Drama Kopi di Akhir Pekan - Nasirullah Sitam

Drama Kopi di Akhir Pekan

Share This
Coffee & Drama Demangan
Coffee & Drama Demangan
Hari sudah siang, aku berjalan melewati gang-gang kecil, mencari jalan pintas menuju kedai kopi yang tidak jauh dari kos. Jika biasanya aku menghabiskan waktu di kamar, dan melanjutkan draf yang tertunda. Siang ini aku ingin suasana berbeda, sesekali menghabiskan beberapa jam di kedai kopi sembari menulis artikel blog.

Jarang aku nongkrong di kedai untuk menulis, lebih banyak malah ngobrol santai atau sekadar blogwalking. Berhubung kedai kopi tidak jauh dari kos, aku cukup jalan kaki saja. Nama kedainya Coffee & Drama. Jadi sudah paham kenapa judul artikelnya Drama Kopi? Biar pembaca penasaran saja.

Coffee & Drama berlokasi di area Ruko Demangan Baru, jalan Demangan Baru No. 23. Berjejeran dengan tempat kebugaran (senam) dan K24. Kedai ini buka sejak pukul 08.00 WIB sampai last order pukul 02.00 WIB. Siang hari belum ramai pengunjung yang datang ke sini. Sekitar enam pengunjung denganku.
Lokasi Coffee & Drama di salah satu deretan ruka Demangan
Lokasi Coffee & Drama di salah satu deretan ruka Demangan
Mumpung masih sepi, aku mencari sofa paling strategis. Kupastikan lokasi duduk dekat dengan colokan listrik. Seorang barista sendirian bekerja, tak hanya meracik pesanan, dia juga menjadi pramusaji.

“Di sini minuman apa yang sering dipesan?” Tanyaku.

“Ice Coffee Drama with Milk,” Jawabnya sembari meracik pesanan pengunjung lain.

“Aku pesan satu,” Balasku cepat.

Masih sambil menunggu pesanan datang, aku disapa oleh pemuda yang duduk berempat di depanku. Ternyata dia adalah Mas Sindu, salah satu barista di Kopi Ketjil. Dia beserta temannya sedang sibuk mengerjakan tugas akhir.
Pengunjung yang sudah datang ke kedai
Pengunjung yang sudah datang ke kedai
Ruangan Coffee & Drama tidaklah luas. Satu petakan ruko memanjang ke belakang. Tanpa ada sekat yang memisahkan antara ruangan. Di sini semua menjadi smoking area, jadi bagi yang tidak suka dengan asap rokok ini bukan tempat tongkrongan yang kurekomendasikan.

Sempat kutanyakan pada barista perihal tempat yang menjadi satu. Beliau mengatakan sedang berupaya agar ruangan atas bisa dikontrak dan didikan area bebas rokok. Namun sewaktu aku ke sana, lokasi tempat duduk masih di lantai satu. Beruntung pagi ini belum ramai seperti malam hari.

Deretan meja dan kursi tertata rapi. Tepat di dekat dinding terdapat enam meja kecil yang bisa diduduki 2 – 4 orang. Untuk meja lebih besar yang luas ditaruh di tengah-tengah, dikelilingi kursi antara 6-8 buah.

Barista berbaju merah tersebut bernama Gabriel. Dia tampak sibuk menerima pesanan. Pemuda itu kuliah di UPN, semester akhir. Bekerja sebagai barista di sini sejak tahun 2017. Kedai ini pun sebenarnya awal 2017 berdirinya, jika aku tidak salah. Sementara total barista di sini sejumlah 6 orang, mereka gantian piket.
Daftar harga dan menu di Coffee & Drama Demangan
Daftar harga dan menu di Coffee & Drama Demangan
Tidak banyak menu yang tersedia di sini. Tapi untuk kalian pecinta cold brew, jangan khawatir. Kisaran harganya juga termasuk murah di saku mahasiswa. Di Coffee & Drama tidak disediakan menu camilan. Hanya murni menerima pesanan minuman saja.

“Ini Mas pesanannya Ice Coffee Drama with Milk.”

“Terima kasih mas,” Jawabku sembari menggeser letak laptop.

Kulihat di papan yang terekat pada tembok ada beberapa aksesoris Minions dengan sebuah tustel. Aku kembali menghampiri Mas Gabriel; meminta izin pinjam properti tersebut untuk kupotret. Beliau memperbolehkan, malah menyodorkan sebuah sticker kecil bertuliskan Coffee and Drama.
Pesanan kopi sudah di meja
Pesanan kopi sudah di meja
Segera kuabadikan dari berbagai sudut, kemudian mengembalikan properti di tempat semula. Termasuk sticker kecil yang tadi diberikan padaku.

“Ambil saja mas,” Ujar Mas Gabriel.

Sticker bertuliskan Coffee and Drama kubawa kembali sekaligus mengucapkan terima kasih. Aku kembali larut mengedit draf tulisan di laptop. Sesekali aku gunakan fasilitas free wifi yang sudah disediakan. 

Menurutku pribadi jaringan internet yang disediakan tidak terlalu cepat; tapi cukuplah kalau hanya sekadar membuka sosial media dan menjadwal artikel di blog. Siapa tahu ke depannya lebih cepat lagi jaringannya.

Bagiku, Coffee and Drama ini lebih asyik untuk tempat ngobrol santai daripada menulis artikel, atau untuk aktivitas lain yang membutuhkan konsentrasi. Jika sedang ramai, suara tiap sudut terdengar tanpa ada sekat.

Pengunjung yang datang ke sini lebih ramai antara pukul 20.00 WIB. Begitulah menurut cerita Mas Gabriel. Bahkan jika sedang ramai, orang-orang yang datang terlambat harus pindah tempat karena ruangan yang tersedia tidak mencukupi kapasitas. Pengunjung yang datang rata-rata adalah mahasiswa atau teman dan kenalan barista.
Mas Gabriel melayani pembeli
Mas Gabriel melayani pembeli
“Rata-rata yang datang sih teman mas. Teman kita juga narik temannya untuk nongkrong di sini,” Ujar Mas Gabriel.

Rata-rata pengunjung kedai kopi memang seperti itu. Sebagian yang datang memang lah teman yang mengajak temannya lain untuk nongkrong. Namun ada juga yang datang karena penasaran dengan kedainya, atau karena lokasi kedai dekat dengan tempat tinggal mereka.

Menurut Mas Gabriel, bagi orang yang bisa meracik kopi; di sini kita dipersilakan untuk meracik kopi sendiri. Beliau bilang bahwa kita di sini bukan mencari pengunjung, tapi mencari calon teman. Di Jogja ada beberapa kedai kopi yang memperbolehkan pengunjung untuk meracik sendiri pesanannya. Alhasil, kedai-kedai yang seperti itu tetap ramai.

Kuhabiskan waktu beberapa jam di tempat ini, mengedit tulisan, dan memposting di blog. Berhubung sudah cukup lama, dan di kedai ini tidak ada menu makanan; aku beranjak pergi meninggalkan kedai, mencari makan sore sembari pulang ke kos. *Menikmati Segelas Kopi di Kedai Coffee & Drama pada hari Sabtu, 30 September 2017.

48 komentar:

  1. mau vietnam drip
    gimana itu rasanya
    menunya variatif

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sesekali bisa dicoba mas akalu ke kedai kopi :-)

      Hapus
    2. eh vietnam itu kopi susu tau. rasanya manis. saran hezelnut deh lebih seru. apalagi kao pas panes enak apa-apa yang blended

      Hapus
    3. Waiki pecinta kopi datang hahahahha

      Hapus
  2. asal gak yang kebanyakan drama saja pelaku peminum kopinya kak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aman kak, kami pecinta kolosal, bukan drama buahahahhaha

      Hapus
  3. Tak kirain ada drama apa e mas wes tak baca sampai akhir. Jebule namanya drama :p
    Aku agak ga percaya Mas Sitam ke sana sendirian :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lah emang namanya gitu je buahahahha.
      Demi Allah sendiri dari kos, di sana ketemu teman yg ngopi juga

      Hapus
  4. judulnya clickbait nih, heuheuheu, ternyata nama kedai nya "drama"
    btw itu ada tulisan 24 jam, kok buka nya jam 8 ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahahha, sesekali mas nulis klikbat

      24 jam itu wifinya mas :-)

      Hapus
  5. aku pernah di olive depannya situ. ngelongok ke tempat kopi ini. ruameeee

    BalasHapus
  6. Akupun kalo sdg di kafe2 begini, ga bakal bisa mas, update blog ato ngerjain tugas apalah. Ga bakal konsen :p. Ttp hrs di kamar, suasana sepi, dan suasana hati mendukung hahahaha..

    Asyik ya kalo bisa meracik sendiri. Tp aku lbh suka dibikinin, secara kopi bikinanku jrg ada yg sukses rasanya hihihi.. Kecuali sachetan :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mbak. Akupun kalau di tempat seperti ini lebih banyak malah santai sambil edit foto

      Hapus
  7. Aku tertipu judulnyaaa... Kirain bakal ada drama ala cinta dan rangga gt. Wkkwkwkw

    Ini postingnya buru2 yak, masi banyak typo... Sambil jd sambal, aku jd kau. Wkwkkwkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Drama kopi itu ke kedai kopi pesannya teh/coklat buahahhahah

      Hapus
  8. Tapi tempatnya kayaknya ndak patio luas ya mas?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak luas mas, terus jadi satu juga. Kalaus epi enak, tapi kalo rame mumet

      Hapus
  9. ternyata, coffee juga bisa drama. kirain korea aja :P

    mas, seneng banget minum kopi ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Drama korea lebih bagus hahahahha
      lumayan suka juga, tapi nggak sampe kecanduan kok

      Hapus
  10. Kenapa mas ndak nyoba ngeracik kopi juga?
    Nyobain gitu??
    hihih

    Wah kalau ndak ada cemilan ya sedih aku kalau kesitu bisa kelaparaan haaha.

    Btw itu minionnya dari happy meal yang edisi lama kayaknya. Tadi mau nanya.. eh pas baca ternyata itu minion minjem wkwk
    Gapap lah.
    Lucu

    Btw.. ini judulnya click bait nih Hahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ke sana baru pertama mbak, jadi agak malu-malu buahahhaha. Ntar kalau ke sana lagi mesti coba kok.
      Minion-nya pinjaman hahahhahah

      Hapus
  11. Dulu sering ngelewatin tapi belum pernah mampir. Asyik tuh ada make your own coffee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi nggak seru kalau buat yang gak suka asap rokok.

      Hapus
  12. Sempat berpikir bakal ada suatu drama di kedai ini, ternyata nama kedainya Drama.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena cerita bisa diubah sesuai kesukaan penulis :-D

      Hapus
  13. Tulisan "Free WIFI, 24 Jam" jadi daya tarik paling utama buat mampir sih. Hahah. Btw mampir ke blog saya yang newbie ini juga yaa. Thanks hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rata-rata kedai di tengah kota Jogja pasti ada wifinya :-)

      Hapus
  14. hai--hai, kangen sama kisah2 perjalanan om Nasirullah. Pesan satu dong kopinya, tapi gak pake drama ya, hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halowww mbak hahahahha.
      Sini-sini, satu gelas atau satu teko? hahahahha

      Hapus
  15. Desain warkopnya keren, ala ala bar gitu :)

    BalasHapus
  16. coffee shop sekarang banyak banget .. mesti bener2 beda dan menarik ... mungkin ini dengan "drama" jadi membuat asyik untuk datang ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha
      semakin banyak kedai kopi merias diri, makin menarik para pengunjung untuk singgah

      Hapus
  17. Asik banget mas Sitam, ngeblog jadi seru ditemani kopi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak tiap hari main ke kedai kopi mas, jadi kudu diberdayakan waktunya

      Hapus
  18. Nah, pas kamu posting snapgram di sini aku agak mikir mas wkwkw.
    Apa iya itu kedai Coffe & Drama. Tp kok bilangnya Drama Kopi wkwkw

    Ladalah ternyata dket kos sini banyak tempat ngopi wkwkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahahha, biasa biar penasaran.
      Daerah kos kita mah berlimpah urusan kedai kopi

      Hapus
  19. Saya tertarik pada bagian: Pengunjung yang datang rata-rata adalah mahasiswa atau teman dan kenalan barista.

    hihihi memang asik kalau sudah punya banyak kenalan terus buka warung kopi, paling tidak pelanggan setia sudah bisa digaet. sisa ditambahkan dengan pelanggan baru

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rata-rata di Jogja seperti itu. Teman membawa teman, dan mereka membawa teman lainnya. Kalau tempatnya luas rata-rata mereka ada yang memang mau nongkrong lama dan pengunjung baru.

      Hapus
  20. yah pembaca kecewa, berharap ada drama beneran yang kau alami mas #ups

    BalasHapus
    Balasan
    1. Drama kan nggak harus mengejutkan. Kayak drama mendekati seseorang dan dicuekin mbak :-D

      Hapus
  21. "bukan mencari pengunjung, tapi mencari calon teman" ---> Asik nih konsepnya. Yang begini biasanya ramah, asik, dan bikin pengen dateng lagi.

    Btw, ada info nggak kenapa namanya pake "drama" gitu? Haha...ngarepin ada bagian cerita tentang kedramaan di sana :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahahha, konsep tiap kedai kopi biasanya unik. Tujuan utama mereka adalah bagaimana agar pengunjung betah di sini dan kembali lagi di lain waktu

      Hapus
  22. Nama kedai kopi "Coffee & Drama" telah menginspirasi Mas Nasirullah untuk membuat artikel ini hahaha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar banget hahahhaah; walaupun tak ada drama di dalamnya :-D

      Hapus

Pages