Ilustrasi: Mesin Pencuci Ikan (sumber: dreamstime.com) |
“Bang, ikut aku beli ikan ya?” Ajak Sariman sore ini.
“Mau bakar ikan dikos, Man?” Tanyaku antusias.
“Nganu
bang, beli ikan hias. Tadi pagi sudah beli akuariumnya,” Jawabnya polos.
Berhubung aku teman kos yang baik,
jadi tidak ada salahnya ikut Sariman membeli ikan hias. Kami langsung meminjam
motor teman kos, dan menuju lokasi penjualan ikan hias yang tidak jauh dari
kos. Sebelum sampai di TKP, kami berhenti sejenak diwarung untuk beli bensin.
“Pak, bensin satu liter,” Kata Sariman.
Bapak tersebut mengambil botol yang
berisi bensin kemudian menuangkan pada tangki motor.
“Bayar dulu ya bang. Uangku besar,”
Pinta Sariman tanpa merasa berdosa.
Weh…. Udah minta
bantu nemanin beli Ikan, kali ini dipalak juga untuk bayarin bensin. Sial benar
sore ini. Aku bergegas merogoh dompet dan memberikan uang pada penjualnya.
Transaksi berhasil, kami langsung menarik gas motor sampai mentok. Sampai juga
di TKP.
“Bang, pilih ikan yang mana?” Sariman
kebingungan.
“Terserah kamu, Man. Mau kamu beli
semua pun jadi,” Jawabku singkat.
“Ditanya malah jawabannya kayak
gitu,” Sahut Sariman sedikit menggerutu.
Anggap saja angin lalu apa yang
Sariman ucapkan. Aku duduk santai seraya memandang orang-orang yang
berlalu-lalang dihadapanku. Mata jadi sejuk juga kalau lama-lama disini, yang
lewat itu bikin mata langsung sejuk. Sama kayak kalau lagi jogging di GSP UGM. Ups,
bagi yang penasaran diperbolehkan untuk sekali-kali jogging di GSP.
Selang beberapa hari, Sariman mulai
agak melupakan BBM-nya. Dia lagi asyik dengan rutinitas baru, yakni menonton
ikan-ikan yang berenang di dalam akuarium. Ada sekitar sepuluh ikan dengan
berbagai jenis, setiap nama diberi nama. Hebat Sariman, nama-nama ikannya itu
disamakan dengan cewek-cewek yang sedang dibribik.
“Bang, kulit ikannya kok licin ya?
Kayak berlendir sisiknya,” Curhat Sariman.
“Nggak pernah kau mandiin itu ikannya sih, makanya
berlendir,” Jawab Tambor sekenanya.
“Lha emang ikan itu harus dimandiin,
bang?” Sariman kaget.
“Kau pun, nggak tahu cara merawat
ikan malah beli ikan,” Timpal Tobing.
“Nanti lah bang, kalau airnya aku
kuras sekalian aku cuci ikannya,” Kata
Sariman polos.
Kami langsung saling berpandangan
mendengar kata Sariman.
“Kalau dicuci pakai deterjen, biar
cepat bersih,” Tambah Tambor tertawa.
Pagi ini kami bubar masuk kamar
masing-masing untuk melanjutkan tidur. Menjelang sore kami bangun dan kembali
duduk di bawah pohon Alpukat seraya membawa gelas yang berisi kopi. Kami
melihat ke arah kamar mandi, terlihat Sariman sedang duduk jongkok di dekat
pintu. Mungkin dia sedang mencuci pakaian, maklum kalau tanggal tua biasanya
loudry tidak laku. Uangnya lebih baik buat beli pulsa dan rokok daripada buat
ngelondry pakaian.
“Nyuci, Man?” Teriakku dari kursi
bawah pohon Alpukat.
“Iya, Bang,” Sahutnya dari kamar
mandi.
“Tumben nggak diloundry?”
Sariman melongokkan kepalanya keluar.
“Lha memangnya ada tempat laundry ikan, bang?” Tanya dia seraya memegang salah
satu ikan hiasnya.
Amanggggg!!!
Sariman benar-benar mencuci ikannya.
Baca juga postingan yang lainnya
Sariman polos banget orangnya :D
BalasHapusKami merasa gagal jadi teman dia selama di kos mbak :-(
Hapusselalu ada cerita lucu tentang Sariman yang lugu... salam untuk Sariman ya Mas :)
BalasHapusNanti aku salamin pakai inisial aja ya mbak, kalau pakai nama asli takutnya malah kesenangan mbak :-D
Hapushahaha. nyidam apa emaknya sariman, sampai punya anak seperti itu.... sariman itu terlalu polos atau.... (sensor) hehe
BalasHapusHaaa, ntar kalo pulang coba aku tanyain ya :-D
HapusSumpah gw ngakak ... ngak sekalian aja tuch ikan dikeringin di jemur pake hanger hua hua hua
BalasHapusKayaknya dia lagi galau kang :-D
Hapusaduh sariman, tuh kan ikan nya jadi teler .. hahahaha
BalasHapusIkannya terdzolimi mas :-)
Hapuswoalah.... sariman sariman,,, wahahahahahaaha
BalasHapusKadang disitu aku merasa gagal jadi teman Sariman :-D
Hapuswah sariman ini kaykanya mas rullah banget hehe pizz...
BalasHapusDia ini sosok yang disamarkan namanya mas *eh haaaa
Hapus