Salah satu tempat yang aku kunjungi ketika
gowes bareng teman ke Solo adalah Keraton Surakarta. Kami ingin menyempatkan
waktu untuk sekedar gowes keliling kota seraya menikmati suasana Solo yang
nyaman ini. Dan pasti ketika kita berada di Solo, maka kurang lengkap rasanya
kalau kita tidak mengunjungi kawasan ini. Setidaknya lewat didepannya kayak
yang kami lakukan.
Keraton Surakarta atau lengkapnya dalam
bahasa Jawa disebut Karaton Surakarta Hadiningrat adalah istana Kasunanan
Surakarta. Keraton ini didirikan oleh Susuhunan Pakubuwono II (Sunan PB II)
pada tahun 1744 sebagai pengganti Istana/Keraton Kartasura yang porak-poranda
akibat Geger Pecinan 1743. Keraton ini kini juga merupakan salah satu objek
wisata di Kota Solo. Sebagian kompleks keraton merupakan museum yang menyimpan
berbagai koleksi milik kasunanan, termasuk berbagai pemberian dari raja-raja
Eropa, replika pusaka keraton, dan gamelan. Dari segi bangunannya, keraton ini
merupakan salah satu contoh arsitektur istana Jawa tradisional yang terbaik
(Wikipedia).
Depan museum dan keraton Surakarta |
Aku memang tidak masuk ke Keraton, tapi aku
bisa melihat dari luar kalau banyak pengunjung yang datang dan mengunjungi
keraton ini. Bagi para pesepeda dari luar kota Solo seperti aku dan
teman-temanku, mengelilingi kota Solo dan melewati Alun-alun adalah sebuah
wisata tersendiri. Aku merasakan hal yang sama seperti itu.
Saat berada di area keraton Surakarta |
Solo ternyata kota yang sangat nyaman bagi
pesepeda, karena selain selain jalannya yang bagus juga yang paling
menyenangkan adalah sejuknya hawa dikota ini. semua ini karena banyaknya
pepohonan yang tertata rapi disepanjang jalan, sehingga saat siangpun kami
tidak terlalu merasakan kepanasan.
Saar berada dikawasan Stadion Manahan, Solo |
Setelah puas mengelilingi keraton dan
alun-alun Solo, kami langsung menuju Stadion Manahan Solo. Disini adalah
kandang dari Persis Solo, dan beberapa kali digunakan sebagai tempat
pertandingan sepakbola Timnas Indonesia. Kami mengelilingi kawasan stadion
dengan bersepeda. Ternyata kalau sedang sepi enak juga gowes dikawasan stadion.
Perjalanan pulang, beristirahat di Klaten |
Lebih dari dua jam kami bersantai didepan
stadion Manahan, kami akhirnya meninggalkan stadion dan langsung menuju pulang
ke Jogja. Maklum sepertinya cuaca kurang mendukung, agaknya kabut terlalu tebal.
Perjalanan pulang ini memakan waktu 4.2 jam lagi.
Baca juga postingan yang terkait
Menyusuri Selokan Mataram
Solo City Walk, Wisata Bagi Pejalan Kaki dan Pesepeda
Baca juga postingan yang terkait
Menyusuri Selokan Mataram
Solo City Walk, Wisata Bagi Pejalan Kaki dan Pesepeda
wah...nyepeda dari jogja ampe solo? bner2 mantap...ane baru bisa keliling kota jogja aje nih pake sepeda...hhe
BalasHapusNtar juga kalo ada keinginan pasti keliling bisa keliling Jogja- solo bang :-)
Hapusgokil, ....?!!! sampai solo make sepeda "tenaga kuda beneran iki"
BalasHapusIni waktu lagi khilaf :-D
Hapus