.

Serambi memegang kamera, mataku terarah pada sisi kiri jalan. Sebuah bukit yang tertutup awan, sementara sisi kiri lainnya menjulang tinggi sebuah gunung. Aku masih tak paham itu gunung apa? Apa Sindoro, Sumbing atau perbukitan yang lainnya itu malah Andong dll. Entahlah, yang paling jelas adalah Gunung Merbabu. Aku benar buta peta dan tak dapat mengidentifikasi dengan baik. Lihatlah, di sisi kiriku terlihat jelas tiga gunung berjejeran. Ada yang paham ini gunung apa saja? Aku hanya sanggup mengabadikannya. Beruntunglah seorang teman di sosmed mengatakan jika dua gunung yang terabadikan adalah Sindoro & Sumbing. Dalam hati malah terpikirkan bagaimana jika suatu saat aku dapat kembali mendaki gunung. Sesuatu yang baru aku lakukan seumur hidupku. Aku rasa mendaki gunung bukan hanya masalah mental, tapi niat juga harus bulat. Sering kali aku membatalkan niatku karena merasa tak yakin, dan baru sekali mantap lalu naik. Waktu itu naik gunung Merbabu bareng teman.
Pemandangan sepanjang perjalanan Kopeng - Salatiga
Pemandangan sepanjang perjalanan Kopeng - Salatiga
Pemandangan sepanjang perjalanan Kopeng - Salatiga
Ada banyak lokasi wisata yang aku lewati kala ke Salatiga lewat Kopeng. Kopeng sendiri sudah dikenal dengan banyak lokasi wisata, belum lagi Ketep, ada juga hutan pinus yang akhir-akhir ini sering terlihat di timeline sosmedku. Di tambah lagi lokasi-lokasi yang tak kuketahui. Yang aku pahami, kala pagi melewati ruas jalan ini adalah pemandangannya indah, banyak kulihat orang berbondong-bondong ke pasar; melihat aktifitas masyarakat setempat yang sibuk bekerja.

Aku terus melaju, meninggalkan Kopeng menuju Salatiga. Dua jam terdiam di dalam mobil, aku pun sampai di lokasi. Lokasi yang setahun lalu pernah aku datangi dengan tujuan yang sama. Di sini aku akan menikmati Salatiga selama tiga hari; dan yang membuatku senang adalah, aku mendapat bocoran kalau sore dan malam nanti kami akan ke Bukit Cinta Rawa Pening untuk menangkap Nyamuk. Bukit Cinta Rawa Pening? Aku yakin kalian orang Salatiga – Semarang dan sekitarnya sudah taka sing dengan tempat tersebut. *Dokumentasi perjalanan ke Salatiga via Kopeng pada hari Rabu; 15 Juni 2016.
Baca juga tulisan lainnya 

44 komentar:

  1. keren jepretannya mas, meski beradu dengan laju kendaraan

    BalasHapus
  2. Ngider kopeng salatiga balik boyolali tuh rute bapak kalo ngajak touring. Jaman masi latihan bawa motoe diajaknya muter muter situ, pdhl nanjak nanjaknya mayan kan yak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kami hebat mbak latihan di jalan seperti ini. Aku mah kalah jauh :-(

      Hapus
  3. apik mas potone, ikut ngrasa sejuk...adem :)

    BalasHapus
  4. Waw bagus juga mas jalannya masih bagus, kalau jalan yang saya lalui itu buruk sekali, hanya diperkotaan saja yang lumayan bagus dan kalau sudah masuk ke daerah pedesaan ada yang bagus dan ada yang rusak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banyak jalan di kampung yang rusak kang hehehheh. Kampungku juga sama.

      Hapus
    2. Sepertinya harus diajukan nih kang ke pemerintah supaya dibetulkan dan pengendara yang melewati jalannya bisa nyaman.

      Hapus
    3. Sudah diajukan, dan sedang dalam proses di PU

      Hapus
  5. memang benar, indonesia sangat indah dengan pemandangannya, meskipun itu pemandangan sepanjang jalan kopeng tapi sudah sangat indah..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Indonesia benar-benar membuktikan kalau indah :-D

      Hapus
  6. masih bisa ketangkep bagus fotonya :)

    BalasHapus
  7. Duuuh, jepretanmu emas banget mas :D hihihi pemandangannya indah banget ya btw :'

    BalasHapus
  8. Untung batre kamera gak ketinggalan ya mas... hihihi pemandangan gunung pagi2 emang keren ya.

    BalasHapus
  9. Yang di Merbabu pernah lewat :D
    seger banget ya mas udaranya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo pagi dan sore emang segar suasananya mas :-D

      Hapus
  10. di antara sekian bnyk pemandangan, aku tuh paling suka ama gunung :).. apalagi yg berapi.. ngeliatnya aja udh kyk merinding, ngebayangin kedashyatannya kalo meletus suatu hari :)..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gunung itu berkharisma, jadi penuh misteri :-)

      Hapus
  11. daerah sana emang sejuk lho mas hehe... selamat hari raya mas rullah Taqoballahu Minnaa Waminkum, Shiyamanaa Washiyamakum, Kullu ‘Amin Wa Antum Bikhoirin, Waja’alanallahu Waiyyakum Minal Aidzin al Faizin… Amin….

    BalasHapus
  12. waduhhh...... bagusss sekalii ituu gunung kembarnya....>.< entah kenapa selalu bergelora kalau liat gunung.. kerennnnnnnn!! ademmm....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gunung selalu membuat kita merasa teduh dan nyaman melihatnya..

      Hapus
  13. Iya ih, gambar ibu ibunya bagus sekali walaupun ga fokus yang depan sama belakang^^

    Bukit Cinta Rawa Pening? Jepret lagiiiii^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukit rawa cintanya nanti ditulis dilain waktu ahhahahhahah

      Hapus
  14. Suasana jalan nya itu lho teduh syahdu yaaa, keliatan 2 gunung bikin tentrem

    BalasHapus
  15. ke Bukit Cinta Rawa Pening untuk menangkap Nyamuk? serius?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas hehehehhehe. Ceritanya masih belum kutulis :-D

      Hapus
  16. kopeng yang sangat asri.. pas tuh, ke sala3 selama 3 hari.

    BalasHapus
  17. Duh, foto2nya adem gitu mas. jadi kangen main-main ke Kopeng. kayanya dulu jaman kecil, ngerasain naik kuda beneran pas di Kopeng deh. hehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huahuahua malah pengen naik kuda di sini mas, sayangnya cuma numpang lewat saja :-(

      Hapus
  18. enak ya mas, bisa hanging around sambil sesekali stop by buat foto foto, hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini nggak berhenti mas, jadi asal potret aja pas mobil tetap jalan :-D

      Hapus
  19. Yang kuingat dari kopeng adalah saat bapak ngajak renang di pagi hari dengan air yang sangat dingin. hehehehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hhehheheheh, ampun kalau aku. Mesti segar banget, tapi yang dinginnya nggak ketulungan hahahhaha

      Hapus
  20. Keren jepretannya kang. Lanjut lagi dong dari Salatiga ke Semarang via tol Semarang - Bawen. Keren pemandangannya. Apalagi pas daerah Ungaran, uhhh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih kang, kalau ada kesempatan ke sana pasti diusahakan motret kang :-D

      Hapus

Pages