Habis sarapan tanjakan menuju Bukit Paralayang, Parangtritis (4 Januari 2015), kami turun bebas
menaiki sepeda menuju pantai Parangtritis.
Tujuan kami bukan bersantai dipasir Parangtritis, tapi menuju tempat agak
diujung. Tepatnya adalah Parang Endog,
disana ada sebuah air terjun “curug”
dadakan yang airnya mengalir deras. Menurut beberapa teman, air terjun ini akan
deras saat musim hujan, kalau sedang musim kemarau nggak ada air yang ngalir.
Melewati parkiran pantai Parangtritis,
kami menaiki sepeda dipasir tepian pantai.
Melewati pesisir pantai Parangtritis, Bantul |
Kemudian kami melewati aliran air kecil, disana ada jembatan
terbuat dari bambu untuk menyeberang. Tapi membayar 1k, kami sengaja melewati
air tersebut dengan menaiki sepeda masing-masing. Weh, sepedanya mandi duluan.
Sesampai disana ternyata air terjunnya cukup deras. Airnya benar-benar melimpah
karena sedang musim hujan. Kami langsung mengabadikan air terjun dadakan ini.
Menyeberangi aliran air dan Curug Parang Endog |
Seluruh sepeda kami parkir rapi, lalu bergegas mandi
diguyuran air terjun. Kompak sekali, hampir semua buka baju dan langsung menuju
air terjun. Setelah tadi berpeluh keringat, kali ini sudah aman dengan guyuran
air terjun. Ingat, kami hanya telanjang dada saja loh ya. Nggak sampai
telanjang seluruhan haaa. Mumpung suasana panas, jadi saat diguyur air terjun
ini terasa banget sejuknya. Eits, mesti masih bingung kalau dikawasan Pantai Parangtritis – Parang Endog ada
air terjun ya? Seperti yang aku bilang tadi, air terjun ini hanya ada pada
saat-saat tertentu haaaa. Jadi kalau kesini saat musim kemarau ya nasib nggak
nemu air terjunnya.
Menikmati guyuran air dari curug *foto paling bawah koleksi mas Tri Hidayanto |
Puas mandi air terjun, kami beranjak pulang menuju posko.
Posko ini ada di Sewon Bantul
(lokasi tempat teman-teman yang sekarang ikut gowes). Kembali kami menaiki
sepeda saat menyeberang di aliaran air menuju pantai. Setelah itu menyempatkan
untuk berfoto bersama di Landmark Pantai
Parangtritis yang belum lama ini dibuat. Kemudian lanjut pulang.
Foto bareng ditulisan Pantai Parangtritis *koleksi mas Tri Hidayanto |
Terima kasih untuk teman-teman baru dari Druwo Gowes Community karena diperbolehkan gabung bersepeda. Mungkin
waktu-waktu selanjutnya masih diperbolehkan untuk gabung lagi ya. Kita cari
rute yang tidak terlalu jauh haaaa. Salam gowes.
Baca
juga postingan yang lainnya
dulu waktu kecil pernah ke parangtritis,, pemandangannya sekarang tentu lebih indah ya mas.. pingin lagi kesana..
BalasHapusSudah banyak yang berubah, tapi pengunjungnya tetap ramai :-D
HapusAir terjunnya oke banget tuh, pengen juga main nanti ke PanataiParang Endong
BalasHapusAyoo kang, :-)
Hapuscatet, ah. Berarti harus kesana saat musim hujan, ya :)
BalasHapusIya, kalau musim kemarau nggak ada airnya :-)
HapusHadooohhhh, jd mupeng
BalasHapusAyoo ke Jogja :-)
HapusLha karena itu namanya Parangtritis (parang = batu, tritis = tetesan)
BalasHapusOh dari sana toh mas? :-)
HapusNggak tahu aku heeee