Korban Acara Televisi: Ketika perpustakaan dijadikan "Eat Bulaga" - Nasirullah Sitam

Korban Acara Televisi: Ketika perpustakaan dijadikan "Eat Bulaga"

Share This
Siswa sedang menebak tulisan diatasnya
ils: Siswa sedang menebak tulisan diatasnya (sumber)
Pagi ini aku duduk santai diperpustakaan. Setelah beberapa saat tadi sempat menata koleksi-koleksi yang tercecer dari rak karena banyak pemustaka yang masuk ke dalam perpustakaan. Ini adalah rutinitas yang aku lakukan sebagai pustakawan disalah satu SD ditempat ini.

Jam dinding menunjukkan pukul 11. 15 Wib, ini artinya sebentar lagi kelas-kelas akan kembali istirahat. Dan dapat dipastikan perpustakaanini kembali diramaikan oleh pemustaka-pemustaka kecil yang begitu riuh saat berada di dalam perpustakaan.

Benar saja, begitu tepat pukul 11.30 wib, berbondong-bondong siswa yang berebutan masuk ke dalam perpustakaan. Mereka mengambil berbagai koleksi yang ditumpuknya diatas meja. Kemudian mereka berkumpul menjadi satu layaknya kelompok kecil. Dalam hati agak bangga, ternyata anak-anak ini bisa belajar kelompok walau tidak ada seorang guru yang mendampingi. Aku tersenyum seraya melihat aktifitas mereka.

Tapi kayaknya ada yang berbeda, aku mengamati benar-benar apa yang siswa-siswa lakukan tersebut. Kok sepertinya mereka tidak membaca koleksi buku yang diambilnya tadi, malah menaruhnya di atas kepala salah satu siswa. Aku tertarik dan mencoba mendengarkan apa yang mereka ucapkan.

“Hewan.. Hewan?!!” Teriak anak yang memegang buku di atas kepalanya.

“Tidak… Tidak… Tidak!!!” Teriak teman-temannya. Mata mereka fokus melihat gambar yang ada diatas kepala temannya.

“Manusia.. Manusia?!” Kembali teriak anak kecil yang memegang buku.

“Iya.. Iya…” Begitu teriakan teman-temannya yang begitu bersemangat.

Aku masih terpaku melihat aksi mereka. Aku tetap diam seraya melihat apa yang akan mereka lakukan selanjutnya. Otak ini masih berpikir permainan apa yang mereka lakukan sehingga begitu bersemangat.

“Orangtua? Anak kecil? Bapak? Ibu?!” Begitu nyerocos anak kecil yang memegang buku di atas kepalanya.

“Bisa jadi.. Bisa jadi…!!” Tambah riuh seisi perpustakaan.

“Keluarga!! Keluarga!!” Teriak lebih keras anak kecil tersebut.

“Iya!!! Betul!!!” Teriak semua siswa yang memandang gambar sebuah keluarga kecil pada koleksi buku.

Siswa-siwa tersebut lalu tertawa terbahak-bahak seraya menghambur-hamburkan buku yang sempat dikumpulkannya tadi. Kemudian mereka berjoget-joget sambil berteriak “Aku bisa.. Aku bisa!!”.

Aku yang masih terperangah mencoba mendekatinya, kemudian bertanya kepada salah satu siswa yang ada disana. “Kalian main apa barusan?”

“Wah bapak nggak keren, masa nggak tahu mainan kayak tadi. Kan di TV kalau sore ada acara kayak gitu,” Jawab salah satu diantara mereka dengan polos.

Jlebbb rasanya hati ini mendengar jawaban mereka. Ternyata mereka terkena virus acara TV yang aneh. Dan aku sadar, dalam beberapa hari ke depan perpustakaan ini pastinya akan lebih ramai dan banyak siswa yang bermain game serupa.

“Semoga tidak semua pemustakaku seperti itu semua,” Doaku dalam batin.

NB: Cerita ini adalah pengalaman yang diceritakan salah satu temanku yang sempat bekerja disalah satu perpustakaan SD. 
Baca juga postingan lainnya 

2 komentar:

  1. Eat Bulaga itu yang ada Uya-nya itu ya. Acaranya ga ada yang mendidik. Kasihan anak-anak zaman sekarang.

    BalasHapus

Pages