Menepi di Telaga Kembangsari Temanggung - Nasirullah Sitam

Menepi di Telaga Kembangsari Temanggung

Share This
Menepi di Telaga Kembangsari Temanggung
Menepi di Telaga Kembangsari Temanggung

Perjalanan selanjutnya adalah mengunjungi Embung Tlogopucang. Motor yang kami naiki melaju kencang di jalan aspal. Tidak banyak kendaraan yang berlalu-lalang, sesekali hanya warga setempat yang melintas. Kukatakan warga setempat karena mereka yang mengendarai motor tak menggunakan helm, serta di belakangnya terdapat rumput untuk ternak.

Kali ini kami masih mengira-ngira di mana lokasi embung tersebut berada. Jalan yang kami lalui sudah benar, ini jalan arah ke Desa Tlogopucang, di sanalah embung berada. Sampailah kami pada pertigaan yang terapat plang arah belok kiri ke Tlogopucang. Kami langsung mengarahkan motor ke sana. Selintas di sisi kanan ada semacam telaga. Charis menghentikan motor dan menuju tempat tersebut.

Jika dilihat secara seksama, ini aliran seperti anak sungai kecil. Atau malah lebih mirip dengan telaga. Di tengah-tengahnya terdapat keramba apung. Keramba tersebut biasanya diberdayakan oleh warga untuk memelihara ikan air tawar. Ikan-ikan itu nantinya dijual ke orang yang menampung ikan.
Keramba di tengah DAM Kembangsari. Itu awannya seperti burung atau apa ya?
Keramba di tengah DAM Kembangsari. Itu awannya seperti burung atau apa ya?

Sepi, senyap. Itulah yang kurasakan. Ketika kami duduk di tepian telaga ini, tak ada orang yang lewat. Kulihat di atas ada yang sempat melongok dari pintu rumah. Namun mereka berlalu begitu saja. Kami berdua terdiam, bingung sendiri mengenai tempat ini. Biasanya tempat-tempat seperti ini banyak orang gunakan untuk memancing. Tapi siang ini sepertinya tidak ada aktifitas memancing.

“Ini embungnya?” Tanyaku sangsi.

“Sepertinya bukan ini. Kalau difoto itu lokasinya di atas perbukitan. Bukan di bawah,” Jawab Charis.

Kepalang basah, biarpun kami tahu ini bukan lokasi tujuan, kami tetap berhenti di sini. Tak sengaja di belakang kami ada dua motor yang dinaiki anak-anak setempat. Rambut mereka masih basah, seperti habis main air.
Lokasi DAM Kembangsari berdekatan degan rumah warga
Lokasi DAM Kembangsari berdekatan degan rumah warga

“Embung Tlogopucang di mana, dek?”

“Masih ke sana lagi mas. Tidak jauh kok,” Jawab anak yang paling besar.

“Kalau ini namanya apa?” Tanyaku lagi.

“Ini DAM Kembangsari.”

Kami yang sudah tahu kalau ini salah lokasi malah senang. Charis duduk menikmati siang bersama anak-anak di tempat naik ke sampan. Sedangkan aku sendiri asyik berjalan dari arah lain ke sudut yang berbeda untuk mengabadikan DAM Kembangsari. Nama Kembangsari sendiri diambil dari nama desa yang berkecamatan di Kandangan tersebut.

Tidak banyak yang temukan informasi mengenai DAM Kembangsari. Dari beberapa portal seperti Antara Jateng dan Suara Merdeka, kutemukan kegunaan DAM; Bendungan/ Cekdam ini yang dikelola oleh warga setempat. Dari kedua portal tersebut dituliskan jika bendungan Kembangsari ini dijadikan warga sebagai tempat menabur benih. Bahkan untuk memancing saja diberi aturan khusus. Tidak tiap hari diperbolehkan memancing di sini. Masih dari informasi dari kedua portal di atas, tahun 2015 bendungan ini disebar benih ikan sebanyak 4.000 ekor ikan Nila.
Perahu Naga berada di keramba apung
Perahu Naga berada di keramba apung

Sebenarnya DAM Kembangsari ini memang ditujukan untuk lokasi wisata. Disediakan perahu Naga yang bisa digunakan untuk memutari telaga. Namun waktu kami ke sini tidak sedang buka, padahal waktu kami ke sini sedang akhir pekan. Asyik juga kalau bisa memutari bendungan dan melihat sisi lain. Ulasan mengenai tempat ini dijadikan wisata sebenarnya sudah diulas salah satu jurnalis dari Suara Merdeka.

Tak habis akalku. Walau aku tak menaiki sampan, setidaknya aku bisa memutari sedikit bendungan dari tepian. Lokasi bendungan yang berada di dekat area warga membuatku lebih tenang. Tak perlu risau, karena aku di sini memang berniat hanya mengabadikan. Perahu Naga ada di keramba, sedangkan di samping hanya ada sampan kecil berwarna biru. Bisa saja kalau aku nekat naik perahu ke tengah bendungan, tapi tidak etis rasanya kalau melakukan hal tersebut. Kita tidak boleh memaksakan kehendak jika tidak ada pihak yang mengijinkan.

Untuk mengisi waktu di sini, aku mengambil beberapa gambar bagaimana suasana bendungan yang sepi ini. Anak-anak yang tadi bersama kami di sini sudah membubarkan diri, tinggal kami berdua saja. Charis pun kusarankan untuk berpose di ujung banguan tempat sampan kecil tertambat. Aku mengabadikan dia di sini, malah seperti seseorang yang sedang menunggu. Entahlah, ini menunggu jodoh atau menunggu kepastian.
Menanti kepastian *eh
Menanti kepastian *eh

Jangan dikira dengan mudahnya proses menginjakkan kaki di sampan seperti ini. Jika tidak hati-hati, bisa terjerembab ke bendungan. Sampan tersebut kami rapatkan dengan tepian tanah, dan Charis seolah-olah memijak sampan kencang. Padahal sebenarnya dia sedang berusaha agar sampan tak bergeser ke tengah. Memang lebih asyik kalau pose seperti ini itu berdua dengan pasangan, *eh.

Usai memotret DAM Kembangsari, aku tertarik melihat apa yang dijemur di tepian jalan. Ternyata yang dijemur itu Kopi. Kita tahu kalau Temanggung tak hanya penghasil Tembakau. Siapa tahu setelah ini terus kalian minat dengan Kopi dari Temanggung.
Biji Kopi Temanggung dijemur
Biji Kopi Temanggung dijemur

Kami berdua melanjutkan perjalanan menuju destinasi tujuan, Embung Tlogopucang. Kalau dari penjelasan anak-anak tadi, lokasinya tidak jauh. Tapi aku dan Charis tidak bertanya secara detail mengenai rutenya. Namanya juga lupa, jadi hanya bertanya lokasinya saja. Tujuan pertama yang terpenting adalah mencari desa Tlogopucang. Kalau ketemu desanya kan lebih mudah, bukan begitu?

DAM Kembangsari memberikan cerita tersendiri, layaknya Hutan Pinus Temanggung yang sempat kusinggahi sebelum ke sini. Kita tidak pernah tahu ke depannya seperti apa. Jika memang DAM Kembangsari ini dikelola dengan lebih giat lagi, tidak mustahil akan ada wisatawan yang berkunjung tiap pekan. Yang terpenting adalah kemauan dan kerja keras warga/pemuda setempat untuk memperbaiki. Siapa tahu malah lokasi ini digunakan sebagai tempat lomba memancing. Kan lumayan, bisa menarik perhatian sekaligus promosi. *Menepi di Telaga Kembangsari, Temanggung pada hari Minggu; 07 Agustus 2016.

41 komentar:

  1. Fix kui ekspresine Charis lagi nunggu kepastian hahaha. Temanggung jebul akeh tenan ya pesona alam e, gak cukup sedino nde kono. Kapan yok budal rame-rame, sisan sing gawe pose menunggu kepastian massal huahahaha.

    BalasHapus
  2. huahahahaaa....jujur saja nih yaaa, Charis tuh ekspresinya memang sedang menunggu kepastian...yakni kepastian antrean kamar kecil yang mengular...hahaha...pisss Chariss...semoga segera dapet pasangan #eh, yg punya blog ini juga...tapi awasm ya,,,kalian jangan jadi pasangan walaupun sudah beromantis ria sepedamotoran keliling Temanggung berduaan...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nasibku toh buk hahahhahahah. Tenang bu, aku tetep bisa jaga diri kok akkakakka

      Hapus
  3. Kalau baca tentang temanggung kenapa bawaannya adem ya :))
    Membayangkan juragan mbako wkwk.
    Eh mas sitam haruse sangu pancing. Kamu kan jagonya memancing kerusuhan kan mas? :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Koe ojo bimbang loh mbak. Jane pengen milih Dlingo opo Temanggung je? Weh ojo mung PHP kakakakaka

      Hapus
  4. Perjalanan itu asik saat tersesat tapi berhasil menemukan tempat lain yang cantik. Bagus je keliataannya tempatnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang penting nggak hatinya yang tersesat hahahahha

      Hapus
  5. Awan yang di foto itu bentuknya kayak unggas,, angsa besar??
    Hahha ekspresinya Charis emang 'ngenes' abis.... suka banget sama postingan ini... 👍🏻

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mirip angsa :-D
      Itu aja sadarnya pas udah balik :-D

      Hapus
  6. telaga nya masih asri belum terjamah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya sudah dikelola, hanya saja kurang maksimal sepertinya.

      Hapus
  7. dulu g sempet eksplor tempat ini e. dulu cuma di sumur tempat ambil air suci pas momen waisak. pas semangat2 e liputan. kwkw.

    apik ternyata telagane

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kamu udah biasa seperti itu. Jadi kapan mau maju jadi bupati? :-D

      Hapus
  8. dan mas charis masih menjadi topic of the post XD

    BalasHapus
  9. kayaknya kalo menyusuri telaga kembangsari sama (((pasangan))) bakal romantis banget..

    BalasHapus
  10. Lihat danaunya, jadi inget danau di Tanggamus, Lampung. Mirip kayak gitu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini danaunya kecil, om. Semoga saya bisa ke Lampung :-)

      Hapus
  11. eh asyik duduk merengung di tepi telaga

    BalasHapus
  12. menemukan suatu tempat yang tak terencana itu memang seru yaa, heuheuheu
    btw itu gambar kopi dijemur toh, kalau gak ada caption nya , aku enggak tahu kalau itu biji kopi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Langsung semangat buat nulisnya, mas.
      Itu biji kopi lagi dijemur mas.

      Hapus
  13. lokasi wisata tapi kelihatannya masih sepi, ya? Padahal akhir pekan. Termasuk lokasi wisata baru?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau kubaca dari beberapa portal ini wisata lama, hanya belum dioptimalkan saja.

      Hapus
  14. Ekspresinya ngena banget tuh.
    Menunggu kepastian yang tak kunjung tiba. Hahaha.

    BalasHapus
  15. kopinya kalo dah ditumbuk dan diseduh bakalan nendang tuh rasanya :D

    BalasHapus
  16. waah kebayang naik perahu naga nyusurin dam nya mas :D. tapi kalo aku bisa milih, justru sepi begini bgs sih, jd ga semrawut ;)..

    BalasHapus
  17. Hidup mmg mesti pasti2 aja yaaa, kalo ngak pasti gitu yaa merana. Sama menanti jodoh juga gitu #EhGimana

    BalasHapus
    Balasan
    1. Buahahahha, jodoh pasti datang. Tapi waktunya yang dirahasiakan :-D

      Hapus
  18. Waakss temanggung sepertinya mulai banyak objek wisata yg diangkat ya mas.

    Jadi makin ramee

    BalasHapus
  19. itu foto menanti kepastiannya .... koq kayak kesel begitu yah :D

    BalasHapus
  20. enak juga tu mas naik perahu sambil keliling danau , apalagi sama pasangan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih seruan bareng teman main. Bakal teriak-teriak hahahahha

      Hapus

Pages