Memotret Jalan Setapak di Hutan Pinus Kandangan, Temanggung - Nasirullah Sitam

Memotret Jalan Setapak di Hutan Pinus Kandangan, Temanggung

Share This
Jalan setapak di Hutan Pinus Kandangan, Temanggung
Jalan setapak di Hutan Pinus Kandangan, Temanggung
Jalan menuju Tlogopucang lengang. Kami mengendarai motor menyusuri likuan jalan menuju Embung Tlogopucang. Meski asli orang Temanggung, Charis sendiri belum pernah menyambangi tempat tersebut. Bermodalkan informasi dari anak-anak yang tadi sempat ngobrol denganku, kami melibas jalan yang agak menanjak. Sunyi, senyap, hanya sesekali kami berpapasan dengan kendaraan lain yang berlawan arah. Aku bahkan sudah berpikir kalau kami nyasar.

Aku yang berada di belakang diam saja. Sampai akhirnya kami melewati jalan sedikit lebih rindang. Kutengok kanan-kiri jalan, Pohon Pinus menjulang tinggi di kedua sisi jalan. Jalan setapak tanah merah membelah menyusup di antara pepohonan. Kami berhenti sejenak.

“Pulang dari Embung Tlogopucang nanti baru kita mampir sini,” Usulku.

“Iya sih, biar lebih santai dan tidak tergesa-gesa,” Jawab Charis

Sesuai dengan kesepakatan tadi, sepulang dari Embung Tlogopucang kami berhenti dan memarkirkan motor. Tak ada lokasi parkir, ini murni hutan Pinus yang tidak menarik perhatian para pengendara. Seingatku, tadi hanya ada sepasang muda-mudi yang berfoto. Tidak seperti Hutan Pinus Dlingo yang ketenarannya sudah mendunia. Di sini, aku hanya melihat setapak jalan dan pohon Pinus saja. Jangan pernah membayangkan tempat ini penuh dengan spot yang instagramable, berbingkai love dengan tulisan “Lupakan Mantan, Fokus dengan Masa Depan”.
Jalan menuju Tlogopucang dari arah Kandangan
Jalan menuju Tlogopucang dari arah Kandangan
Memotret jalanan setapak di Hutan Pinus Kandangan
Memotret jalanan setapak di Hutan Pinus Kandangan
Atau malah membayangkan tempat ini disesaki muda-mudi yang bercengkerama. Asyik mengabadikan diri seakan-akan dunia itu milik mereka berdua saja. Ahh, Hutan Pinus Kandangan ini hanyalah pohon-pohon yang menjulang tinggi serta dihampiri oleh segelintir orang saja. Orang-orang yang hanya ingin berfoto seperti aku. Bagiku, hutan Pinus yang biasa ini mempunyai potensi. Setidaknya bisa menjadi objek kameraku. Lalu memajangnya di Instagram dengan caption “Ini bukan di Pinus Dlingo, tapi di Temanggung”.

“Yakin mau motret di sini?” Tanya Charis yang masih sangsi.

“Pokoknya motret saja, Ris. Masalah nanti ditulis atau tidak kan belakangan. Toh di mana-mana Hutan Pinus menjadi daya tarik wisatawan akhir-akhir ini,” Jawabku.

“ Sekalian buat stok foto di Instagram,” Lanjutku bercanda.

Benar adanya jika era berkembangnya sosmed membuat tempat yang awalnya biasa menjadi luar biasa. Belajar dari Hutan Pinus Dlingo yang dulu tak dikenal, sekarang sangat menggemparkan. Selain itu, jalan cor di antara rimbunnya Pinus Kragilan, Magelang pun sama tenarnya. Bahkan jalan tersebut menjadi Top Selfie bagi para instagramers. Di Jepara, Hutan Pinus Setro juga mulai memikat daya tarik wisatawan lokal. Banyak di antara mereka yang mulai berkemah atau sekedar pasang Hammock dan bergelantungan menikmati sepoinya angin. Bisa jadi Pinus Kandangan ini lambat laun jika disulap oleh warga setempat/pengelola akan menjadikan magnet tersendiri.

Kulangkahkan kaki mengikuti jalan setapak. Menuju Hutan Pinus agak lebih dalam. Tanah di sekitar hutan pinus tidak terawat. Tanaman liar tumbuh subur dan tersebar di tiap area hutan. Sepengelihatanku, tanah yang tidak ditumbuhi tanaman liar hanyalah jalan setapak ini saja. Bahkan, ada juga pohon Pisang di sela-sela pohon Pinus.

Sepertinya Hutan Pinus ini dulunya diambil getahnya. Aku pernah melihatnya di Pinus arah ke Puncak Becici, di sini setiap batang ada bekas tempat penampung getah Pinus beserta goresan parang yang menyayat kulit pohon. Mangkuk penampung getah ini sudah tidak terawat. Sisa-sisa getah sudah membeku. Bahkan sudah dipenuhi helaian daun Pinus yang terjatuh. Getah yang membeku membentuk kerak dan sudah tidak bisa dibersihkan. Kuperhatikan getah yang membeku tersebut, seperti lem/perekat yang membeku terkena sapuan angin.
Getah Pinus membeku dipenampungannya
Getah Pinus membeku dipenampungannya
Biji Pinus berserakan di tanah. Kuambil dua biji dan mengabadikannya dengan latar belakang pepohonan. Tidak banyak aktifitasku di sini. sebenarnya aku ingin mengabadikan pepohonan ini dari bawah dengan mendongakkan kamera ke atas. Hanya saja, pohon Pinus ini tak terlalu berdekatan, sehingga aku kesulitan mengabadikan pepohonan yang menjulang tinggi dari bawah. Jika menanamnya lebih rapat, tentu aku dapat mengabadikan batang-batang Pinus ini yang menjulang tinggi.
Menggenggam Biji Pinus yang berjatuhan
Menggenggam Biji Pinus yang berjatuhan
Charis masih menungguku di dekat jalan. Lama-kelamaan dia ikut menapaki jalan setapak. Lalu duduk di bongkahan batang yang sudah ditebang. Sementara aku masih asyik memotret, dia sendiri asyik membuka smartphonenya. Siang cukup panas sedikit terobati teduhnya hutan Pinus ini. Bahkan di sini aku dan Charis bisa istirahat sejenak. Bersantai menikmati suasana Pinus dan udara yang bersih.
Charis sedang bersantai dibongkahan batang kayu
Charis sedang bersantai dibongkahan batang kayu
“Tolong aku difoto, Ris. Nanti aku jalan di tengah sana,” Tunjukku di jalan setapak.

Dia hanya mengangguk sambil menerima kamera. Aku beranjak dari arahnya menuju ke tengah pepohonan. Entah sudah berapa kali dia mengabadikan. Aku terus saja melangkah lebih jauh.

“Asal foto saja, biar nanti aku pilih,” Teriakku.

Barisan pohon Pinus di sini menjadi latar belakang foto yang bagus. Aku bisa sesuka hati berjalan dan diabadikan. Salah satu yang paling menyenangkan adalah ketika berfoto tak ada orang lain di belakang. Biasanya kalau di tempat yang sudah populer, kesulitan kita adalah mengabadikan objek yang minim pengunjung dan terlihat indah.
Mencari kamu di atas. Siapa tahu ada di sana *eh
Mencari kamu di atas. Siapa tahu ada di sana *eh
“Kita tidak pernah tahu bagaimana ke depannya. Bisa jadi, tempat (Hutan Pinus) yang tidak luas ini nantinya bisa dikenal, atau tetap seperti ini.”

Setengah jam lebih kami di sini gantian memotret. Menjelang siang hari, kami bergegas menuju Ngadirejo untuk istirahat. Rencananya malam nanti kami pulang ke Jogja. Usai sudah perjalanan dua hari di Temanggung. Selama di sini ada banyak destinasi wisata yang aku kunjungi, tentu yang tak terlupakan adalah mengunjungi Air Terjun Surodipo dan melihat keramaian Pasar Papringan, Temanggung. Selain kedua itu, ada beberapa destinasi wisata lainnya yang kami kunjungi. *Singgah di Hutan Pinus Kandangan, Temanggung pada hari Minggu; 07 Agustus 2016.
Baca juga tulisan bertema Alam lainnya 

32 komentar:

  1. OOhh... Getah Pinus diambil orang juga ya mas? Kirain hanya pohon karet yang getahnya digunain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas, di Pinus Mangunan juga sama, ada bekas sayatan ambil getah.

      Hapus
  2. Iya, ya hutan pinus lg ngetrend mangrove kalah pamor hehehe

    BalasHapus
  3. tapi kdg saya berharap tempat2 seperti ini gak usah jadi beken deh... ribettt kalau sudah beken terus banyak orang datang, foto2 (ya, termasuk saya sih... hahahaha) malah jadi puyeng...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehhehe...
      Kalau pengunjung itu paham etika dan ikut serta dalam menjaga kebersihan tidak jadi masalah mbak :-D

      Hapus
  4. Pemandangan di jalan setap hutan pinus memang keren, selain bagus buat foto, teduh pula :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar, apalagi sekarang banyak temapt (Hutan Pinus) yang sedang bersolek.

      Hapus
  5. Kekuatan Sosmed memang luar biasa ya Mas, tempat yang semula nyaris tak tersentuh mendadak menjadi gempar karena foto-foto yang beredar di Sosmed.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mas. Tapi harus tetap dijaga agar tidak malah rusak.

      Hapus
  6. Loh ternyata kita sehati, nulis tentang Temanggung hehehe. Bedanya kisah perjalananmu maih fresh, sedangkan tulisanku sudah berkurang euphorianya. ^^
    Dulu cuma sempat dibawa ama temenku sampai Dlingo dan Jumprit. Setelah baca ini mesti ulang lagi ke Temanggung lalu intip ke Embung Tlogopucang dan menggalau sejenak di hutan pinus Kandangan nih. Hahaha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahhaa, iya sama mas.
      Tapi keren bisa liat sunrisenya kamu mas. Aku juga ke Tlogopucang , pas di embung juga lagi mendung. Belum sempat nulisnya ahhahahah

      Hapus
  7. nggak digigit nyamuk mas main2 ke hutan? berdua sama temen cowok ke hutan pinus saling tepukin nyamuk bareng hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Udah biasa digigitin Nyamuk hahahhahha. Kalau berdua sama cewekmalah bahaya kakakkakakka

      Hapus
  8. Salam kenal.. wah mulai banyak yang jalan-jalan menuju embung Tlogopucang.. senengnya ... Biar Temanggung makin maju sebagai ikon pariwisata..

    mampir mas saya juga barusan nulis tentang embung Tlogopucang masih belepotan.. baru nyemplung di dunia nulis nulis :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal, mas. Temanggung mempunyai banyak lokasi indah yang belum terekspos saja. Kalau nanti sudah terekspos bakalan ramai :-)

      Hapus
  9. Itu beneran di Temanggung ya mas? Temanggung kampung halaman ayahku tapi nggak tau ada Hutan Pinus. Eh tapi emang udah lama nggak kesana sih jadi kudet hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehhe iya mbak. Ini lokasinya di Kandangan kok. Wah sesekali main ke kampung halaman ayah dong :-)

      Hapus
  10. pinus yang digores terus keluar getahnya... aku jadi membayangkan manusia yang digores, terus keluar darahnya dan ditampung... hihihihihihi

    BalasHapus
  11. Biasanya kalau jarang dijamah manusia gitu apa bukaan pinus baru ki akeh nyamuk e.
    Terus mana poto prewednya sama mas charis? Wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama nyamuk kok takut hahahahha.
      Kamu mau foto prewed sama Charis? Bagus tuh idemu..

      Hapus
    2. sama nyamuk tuh jangan takut mbak. kalo sama mantan yang tiba tiba ngechat "hai" nah itu baru

      Hapus
    3. Apalagi ngirim gambar ternyata undangan pernikahan hahahha

      Hapus
  12. Mesti siap bawa anti-nyamuk kalo kemari nih #pengalamanpribadi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahhaha, nyamuknya udah takut liat aku mbak :-D

      Hapus
  13. Hutan pinus makin hits saja semenjak medsos menyerang negara api hehe,....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dan akan banyak lagi spot-spot baru yang bermunculan.

      Hapus
  14. wah, Pemandangan di jalan setap hutan pinus memang keren, selain bagus buat foto, teduh pula :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekarang banyak tempat yang dulunya biasa jadi bagus

      Hapus
  15. Ng'trip ke Hutan pinus makin asyik juga ya,, Jadi pengen nyoba.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau di Jawa tengah yang bagus di Magelang, kalau ke Jogja ada di Mangunan

      Hapus

Pages