Akhir pekan kembali menyapa, aku
melewati hari sabtu dengan lembur di kantor. Pekan depan bakalan menjadi pekan
yang sibuk, ada banyak agenda kantor yang waktunya bersamaan. Sejenak kulupakan
tentang pekerjaan, minggu pagi ini aku luangkan waktu berkumpul dengan
teman-teman sesama pesepeda yang mengadakan kopdar Jogja Gowes #6. Pagi yang
cerah, hanya ada segumpal awan tebal di ujung timur. Tepatnya menghalangi
mentari jika nantinya terbit.
![]() |
Sunrise dari atas Jembatan Layang Janti |
Cahaya kekuningan berpendar diufuk
timur, sebentar lagi mentari akan muncul. Pemandangan sunrise yang tak boleh
terlewati sebenarnya. Namun aku masih bingung, dimana lokasi yang tepat untuk
melihat sunrise dengan senggang waktu tak lama. Aku teringat jalan jembatan layang
Janti, lokasi yang kemarin hari rabu; saat Gerhana Matahari katanya disesak orang untuk melihat gerhana. Bergegas aku mengayuh
sepeda menuju jembatan layang Janti. Memang tak membutuhkan waktu lama, hanya
beberapa menit saja, aku sudah sampai di jembatan tersebut. Dari ufuk timur,
mentari mulai merangkak.
Dari atas jembatan layang Janti, aku
dapat melihat leluasa pemandangan. Sebenarnya ini bukan tempat yang
diperbolehkan untuk menghentikan kendaraan, tepat di atas jembatan ini ada dua
rambu-rambu lalulintas yang melarang tiap pengendara berhenti di sini. Ya, aku
melanggar aturan tersebut, pagi ini aku dan sepedaku berhenti di tepian jalan. Aku
baru sadar, berarti selama ini banyak orang yang melanggar aturan karena
berhenti di atas sini. Setiap pagi (dulu) kalau aku bersepeda, seringkali
kulihat ada motor yang berhenti di atas dan menunggu sunrise. Lampu belakang
sepeda kubiarkan hidup, dan menepikan sepeda tepat bersandar dinding jembatan.

![]() |
Menantikan Sang Surya dari atas Jembatan Layang Janti |
Dari atas jembatan, aku dapat melihat
panjangnya rel kereta api. Berharap pas sunrise
terlihat jelas ada kereta api yang lewat. Tepat diujung rel jauh sana,
cahaya kekuningan masih terlihat jelas. Hanya saja, gumpalan awan tebal
menutupi sang mentari. Aku mengabadikan ditengah keremangan cahaya pagi. Walau
masih agak gelap, tapi besi-besi rel kereta api bisa dilihat dengan jelas.
Kuabadikan beberapa kali sebelum
lanjut berkumpul di titik kumpul 2 acara kopdar. Tak lebih dari lima menit, aku
di sini. Begitu kamera kumasukkan ke dalam tas, aku mendengar suara sirine yang
berbunyi di bawah. Sirine yang menandakan sebentar lagi ada kereta api yang
akan lewat. Portal di jalan bawah jembatan pun menutup, kuurungkan niat
memasukkan kamera. Kembali kuambil dan mencari dari arah mana kereta api ini
melaju.
Dari ujung rel barat terlihat lampu
yang menyorot ke depan. Ini artinya kereta api melaju dari arah Stasiun
Lempuyangan menuju arah Solo. Kutunggu kereta api ini sampai melewati bawah
jembatan Janti, dan memotretnya pada saat berada di timur. Tentu bakalan indah,
kala sunrise ini tak hanya tentang
cahaya dan rel saja, tapi ada kereta apinya. Waktu yang tepat untukku, sebuah
keberuntungan bisa mengabadikan sunrise
dengan gerbong-gerbong kereta api yang melaju di rel. Walau gerbongnya hanya
terlihat mengkilap dan panjang, aku sangat puas mengabadikannya. Dua kali
jepretan, aku kembali memasukkan kamera ke dalam tas, dan meninggalkan jembatan
Janti. Oya, selama di atas jembatan Janti aku agak gemetaran, ketika ada
truk/bus lewat, rasanya seperti bergerak jembatannya. Nggak kebayang waktu tahun
baru atau pas Gerhana Matahari kemarin, lalu-lalang kendaraan banyak disertai kumpulan orang berhenti di sini.

![]() |
Selamat Pagi Kereta Api |
Kopdar Jogja Gowes #6
Bisa jadi aku sepuluh menitan di atas
Jembatan Janti, melanggar aturan selama sepuluh menit itu menjadi beban
tersendiri. Kalau bisa jangan ditiru ya!! Aku menunggu rombongan yang start dari Keraton menuju Blok O (Tikum
kedua), di sini ada banyak pesepeda yang menunggu rombongan kopdar. Aku berbaur
dengan pesepeda lain, saling berjabat tangan dan menyapa. Inilah serunya kopdar
sepeda, aku bisa berkenalan dengan berbagai pesepeda yang profesinya beragam.
Tujuan destinasi pertama adalah Lava Bantal. Puluhan sepeda berurutan
menyusuri jalan Berbah. Lebih dari 50 pesepeda dari berbagai jenis sepeda dan
komunitas. Sampai di Lava Bantal
banyak yang berfoto, mereka mengabadikan diri berkelompok. Sementara aku asyik
memotret teman-teman secara acak. Di grup WA, teman grup sudah mewanti-wanti aku untuk mengabadikan pas
kopdar. Inilah resiko potografer amatiran, pokoknya asal jepret saja. Intinya kan
ada dokumentasi yang bisa aku bagikan di Grup WA & FB. Di sini aku tertarik
mengabadikan pesepeda senior, beliau sangat dikenal oleh pesepeda di Jogja,
bahkan di luar Jogja. Dengan mengendarai sepeda Federal lengkap dengan paniernya,
aku membidik Mbah Kung Endy.
![]() |
Pesepeda senior Mbah Kung Endy sedang mengabadikan gambar |
Puas bersantai dan mengabadikan di Lava Bantal, rombongan kopdar berlanjut
ke Spot Riyadi. Tahu kan Spot Riyadi? Ituloh lokasi yang indah bagi kita yang ingin
mengabadikan sunrise pagi hari. Berbagai insiden sempat terjadi selama bersepeda,
ada yang ban sepedanya bocor, bahkan meledak sehingga tak melanjutkan
perjalanan ikut Kopdar. Atau ada yang partnya rusak, beruntunglah sepedaku
sampai saat ini masih waras.
Tanjakan arah ke Abhayagiri menjadi
sarapan pagi bagi pesepeda. berlanjut lagi tanjakan jalan cor menuju destinasi
kedua. Sesampai di lokasi, ternyata sudah banyak teman pesepeda yang sampai
duluan. Aku memang agak terlambat karena menunggu teman yang di belakang. Di
sini aku menyapa Pak Riyadi yang menyambut kami. Entah ini sudah keberapa kali
aku singgah di sini. Tapi ada banyak pesepeda yang baru pertama kali sini.
Spot Riyadi
memang menarik untuk diabadikan, setidaknya mengabadikan sepeda berlatar
belakang sawah, gunung, dan candi. Aku mencari posisi yang agak jauh dari
warung pak Riyadi, sengaja menunggu para pesepeda yang ingin berfoto. Sengaja
aku ingin mengabadikan mereka tanpa diketahui, biar terlihat candid. Banyak
hasil bidikanku dari sini. Salah satu bidikan yang sengaja kuposting adalah
Mbah Supono yang masih kuat dan tangguh dengan Sepeda Tuanya. Beliau adalah
sosok pesepeda yang sangat disegani, ke lokasi manapun tingginya; beliau tetap
menggunakan sepeda tersebut. Selain itu, aku juga tertarik mengabadikan salah
satu peserta kopdar yang berfoto dengan sepedanya menghadap ke utara. *Duh
sepedanya bikin mupeng aja.

![]() |
Mereka yang menyempatkan waktu bersepda bareng |
Namanya juga kopdar, jadi kurang
lengkap rasanya kalau tidak foto bersama. Jadi kupasang tripod, dan mengatur
setelan kamera untuk foto bareng. Beruntunglah para peserta kopdar sangat
kompak, jadi mereka semua rela menunggu aku mengatur setelan kamera tanpa
bubar. Ya, walau tak semuanya, tapi hampir 90% ikut berfoto. Usai foto bareng,
aku ngobrol santai dengan Mbah Kung Endy; minggu kemarin bersepeda dengan
beliau ke Mangrove Congot, dan
minggu ini bareng ke Spot Riyadi.
Dua kali akhir pekan berturut-turut sepedaan bareng beliau.
![]() |
Ada yang lihat aku? Itu loh paling depan pakai kaos orange :-D |
Terima kasih untuk semua peserta
kopdar, senang bertemu teman-teman baru. Aku pastikan setelah hari ini akan
banyak tambahan pertemanan di FB. Terima kasih untuk teman-teman Jogja Gowes;
Mas Yuda, Mas Febri, Mas Ito, Mas Ipunk, Mbak Hastuti, Mbak Arry, Mbak Dea, dan
teman-teman lainnya. Tak lupa terima kasih untuk Mbah Kung Endy yang mentraktir
aku di sini. Dan terima kasih untuk semuanya, semoga kita tetap semangat
bersepeda; menjelajahi sudut-sudut Jogja penuh semangat dengan bersepeda.
Baca juga cerita lainnya
sunrise yang eksotik, yang pake kaos orange paling kelihatan :)
ReplyDeleteMaksih mas hehehhee, itu sengaja pakai kaos paling mecolok :-D
Deletesodara saya juga hobi banget sama gowes
ReplyDeleteWoohh bisa gowes bareng dong :-D
DeleteWis seru banget, saya juga seorang goweser kang nihh :D
ReplyDeleteSalam kenal mas Iman, saya hanya gowes tipis-tipis saja. Seringnya bike to work :-D
Deletewah manteb tenan mas, itu manteb banget sepeda yang ada no platnya PONO mas, keren abis.
ReplyDeleteBenar mas, itu sepeda legendaris :-)
Deletewah keren banget mas, punya sampean kah sepedahnya mas...?
DeleteBukan mas, itu punya bapak Supono (Beliau yang ada difoto)
Deleteoooo saya kira punya akang. hehe manteb tenan kui mas.. naksir bangt saya mas.
DeleteHehehehhe, sama kang. Aku juga penge banget punya sepeda kayak gitu :-D
Deletewah serunyaa,
ReplyDeleteMau ikutan gowes? :-D
Deletekalo udah ngeliat sunset ama sunrise langsung lemes, udah pasti indah dengan berbagai rupa :)
ReplyDeleteAku kalau liat postingan makanan juga langsung lemes, pengen ngelibas ahhahah
Deleteindah sekali :')
ReplyDeleteYa seperti itulah hhahhahahah
Deleteorang kantoran masih sempat ngeblog ya gan!
ReplyDeleteMeluangkan waktu gan, :-D
Deletekalau rame2 pasti seru tuh
ReplyDeleteKalo rame-rame pas sepedaan enak, yang penting jangan pas liat sunrise-nya hahahahah
DeleteYoh, Mas. Aku ra dijaki..
ReplyDelete*padahal ra duwe pit*
Pengen melu aku.. -_-
Agendakan aja kita nginap di Spot Riyadi hahahahha
DeleteKapan? Kapan? Kapan? <3 Anggere ra wiken insya Allah bisa wahahaha.. Wiken family time soalnya 8)
DeleteWooohh isane pas wiken kok aku ahhahaha, Njuk piye? :-D
DeleteSemakin penasaran dengan spot Riyadi, kapan ya bisa kesana..ngomong" njenengan termasuk produktif juga nulisnya Mas..padahal kerja kantoran lho..top Mas, keep blogging
ReplyDeleteHehehheheh, ngatur waktu kalo pas luang nulis mas. Kalo untuk BW bisanya pagi atau siang :-D
DeleteAku jadi kepengen duwe sepeda koyok ngunu :(
ReplyDeleteSunrisenya apik Mas, teduh :)
Podo mas, aku yo pengen sepedane hahahahha.
DeleteAku iyo pengen hlo mas :-/
DeleteHahahhaha, ayoo do tuku sepeda :-D
DeleteKebahagian pagi ya mas di Jogja yang sangat murah hari menyuguhkan keindahan-keindahan sederhana tapi berkesan luar biasa.. :D
ReplyDeleteCari yangs ederhana dulu, mas. Karena tak banyak waktuku hahahhahah
Deletekalau di atas jembatan layang janti apa boleh berhenti to mas?
ReplyDeleteSebenarnya nggak boleh, mas. Ini asya sengaja tepatin waktu pagi. Dan beruntung juga ada Kereta api lewat. Pas di sini asya pakai sepeda ontel :-)
Deleteunik bener sepeda onthel PONO ...
ReplyDeletebagus tuh untuk jadi model sepeda di foto2 dengan background alam yang indah
Itu pesepeda senior di jogja,kang :-D
DeleteNggowes sehat. Ketemu teman baru juga sehatin rohani. Mantap.
ReplyDeletesalam
Bener mas hehehheh, pokoknya menggowes pakai hati dan moto-moto :-D
Deleteaku juga goweser loh mas...
ReplyDeletetapi tahun ini pensiun dulu bentar heheee... :D
masih ada urusan d luar kota...
Hehehhhe, saya juga sepedaannya pas waktu luang saja mas :-D
DeleteDulu waktu di jogja nyesel jarang main ke tempat2 menarik kayak gini. malah banyakan di kost doang. :(
ReplyDeletenext time lah kalo ke jogja lagi kudu main2.
Hehehhehhe, kudu diulangi lagi, mas. Kalo ke Jogja harus banyak main :-D
Deleteasik ya sepedaan rame-rame kaya gitu, mas.. sambil melihat sunrise lagi, makin mantap aja :D
ReplyDeleteSepedaan itu cara paling mudah untuk menyegarkan pikiran :-D
Deletesaya gak bisa bayangin pegelnya sampe rumah mas hehehe.... wah buat mikir yg lain" pasti udah kecapekan duluan hehe...
ReplyDeleteHahahhaha, kalau sudah terbiasa nggak capek kok, mas :-D
Delete