Tengah malam, aku mengemasi sedikit kaos dan
membawa secarik kertas berisi tujuan destinasi wisata di Jepara yang nantinya
akan kukunjungi. Libur panjang tanggal 06 - 08 Februari 2016 membuatku tertarik
ke Jepara (balik ke kota kelahiran, tapi tidak pulang kampung). Seminggu
sebelumnya, aku sudah melihat-lihat akun twitter Jepara yang menyebarkan berbagai
foto dari tempat wisata seperti Air Terjun Sumenep, Air Terjun Dung Paso,
bahkan sampai Air Terjun Papasan. Kucatat satu persatu destinasinya, lalu
kucari di internet tempatnya. Menjelang dinihari aku kembali menaiki bus Jogja
– Surabaya, berhenti di Kartosuro dan naik bus arah Semarang.
“Jepara…
Jepara!!” Teriak kondektur ketika aku turun
dipertigaan jalan raya arah masuk Terminal Terboyo.
Aku naik bus arah Jepara, duduk di kursi dekat
pintu agar dapat terkena udara pagi. Pagi ini bus melaju kecepatan sedang, tak
tahu berapa kali harus berhenti menaikkan para siswa dan guru yang sudah siap
di pinggir jalan. Lebih dua jam aku menaiki bus, sampai akhirnya berhenti di
Kanal. Di Kanal aku istirahat di rumah ibu kos waktu SMA; tak lupa membantu
beliau menggoreng Mendoan, Pisang Goreng, dan Bakwan untuk dijual di Kanal
bersatu dengan Pisang Molen. Pukul 09.00 WIB aku ijin untuk jalan ke
Perpustakaan Daerah Jepara yang jaraknya tak jauh dari Kanal.
Berjalan kaki di trotoar sepanjang jalan Jepara
bagiku menyenangkan. Tak banyak sisi yang harus dirampas dengan jualan atau
PKL, bisa jadi karena berada di kawasan kota. Melintasi Kantor Polisi, kulihat
para Polisi sedang apel pagi. Setelah itu aku melintasi dua sekolah; SMAN I
JEPARA & SMEA. Tujuanku kali ini adalah mengabadikan patung RA. Kartini
yang ada di tengah jalan. Tak keperdulikan beberapa pasang mata yang menatapku
dengan penuh tanda tanya, aku tetap cuek dan mengabadikan patung tersebut.
Selamat Pagi Jepara Bumi Kartini |
Iseng-iseng aku menuju salah satu SMP yang
katanya di sana adalah tempat Museum Ukir Nusantara. Tak banyak informasi yang
kudapat dari internet mengenai museum ini, tapi dari banyak tulisan; katanya
sementara museum di taruh di SMP sebelum nantinya akan ditaruh di dekat Museum
RA. Kartini.
“Dek, Museum
Ukirnya buka nggak?” Tanyaku pada
siswa yang keluar dari sekolahan.
“Nggak tahu
mas,” Dia pun bingung menjawab. Ditanyai
teman lainnya pun ikutan geleng kepala.
Oke fix kucoret agenda yang menuju ke Museum
Ukir Jepara. Aku balik arah jalan kaki lagi ke Jalan Hos. Cokroaminoto Jepara.
Tujuanku kali ini adalah Perpustakaan Daerah Jepara. Kembali aku berjalan di
trotoar jalanan kota, lumayan teduh karena sepanjang tepian jalan banyak pohon
rindang. Setelah melewati Hotel Jepara Indah, aku berhenti di bangunan yang
bertuliskan “Kantor Perpustakaan Daerah” bersampingan dengan reklame besar
bertuliskan “Buku, Buka, Baca, Bisa; Ayo ke Perpustakaan!!!”
Bangunan Perpustakaan Daerah Jepara |
“Perpustakaannya
dilantai dua, mas. Lewat sini nanti ada tangga,” Kata seorang yang kutanyai di dekat tempat
parkir.
Aku menaiki tangga ke lantai dua, sesampai di
lantai dua, aku langsung meminjam loker untuk menaruh ransel dan jaket.
“Mas, boleh
aku masuk pakai celana pendek?”
Tanyaku pada petugas jaga.
“Boleh mas,” Jawab beliau tersenyum.
Aku memperkenalkan diri, dan meminta ijin untuk
mengabadikan suasana perpustakaan kala akhir pekan. Ternyata yang bertugas pada
hari sabtu ini mengenaliku di FB, beliau adalah mas Rois. Kami pun berbincang
santai sebelum kuputuskan berkeliling ke tiap sudut di lantai dua. Di depan mas
Rois terdapat tiga monitor, aku melihat salah satu di antaranya adalah presensi
(buku tamu) dan satunya adalah OPAC: untuk menelusuri koleksi yang kita
inginkan. Perpustakaan Daerah Jepara menggunakan Otomasi Perpustakaan PustakaPRO.
Mas Rois bertugas di hari sabtu |
Pengunjung melakukan pencarian koleksi di OPAC |
Puas berbincang dengan mas Rois dan bapak
petugas lainnya, aku melangkahkan kaki ke sisi kanan dari arah pintu masuk. Di
sana ada banyak meja dan kursi yang disediakan untuk pemustaka. Di meja ini tak
banyak pemustaka, mungkin karena masih pagi. Kulihat ada tiga pemustaka yang
duduk di kursi panjang. Dua di antaranya sedang asyik membaca buku, sementara
satu lagi pemustaka sibuk mengoperasikan laptop, di sampingnya tumpukan buku
lebih dari 5 eksemplar. Bisa jadi dia sedang mengerjakan tugas kuliah. Aku
mengelilingi tiap rak yang ada di sini.
Mataku tertuju pada seorang cewek yang asyik
memilih koleksi di salah satu rak buku. Aku mendekatinya dan meminta ijin untuk
boleh mengabadikannya. Senyum simpulnya menandakan aku boleh mengabadikannya.
Ruang koleksi perpustakaan daerah Jepara di lantai dua |
“Sering ke
perpustakaan ini, mbak?” Tanyaku
sedikit menggali informasi darinya.
“Sering,
mas.”
“Kuliah di
mana, mbak?”
“Di STAIN
Kudus. Ini juga sudah semester akhir kok,” Jawabnya masih asyik memilih-milih buku.
“Loh,
bukannya di Kudus ada Perpusda-nya?”
“Ada mas,
tapi kalau sabtu tutup. Jadi aku balik ke Jepara dan sekalian menyempatkan ke
sini buat nyari bahan skripsi.”
Aku pun berbincang santai dengan mbak pemustaka
ini. Beliau memang kuliah di STAIN Kudus mengambil jurusan PAI, namun berasal
dari Bugel. Semoga skripsinya cepat kelar, mbak. Terima kasih sudah kuganggu
beberapa menit. Ya, di Jepara hanya ada satu universitas yang besar. Unisnu;
sedangkan selebihnya setahuku belum ada lagi kampus di Jepara. Tak seperti di
Jogja yang hampir tiap sudut ada banyak kampus.
Mencari literatur di rak koleksi |
Puas berkeliling tiap ruas rak dari ujung, aku
melangkahkan kaki menuju ruangan lainnya. Ruangan ini cukup luas dan tak banyak
rak koleksi buku yang berjejeran. Hanya ada beberapa rak koleksi buku
referensi. Konsep tempat ini dipergunakan untuk pemustaka yang ingin
mendapatkan ruang lebih. Di sini banyak meja dan kursi yang ditata sedemikan
rupa sehingga tiap kusrsi ada sekat dinding kecil. Di ruangan ini ada lebih
banyak pemustaka yang asyik membaca buku, membuka laptop dengan mencolokkan
charger di slot listrik. Tepat di tengah juga ada meja bundar dikelilingi
kursi, di sana ada sekeluarga pemustaka yang asyik membaca majalah dan Koran.
Tepat di sudut ruangan ada banyak Koran yang
tertata di sini. Tak lama aku di sini, aku lebih tertarik pada deretan komputer
yang dipenuhi oleh pemustaka. Beragam para pemustaka yang menggunakan akses
komputer, ada orang tua, anak kecil, bahkan seorang balita pun asyik mengamati
monitor ditemani ibunya. Perpustakaan Daerah Jepara cukup mengerti dan
memberikan pelayanan yang mumpuni untuk pemustaka yang ingin menggunakan
komputer selama di sini.
Ruangan untuk pemustaka, disediakan juga beberapa komputer |
Usai sudah kunjunganku ke Perpustakaan Daerah
Jepara; walau aku asli orang Jepara, tapi ini kali pertama aku berkunjung di
Perpustaan Daerah Jepara. Kulangkahkan kaki menuju lantai satu. Sampai di bawah
aku tak langsung menuju jalan raya, mataku malah tertuju pada lokasi belakang
bangunan ini. Sebuah tanah lapang dan ada ayunan serta bangunan di ujungnya.
Diayunan pun sudah ada dua anak yang asyik membaca buku.
Nyaman juga baca buku di sini |
Cukuplah, aku kembali berjalan kaki keluar. Kali
ini tujuanku ke Alun-alun Jepara. Ada satu tempat di sana yang ingin kukunjungi
juga. Sedikit penilaianku tentang Perpustakaan Daerah Jepara; untuk koleksinya
sudah lumayan banyak, bahkan mirip dengan Perpustaan Kota Jogja banyaknya rak
buku. Selain koleksi buku, ruangan khusus untuk pemustaka yang ingin menulis
ataupun berdiskusi pun ada di ruang sebelah yang luas tadi. Sudah dipastikan
setiap perpustakaan kali ini juga diwajibkan menyediakan fasilitas Wifi,
Colokan Listrik, dan Ruang Luas; ketiganya menunjang kenyamanan para pemustaka
untuk berlama-lama di perpustakaan. Terima kasih untuk Mas Rois yang kuganggu
aktifitasnya selama di perpustakaan; terima kasih juga untuk bu Ratna & Mas
Ridho yang sampai sekarang belum pernah bertemu secara langsung, semoga
nantinya bisa bersua kalau aku ke Jepara lagi. Semoga Perpustakaan Daerah Jepara
menjadi tempat yang nyaman bagi pemustaka. *Kunjungan
ke Perpustaan Daerah Jepara pada hari Sabtu, 06 Februari 2016.
Orang mah mas moto cewenya pas dibagian mukanya mas
BalasHapusSaya kan penasaran liat senyumnya
Lebih enak bikin penasaran toh, mas hahahahah
Hapuswah mas gak cape tuh jalan kaki :) perpustakaanya enak banget keliatanya nyaman
BalasHapusudah biasa, gan :-D
Hapusperpustakaannya masih tradisional gitu ya mas, bangunannya.. kursi kursinya.. Gak kayak perpustakaan perpustakaan modern sekarang ini dimana mana. Tapi yang penting sih memang ilmunya, buku bukunya. Waduh piye tho orang jepara baru main ke perpustakaan jepara hihi
BalasHapusHaaaa, walau orang Jepara tapi aku jarang tinggal di Jepara :-D
Hapusknpa gak di ajak foto bareng mbak'a :D
BalasHapusekh gayeng itu artinya'a apa yah?
Hahahahha, gayeng itu menyenangkan :-)
HapusWalah kok rak ngabar ngabari mas. Yen meh neng Perpusda ?? Seh kelingan aku gak?? Koh.iroel
BalasHapusHeeee kirain masuk mas njenengan, iya mas inget :-D
HapusJateng Gayeng, aku juga mau fotonya mas :)
BalasHapusHeeee, mau foto mana, mas hahhahahhha
Hapuskalau jagoan dapet cewe mulu ya ...
BalasHapusperpustakaan kayaknya semakin ditinggalkan zaman sekarang ini .. lebih ke gugel anak2 zaman sekarang, perpustakaan di jakarta sudah menerapkan ebook dan dapat di akses dari internet tidak usah datang ke perpus
Perpustakaannya harus lebih kreatif, kang. Jadi bisa tetap dikunjungi pemustaka. Itu cewek juga nggak kukenal, kang :-D
Hapuskonsep perpustakaan-nya masih sederhana ---gak masalah asal koleksi buku dan literaturnya lengkap--- argh saya pribadi kangen dengan konsep meja-meja (cubicles) tempat untuk membaca ataupun ngenet; karena keseringan ke perpus Graha Pustaka di Jogja yg sudah modern (tapi tempat duduk terbatas) jadi gak enak sering 'ducol' (duduk colongan) di selasar atau antara rak buku. nice itenary, mas Arul edukasinya dapet, mogo jodoh juga cepet dapet :D
BalasHapusAku malah belum pernah ke Graha Pustaka hahhahahha; entahlah padahal jaraknya cuma tak lebih dari 2 km, terus yang kerja di sana juga kenalanku banyak banget :-(
HapusAku blm perna main ke perpus hehehe
BalasHapusUdah kelihatan, om hahhahahhaha
Hapuswah perpusnya Jepara bikin ngilerrr... surga dunia di Jepara euuy
BalasHapusWalau tak besar, tapi cukup lah membuat kita dapat menambah ilmu di sini.
Hapus