Omah Kelingan Temanggung, Penginapan Unik Berbentuk Rumah Kapsul atau Rumah Kepompong - Nasirullah Sitam

Omah Kelingan Temanggung, Penginapan Unik Berbentuk Rumah Kapsul atau Rumah Kepompong

Share This
Omah Kelingan Temanggung dengan bentuk rumah yang unik
Omah Kelingan Temanggung dengan bentuk rumah yang unik
Semakin lama, pengunjung Pasar Papringan Temanggung bertambah ramai. Aku menepi ke dekat jalan arah pintu masuk. Di sana aku dan Charis duduk melepas lelah. Melihat antusias pengunjung yang silih berganti keluar – masuk pasar yang hanya buka pada Minggu Wage saja.

“Di dekat sini ada bangunan unik seperti ini loh,” Celetuk Charis.

Di layar smartphone dia, sebuah akun Instagram Temanggung memposting sebuah banguann unik. Seperti rumah berbentuk kapsul di tengah-tengah pepohonan. Di bawah keterangan tertulis “Omah Kelingan”. Belum sempat aku bertanya pada salah satu panitia yang mengurusi Pasar Papringan mengenai keberadaan tempat ini, Charis menunjuk ke salah satu area perkebunan yang tidak jauh dari Pasar Papringan. Di sana terlihat rumah yang ada di Instagram tersebut.

Aku mengikuti para pengunjung berjalan menuju Omah Kelingan. Pagi ini, sebagian besar pengunjung Omah Kelingan adalah orang yang tadi berkunjung di Pasar Papringan. Hanya berjarak 30 meter mungkin antara kedua lokasi. Sebuah gapura kecil tepat di depan rumah tersebut menyambutku.
Kreasi wajah terbuat dari Kelapa kering
Kreasi wajah terbuat dari Kelapa kering
Sebuah hasil karya tangan orang yang kreatif menjadikan sabut kelapa menyerupai wajah dan tergantung di atas pagar. Aku pernah membuat karya seperti ini waktu SMP. Ketika itu diwajibkan dari kami membuat karya dengan bahan dasar kelapa dan sabun mandi. Karena itulah dulu aku membuat Tikus dari kelapa yang lonjong dan lambang apparel Kappa (sejoli yang saling menempel punggung dan terlihat siluet) dari bahan dasar sabun batang.

Tepat di depan gerbang, dua orang perempuan dan lelaki berbincang santai. Sekilas yang kudengar, perbincangan itu tentang perihal Pasar Papringan. Lelaki tersebut memperkenalkan diri kalau dia berasal dari Magelang, tepatnya di Borobudur yang juga sedang mengelola semacam desa wisata. Sementara perempuan yang diajak ngobrol adalah salah satu pengelola di tempat ini. Info mengenai perempuan tersebut dari salah satu panitia Pasar Papringan. Di sini juga aku tahu jika Omah Kelingan ini dikelola Pak Singgih. Sosok yang membuat konsep Pasar Papringan dan dikenal dengan Sepeda Bambunya. Sayang aku tidak bisa bertemu langsung dengan beliau. Menurut informasi, beliau sedang tidak berada di Temanggung.

Omah Kelingan ini mempunyai banyak rumah-rumah yang terbuat dari kayu dan berdinding ayaman bambu. Ada juga rumah panggung yang terbuat dari papan. Sementara rumah paling depan ini berdinding batang-batang bambu yang pasang teratur. Rumah ini terkunci sehingga aku tidak bisa masuk. Dari jendela terlihat di dalamnya dalah tempat luas dan setiap sisi terdapat banyak foto yang dipajang. Tempat ini semacam galeri foto sekaligus aula untuk beraktifitas selama berada di Omah Kelingan.
Foto-foto terpajang di dalam ruangan
Foto-foto terpajang di dalam ruangan
Omah Kelingan ini berada di tanah yang ditanami Kopi. Lokasinya juga sebesar lapangan bola, dan terdapat ruas jalan untuk dilalui untuk menuju rumah-rumah di sana. Waktu aku ke sini, pohon-pohon Kopi ini tingginya sekitar 1.2 meter. Jadi jelas terlihat direrimbunan pohon Kopi ada rumah-rumah yang menjulang tinggi dan berbentuk unik. Rumah-rumah inilah yang menarik perhatian para pengunjung.

Tidak sempat kuhitung ada berapa banguan rumah di sini. Seingatku ada tiga Rumah Kapsul/Kepompong, satu rumah Panggung, satu rumah kecil di belakang rumah panggung, dan rumah paling depan tadi. Kalau tidak salah ada enam banguan rumah di sana. Dari keseluruhan bangunan, setiap pengunjung tertarik ingin berfoto di rumah yang berbentuk kapsul tersebut. Di sebuah tangga rumah Panggung terdapat tulisan larangan menaiki sampai atas.

Rumah berbentuk Kapsul, ada yang bilang Rumah Kepompong, bahkan ada juga yang menyebutnya Rumah Pohon, dan sebagian lagi menyebutnya dengan Omah Landak ini menyita perhatian para pengunjung. Mereka rela antri untuk berfoto di atas. Rumah ini beratapkan rumbai, berdinding anyaman bambu dan berdiri seperti rumah panggung. Sebuah tangga tegak menjadi titian ketika ingin menaiki rumah tersebut. Pintunya berbentu bulat, sementara ada jendela yang tertutup dengan tirai transparan. Unik juga rumah ini.
Rumah Kapsul/ Rumah Kepompong di Omah Kelingan Temanggung
Rumah Kapsul/ Rumah Kepompong di Omah Kelingan Temanggung
Rumah Kapsul/ Rumah Kepompong di Omah Kelingan Temanggung
Aku tidak sempat melihat isi di dalamnya berhubung antri berfoto. Konsep yang menurutku sangat bagus dibuat oleh Pak Singgih serta pengelola lainnya. Dari informasi warga setempat yang rumahnya tidak jauh dari lokasi Omah Kelingan, rumah-rumah ini adalah penginapan. Sehingga orang bisa menginap dan melakukan aktifitas selama di sini. Mereka juga nantinya dijamu dengan makanan tradisional.

Berhubung tidak banyak aku dapatkan mengenai informasi penginapan ini, aku coba mencari di Google berkaitan dengan Omah Kelingan. Salah satu website Homestay Spedagi menjelaskan jika tak hanya Omah Kelingan saja yang dikelola. Ada tiga tempat yang dikelola yaitu; Omah Kelingan, Omah Yudhi, dan Omah Tani. Setiap tempat harga menginapnya berbeda-beda. Di sini juga tercatat untuk menginap di Omah Kapsul tarifnya 220K/malam. Selain informasi mengenai paket menginap di Omah Kelingan, di sini juga kita mendapatkan informasi mengenai Sepeda Bambu. (Untuk info lebih lengkap silakan buka webnya Homestay Spedagi).

Pengunjung di Omah Kelingan masih sabar antri berfoto. Aku pun tidak mau ketinggalan. Berkali-kali memotret para perempuan yang asyik berpose di Rumah Kapsul. Ada sekelompok perempuan SMA yang asyik berpose secara bergantian. Kemudian mereka memintaku mengabadikan ketika berempat. Ya, menjadi juru potret bagi mereka pun kulakukan. Di saat bersamaan, aku juga meminta ijin mereka jika aku memotret menggunakan kameraku juga.
Mereka yang berfoto di Omah Kelingan Temanggung
Mereka yang berfoto di Omah Kelingan Temanggung
Tenang saja, setiap foto perempuan yang ada di sini sudah mendapatkan ijin dari modelnya. Jadi aku tak perlu ragu untuk mengunggahnya di blog ataupun instagram. Malahan, dari mereka ada yang mengharapkan saat aku unggah nanti di-tag dengan memberikan akun Instagramnya. Selain para perempuan SMA, ada juga sekelompok mahasiswi Poltekkes Kemenkes Semarang yang berkumpul. Termasuk mbak yang berjilbab ini. Salam kenal mbak, aku lupa nama kau siapa.
Hai mbak! Aku lupa siapa namamu
Hai mbak! Aku lupa siapa namamu 
Belum puas rasanya berkunjung ke sini kalau tidak menginap. Iya, benar juga. Aku berharap ke depannya bisa ke sini dan menginap. Siapa tahu malah dari pihak penginapan mau ngundang untuk nginap di sini ngajak beberapa blogger. Siapa tahu loh ya, namanya juga berharap dan berdoa agar dibaca oleh Pak Singgih. Aku pun berlalu dari tempat yang menurutku bagus ini. Tempat ini benar-benar instagramable, begitulah ucapan para perempuan cantik yang tadi bersamaku. Aku percaya mereka pasti mengunggah di Instagram masing-masing dengan caption yang menarik. *Memotret Omah Kelingan Kandangan, Temanggung pada hari Minggu; 07 Agustus 2016.
Baca juga tulisan bertema Umum lainnya 

52 komentar:

  1. Konsep penginapannya unik. Langsung keinget Tarzan. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha malah sampe sana.
      Mas ini yang ngelola pas Singgih loh, kan kamu kenals ama beliau ahhahahah

      Hapus
  2. kereeeen... ngopi disitu kayaknya enak...

    BalasHapus
  3. Jadi pengunjung bebas mendekat rumah kepompong itu ya, Sitam? Kukira ada pagar pembatas atau yang boleh masuk hanya tamu yang menginap. Jadi pingin coba nginep di sana tapi cari waktu pas Papringan atau nggak ya? #kemudiangalau hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Boleh mas. Mending ke sana pas Minggu Wae, jadi dapat agenda pasar papringannya ahahaha. Sambil liat dedek-dedek foto di sana *eh

      Hapus
  4. wuih seru juga tuh bisa nginep di situ semalam... merasakan suasana malam nya

    tapi semoga gak banyak nyamuk ya, heuheuheu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Heeee. Kalau nyamuk banyak pakai selimut tebal hahahahah

      Hapus
  5. Tau aja cewek cantik, langsung maen jepret. Kwaaakwaaa :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Naluri cowok emang gitu, Beb hahahahhah. Kapan ajak pacar main ke Jogja? kakakakkaka

      Hapus
  6. Balasan
    1. Desa Caruban. Kalau dari arah Parakan nanti ketemu kantor kecamatan kandangan, lurus dikit sekitar 200 meter ntar ada pertigaan (depan sma atau apa lupa aku). Dari sana sudah ada plang untuk sampai pasar papringan karena lokasinya hanya seberangan jalan saja.

      Hapus
  7. Unik banget, mas. Pengin banget bisa merasakan menginap di sana. Kayaknya seru ya kalau buat acara semacam bloger camp.

    BalasHapus
  8. Woo kopine kae seko kene to.. tak kiro jupuk ko endi, sek pas neng wandot.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Woalah hahaha. Iso pesen chari rek pengen kopi temanggung, dab.

      Hapus
  9. Instagenic banget yaa rumahnya. Honeymoon disitu enak kali :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener juga pemikiranmu mbak. Aku setuju hahahahahha

      Hapus
  10. Tempat2 seperti ini cocok digunakan untuk tempat retret. Melonggarkan pikiran sejenak dari kepenatan hidup akibat rutinitas. Apalagi ditemani hangat secangkir kopi. Memang sih, kadang banyak nyamuknya, tapi kalau pagi buat yoga bisa banget ini menghadirkan perasaan 'innerpeace'

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setuju banget mas. Jadi ingat acara kantor kalau akhir tahun biasanya retret sambil kembali membuat suasana agar lebih erat.

      Hapus
  11. Rumah-rumahnya etnik dan unik ya Mas, hehe. Bisa merasakan alam yang sebenar-benarnya, termasuk gigitan nyamuk di malam hari, hehe. Sekalian jelajah alam dan mendengar suara-suara alam. Suka dengan asri dan hijaunya alam di sana. Cuma mesti hati-hati juga kalau ada satwa-satwa alam lainnya yang kurang begitu diharapkan kehadirannya, misalnya ular atau lintah, hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Memang harus dipertimbangkan mas. Minimal kita membawa pakaian yang lengkap dan kalau bisa sepatu tebal.

      Hapus
  12. Keren mas, sambil ngblog di situ sepertinya enak ya. Bisa juga untuk bersantai sm keluarga.. :)

    lumayan juga tarif permalamnya ya mas untuk nginap disitu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau tarif segitu sepertinya murah loh untik tempat yang unik :-)

      Hapus
  13. asik. syahdu sekali tempatnya. ada kebun kopinya lagi.
    kamu lupa nama mba yg beljilbab itu? tapi g lupa minta nomornya kan ya? bagi dong

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku kan orang setia, Nif. Jadi lupa semuanya hahahahahah

      Hapus
  14. itu jendelanya gak pake gordyn atau apa gitu, ya? Ngebayangin nginep di sana trus pengunjung bisa bebas lihat ke dalam :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya di dalamnya ada gordynnya mbak. Tapi pas aku ke sini seperti itu :-D

      Hapus
  15. Mas, jangan-jangan itu rumah hantu, hahaha

    BalasHapus
  16. bagi ibue dan anak-anak yang penakut kayanya kurang pas kalau diajak nginap di omah kelingan Temanggung itu mah....bagusnya ngajak tetangga ajah ah nginepnya

    BalasHapus
  17. Baru tahu ada rumah kepompong... boleh lah nanti kemari...

    BalasHapus
  18. selain bisa nginep di situ, sekalian bisa mengamati mbok-mbok ada hewan luwak yang melintas hendak makan biji-biji kopi yang sudah matang, cocok banget ini apalagi hawa temanggung yang sejuk..

    BalasHapus
  19. Lingkungan sekelilingnya hijau. Bentuk bangunan juga unik. Jadi pasti banyak orang berfoto-foto disana ya Mas seperti gadis-gadis yang ada di atas :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asri banget buk, itu gadis-gadinya cuma bonus kok buk ahahhahahah

      Hapus
  20. lagi musim rumah kayak kempompong ya kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kah? Aku malah baru tahu hahahahah. Kudet banget aku :-(

      Hapus
  21. pasti udara paginya sangat sejuk ya?
    saya punya rumah pohon mas, tapi kecil hehee :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah asyik kalau punya rumah pohon msa. Diulas dong di blog :-)

      Hapus
  22. Sayang kok foto dalamnya nggak sempet difoto ya Mas..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pintunya tertutup mas, terus itu yang traspran juga buka pas di tangga. Jadi nggak mau ambil resiko, nggak baik hahahahah

      Hapus
  23. sungguh kreatif yg buat konsep penginapannya

    BalasHapus
  24. unik ya tempat nginepnya ...
    tapi kalau rame sampe antri yang foto ... apa yang nginepnya nyaman ya .. hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini ramai pas ada acara Pasar Papringan kang. Kalau tidak ada sepi kok :-)

      Hapus
  25. Hmmm, bikin ngiler deh lokasinya. Kece bener Mas

    BalasHapus
  26. haii... aku warga temanggung loh.., sayangnya sekarang pasar papringan sudah tak ada lagi.. :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai mbak. Salam kenal
      Sayang sekali Pasar Papringan sudah tidak ada, padahal geliatnya sudah bagus. Saya berhasil ke sana satu kali dan sebenarnya pengen ke sana lagi.

      Hapus

Pages