Suasana di Bale Branti Kemuning, Karanganyar |
Tidak ada agenda khusus saat berkunjung ke Kemuning membuatku nyaman. Niatnya hanya sederhana, berlibur ke Kemuning dan menikmati secangkir Teh Panas sembari duduk santai di salah satu kedai teh. Kemuning, Karanganyar memang memikat para wisatawan untuk dikunjungi, terlebih di sana ada hamparan hijau perkebunan teh.
Alih-alih mengikuti tren berkunjung ke Ndoro Donker, aku malah lebih tertarik menuju Bale Branti. Lokasi yang hanya sepelemparan batu dari Ndoro Donker. Ndoro Donker terlihat ramai pengunjungnya, takutnya di dalam sudah bersesakan dan tidak mendapatkan tempat duduk yang nyaman.
Bale Branti dan Ndoro Donker memang berdekatan, yang membedakan keduanya adalah pemandangannya. Jika di Ndoro Donker lebih dominan dengan pemandangan rimbunnya teh, di Bale Branti lebih menyuguhkan pemandangan persawahan. Keduanya sama-sama ramai, namun Bale Branti terkesan agak luang dan tidak berdesakan.
Turun dari mobil aku langsung menuju pendopo tempat meminta menu makanan. Sebenarnya perut belumlah lapar, jadi di sini aku hanya ingin menikmati suasana selepas hujan dengan menyeduh teh. Kurang lengkap rasanya jika ke Kemuning tanpa menyeduh varian teh yang ditawarkan.
Joglo bagian depan Bale Branti Kemuning, Karanganyar |
“Tempat yang masih kosong di depan sana mas. Nanti kami bersihkan dulu tempatnya,” Kata pramusaji ke arahku.
Kulongok lokasi yang ditunjukkan pramusaji. Sebuah tempat berbentuk payung besar, di tengahnya dibuat meja bulat dan dikelilingi lima kursi kayu masih agak basah terkena gerimis. Hujan memang sempat mengguyur, namun hanya sebentar saja. Aku mengangguk saja. Toh pemandangannya cukup menyenangkan. Hamparan sawah dan jauh di sana ada gunung.
Payung-payung tertata rapi, jalan kecil membelah di tengahnya. Hampir setiap tempat duduk sudah dipenuhi muda-mudi. Mereka menikmati waktu menjelang sore dengan kumpul santai bareng teman maupun orang terdekat. Untuk beberapa saat aku terdiam, mata ini sibuk mengamati menu yang akan dipesan.
Siang tadi aku sudah makan berat, namun keinginan nongkrong di sini tak tertahankan. Jadi cukuplah menyeduh teh dan menikmati sepotong roti untuk menghabiskan waktu sore. Namanya juga hanya ingin menghabiskan akhir pekan dengan cara berbeda. Bingung juga pesan menu, akupun asal menyebut saja.
Menu harga Teh satu teko di Bale Branti |
“Saint Pierre Tea. Tambah ini ya mas,” Ujarku sembari menunjuk salah satu menu roti.
“Baik mas. Ada tambahan lainnya mungkin?”
Aku menggelengkan kepala. Toh tujuanku ke sini memang untuk menikmati teh panas sembari duduk santai melepas penat.
“Ditunggu ya.” Ujarnya sambil berlalu.
Menunggu pesanan di tempat ramai seperti ini harus sabar. Biasanya pesanan akan datang sekitar 30 menit. Aku melihat ke setiap penjuru area Bale Branti. Lokasi tempat ini cukup luas, di belakang pendopo itu juga ada lahan yang tak kalah luasnya. Selain itu bangunan berbentuk gedung di atasku juga sudah disesaki pengunjung. Sepertinya mereka satu rombongan, mereka berkegiatan di atas sana.
Suhu di Kemuning memang agak dingin dibanding Solo. Sehingga ketika kita nongkrong di sini lebih nyaman menikmati suguhan minuman hangat. Kemuning kala akhir pekan selalu dikunjungi banyak wisatawan. Ada banyak pilihan destinasi yang bisa dikunjungi di sini; air terjun, tubing, atau malah berkunjung ke candi.
Hilir-mudik pengunjung Bale Branti silih berganti. Sesekali terdengar suara dari pengeras suara yang mengatur area parkir kendaraan. Para pengatur parkir harus bekerja keras saat sebuah bus besar masuk dan berputar mencari tempat parkir.
Belum ada tanda-tanda pesananku tiba, aku mengeluarkan kamera. Melihat beberapa hasil fotoku. Satu hal yang disayangkan, selama di sini tadi tidak sempat mengabadikan kebun teh karena hujan deras. Aku malah mengabadikan hamparan sawah yang ada di dekatku.
“Silakan mas, ini pesanannya.”
Satu teko teh pesanan sudah disajikan pramusaji |
Satu teko teh sudah datang, pun dengan roti yang kupesan. Aku mengucapkan terima kasih sebelum pramusaji meninggalkan tempat dudukku dan melayani pengunjung lain. satu teko teh, empat gelas imut, dan satu lagi berisi gula cair.
Kutuangkan teh dari teko di cangkir, lalu menyeduhnya tanpa gula. Entahlah, karena bukan pecinta teh sehingga aku tak bisa merasakan perbedaannya. Kuberi sedikit gula cair, lalu kembali menyeduhnya. Asyik memang menyeduh teh di tempat yang suhunya dingin seperti Kemuning.
Menjelang sore semakin banyak saja mengunjung yang datang. Tepat di sebelahku ada tiga perempuan dari Wonogiri menyempatkan minum teh bersama. Mereka tampak asyik berbincang santai. Aku sempat menyapa ketiganya, dan berbincang bareng. Kemudian aku kembali ke tempatku sendiri.
Menjelang sore, mari menyeduh teh panas |
Selain ketiga perempuan tadi, aku menyempatkan mengabadikan beberapa pengunjung yang asyik menyeduh teh di Bale Branti. Pada dasarnya mereka menikmati suasana seperti ini dan bercengkerama dengan orang terdekat. Sore hari dan secangkir kopi adalah sebuah kenikmatan yang harus kalian coba.
“Bisa minta tolong dipotretkan mas?” Pintaku pada salah satu pramusaji yang sedang lewat.
Pramusaji tersebut mengangguk. Akupun menyerahkan kamera padanya. Cukup dengan setelan auto agar lebih mudah untuknya. Tak perlu waktu lama, hanya dengan beberapa pose sembari mengangkat cangkir, aku sudah terabadikan. Resiko datang ke sini sendiri, tidak ada teman berfoto.
Yang lain pada bersama teman, ini kok sendirian |
Kuhabiskan roti yang sudah terpesan, dan menikmati tek satu teko. Tentunya tidak habis jika diminum sendirian. Hari sudah mulai sore, aku bergegas meninggalkan Bale Branti menuju hotel yang lokasinya masih lumayan jauh dari Kemuning. Seperti agenda sebelumnya, malam ini aku menginap di salah satu hotel di area Tawangmangu.
Laju mobil tidaklah kencang, jalan berliku dilewati. Sesekali berpapasan dengan kendaraan pribadi menuju Kemuning. Aku duduk di samping pak sopir sambil melepas lelah. Yang terbayang kali ini adalah ingin rasanya merebahkan diri di kamar hotel. Menikmati rasa capek selama seharian. *Kunjungan ke Bale Branti, Kemuning pada hari Sabtu, 19 November 2016.
Malah rung pernah masuk ke Bale Branti. Bolak-balik selalu mampir ke Ndoro Donker aja hahaha. Ternyata pilihan tehnya hampir sama dengan harga yang mirip pula. Kapan-kapan coba ngintip ke sana ahh. :-)
BalasHapusKalau di Ndoro Donker mau foto di rerimbunan Teh bisa mas. Di sini lebih ke sawah pemandangannya
HapusNdoro dongker sepertinya sudah terlalu mainstream :D
BalasHapusHmm boleh juga nih ngeteh sambik liat mbak2nya *eh :p
Hahahahaha, karena mbak-mbak ngeteh adalah keindahan tersendiri akkakakaka
HapusKayanya yang lagi suntuk wajib kesini dah..udah pemandangannya bikin mata seger, mbak"nya jga bikin mata seger...
BalasHapusYang segar itu pemandangannya dan teh panasnya. Kalau mbak-mbak itu hanya bonus kok ahahhaha
Hapusadem sepertinya ya, ijoooo, seger, plus ada mbak mbak nya, heuheuheu
BalasHapusini nih yang belum ada di lombok. kedai kopi dah banyak, kedai teh belum...
Aku sekarang malah sedang mencari ekdai teh di Jogja. Sudah ada beberapa sih, tapi belum sempat dikunjungi aja :-D
HapusWah tempatnya asyik banget Mas. Apa lg kalau kesana dengan kekasih orang.. *eeh hehehe
BalasHapusWah harga nya lumayan juga ya Mas.
Dilarang mengambil kekasih orang kakakakakkka
Hapuswah tempatnya cocok banget tuh buat kumpul2 sama temen
BalasHapusKumpul dan bersantai tentu menyenangkan di sini
Hapusmembayangkan duduk di sana menikmati teh sambil menulis blog...hmmm angin semilir sepoi-sepoi...aduuuh kok jadi berkhayal..
BalasHapusPenting jangan waktu sendirian seperti saya mbak haahhaha
HapusAsyik juga nih ngeteh dan duduk nyantai sambil liatin pemandangan mbak-mbak cantik.
BalasHapusEh.. pemandangan alam yang hijau maksudnya. :D
Mbak-mbaknya jadi vitamin A buahahahhahah
HapusWaaahhh kalo ke solo lg aku hrs cobain bale branti berarti :).. Ndoro donker udah, jd penasaran ama ini.. Sbnrnya aku jg ga penyuka teh sih mas... Kdg minum teh ya hanya saat kumpul2 ama temen.. Apalagi kalo tempat nya lg hitz.. :D. Kalo dr foto2mu, aku kok lbh suka ama pemandangan bale branti ya.. Lbh hijau dan nyeni susunan meja kursinya :D
BalasHapusBale Branti memang pemandangannya lebih ke persaahan mbak. Dan banyak tempat duduknya
HapusKemuning!
BalasHapusMasih ingat sekali 2 tahun yang lalu mengunjungi kebun teh luas yang ada di Jawa Tengah ini bersama keluarga. Wah asyik dan refreshing banget pokoknya!
Saya dan adik-adik nyungep" dan lari-larian di anatara pematang kebun teh. Tipologinya yang berbukit berbeda dengan kebun teh yang ada dekat tempat saya, yaitu Kebun Teh Wonosari di Lawang yang cenderung datar.
Sama, 2 tahun lalu saya malah menikmati pemandangan Kebun Teh Wonosari Malang. Menginap di sana, dan berkunjung ke Pabrik Teh Lawang :-)
Hapusweh kui sing baju pink tak pikir Karina Salim wkwkwkw
BalasHapusTenang.. Tenang, baju merah muda entah siapa namanya :-D
HapusEnak go santai tp nek dewe yo...... Piye rasane
BalasHapusPendekar loh dab. Dewe yo wani hahahahah
HapusPenasaraan kesini dan ndoro dongker deeh. Gilee, pesennya teh yang sepoci 95 ribu, luar biasa kaak...
BalasHapusTenang mbak, pesan segitu nggak pakai uang pribadi *eh ahhahahaha
Hapustahun lalu waktu ke kemuning bingung .. nyoba ndoro donker atau branti, akhirnya masuk ke Ndoro donker ... review dari internet lebih banyak yang nyaranin ke sini sih .. hehe .. tapi pastinya dua2nya sama2 oke
BalasHapusIya kang, banyak yang merekomendasikan ke Ndoro Donker. Tapi pas liat ruame kok jadi bingung
HapusSalfok sama mbak=mbaknya..
BalasHapusYaowoh ahhahaha
HapusMbak-mbak hanyalah sebagai pemanis selain gula dari teh :-D
Aku dulu turun dr air terjun sempat lihat ndoro dongker, kok ya ruame banget.
BalasHapusTernyata itu tempat buat ngeteh² ya mas 😂😂
Kalo lihat ini kayaknya mending kesini sih mas, feelnya aku rasa lebih dapet.
Entah kenapa pas lihag ndoro dongker dr luar itu udah kelihatan ruamee dan gak tenang hahah
Oiya itu se teko beneran 95 ya ? hm kok bisa mahal ya mas ? sbneenya apa yg bikin mahal kira²
Harusnya kamu mampir hahahahha
HapusNdoro Donker dan Bale Branti itu yang paling rame.
Biasa minum teh di kebun teh dengan sajian teh beragam itu emang mahal -D