Perjalanan
selanjutnya selepas mengabadikan Patung di Jalan Malioboro adalah bersantai di
tempat duduk yang sudah tersedia di sepanjang area KM Nol Jogja. Di sini ada
tempat duduk yang selalu ramai untuk ditempati seraya menikmati lalu-lalang
pengendara motor maupun pengunjung di setiap trotoar. Lokasi seperti Monumen Serangan Umum 1 Maret, Benteng Vredeburg, ataupun malah ingin
ikut mengaitkan gembok pada replika love
yang aku tulis dengan Gembok Cinta
merupakan tempat-tempat yang tidak pernah sepi dari pengunjung.Selain semua
itu, ada satu monumen yang tidak semua pengunjung ketahui ada di sekitar ini,
namanya adalah Monumen Batik Yogyakarta.
Sebuah monumen yang diresmikan oleh Walikota tahun 2009 (saat itu bapak Hery
Zudianto). Pada tulisan prasasti dituliskan bahwa “Batik Indonesia telah ditetapkan oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober
2009 sebagai Warisan Budaya tak Benda
(The Invisible Cultural Herritage of
Humanity). Sayangnya tulisan monumen ini waktu kemarin aku datang sudah
menghilang, diganti dengan bangunan lain yang masih tertutup oleh kain hitam.
Aku pernah mengabadikan tulisan monumen tersebut, saat bersepeda ke sini waktu
hujan-hujanan awal tahun 2015.
Tulisan Monumen Batik sebelum dibongkar |
Banyak
contoh motif batik yang dipajang di Monumen ini, ada sekitar 30 motif batik
yang dipajang disertai dengan nama. Monumen ini tidak banyak diketahui
pengunjung yang datang dari luar Jogja, apabila mereka tidak singgah dan
mengamati dengan seksama saat jalan kaki di trotoar area KM Nol Jogja. Karena
memang pajangan motif batik ini terpajang pada enam buah tiang dan setiap
pondasi terdapat 5 jenis pajangan batiknya. Banyak yang tidak menyadari
tentunya, bahkan orang yang sudah lama di Jogja saja kemungkinan besar belum
banyak yang sadar kalau pajangan batik tersebut adalah sebuah monumen.
Berjejeran jenis-jenis batik terpajang di setiap kaca |
Pajangan
contoh motif batik-batik ini terlihat tidak dirawat dengan baik. Tulisan
keterangan mengenai jenis motif batik ataupun keterangn lainnya pun acapkali
sudah tertutup dengan debu. Bahkan tidak jarang kutemui kaca-kaca tersebut sudah
pecah. Jika diamati dengan teliti, tempat ini setiap malam selalu menjadi
tempat piliha para pengunjung untuk duduk menikmati waktu malam hari. Harusnya
tempat ini bisa bersih ataupun terawat, namun kenyataannya malah seperti
terabaikan. Sehingga saat beberapa kaca motif batik ini rusak pun seakan-akan
tidak menjadi malah yang penting. Bukankah merawat itu lebih baik daripada
memperbaiki? Semoga Monumen Batik ini tidak ikut menghilang seperti
patung-patung yang diseberangnya selalu berganti.
Ada yang pernah foto di sini? |
Serambi
menikmati panasnya kota Jogja, aku abadikan beberapa contoh motif batik yang
terpajang di monumen ini. Jika kalian ingin mengenal lebih tentang batik, tidak
ada salahnya mengunjungi monumen ini dan membaca jenis motif-motifnya. Untuk
mengenal lebih dekat dengan batik tidak dikenai harga kok, gratis banget.
Kalian tinggal datang ke KM Nol Jogja, lalu jalan ke setiap pajangan batik yang
terpajang mengelilingi tiang-tiang, dan kalian baca serta abadikan motifnya.
Berbagai jenis batik dan keterangannya |
Monumen
ini sangat strategis tempatnya, setiap harinya banyak pengunjung yang
berlalu-lalang dari maupun datang ke Malioboro. Namun tidak banyak orang yang
mencoba melihat-lihat motif batik yang terpajang. Mungkin setelah tulisan ini,
kalian dan kita semua bisa kembali meramaikan dengan melihat banyak motif batik
di Indonesia. Yuk belajar mengenal batik di sini. *Foto-foto ini penulis abadikan tanggal 17 Oktober 2015 (kecuali foto
tulisan monumen Batik yang penulis abadikan sekitar awal tahun 2015).
Baca juga tulisan
lainnya
agak memprihatikan sih..
BalasHapussering buat tidur gelandangan :(
Tuh bener banget, mbak :-(
HapusWah ini saya koq gak tau ya? kelewat berarti nieh. Ternyata ada monumen Batik di Jogja. Yah mungkin dianggap gak penting, jadi saya gak dikasih tau.
BalasHapusBanyak orang yang tidak mengira, mas. Karena memang terpampang di tiang-tiang :-D
HapusPadahal itu merupakan salah satu aset budaya bangsa yang harus selalu dirawat ya mas, tapi sepertinya kurang diperhatiin sama pemerintah. Namanya lucu ya, jalan KM Nol Jogja, mirip di jalan tol ya, KM sekian gitu.....
BalasHapusTepat lokasinya di KM Nol Jogja, mas :-D
HapusTempat yang strategis agar gampang orang yang berkunjung kesana nanti ya mas.. budayakan warisan indonesia :)
BalasHapusIn tempat strategis banget, mbak :-D
HapusSayang sekali ya.
BalasHapusIya, mbak. Sayang kurang terurus dengan baik.
HapusBelum pernah explor jogja kang jadi kurang tahu, tapi berubung membaca postingan diatas sungguh sangat disayangkan ya mas, padahal batik adalah warisan budaya original Indonesia..
BalasHapusIya kang, terlihat semacam terabaikan :-(
HapusWaktu baru jadi kayanya bangga banget, sekarang malah di abaikan, sayang banget ya akng.
BalasHapusKdang beda pemimpin, beda visi, kang. Ada yang terbaikan dan ada yang diciptakan :-(
HapusHwo. saya malah ga ngeh kalau ada monumen ini di sudut Malioboro. Membuka mata mas postingannya, mungkin banyak juga ya yang tidak sadar adanya monumen ini, padahal muatan sejarah dan edukasinya kaya sekali.
BalasHapusBenar mas, monumen ini sekedar pajangan sampel batik yang tidak banyak pengunjung ketahui kalau di dalamnya ada informasi mengenai jenis batik, dan lainnya. Semoga Jogja bisa berbenah dengan baik, dan membuat tempat ini menjadi lebih indah lagi.
Hapussaya baru tahu lho kalau ada monumen batik di jogja.. hmm
BalasHapusTidak sedikitt yang seperti itu.
Hapus